Ch10

SNATCHER LOVE STORY

By : Han Kang Woo

Cast : Xi Luhan, Oh Sehun, Exo Member, BTS Member, etc

Main Cast : HunHan

Genre : Romance, Friendship

Warning : BL (Boys Love)
Banyak Typo, FF ini hanya pinjam nama saja

Rated : M

DLDR

= Happy Reading =

O…O…O…O…O…O…O…O…O

o

o

Sehun menoleh,

Deg.

Mata namja tampan itu membulat, tepat didepan pintu berdiri sosok seseorang yang sangat dikenalinya. Orang itulah yang melontarkan seruan mengagetkan.

"Jin hyung..." ucap Sehun, tidak percaya dengan penglihatannya. Dia mengira orang yang berseru itu anak tuan Kim, Jongin. Tapi ternyata salah.

Ya, orang itu memang Jin, kakak Sehun. Dibelakangnya tampak penjaga gerbang berlari mengejarnya.

"Tuan besar, orang ini menerobos masuk, aku sudah menghalanginya, tapi..."

"Sudah, biarkan... Kembali ke posmu." potong tuan Kim, mengangkat tangannya dan memerintahkan si pengawal itu keluar. Si pengawalpun pergi dengan patuh.

Tuan Kim membiarkan namja asing itu masuk, dia penasaran juga, lebih lebih karena Sehun mengenalnya.

Sehun masih saja memandang Jin, disertai gelengan pelan.

"Apa maksud hyung tadi? Jelaskan hyung." kata Sehun, yang sebenarnya ingin menanyakan kenapa kakaknya itu bisa muncul.

Jin tidak langsung menjawab, namja itu melangkah pelan, mengarah kepada tuan Kim.

"Seperti yang aku katakan tadi, penjahat tetaplah penjahat... Yang harus mendapatkan hukuman..." kata Jin, menarik nafas pelan.

Sehun masih tidak mengerti. Apa Jin menginginkan Luhan dipenjara?

"Penjahat tetaplah penjahat... Dan penjahat yang sebenarnya adalah.. Aku sendiri." ungkap Jin, lantang membahana.

Sehun semakin tidak mengerti dengan kata kata kakaknya, kalimat itu begitu ambigu.

Jin menatap bergantian antara Sehun dan tuan Kim jelek itu.

"Akulah penjahat yang sebenarnya dalam kasus ini... Maka dari itu, penjarakan aku... Dan bebaskan 3 namja yang sedang ditahan." Jin semakin memperjelas kalimatnya.

"Tu.. Tunggu hyung, apa maksud hyung?" tanya Sehun,

"Sehun, akulah otak dari semua ini. Aku yang membuat Luhan, Kyungsoo dan Baekhyun menjadi seorang penodong dan perampok. Aku pencetus dan koordinator semuanya, mereka bertiga hanyalah korban dari ambisi senang senangku..."

Sehun terperangah mendengar pengakuan mengejutkan Jin, yang sama sekali tidak pernah terpikirkan.

"Aku memang tidak pernah ikut dalam aksi aksi kejahatan yang dilakukan Luhan, Baekhyun dan Kyungsoo. Tapi aku bermain dibelakang layar, aku menyetir mereka... Aku memilih mereka yang semuanya yatim piatu. Mengadakan pertemuan rutin untuk membahas kesulitan mereka dalam menjalankan aksi. Semua kulakukan untuk senang senang... Bukan uang." lanjut Jin, jujur. Dia akhirnya mengungkapkan semuanya.

Sehun berkaca kaca dengan penuturan Jin. Betul betul tidak menyangka bahwa kakaknya yang berwajah malaikat, lembut, suka memasak, ternyata adalah dalang utama terperosoknya Luhan dan kawan kawan.

"Aku tidak pernah meminta uang hasil kejahatan mereka, karena uang bukanlah orientasiku. Sekali lagi, hanya senang senang semata."

"Jadi tolong, bebaskan 3 namja itu... Dan aku siap mengganti tempat mereka dipenjara." tukas Jin, seraya membungkuk ala samurai tepat didepan tuan Kim.

Tuan Kim yang sejak tadi menjadi penyimak dan pendengar setia, menggaruk dagunya yang tidak gatal.

"Ahh, jangan main drama di rumahku." kata tuan Kim, pusing.

"Ini bukan drama ajuhsi. Aku serius... Aku yang bertanggungjawab atas semua ini." terang Jin. Menundukkan wajah tampannya.

Tuan Kim nampak berpikir sejenak, lalu berkata.

"Sebenarnya masalah ini sudah selesai. Aku sudah menyanggupi pembebasan Luhan. Dan pengakuanmu itu hanya membuat kau malu saja." ucap tuan Kim.

"Aku sama sekali tidak malu. Ini salahku... Aku berharap bukan hanya Luhan yang ajuhsi bebaskan, tapi semuanya. Kyungsoo dan Baekhyun juga."

"Ya, ya. Aku akan membebaskan mereka. Kau tenang saja."

"Aku siap menggantikan mereka dipenjara."

"Tidak ada yang akan dipenjara. Aku mengambil pelajaran dari peristiwa ini, aku masih punya hati." kata tuan Kim.

Jin mendongakkan wajahnya, dia tersenyum senang. Namja itu membungkuk beberapa kali.

"Terima kasih ajuhsi."

Jin menoleh dan memandang adiknya, Sehun, yang sejak tadi hanya diam.

"Aku minta maaf Sehun ah." gumam Jin, lirih.

"..." Sehun tidak menimpali.

Tuan Kim melihat jam tangannya lagi,

"Ahh, kalian mengambil waktuku. Aku terlambat..." tuan Kim berkata cepat, ingin segera pergi ke kantornya.

Namun, tuan besar itu menghentikan langkahnya,

"Siapa namamu tadi?" tanya tuan Kim, mulai pikun.

"Sehun."

"Ya Sehun... Selesai meeting, aku akan segera ke kantor polisi, mencabut tuntutanku. Dan... " tuan Kim mendekatkan diri ke telinga Sehun.

"Dan tolong jangan bocorkan rahasia anakku, Jongin."

"Rahasia?"

"Ya, hm... Kalau anak itu sudah berhubungan seks dengan pemuda, yang mengakibatkan kepalanya dipukul. Aku tidak ingin marga Kim terguncang. Kau pasti tahu apa maksudku..." jawab tuan Kim.

"Aku mengerti ajuhsi." sanggup Sehun.

"Baiklah kalau begitu, aku pergi dulu."

Si tuan Kim itu berlalu dengan tergesa gesa. Meninggalkan Sehun dan Jin berdua.

Hening dan kaku. Ya, itulah suasana yang dirasakan oleh Sehun dan Jin. Sejak pengakuan mengejutkan Jin, keakraban dua kakak adik itu tidak sama lagi.

Dan akhirnya, mereka berdua keluar dari rumah besar keluarga Kim, tanpa berkata apa apa.

o

o

o

o

Sehun dan Jin berada satu mobil. Sehun yang menyetir, dengan Jin disampingnya. Belum ada yang membuka percakapan sama sekali.

Sehun memang menggunakan mobil pribadinya, sedangkan Jin tadi hanya menggunakan jasa taksi. Dia sangat jarang menggunakan mobil atau motornya. Hal itulah yang membuat Luhan, Baekhyun dan Kyungsoo tidak tahu bahwa Jin sebenarnya anak orang kaya.

"Hyung kenapa tidak pernah jujur?" tanya Sehun, memecah keheningan yang mencekam.

"Aku minta maaf Sehun." kata Jin, tulus.

"Hyung tidak salah apa apa padaku. Tapi aku sedikit kecewa dengan hyung." timpal Sehun, matanya memandang lurus, sambil menyetir.

Jin mendesah panjang.

"Aku menyesal... Sungguh menyesal. Sejak tahu bahwa orang yang dicintai oleh adikku ditangkap dan masuk penjara, aku bergerak cepat. Dan untung saja kau berhasil membujuk tuan Kim itu untuk membebaskan Luhan, Baekhyun dan Kyungsoo."

"Dari mana hyung tahu kalau.. Kalau... Aku mencintai..." gagap Sehun,

"Tentu saja aku tahu. Kau adikku."

Sehun mendesah, kakaknya dengan mudah tahu kalau dia jatuh cinta, sedangkan dia sama sekali tidak tahu bahwa kakaknya diluar sana selama ini menjadi otak suatu kejahatan. Apa mungkin dia tidak peka?

"Aku sebagai kakak mendukung siapapun yang kau cintai." kata Jin. Tersenyum tampan.

Sehun diam.

"Luhan adalah orang yang baik, selama mengenalnya. Dia sangat sayang dengan adiknya. Kesulitan dan kepahitan hidup menempanya menjadi orang yang kuat. Aku bertemu dengannya disebuah gang sempit, saat itu dia sedang mengais sesuatu di tumpukan sampah. Entah mencari apa..."

"Aku menghampirinya, berbasa basi dan mengajaknya ikut ke kelompok kecil yang kubuat. Diluar dugaan dia mau. Ibu angkatnya saat itu baru meninggal, dan butuh uang untuk adiknya. Mungkin sebab itulah dia mau menjadi seorang penodong dan perampok..."

"Namja itu unik, dia hanya mau mengambil sebagian saja uang korbannya. Sungguh aneh... Berbeda dengan namja yang bernama Kyungsoo, yang mengambil utuh dompet dan semua barang berharga korbannya. Berbeda lagi dengan namja yang bernama Baekhyun, selain mengambil uang, dia juga meniduri yeoja yang menjadi tergetnya. Begitulah, karakter mereka beda beda." Jin mengakhiri cerita singkatnya.

Sehun mendengarkan tanpa menyela, matanya masih fokus kedepan. Tapi pikirannya kemana mana.

"Sekali lagi aku minta maaf atas semua yang terjadi. Kau pantas marah padaku." sahut Jin, memandang keluar jendela mobil, mengamati deretan bangunan dan toko dipinggir jalan.

Hening sejenak,

"Hyung sudah jujur. Aku tidak marah pada hyung." timpal Sehun, kali ini menoleh dan memandang kakaknya, disertai senyuman. Dia berkaca kepada hubungan kakak adik antara Luhan dan Jungkook, yang penuh pengertian dan kata maaf.

Sehun mencoba mengambil pelajaran dan makna hidup dari rentetan kejadian selama ini.

Dua kakak adik yang sama sama tampan itu saling melemparkan senyuman. Mobil yang mereka kendarai melaju dengan kencang.

"Hyung mau turun dimana?" tanya Sehun, saat mereka sebentar lagi tiba dirumah.

"Aku turun dirumah saja, melanjutkan tidurku." jawab Jin, lalu menguap. Dia akan memanfaatkan ketiadaan kedua orangtuanya dirumah. Juga pembantu yang diberikan cuti oleh Sehun. Kalau lapar, tinggal telefon restoran langganan, dan makananpun datang. Nikmatnya hidup.

"Baiklah hyung."

Sehun menurunkan kakaknya di depan rumah. Setelah itu kembali melajukan mobilnya ke rumah Taehyung, untuk menjemput Jungkook disana.

Baik Sehun, Taehyung maupun Jungkook tidak masuk sekolah untuk hari ini. Sehun malah tidak akan masuk sekolah jika Luhan belum bebas total.

Ya, itulah cinta. Kekuatannya tidak bisa diremehkan.

o

o

o

o

O...O...O...O

Sehun, Taehyung dan Jungkook duduk diruang tunggu kantor polisi. Mereka bertiga beberapa saat yang lalu tiba disana. Untuk menjemput Luhan yang hari ini akan dibebaskan.

"Apa hyungku bisa bebas?" tanya Jungkook, ekspresinya antara imut dan takut. Takut jika kakaknya tidak bisa keluar.

"Hyungmu akan bebas, sebentar lagi." jawab Sehun, sembari tersenyum menenangkan.

"Ya, Sehun sunbae menepati janjinya untuk membebaskan hyungmu." tambah Taehyung, juga tersenyum.

Jungkook perlahan tenang, namja itu sudah tidak sabar melihat dan memeluk kakaknya.

Dan kemudian...

Pintu ruangan disana terbuka, Siwon si polisi muncul, dibelakangnya mengekor seorang namja, Luhan.

"Hyung..." pekik Jungkook, namja itu berdiri dan menghamburkan dirinya, memeluk Luhan.

Luhan sedikit kaget dengan pelukan tiba tiba adiknya itu, dia hampir saja jatuh terjengkang,

"Jungkook ah..." balas Luhan, mengusap punggung Jungkook, matanya berkaca kaca. Haru bahagia.

"Syukurlah hyung bisa bebas..." Jungkook menangis, terisak isak, tangisan bahagia tentunya.

"Aku... Aku minta maaf Jungkook ah, aku sudah bohong padamu... Aku gagal menjadi hyung yang baik untukmu." gumam Luhan, menyesal. Selama ini menyembunyikan pekerjaannya sebagai penodong dan perampok, dan mengaku pada adiknya bahwa dia bekerja sebagai karyawan kedai kopi.

"Hyung tidak perlu minta maaf, hyung tidak salah. Aku tahu hyung melakukan itu untuk menghidupiku, membayar uang sekolahku yang tidak sedikit. Pengorbanan hyung sudah terlalu banyak... Hyung adalah kakak terbaik yang kumiliki." ungkap Jungkook, masih dengan posisi memeluk Luhan.

"Terima kasih Jungkook ah, kau bisa mengerti..." Luhan mendesah lega, adiknya mau memaafkannya.

Beberapa saat kemudian, pelukan itu terlepas juga. Luhan menoleh kearah Sehun, dan pelukan selanjutnya terjadi lagi.

Luhan memeluk Sehun, didepan Jungkook, Taehyung dan Siwon.

"Terima kasih Sehun ah, kau berhasil membebaskanku, menepati janjimu, disaat aku kehilangan harapan untuk bebas." isak Luhan, air matanya tidak terbendung.

"Jangan menangis Luhan ah, air matamu terlalu berharga. Kau bebas sekarang... Kita bisa membangun cinta kita." timpal Sehun, melow.

"Aku tidak tahu jika tanpamu... Aku mungkin... Ahh..." Luhan tidak bisa melanjutkan kalimatnya.

"Sudahlah, semua berakhir... Kau bebas." Sehun menenangkan Luhan. Kemudian melepaskan pelukan.

"Ehem... Baiklah, semua berakhir indah. Luhan bisa pulang dan melanjutkan hidup..." kata Siwon tiba tiba, membuat moment haru biru terhenti.

"Terima kasih atas bantuannya." kata Sehun, membungkuk beberapa kali kepada Siwon.

"Sama sama, aku tidak menyangka bahwa tuan Kim akan datang tadi dan mencabut laporan dan tuntutannya. Sungguh diluar dugaanku." ucap Siwon, magut magut.

"Terima kasih." Luhan juga membungkuk pada Siwon, walau hal itu sudah dilakukannya didalam ruangan tadi.

"Lupakanlah."

Luhan beralih kepada Taehyung, dia menaruh tangannya dibahu namja itu,

"Terima kasih karena menjaga adikku. Aku berhutang budi padamu." kata Luhan, kalem.

"Sama sama hyung. Aku tidak berbuat apa apa. Aku turut senang hyung bisa bebas." timpal Taehyung, menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Aku juga minta maaf karena pernah memukulmu, maafkan aku."

"Sudahlah hyung. Itu bukan kuanggap pukulan, tapi sapaan..." Taehyung berujar, berkelakar, dia tertawa kecil. Luhan balas tertawa, yang lain juga ikut tertawa.

Tapi tawa Luhan terhenti kemudian, dia lupa sesuatu.

"Ah, Baekhyun dan Kyungsoo dimana? Mereka sudah bebaskan?" tanya Luhan kepada Siwon. Matanya mengarah kesana kemari, mencari dua sosok namja yang sudah menjadi sahabatnya.

"Ah, maaf... Aku hampir lupa..." Siwon berkata, sambil merogoh sakunya, mengeluarkan sebuah kertas disana, pesan.

"Mereka berdua dibebaskan awal. Mereka menitipkan ini untukmu..." Siwon memberikan kertas yang berisi pesan itu.

Luhan menerimanya dan langsung membaca cepat :

'Luhan, terima kasih sudah menjadi teman kami selama ini. Kami minta maaf atas semua kesalahan kami. Kami berdua akan pergi jauh dari Kota Seoul ini. Tenang saja, kami tidak akan menjadi penodong dan perampok lagi. Kami banyak belajar dengan semua peristiwa yang terjadi. Semoga kau mendapatkan seseorang yang tulus mencintaimu, salam untuk adikmu yang imut itu.

Nb: lupakan hutangmu, kau tidak berhutang pada Kyungsoo, lagi pula itu uang milik Jongin. Aku tidak ingin kau berpikir untuk mengembalikannya, karena kami saat ini mungkin sudah jauh.

Jaga dirimu.

BaekSoo (Baekhyun dan Kyungsoo)'.

Luhan selesai membaca pesan dari Baekhyun dan Kyungsoo, matanya berkaca kaca lagi. Tapi dia tidak akan menangis, apapun keputusan dua sahabatnya itu akan didukungnya, dia tersenyum.

"Baiklah kalau begitu, aku masih ada tugas. Nikmati hari kalian." Siwon berkata, tersenyum kepada semua yang ada disana, kemudian masuk kembali kedalam ruangannya.

Luhan, Sehun, Taehyung dan Jungkook membungkuk bersamaan, berterima kasih sekali lagi kepada sang polisi baik hati itu.

Hening.

"Ayo kita pulang Luhan ah, aku akan membawa kalian semua ke rumahku." kata Sehun, mereka sudah lumayan lama di kantor polisi.

"Rumahmu?"

"Ya, rumahku. Aku ingin kalian tinggal disana." jelas Sehun, serius.

Luhan tampak berpikir,

"Tapi maaf Sehun ah, aku punya rumah. Walau hanya sewaan, tapi rumah itulah yang kami tinggali selama ini. Aku dan Jungkook nyaman disana." tolak Luhan, halus. Dia dan adiknya masih betah dirumah kecil itu.

"Apa kau tidak mau berubah pikiran?"

"Tidak, aku akan tetap tinggal dirumahku."

"Baiklah kalau begitu." Sehun tersenyum, tidak ingin memaksakan kehendak. Kebebasan Luhan adalah yang terpenting sekarang.

"Tapi aku akan mengantar kalian pulang, maukan?" lanjut Sehun lagi,

"Tentu saja mau." jawab Luhan.

Sehun sumringah, kemudian memegang tangan Luhan, untuk menuntun kekasihnya itu keluar kantor polisi. Demikian juga dengan Taehyung, dia langsung mengaitkan tangannya dan menarik pelan Jungkook, berjalan bersama sama.

Mereka berempat keluar dari area kantor polisi dengan senyum dan suka cita. Hari baru dan jelas berbeda menanti mereka semua. Bayang bayang masa lalu yang kelam sedapat mungkin dilupakan.

Kehidupan terus berlanjut, demikian juga kisah dan kasih Sehun dan Luhan, juga Taehyung dan Jungkook. Mereka akan mengukir cerita cinta yang tidak akan dilupakan.

Cerita cinta yang diharapkan bisa berakhir indah dan bahagia.

o

o

o

o

O...O...O...O

Tiga hari kemudian.

Jam istirahat di Geongnam High School diisi oleh para siswa dan siswi disana dengan makan dikantin, menonton video Kpop di ponsel, mengganggu teman, mengintip senior yang ganti baju di loker dan berbagai aktivitas lainnya.

Tidak terkecuali Jungkook, namja tahun pertama itu melangkah riang dan menuju kelas senior tahun kedua. Langkahnya terhenti tepat disamping sebuah ruangan. Kelas Taehyung.

Jungkook menunggu Taehyung keluar kelas, masa menunggunya tidak lama, karena Taehyung sudah muncul dengan cepat.

"Ah hyung..." kata Jungkook, malu malu,

"Jungkook ah, sepertinya kau salah ruangan. Kelas siswa tahun ketiga ada disana." sahut Taehyung, seraya menunjuk kelas Sehun diseberang.

"Uhh, hyung menyindirku..." Jungkook meninju pelan bahu Taehyung, dia semakin malu saja.

"Kau semakin imut kalau malu begitu..." Taehyung menggoda Jungkook. Dia tentu saja masih ingat dengan kebiasaan Jungkook yang sering mengunjungi kelas Sehun. Hanya mengunjungi, tidak pernah menyapa.

Wajah Jungkook memerah, seperti biasa. Hanya Taehyung lah yang membuatnya seperti itu.

Taehyung perlahan memegang pergelangan tangan Jungkook,

"Hyung, banyak orang yang melintas... Hyung paham kan?" gumam Jungkook, pelan.

"Aku paham." Taehyung melepaskan genggaman tangannya dengan enggan. Mereka disekolah dan sangat tidak etis jika perpegangan tangan seperti itu.

"Kalau begitu kita ke perpustakaan." ajak Taehyung.

"Kenapa harus ke perpustakaan?" Jungkook tidak mengerti.

"Apa kau mau kuajak ke toilet belakang sekolah? Atau gudang kosong disamping ruang guru? Hm.." Taehyung menaik naikkan alisnya.

"Untuk apa kesana hyung?" Jungkook memasang ekspresi imut dan lucu.

"Ahh, polosmu mulai lagi... Sudah, ayo ke perpustakaan." tukas Taehyung, menggaruk kepalanya.

"Baiklah hyung."

Dua namja berbeda tingkatan itu berjalan pelan bersama sama, menuju perpustakaan sekolah.

o

o

o

o

"Aku memilih perpustakaan karena sepi disaat jam istirahat." kata Taehyung, sembari duduk disalah satu sudut perpustakaan, area itu dipilihnya sendiri.

"Oh begitu." Jungkook juga duduk, saling berhadapan dengan kakak kelasnya itu.

Hening sejenak.

Taehyung menengok kiri dan kanan, hanya ada seorang penjaga perpustakaan dengan kaca mata tebal, sepertinya penjaga perpus itu tidak peduli dengan kehadiran mereka.

Taehyung mengeluarkan sesuatu dari sakunya dan meletakkan benda itu diatas meja, didepan Jungkook.

"Apa itu hyung?" tanya Jungkook, ingin tahu.

"Ini cincin couple, untukmu satu dan untukku satu." jawab Taehyung, seraya mengeluarkan cincin itu dari wadahnya. Dua cincin berwarna silver dengan ukiran indah bertuliskan Vkook.

Taehyung memakaikan cincin itu ke jari manis Jungkook, pas, ukurannya tepat.

"Cincin ini bagus sekali hyung." girang Jungkook, memandangi jarinya.

"Aku sudah memesannya lama, tapi baru hari ini memperlihatkannya padamu." terang Taehyung, dia juga memakai cincin yang lain, ukurannya juga pas.

"Aku ingin cincin ini sebagai pengikat janji kita berdua. Untuk saling bersama dan setia selamanya." Taehyung berkata lambat dan penuh arti. Namja itu memegang tangan Jungkook, meremasnya pelan.

"Kau benar benar mencintaiku kan?"

"Tentu saja hyung. Aku sangat mencintai hyung."

"Bukan karena terpaksa kan?"

"Tidak. Aku mencintai hyung dari hatiku." tegas Jungkook.

"Terima kasih, karena kau sudah memilihku."

"Hyung bukanlah pilihan... Hyung hanya satu satunya, namja yang tepat untuk dicintai. Aku tidak memilih diantara dua, atau tiga. Aku mencintai hyung seorang, hanya hyung." jelas Jungkook, mendadak dewasa seketika. Dia membalas remasan tangan Taehyung.

Taehyung tersenyum bahagia, pertanyaannya tadi terlontar karena sedikit takut bahwa Jungkook masih punya rasa pada Sehun, dan hanya memilihnya karena tidak ingin Luhan kecewa. Tapi ternyata tidak, Jungkook mencintainya seorang.

"Kau pasti bosan mendengar ini Jungkook ah, tapi aku hanya ingin mengatakan sekali lagi bahwa aku mencintai dan menyayangimu... I love you..." sahut Taehyung, lembut dan mendayu.

"Nado saranghae hyung..." balas Jungkook, tersenyum cerah dan bahagia.

Kemudian, dua anak sekolah yang kasmaran itu saling mendekatkan wajah, slow motion.

Dan...

Mempertemukan bibir, Berciuman.

Taehyung dan Jungkook berciuman didalam perpustakaan yang sepi, ciuman itu hanya sebentar saja, namun menyisakan makna yang sangat dalam.

Kisah kasih disekolah mereka berdua akan terus berlanjut, entah sampai kapan. Tapi yang pasti mereka akan mengisi hari yang indah dengan terus bersama sama, saling mengisi dan melengkapi.

Vkook love story... Happy.

o

o

o

o

O...O...O...O

Hari ini adalah hari pertama Luhan bekerja di sebuah cafe dan resto yang buka 24 jam. Dia bekerja disana atas rekomendasi Sehun. Namjanya itu yang membuatnya bisa bekerja, walau tanpa surat tamat sekolah.

Luhan merapikan meja dan kursi, dia bekerja dengan suasana hati riang, profesi lamanya sebagai penodong dan perampok hanya tinggal masa lalu, sekarang dia membuka lembaran baru, sebagai namja yang bekerja dengan halal.

Namja bermata rusa itu menatap sekilas dinding kaca yang ada didepan cafe, sosok tampan Sehun terpantul disana.

"Ah, apa aku terlalu memikirkan Sehun..." Luhan sejenak menghentikan aktifitasnya, dia mendesah. Bayangan Sehun masih ada, seperi halusinasi.

Pintu cafe terbuka, dan Sehun muncul dibaliknya. Luhan tidak berhalusinasi, Sehun memang datang di cafe itu, dengan masih memakai seragam sekolah.

"Sehun..." Luhan mengambut Sehun dengan seruan.

"Hai... Lama tidak jumpa." sahut Sehun, nyengir kuda.

"Baru semalam kau datang dirumahku, apanya yang lama." timpal Luhan, menanggapi kalimat Sehun yang lebay.

"Aku akan mengajakmu keluar." Sehun langsung mengutarakan tujuannya datang ketempat Luhan bekerja.

"Apa? Ini hari pertamaku bekerja Sehun ah, kau tidak mungkin mengajakku, aku..." kalimat Luhan terhenti, karena Sehun mendadak meletakkan telunjuk ke bibirnya.

"Semua mungkin saja, asal berusaha..." potong Sehun, menurunkan telunjuknya, kemudian berjalan melewati Luhan. Dia menuju meja panjang dimana ada salah satu pekerja senior disana.

"Chanyeol shi, boss dimana?" tanya Sehun kepada namja pekerja yang bernama Chanyeol.

"Sedang keluar." jawab Chanyeol, senyum lima jari.

"Bagus, terima uang ini dan kerjakan semua tugas Luhan, semuanya. Dan jika dia dicari, katakan saja bahwa neneknya sakit dan harus pulang." kata Sehun, seraya memberikan lembaran uang won pada namja tinggi itu, menyogoknya.

"Beres, tenang saja. Ada uang, semua senang." ucap Chanyeol, ceria. Dia mencium uang itu dan memasukkannya kedalam saku. Lumayan untuk acara malam mingguan jika sedang bebas shift.

"Ok."

Sehun tersenyum puas, kemudian berbalik, kembali melangkah kearah Luhan.

"Semua beres. Ayo kita pergi." kata Sehun, mengarahkan telapak tangannya kepada Luhan, disertai senyuman khasnya.

"Aku tidak suka dengan caramu yang selalu menggunakan uang Sehun ah." timpal Luhan, antara serius dan bercanda.

"Kadang kadang uang harus digunakan untuk mempercepat semuanya." Sehun tertawa pelan.

"Ya, dan kau menggunakan uang appamu."

"Aku menggunakan uang jajanku, jadi itu bukan uang appaku lagi. Sudah jadi milikku."

"Kau memang pintar kalau bicara."

Sehun tertawa lebar, lalu menarik pelan tangan Sehun, menuju sisinya.

"Ah, tunggu... Apa kau membolos?" tanya Luhan, dia mengamati pakaian Sehun yang memakai seragam sekolah, jam dinding disana baru menunjukkan pukul 10 pagi. Belum waktunya pulang sekolah.

"Tidak. Guru sedang rapat, merapatkan mengenai salah satu guru yang menikah muda. Jadi semua siswa dan siswi disuruh pulang." jawab Sehun, bercanda.

"Kau tidak seharusnya bolos sekolah Sehun ah. Pendidikan itu sangat penting." hela Luhan, dia tidak ingin Sehun nya itu melupakan tugasnya sebagai seorang pelajar. Sama halnya dengan dia tidak ingin Jungkook membolos. Pendidikan harus dikedepankan.

"Sekali ini saja, please..." Sehun memohon dan berjanji.

"Ya baiklah, tapi kau harus janji besok besok tidak bolos lagi. Aku tidak ingin hubungan kita malah merusak masa depanmu Sehun ah." pinta Luhan, dengan sangat.

"Aku janji..." timpal Sehun, mengangkat telapak tangannya ke udara. Sambil senyum.

Luhan senang dengan janji dan kesanggupan Sehun itu. Berpacaran tanpa melupakan sekolah adalah hal ideal yang diharapkannya.

"Ayo kita pergi." kata Sehun, tidak sabar.

"Baiklah."

Tanpa buang waktu, mereka berdua keluar dari cafe itu. Luhan sempat menoleh kepada si Chanyeol, pekerja disana. Meminta maaf dengan isyarat tangan. Hari pertamanya bekerja malah digunakan untuk jalan jalan. Semua karena Sehun tentunya.

o

o

o

o

Sehun dan Luhan kembali menggunakan mobil ketempat tujuan, dengan Sehun yang menyetir dan Luhan tinggal duduk disampingnya.

"Sebenarnya aku masih tidak setuju kau bekerja Luhan ah." kata Sehun, saat dalam perjalanan.

"Jangan bahas itu lagi, aku senang bisa bekerja. Aku menyukai pekerjaanku yang sekarang." timpal Luhan.

"Tapi, kau seharusnya hanya tinggal dirumah. Memasak dan mengurus anak kita." Sehun berkata, sedikit bercanda.

"Kau bicara apa Sehun ah..." Luhan mencubit pelan pinggang Sehun, tapi kalimat terakhir Sehun itu membuat wajahnya memerah.

"Asal kau senang, aku pasti setuju... Walau setengah hati."

"Memangnya kenapa?"

"Ya siapa tahu saja kau jatuh cinta kepada namja lain di cafe itu... Mungkin..."

"Aku tidak mungkin jatuh cinta lagi. Aku bersumpah hanya jatuh cinta sekali saja, yaitu kepadamu... Oh Se Hun." jelas Luhan, menekankan pada nama panjang Sehun.

Sehun senyum senyum sendiri mendengar pengakuan Luhan. Dia sejak lama yakin bahwa Luhan hanya mencintainya. Perasaan tidak bisa dibohongi.

Perjalanan mereka masih terus berlanjut, sesekali Sehun melirik genit kearah Luhan, lalu tersenyum tidak jelas.

"Sebenarnya kita mau kemana Sehun ah?" tanya Luhan.

"Ikut saja."

"Kau membuatku penasaran."

"Aku memang orang yang misterius."

"Kau bicara apa Sehun ah."

"Nah, sudah sampai." tutup Sehun.

Namja cadel itu memarkirkan mobilnya di bassement sebuah pusat perbelanjaan terkemuka di kota Seoul. Kemudian lekas turun dan bersama sama naik ke lantai 5 gedung itu.

o

o

o

o

Luhan membiarkan tangannya dipegang dan dituntun oleh Sehun. Beberapa namja dan yeoja yang kebetulan berpapasan dengan mereka tersenyum dan saling bisik. Luhan menundukkan wajahnya sambil jalan, dia sedikit malu. Sedangkan Sehun, sangat percaya diri dan tidak peduli dengan tatapan itu. Yang penting 'hepy'

Sehun membawa Luhan kesebuah bioskop. Sehun meninggalkan Luhan sejenak diruang tunggu, untuk berbicara dengan pekerja bioskop.

Beberapa menit kemudian, Sehun kembali dan menuntun lagi Luhan, untuk masuk kedalam bioskop itu.

Hening,

Sunyi,

Sepi, melompong, hanya ada mereka saja didalam gedung bioskop itu.

"Sehun ah, kau mengajakku nonton?" tanya Luhan, kikuk, baru kali ini menginjakkan kaki disana.

"Ya, kau suka?" Sehun 'cengengesan'.

"Ak.. Aku suka. Sangat suka. Tapi... Kenapa hanya kita saja yang menonton?" mata rusa Luhan menyapu ruangan bioskop itu, tidak ada satupun orang yang duduk dikursi.

"Aku memesan khusus, hanya kita berdua saja. VIP." jelas Sehun,

"Sehun ah, kau..."

"Isshh... Jangan membicarakan uang lagi. Semua ini kupersiapkan untukmu, tidak mudah." potong Sehun cepat, memesan khusus sebuah bioskop untuk berdua merupakan hal yang sulit, terlebih sekarang banyak film premier baik buatan Korea atau mancanegara. Banyak yang ingin menonton ke bioskop. Dan Sehun mengusahakan agar bisa menyewa full ruangan bioskop hanya untuk berdua.

Luhan diam, lalu tersenyum. Dia terharu dengan berbagai usaha Sehun selama ini. Usaha yang bertujuan menyenangkannya.

Mereka berdua duduk dibarisan tengah, duduk berdekatan. Bersiap menunggu diputarnya film yang akan mereka nonton.

Beberapa detik kemudian, film pun terputar, sebuah film Korea terbaru, dengan judul 'Pure Love'. Film yang mengisahkan kisah 'cinta sejati' antara namja dan yeoja disebuah pedesaan. Cinta yang tidak mudah dan penuh rintangan, namun berakhir bahagia karena kuatnya rasa cinta itu.

Sehun dan Luhan menonton dengan antusias. Di tengah pertunjukan film itu, Luhan menoleh dan memandang Sehun.

"Kenapa kau memilih film ini?" tanya Luhan, sangat pelan.

"Karena aku ingin kisah cinta kita seperti di film itu, cinta sejati yang tulus dan tidak lekang oleh waktu." jawab Sehun, juga menoleh, menatap mata Luhan. Dia perlahan memegang jari jemari Luhan, menyatukannya dengan jemarinya.

"Aku ingin kita bersama selamanya. Saling mencintai sampai ajal menjemput." lanjut Sehun, sorot matanya penuh arti.

Mata Luhan berkaca kaca mendengar penuturan jujur dari Sehun. Kasih sayang dan cinta dari namja tampan itu merupakan anugrah terbesar dalam hidupnya. Dia sangat beruntung dipertemukan dengan Sehun, walau awal pertemuan mereka bisa dibilang tidak indah, namun seiring waktu semua terbuka dengan jelas. Sehun lah sosok yang tepat mendampinginya.

Luhan perlahan menyandarkan kepalanya ke bahu Sehun, dengan tangan masih saling berpegangan erat. Nyaman, aman, tenang dan tentram, itulah yang dirasakannya.

"Aku ingin terus seperti ini..." gumam Luhan, sambil memejamkan matanya.

"Kita akan terus seperti ini, aku milikmu seutuhnya." sahut Sehun, mengangkat tangannya yang lain dan membelai rambut Luhan.

Luhan membuka matanya dengan pelan, kemudian mendongakkan wajah. Nafas Sehun tepat menyapu wajah imutnya. Rasa itu muncul lagi.

Sehun tersenyum, menurunkan sedikit wajahnya, dan langsung mendaratkan ciuman lembut ke bibir Luhan.

Ah, nikmat.

Bibir keduanya bertemu, berpagutan, lembut. Ada sedikit lumatan dan isapan, tapi tidak tergesa gesa dan bernafsu. Mereka melakukan ciuman yang elegan dan indah. Ciuman ala asia yang soft, tapi memabukkan.

Ciuman itu lama, lama dan lama. Seakan tidak berujung.

Kisah seorang penodong dan pencuri yang miskin dengan seorang namja anak sekolah yang kaya raya, berakhir indah. Love story mereka tidak berakhir tragis seperti kisah cinta Romeo dan Juliet, atau kisah cinta Rose dan Jack. Kisah mereka lebih mirip cerita Cinderella versi baru. Dengan alur dan plot yang beda, namun berujung sama, yaitu bahagia. Happy ending.

Mungkin diluar sana banyak yang menyayangkan dan mempertanyakan, kenapa dua orang namja bisa saling mencintai? Saling menyayangi dan ingin selalu bersama?

Untuk menjawab itu, maka kembali lagi dengan pernyataan bahwa cinta itu universal, tidak memandang gender, usia dan sebagainya. cinta bisa hadir kapanpun dan untuk siapapun. Dan contoh nyata adalah kisah cinta cinta antara Sehun dan Luhan.

Kisah indah yang pantas dikenang, HunHan love story.

Thanks for love.

o

o

o

o

o

o

o

END

O...O...O...O...O...O...O

Chapter 10 up, chapter akhir. Akhirnya ff sederhana ini selesai juga. Maaf jika akhirnya tidak sesuai espektasi pembaca semua. Maaf juga tidak bisa menghadirkan NC, moment pair lain seperti Kaisoo, dan lain sebagainya. Aku sudah memilih ending ini, dan mudah mudahan semua suka, heheee.. *maksa.

Terima kasih kepada semua pembaca, terlebih yang memberikan Review selama ini, hingga ff ini selesai dan tamat. Janjiku sudah terpenuhi untuk tidak menggantungkan ff buatanku, semuanya selesai.

Ff selanjutnya adalah ff Kaisoo sebagai main castnya, aku sudah lama janji dengan shipper kaisoo, dan memang sudah jatahnya untuk membuat ff Kaisoo.

Sekali lagi terima kasih karena sudah menjadi teman yang baik untuk ff ini, komentar kalian di kotak review merupakan hal yang sangat berharga... Arigatou.

Sampai jumpa lagi dilain kesempatan, love you all.

SalamLoveKiss

Han Kang Woo