Kamiya Chizuru presents..

Student!Aomine x FireFighter!Kagami

FIRST TIME

Knb © Fujimaki Tadatoshi

A/N Story bukan murni milik gw, karena gw lagi males mikir. Kebanyakan doujin homo yang gw baca jadi lupa ngambil di judul yang mana. Kalo ada yang tahu silahkan hubungi nomor di bawah ini ._.

Bahasa campuran ya, gaul dan ga gaul. Buat memperjelas aja kalo Aomine itu serampangan, dan ga tau etika (?) ya intinya demi pembentukkan karakter juga sih. Lawakan garing ngalahin lawakan shun hyuuga (bwahahaha), ngalir aja gw nulisnya bahkan dalam keadaan setengah vilek, jadi maklumi aja kalo ada typo. Review masih gratis, jadi mending dimanfaatkan sebaik-baiknya.

.

Prolog 00

.

.

Aomine Daiki, 17 tahun sedang dalam masa-masanya penasaran, labil dan belum dewasa.

Meniru kebiasaan housematenya, Aomine terbangun dengan hanya pakai kolor ketat warna hijau corak daun hitam. Selimut tipisnya entah kemana, bantalnya ada di pinggir futon. Rambutnya biru cepak, kulit semi gelap hampir hitam akibat hobinya mencari serangga atau, memang dari lahirnya sudah begitu tidak ada yang tahu.

Ibunya sudah tiada sejak ia baru menginjak umur 2 tahun, ayahnya kerja serabutan asal dapat uang. Saat SMP, Sang ayah pergi meninggalkan rumah tidak ada kabarnya. Ia di temukan kurus kering hampir mati di rumah kosong tidak jauh dari rumah aslinya.

Namanya Kagami Taiga, 32 tahun asli Amerika yang pindah ke Tokyo sejak 3 tahun yang lalu. Pemuda lajang doyan menantang maut, bisa di ketahui karena pekerjaannya seorang pemadam kebakaran padahal ia sangat berbakat di bidang boga. Orang tuanya tidak di ketahui ada dimana, dari segi wajah kemungkinan ia blasteran Jepang dan Eropa, atau mungkin saja Turki karena warna rambutnya yang merah asli tanpa pewarna kue ataupun pewarna tekstil.

Saat ia pindah ke rumahnya di kawasan perumahan Tokyo Permai, ia menemukan sesosok manusia setengah mayat terkapar begitu saja di halaman belakang rumahnya. Untung saja, Kagami sempat menjadi petugas PMR ketika SMA. Ia membawa tubuh kurus, lunglai setengah bernyawa itu kedalam rumahnya. Berkat pengalamannya merawat kucing liar yang ketabrak mobil, anak hitam yang ia temukan akhirnya sadar juga.

Kalimat pertama yang tidak pernah dilupakan Kagami saat pertama kali mendengar suara serak tapi entah bagaimana bisa seksi itu adalah,

"Bang, titit gw gatel."

Crap.

'Salah siapa tiduran di tanah, hah? Dasar homo!' darimana Kagami berpikir orang yang baru di temuinya adalah homo? Hanya dia yang tahu.

Itu kejadian tiga tahun yang lalu, dan sekarang Aomine sudah tumbuh jadi pria sehat dan berotot. Bahkan tingginya dua senti diatas Kagami.

Kagami ingin menangis, entah karena bahagia atau merasa tersaingi tingginya.

Balik lagi ke setting tahun sekarang, dimana Kagami habis mandi langsung ke dapur mencicipi miso yang hampir matang. Gerakan tangannya luwes ngambil kuah pakai sendok sayur. Dirasakan bau, warna dan rasa secara khusyuk sampai ia tidak menyadari ada tangan-tangan nakal mengrayangi tubuhnya yang hanya berbalut handuk kecil di selangkangan.

"Ohayou, Kagami." Aomine mengendus bau sabun Kagami, bau cherry kayak sabun anak TK. "Gw laper." Lidahnya menjilat tengkuk Kagami.

DHUAK!

Sikut Kagami reflek menghantam pipi Aomine.

"ITTE! Bakagami!" Aomine mengelus pipinya yang legam.

"Oh, warui." Kagami melenggang begitu saja setelah mematikan kompor, sup miso sudah siap dihidangkan. Dari nada suaranya ia sama sekali tidak merasa bersalah sudah melukai Aomine, toh anak itu sudah biasa kena bogem mentah habis grepe-grepe tubuhnya.

Aomine memandang Kagami dengan tatapan memelas. Sudah bertahun-tahun berusaha tapi Kagami belum juga menotis perasaanya. Wajah gahar tapi hati Aomine masih telur dadar, empuk kenyal gurih tapi manis, hitam manis.

Aomine jadi melow.

"Kau hancurkaaan hatiku, hancurkan lagiiiiii, kau hancurkaan hatiku tuk melihatmuuu~~!*" Aomine menarik handuk dari tali jemuran, "Woooo hhooooo uuwooo ohoooo wooo…" suara Aomine bersenandung syahdu di kamar mandi.

.

.

Kagami berjongkok di depan ban mobil, ia sibuk berkutat dengan alat-alat otomotif. Ada kunci inggris, perancis, india bahkan sayur kunci. Tangannya yang belepotan oli ga sadar mengusap keringat di pelipis wajahnya. Hari ini, petugas bengkel libur dan segala pekerjaan cek kendaraan jadi tanggung jawabnya.

"Kagami, makan dulu." Kasamatsu mengelap tangannya dengan handuk kecil setelah cuci tangan. Samar-samar Kagami mencium bau sabun.

"Sebentar lagi, nanggung senpai."

Kasamatsu menyerah dan makan lebih dulu, ia sudah lapar gara-gara menunda makan siang sampai jam dua.

"Aominecchi belum datang ssu?" Kise membongkar bekal makan siang untuk suami tercinta.

"Sebentar lagi, mungkin." Kasamatsu memakan masakkan Kise setiap hari, tidak pernah bosan. Ia senang, suaminya sejak setahun lalu itu tetap meluangkan waktunya mengunjunginya di tengah kesibukannya sebagai model.

"Konnichiwa.."

Aomine menyapa santai, bajunya tidak pernah rapi, dasinya terlihat menyembul dari saku celananya. Wajahnya suntuk, moodnya buruk sejak tadi pagi. Bekas sikutan tangan Kagami sudah di tutup plester pink.

"Konnichiwa, Aominecchi!" Kise menyahut dengan semangat, ia bahkan berlari mendekati Aomine. "AREEE? Pink ssu? Dari pacarmu ssu?" Kise menoel-noel plester pink corak bintang. Aomine menampik tangan Kise yang seenaknya menyentuh wajahnya.

"Bukan urusan lu, baka Kise!"

"Hidoii ssu, atau jangan-jangan kau dan pacarmu berkelahi ya ssu? Tapi sudah baikkan kan ssu?"

"Cerewet ah!"

Kagami membawa tang di tangan kanannya, mendekati Aomine dan melihat plester pink yang tertempel. "Kau sudah punya pacar? Kenapa ga bilang?" Meski dibilang bertanya, tapi nada Kagami biasa saja, datar.

"Gw ga punya pacar."

Kise menjauh otomatis, godaannya berhasil memancing Kagami menotis kedatangan Aomine. Ia kembali duduk di sebelah Kasamatsu sambil mengamati mereka dari jauh.

"Ini kenapa, hah?" Aomine mengusap pelipis Kagami. Mata kanannya terpejam reflek karena sentuhan Aomine.

"Hanya oli." Kagami pasrah saat Aomine mengganti tangannya dengan dasi, untuk membersihkan corengan oli. "Tunggu sebentar lagi, aku akan selesai." Kagami kembali bekerja.

"Ganbatte Aominecchi!" Dukung Kise dengan suara kecil. Kasamatsu hanya menggeleng-geleng menonton Kagami yang sok malu di perlakukan manis oleh Aomine.

.

TBC?

.

.

.

Iseng doang ye daripada on laptop tp ga upload ff, demi gw lagi puasa aokaga. Sayang, modem udah nyolok soalnya.. bwahahah

.

Review? :]

*Ku katakan dengan indah by Peterpan