Chapter 4
Karena Kami Bersaudara
Disclaimer Masashi Kishimoto
Genre : Romance, Family
Rate : T
Main cast : Sasuke, Sakura, OC
Cast lain menyusul . . . .
Pair : Sasusaku
Warning : AU, OOC, abal, bahasa non formal, ngebingungin, gaje, Typo(s), jelek, alur pasaran, dll
Summary :: Dia kakakku, Dia penopang hidupku, dan Dia cinta pertama ku. Sebuah cinta terlarang yang ku rasa dan selalu ku pendam. Terhalang oleh 'dia' yang nyatanya selalu di cintai kakakku. Menangis tiap malam hanya demi mereka. Hingga di akhir hidupnya, aku masih tak sanggup mengungkapkannya. [Bad Summary]
.
.
~DON'T LIKE, DON'T READ~
~NO BASHING, NO FLAME~
~AND DON'T COPY THIS FF WITHOUT MY PERMISSION~
.
.
Happy Reading~
.
.
*_**KKB**_*
Italic : Flashback
Bold + Italic : Inner
[Author POV]
Sakura masuk ke kamarnya dengan aura yang tak terdefinisikan. Setelah meletakkan (jika tidak mau disebut melempar) tas ke meja belajarnya, ia berbaring pasrah di ranjang empuknya. Matanya menerawang menatap langit hingga akhirnya lengannya menutup kedua matanya.
"Kami-sama, apa yang harus ku lakukan?" gumamnya pelan.
Kejadian yang ia alami tadi benar-benar menggoyahkan semua nya. Pertemuan nya dengan Sasuke benar-benar diluar harapan nya. Apa yang sebenarnya Sasuke katakan? Ia benar-benar tak mengerti semua nya. Tatapan nya, kata-kata nya, ia benar-benar payah mengartikan semuanya.
"Aku mencintaimu. Sejak dulu hingga saat ini kau berada di hadapan ku. Aku tak pernah menganggapmu sebagai adikku. Aku memandangmu sebagai gadis yang ku cinta. Yang membuatku bertahan untuk terus di sampingmu. Aku masih mencintaimu bahkan ketika kau berpacaran dengan serangga merah itu. Sakura, hanya kau dan takkan ada orang lain yang ada dalam pandanganku."
Dan setelahnya, laki-laki itu menciumnya. Benar-benar menciumnya dengan begitu lembut seakan sedikit saja salah langkah, ia akan hancur berantakan. Bahkan sampai sekarang ciuman yang sial nya memabukkan itu benar-benar mengusiknya. Kenapa? Kenapa ia menikmatinya? Kenapa rasa nikmat itu tak kunjung hilang? Bagaimana reaksi Gaara jika ia tau?
Ciuman itu berbeda. Tidak seperti dulu, ciuman itu terasa begitu penuh perasaan. Seakan Sasuke benar-benar menumpahkan semua perasaan nya kedalam ciuman itu. Dan Sakura tak tahu harus bersikap seperti apa besok.
.
.
Jam menunjukkan pukul 8 malam. Di kediaman Uchiha, terlihat Satsuki sedang duduk di balkon kamarnya dengan pandangan menatap malam. Malam ini tak banyak bintang yang muncul, bahkan bulan pun nampak enggan bersinar. Ada apa dengan malam ini? Batin Satsuki.
Suara langkah kaki terdengar di pendengaran Satsuki, ia tak menoleh karena ia tahu pasti siapa yang seenaknya masuk ke kamar Satsuki tanpa izin. Siapa lagi kalau bukan..
"Kau sedang apa?" Tanya Sasuke. Laki-laki berparas tampan itu berdiri menyandar di pembatas balkon dengan pose cool-nya.
"Hanya menatap malam. Sasuke-nii sendiri kenapa kemari?" was-was. Jelas sekali Satsuki was-was mendengar jawaban kakaknya nanti.
"Hn" 'tuh kan? Hanya itu andalan kakaknya ketika ia sedang banyak fikiran.
"Mau berbagi cerita dengan ku? Sasuke-nii sedang ada masalah?"
Sasuke menghela nafas berat dengan mata terpejam "Aku.. menciumnya"
DEG
NYUUTT
Ouch! Itu sakit sekali. Sepersekian detik, tatapan Satsuki kosong.
"K-kapan? Lalu?" ia harus tegar. Ia tak boleh menangis disini. Tidak di depan kakaknya.
"Tadi sore di taman. Sekarang aku bahkan tak punya muka untuk bertatapan dengan nya. Aku tahu aku salah." Cengkraman Sasuke pada pembatas balkon mengeras dan Satsuki sangat sadar itu.
"A-aku.. entah harus berkata apa Sasuke-nii. Maaf aku tak bisa memberimu jalan keluarnya." Satsuki menunduk. Ia meremas kuat ujung baju nya. Rasa nya benar-benar menyakitkan dan sesak sekali. Ia ingin menjatuhkan diri kebawah jika itu memungkinkan. Kami-sama.. aku tak tahan lagi. Batin nya menjerit.
Sasuke menepuk kepala Satsuke pelan bermaksud menenangkan "Tak apa Satsuki. Tidurlah sudah malam. Oyasumi." Sasuke pergi meninggalkan adiknya di balkon tanpa menoleh ke belakang. Ia tak tahu bahwa air mata sudah menggenang di pelupuk mata sang adik.
BRUKK
"Hiks.. Kami-sama tolong cabut perasaan ini. Aku mohon.. tolong hilangkan rasa sesak ini. Sampai kapan aku harus memendam perasaan terlarang ini?" gadis itu lelah. Lelah mencintai seseorang yang bahkan tak pernah menganggapnya. Lelah mencintai sang kakak yang selalu memandang gadis lain yang sial nya adalah teman dekat nya sendiri. Ia lelah harus berjuang menekan dan merasakan cinta seorang diri.
.
.
Hari terus berlanjut, semenjak kejadian itu tak ada yang berubah. Baik Sakura, Sasuke maupun Satsuki benar-benar memainkan peran nya dengan begitu baik. Mereka bercanda, berkomunikasi seperti tak ada masalah yang terjadi. Perasaan mereka kian membesar, kebimbangan, ketegangan, dan rasa sakit terus menggerogoti mereka. Mereka seakan terikat kuat di dalam sebuah kurungan tak kasat mata. Membuat mereka sulit bergerak untuk keluar. Mengurungnya dalam sebuah takdir yang entah kapan akan terhenti.
Kisah mereka akan terus berlanjut dan berkembang. Uchiha bersaudara dengan perasaan mereka, serta Sakura dan Gaara yang masih berlanjut. Mereka terus terjebak. Hingga rasa sakit itu membunuh mereka.
Hari ini adalah hari minggu, Mikoto dan Fugaku akan pergi mengurus cabang perusahaan nya di luar negeri.
"Kaa-san dan tou-san akan berapa lama disana? Aku tidak akan tahan berdua saja dengan mahluk kutub utara ini." Satsuki merengek manja mengolok Sasuke yang di hadiahi delikan tajam dari sang kakak.
"Kaa-san hanya 2 bulan disana. Bukankah sudah biasa kaa-san dan tou-san pergi meninggalkan kalian hm?" ucap Mikoto lembut. Ia memeluk sayang anak perempuan nya.
"Sasuke, jaga adikmu." Titah tegas sang kepala keluarga. Sasuke mengangguk tanda mengerti.
"Obaa-san sudah mau pergi?" Sakura menyapa Mikoto dari depan gerbang. Mikoto memeluk Sakura.
"Ha'i Sakura-chan. Kamu jaga diri ya, tolong jaga Sasu-kun dan Satsuki-chan juga. Mereka akan sering bertengkar, kalau mau Sakura-chan bisa sering menginap disini sekalian menemani Satsuki." Sakura tersenyum sopan dan mengangguk.
"Hati-hati di jalan, semoga kalian selamat sampai tujuan ya.. Sakura pasti akan merindukan kalian." Gadis merah mudah itu memeluk Fugaku hangat.
"Kami juga. Jaga dirimu baik-baik Sakura" ucap Fugaku pelan.
Mereka telah selesai mengantar kedua orang tua Sasuke ke bandara. Keheningan melanda diantara mereka bertiga hingga dirumah Sasuke.
"Sakura, kau mau main sebentar?" Tanya Satsuki. Sakura menggeleng pelan sebagai tanda penolakan.
"Aku harus belajar untuk olimpiade lusa. Gomen ne.." Satsuki cemberut dibuatnya.
"Jadi kalian berdua akan meninggalkanku sendirian dirumah sebesar ini? Ahh kalian tidak asik."
Sasuke hanya menyeringai "Aku akan mengizinkanmu menginap dirumah Miyuki. Aku sudah memberitahu Tatsuya mengenai ini."
Satsuki mendelik seketika "Sasuke-nii serius? Aku boleh menginap sampai kalian kembali?" Sasuke mengangguk ringan.
BRUKK
Satsuki menerjang kakaknya dengan pelukan berkekuatan super. Ia benar-benar senang menginap dirumah sahabatnya. Ia bisa bercerita hingga malam bersama Miyuki. Kakaknya ini memang selalu bisa mengerti dirinya. Sakura tersenyum.
"Baiklah aku pamit. Sasuke-nii jangan lupa persiapkan semuanya untuk olimpiade lusa." Sakura pergi meninggalkan kedua kakak beradik itu.
.
.
Hari olimpiade tiba, semua kerabat beserta beberapa guru tampak mengantar kepergian Sasuke, Sakura, Tatsuya, dan Mizaki ke Korea dalam rangka Olimpiade Sains Internasional selama 4 hari. Sebuah senyum dan sorakan semangat ditunjukkan untuk mereka. Satsuki memeluk erat sang kakak sambil menahan tangis. Ya.. ia pasti akan merindukan kakaknya ini. Kakaknya akan lebih dekat dengan sang tersayang disana, sedangkan ia akan menahan rindu nya. Toh ia bisa apa selain menangis?
"Sakura, tolong jaga manusia es batu ini ya. Sasuke-nii jaga Sakura selama disana. Jangan sampai ia pulang dalam keadaan yang berbeda." Sasuke memutar bola mata bosan mendapat kedipan nakal dari sang adik. Benar-benar batin Sasuke lelah.
"Miyuki, jaga adik bodohku ini. Jangan biarkan ia tidur larut malam." Ucap Sasuke datar.
"Miyuki, jaga dirimu baik-baik. Makan dengan benar dan istirahat yang cukup." Tatsuya memeluk adiknya dengan lembut dan mencium keningnya.
Sekarang tiba waktunya mereka pergi, mereka akan berjuang mewakili Jepang di negeri tetangga. Akan ada kisah disana, pahit manis nya tak ada yang tahu. Yang pasti.. kisah Sasuke dan Sakura masih akan berlanjut di negeri orang.
.
.
TBC
Hola readers! Maaf telat banget update fic ini. Author sibuk organisasi dan mendadak hilang ide cerita. Mengecewakan memang dan sekali nya update malah dikit banget yang di dapat. Author benar-benar minta maaf buat readers yang udah nunggu dan mungkin lupa juga sama jalan cerita minggu lalu.
Yosh! Mohon review nya ya readers. Terima kasih sudah membaca fic ini
