Roommate

!: chapter ini ada kiss-nya jadi kalo lagi puasa sebaiknya jangan dibaca ato bacanya pas buka aja wkwkwk

Rating : T

Warning: Typo(s), OOC, AU, EYD Tidak sesuai, PLOT gaje

Summary : Aku akan masuk sekolah untuk menggantikan Neji-nii yang kabur entah kemana membawa uang ayah/Sekolah laki-laki/Ha-halo perkenalkan aku Hyuuga Neji murid pindahan dari Ame /AU/OOC/TYPO/DLDR!/RnR?

NARUTO MILIK MASASHI OJIISAN

DON'T LIKE?

DON'T READ!

...

Jam dinding di ruang kesehatansudah menunjukkan pukul 4 sore, Hinata masih tidur sejak dibawakan teh hangat oleh Sasuke, Sasuke yang sejak tadi masih diruang kesehatan masih setia menunggu bangunnya gadis didepannya itu, dari Lee dia sudah tau semua identitas Hinata

-flashback-

Tubuh mungil Hinata direbahkan ke ranjang yang ada diruang kesehatan, Sasuke masih bingung dengan apa yang harus dilakukannya setelah mendapati ruang kesehatan kosong karena guru piket mungkin sudah pulang karena sekarang adalah weekend, menyelimuti tubuh mungil itu Sasuke segera mengambil smartphone miliknya yang ia selamatkan lebih dulu sebelum menceburkan diri ke kolam renang

"Lee, kau dimana?"

"Aku masih dikamar, ada apa?" jawab Lee disebrang telepon,

"Cepatlah ke ruang kesehatan, tadi Neji tercebur ke kolam dan aku tidak tau harus bagaimana" uajr Sasuke

"EH? Kolam renang? Hina-maksud ku Neji itu tidak bisa berenang" jawab Lee panik dan langsung keluar kamar

"Aku tau makanya cepat kesini bodoh"

"Baiklah"

Setelah memutuskan sambungan teleponnya Sasuke menatap kembali tubuh mungil didepannya

"Kau ini laki-laki apa anak perempuan ,sih" gumam Sasuke, Sasuke masih sangat ingat saat dia menyelamatkan orang didepannya ini, 'orang ini memiliki dada besar' itulah pikiran Sasuke saat itu,

"Tapi kenapa kau disini"

"Uh...uhuk.. uhuk" Tubuh didepan Sasuke kini bergetar sambil terbatuk, rupanya masih ada air yang belum keluar,

"Oi Neji"

"Uhuk.. da-dadaku uhuk.. sempit uhuk tolong" rintih Hinata yang masih terbatuk.

Sasuke segera mendudukkan tubuh mungil teman sekamarnya itu dan menepuk nepuk punggungnya

"Bagaimana?",

Tak ada jawaban namun nafas Hinata sudah mulai seimbang "Aku kedinginan" lirih Hinata lagi

"Nejiiiii" seseorang mengeser pintu ruang kesehatan hingga membuat bunyi yang nyaring dan cukup mengejutkan Sasuke dan Hinata "O-oi bajunya masih basah? "

Lee dan Sasuke mematung saat mengingat apa yang mereka ketahui "B-biar aku saja yang mengganti bajunya" Lee segera menutup tirai putih yang mengelilingi ranjang yang Hinata gunakan,

"Lee, aku akan membuat teh hangat" ujar Sasuke sebelum keluar dari ruang kesehatan

Hinata sudah setengah sadar saat Lee membantunya membuka baju dengan berdiri dibelakang gadis itu dan betapa terkejutnya dia saat kain hitam yang ia gunakan untuk menyembunyikan bagian tubuhnya itu sudah rusak karena robekan dan mengekspose bagian itu

"Lee-nii jangan bergerak, jangan kedepan!" Hinata langusung menaikkan nada suaranya,

"EH? Hina-chan k-kainnya ru-rusak" Lee menatap horor kain hitam yang Hinata lepas.

Hinata lekas menutupi tubuhnya dengan kaos yang Lee bawa dan mengganti celananya juga di wc yang ada di dalam ruangan kelas,

"Si-siapa yang menyelamatkan ku Lee-nii?" tanya Hinata saat dia mulai merebahkan tubuhnya lagi di ranjanga yang kering

"Itu... Sasuke yang menyelamatkan mu Hina-chan" jawab Lee kikuk, jika kain hitam itu sudah robek besar kemungkinan Sasuke yang merobeknya dan juga sudah pasti Sasuke tau jika 'Neji' itu adalah perempuan

"Ba-bagaimana ini..." Hinata menggigit bibir bawahnya gugup, belum sempat teman beralis tebalnya itu menjawab pintu ruang kesehatan sudah terbuka memperlihatkan anak laki-laki berambut raven membawa gelas berisi teh hangat.

"Minumlah" Sasuke melangkah mendekati Hinata dan menyodorkan tah hangat "Jika kau sudah merasa lebih enak, tidurlah"

"..." Hinata hanya menunduk menerima gelas itu wajahnya sudah merah dan malu menatap teman sekamarnya itu

"Sasuke, ada yang ingin aku jelas kan padamu" Lee langsung menarik tangan Sasuke dan membawanya keluar ruang kesehatan

.

"Jadi dia benar perempuan ya, nekat juga menyamar seperti itu"

Itulah komentar yang di ucapkan anak laki-laki bermarga Uchiha itu tentang kebenaran yang diceritakan oleh Lee

"Hmm, aku mohon tolong jaga rahasia ini ya, paling tidak sampai Neji yang asli kembali"

"Yah—apa boleh buat aku juga shock melihat 2 benda itu"

"E-EH? Oi! Sasuke jadi benar kau yang merobek kain itu? K-kau melihatnya? Benda kenyal milik Hinata?" Pipi Lee menunjukkan semburat merah yang tebal sebenarnya dia sudah lama penasaran dengan bagian tubuh Hinata itu, semenjak SMP 2 benda itu terus tumbuh, dia laki-laki normal yang menginjak masa dewasa dan tentu saja penuh dengan rasa ingin tahu yang besar

"Haah, tidak kusangka kau sungguh beruntung Sasuke, lalu apa reaksimu? Kenapa bisa setenang itu",

"Aku hampir mimisan bodoh ! aku laki-laki normal"

Lee tertawa keras dengan jawaban Sasuke, tidak disangka Sasuke yang selalu berekspresi dingin itu hampir mimisan karena Hinata

"Namanya Hinata lho" ucap Lee lagi saat dia rasa suasana mulai hening

"Aku tidak bertanya" Sasuke menjauh dan masuk ke ruang kesehatan lagi untuk memeriksa keadaan teman sekamarnya itu

'Dasar sok tidak peduli' batin Lee

-flashback off-

.

.

Setelah sadar betul Hinata kembali ke kamarnya dan tidur diranjang tingkat miliknya, saat dia bangun Sasuke masih disana tapi saat dia meminta izin kembali ke kamar Sasuke tak terlihat lagi

'Haah aku sangat sial, bagaimana ini pasti akan sangat canggung kalau begini'

Kreeek

Hinata menoleh kearah pintu dan menemukan teman sekamarnya itu berjalan masuk, tanpa bicara mereka kembali melakukan aktifitas sendiri-sendiri

"Kau tidak pulang Sasuke?" Hinata mencoba memecah keheningan

"Hn" jawab Sasuke langsung

Braak

Pintu dibuka keras oleh Kiba yang telah mendengar berita Hinata tercebur ke kolam renang dan sudah kembali kekamar

"Neji! Bagaimana keadaan mu huh? Aku baru mau pulang ke rumah bersama Lee dan Lee bilang kau sakit, yah padahal besok sore aku mau mengajak mu main sepak bola" ucap Kiba keras

"Oi, anjing rabies kau berisik" Sasuke bersuara merasa dirinya terganggu,

Kiba hanya memutar bola matanya dan mengalihkan pandangannya ke Neji yang duduk di ranjang tingkatnya "Aku sudah baikan, pulanglah Lee sudah menunggu mu"

"Yosh! Aku akan membawakan mu oleh-oleh saat kembali" Kiba langsung menutup keras pintu kamar Sasuke dan Neji

"Merepotkan saja, Oi Hinata"

Hinata langsung terkejut saat suara bariton Sasuke memanggil nama aslinya

"y-ya? S-sasuke"

"Mulai sekarang jaga jarak dengan ku, aku tidak mau dekat dekat dengan mu" ucapnya dingin

'huh, apa-apaan sih'

" siapa juga yang mau dekat dekat dengan orang yang suka membuka kaos seseorang sembarangan" runtuk Hinata

"Cih, aku mendengar itu, dan lagi aku tidak membuka sembarangan! Kau mau mati kehabisan oksigen hah? Lagi pula aku tidak bernafsu dengan dada besar mu itu"

Hinata membulatkan matanya dan menyilangkan tangannya didepan

"H..HE-HENTAI !" Teriak Hinata,wajah Hinata sudah merah seperti tomat dan juga dia sedang menahan air matanya "Ba-baka! Hiks...hiks"

'Kenapa dia menangis"

Sasuke mematung di meja belajarnya, sungguh dia tidak tau harus bagaimana, apa hanya karena apa yang dia ucapkan itu Hinata menangis? Cengeng sekali sih, padahalkan dia melakukan itu agar Hinata juga menjauh darinya, siapa juga yang tidak nafsu dengan 2 benda itu? Apa lagi dia remaja laki-laki normal.

"O-Oi kenapa kau menangis !" sentak Sasuke,

Hinata kembali merebahkan badanya dan menutupi seluruh wajahnya dengan selimut 'Menyebalkan... ah kenapa aku seperti ini sih' runtuk Hinata dalam hati

.

.

Sudah hampir 2 bulan sejak kejadian kolam renang, Hinata dan Sasuke tidak terlalu banyak berinteraksi karena Hinata pun masih sangat malu dengan kejadian 2 bulan lalu. Hinata sangat percaya Sasuke itu akan menjaga rahasianya selain Sasuke itu pendiam dia pasti juga tidak suka menggosip, Sasuke tidak sepeti Kiba maupun Naruto yang cukup banyak omong dan usil

"Ne, Neji kau bisa membantuku dengan soal ini?" Naruto menunjukkan soal matematika nomer 4 pada Hinata

Saat itu mereka berkumpul dikamar Lee sedang belajar untuk ulangan pada hari senin besok, Hinata,Kiba,Lee,Chouji dan Naruto sengaja tidak pulang weekend ini untuk belajar bersama menghadapi ulangan matematika yang menurut mereka sulit ditambah sensei killer yang mengajar matematika.

"Aku juga tidak mengerti untuk nomer 5 Naruto"

"Yah bagaimana ini kita semua tidak paham untuk nomer 5 ini" Lee merebahkan dirinya dilantai berkarpet di kamarnya itu, "Ah! Tanya Sasuke saja, dia tidak pulang 'kan?"

Hinata menggeleng pelan, semenjak di asrama jujur Hinata tidak pernah melihat Sasuke pulang ke rumah entah kenapa, Sasuke bilang rumah berisik dan dia benci kakaknya

"Aku akan membeli minuman dulu di bawah sekalian bertanya pada Sasuke" Hinata melangkahkan kakinya pada tangga menuju mesin otomatis penjual minuman dingi

'Eh ada apa ini' Mesin otomatis di dekat aula sepertinya masih rusak, mesin penjual otomatis di lantai 2 untuk kelas 2 hanya menjual kopi dan soda sedangkan saat ini Hinata sangat ingin minum jus buah,

'ah benar di asrama senpai, tapi... bagaimana kalau banyak senpai disana' Hinata menggigit bibir bawahnya berpikir sejenak, sejak pindah Hinata menjadi buah bibir di kelas 2 dan 3 beberapa murid yang suka membully memiliki panggilan untun Hinata 'Lelaki kembut' kesal juga karena disebut begitu Hinata memiliki suara yang terbilang lembut bahkan untuk anak gadis sekalipun

'ah tapi aku ingin jus, tak apa cuman sebentar'

Dengan tekat bulat membeli jus di mesin otomatis yang terletak di lantai 3 tempat kelas 3 tinggal Hinata memberanikan diri menaiki tangga, seketika matanya bercahaya melihat mesin otomatis itu berfungsi dengan baik

"Yokatta"

Dengan cekatan Hinata mengambil uang koin dan memencet jus pilihannya , tak lama jus keinginannya sudah ditangan, dengan langkah cepat Hinata mencoba menuruni tangga tapi-

"Oi dia lelaki lembutkan?"

Hinata segera menoleh kearah sumber suara, ada 2 orang disana satu berambut hitam panjang dan satu lagi berambut jabrik dan bergigi tajam

"K-Konnichiwa senpai-" Hinata membungkuk

"Ah kau sekamar dengan Sasuke 'kan?" si rambut jabrik bertanya lagi

"h-ha'i senpai"

"Kau uke 'nya Sasuke ya?" si rambut hitam membuka mulutnya

JDEEER

Hinata kikuk sendiri ditanya seperti itu "U-Uke?"

"Oi baka aniki" tiba-tiba suara bariton yang sangat Hinata kenal terdengar dari arah pintu kamar yang terbuka "tutup mulut menjijikan mu itu"

"Otoutou ku sayang, jadi benar selama ini kau gay?" Laki-laki yang di panggil Sasuke 'baka aniki' itu menoleh ke arah Sasuke dan tersenyum jahil

'EEEEHHHH SASUKE GAY?'

"Sudah ku bilang tidak baka aniki!" Sasuke memukul tangan laki-laki bersurai hitam tadi

"Hoi, perkenalkan aku Uchiha Itachi, kakak Sasuke dan si muka seram ini Kisame" ucap laki-laki surai hitam tadi memperkenalkan dirinya pada Hinata tanpa memperdulikan Sasuke yang tadi marah

"A-aku Hyuuga Neji"

"Kau sedang apa disini, ha" Sasuke memotong Hinata

"Membeli jus, mesin dibawah sedang rusak" jawab Hinata polos

"Oooh perhatian sekali kau dengan uke'mu Sasuke"goda Itachi lagi "Berisik kau! Pergi sana aku mau kembali ke kamar"'

"T-tunggu Sasuke" Hinata menahan tangan Sasuke "Aku juga mau kembali kekamar"

Kata-kata Hinata tadi membuat Itachi menyengir lebar "Ah kalian ingin bermesraan ya, baiklah-baiklah aku tidak akan mengganggu cepat pergi dan bersenang senang ya"

"Urusai! Hi-Neji ayo"

Tawa Itachi dan Kisame pecah melihat wajah kesal Sasuke

.

"Sudah ku bilangkan jangan dekat-dekat dengan ku" Sasuke langsung menutup puntu kamar mereka

"Tapi aku hanya membali jus, lagi pula aku tidak tau kau diatas, jangan salahkan aku sepenuhnya 'dong" ucap Hinata gusar, selalu saja ia yang disalahkan

"Gara-gara ucapan ambigu mu tadi si baka aniki pasti mengira yang tidak-tidak dan melapor ke ibu" dengus Sasuke kasar,

"Kau benar gay ya?" tanya Hinata langsung

Mata Sasuke membulat "Oi jangan sembarangan ya!"

"Aku hanya bertanya" sahut Hinata, "Habisnya kau tidak-" Hinata lekas memutus ucapannya

"Tidak apa" Sasuke menatap Hinata sambil duduk di ranjang bawah miliknya

Hinata hanya menunduk dan menggigit bibir bawahnya

'ah berengsek kenapa menggigit bibir bawah sih' Sasuke merasakan jantungnya berdegup kencang, dia sudah berusaha menahan semua nafsunya jika dekat-dekat gadis mungil it. Semenjak 2 bulan ini dia berusaha tidak memperhatikan gerak-gerik teman sekamarnya itu tapi apa daya setiap Sasuke belajar dan Hinata belajar di meja nya mata Sasuke tidak bisa lepas darinya apa lagi saat Hinata menguncir rambut indigonya, leher putih itu sungguh menggoda,'ah tidak tidak' batin Sasuke

"Hoi jawab aku gagap"

"Habisnya kau bilang tidak nafsu melihat ku ! saat itu, saat kau merobek kain ku, aku tidak memakai apa-apa lagi dan kau! Kau merobek kain itu !" Hinata sangat lancar mengucapkan kalimat itu, dan seketika dia sadar apa yang dia katakan. Bibir Sasuke terangkat menyeringai

"Hoo kau ingin aku tergoda dengan mu begitu? Kau ingin aku menatap mu dengan tatapan nafsu ya" Sasuke menatap Hinata dalam "Kau tidak tau ya Hinata 2 bulan ini aku sangat tersiksa karena mu dan kejadian itu? Kau pikir aku bisa tenang di dekat mu? Cih"

Hinata mendongak menatap lawan bicaranya itu "a-apa y-yang kau maksud Sasuke"

Sasuke menarik tangan mungil didepannya, Hinata terjatuh menindih Sasuke dibawahnya

"kyaaaa Sasukeeee"

"ssttt diamlah, ruangan asrama tidak kedap suara tau",

Sekarang wajah Sasuke dan Hinata sudah sangat dekat, Sasuke bisa melihat pipi gembil nan merona milk Hinata dengan dekat, dan bibir merah itu

"Aku penasaran apa jadinya kain itu tidak kau gunakan dengan posisi mu sekarang, aku tau kau tidak membawa banyak pakaian dalam perempuan kan?" Hinata terbelalak dan tidak bisa menjawab apapun

'kenapa Sasuke jadi seperti ini sih'

"Dasar mesum!" Hinata memukuli dada Sasuke tapi tangan besar Sasuke lebih kuat untuk menahannya,

"Kau yang membuat ku mesum seperti ini Hinata-Hime" ucap Sasuke dengan suara lebih serak dari biasanya "A-aku tidak- kyaaaa"

Sasuke kembali membalik posisi, sekarang Hinata dibawahnya dengan Sasuke menahan tubuhnya dengan kedua tangannya di sebelah kanan dan kiri kepala Hinata

"Sial kenapa berteriak saja membuat mu kelelahan sih" Sasuke bisa melihat Hinata yang kesusahan bernafas, seperti kelelahan melakukan sesuatu "Jangan menggoda ku, Hime"

Wajah Hinata kembali memerah,'apanya yang menggoda dasar mesum'

"ak-aku tidak menggoda mu baka- hmmpph"

Hinata bungkam seketika merasakan hangat dibibirnya dan betapa dekatnya wajah Sasuke dengan wajahnya,

"Itu untuk membungkan mu karena banyak bicara" ucap Sasuke melepaskan ciuman mereka,

"dan ini"

cup

"Untuk menggoda ku"

"Ke-kenapa kau mencium ku" Hinata menatap mata Sasuke tajam "Itu ciuman pertama ku" Hinata hampir menangis dan lagi

cup

"Itu ciuman pertama ku juga"

Hinata mematung dibawah Sasuke "Jangan bilang- hmmpph"

Cup

Ciuman sekarang lebih dalam dan lebih menekan dari sebelumnya "Hmmphh sa-"

"aku sedang menikmati ciuman pertama ku, jangan mengacau"

Lagi Sasuke menciumnya lagi dan sekarang lebih berani dari sebelumnya Sasuke memaksa masuk ke dalam mulut Hinata, dengan pasrah Hinata menerima ciuman 'basah' Sasuke

"Oi Sasuke kau benar benar gay ternyata" Suara yang Sasuke kenal menghentikan aktifitasnya

"Berengsek kalau masuk kamar orang ketuk dulu",

Sasuke bangun dari posisinya dan melangkah menuju orang didepan pintunya

"BAKA ANIKI!"

Hinata yang malu setengah mati langsung menutup seluruh badanya dengan selimut Sasuke

"Ha, benar aku gay, dia uke ku puas kau sekarang Itachi? Nah sekarang keluar dari kamar ku"

"Aku akan melapor pada ibuuuuu" teriak Itachi didepan kamar Sasuke yang sudah dia tutup dan kunci pintunya

"Sa-Sasuke"

"Hn"

"Kau gay?" tanya Hinata lagi, Sasuke geram tidak peka 'kah gadis mungil yang ada di rajangnya itu?

"Tidak Hinata dengar aku, yang ku maksud tadi adalah kau! Itachi tidak tau kau perempuan dan aku tidak mungkin membocorkan rahasia mu kan?"

Hinata duduk dari ranjang dan menatap Sasuke "Be-benar juga, terima kasih Sasuke"

"Sudahlah"

"d-dan uke, aku uke mu?"

"Hn, kau uke ku, milik ku. Mengertikan?"

"Ja-jadi ki-kita-"

"Kau kekasih ku, milik ku, wanita ku dan uke ku mengerti?"

Hinata mengagguk malu, ah tak apalah mereka digosipkan gay toh mereka memang pasangan. Pasangan normal yang pasti

-END-

Buhseeeet apa ini hahhahaha

Terimakasih buat semua yang ngereview ya 3 lopelope buat kalian gak tau deh mau ngomong apa buat dukungan kalian ~ oiya nanti mau dibuat extra-nya untuk fict ini tapi belum tau kapan bakal di buat hhehehe. Terimakasih banyak ya udah mau baca fict gaje ini. Maaf gak bisa reply reviewnya hueheha tapi author baca semua kok bener deh suwer ! MAAF JIKA ALUR KECEPETAN T.T

SEE YOU NEXT FICT !

REVIEW?