Reincarnation of Amphitrite
By : Ne Maki
Disclaimer : Naruto(Masashi Kishimoto)
Pairung : Sasuke Uchiha x Hinata Hyuga
Summary :
Apa yang dilakukan Hinata jika mengetahui dirinya merupakan reinkarnasi dari Amphitrite ? Ratu Laut yang merupakan istri dari penguasa laut ? Bagaimana ia menghadapi rintangan yang dihapinya untuk bisa bersatu kembali dengan sang penguasa laut. Bagaimana mereka menghadapi sesuatu yang akan bangkit ?
Chapter 4
"Lalu bagaimana caraku untuk mengembalikan memoriku saat menjadi Amphitrite ? untuk mengingat informasi yang ingin aku sampaikan kepada kalian ?" pertanyaan Hinata membuat keheningan tercipta di kamar tersebut.
"Kau harus melewati proses peminuman Nektar dan memakan Ambrosia lebih dari yang aku berikan dan menghadap Zeus terlebih dahulu agar ia bisa menemui para moirae untuk menentukan takdirmu sebagai seorang dewi." Jelas Sasuke.
"Tapi dengan syarat!" perkataan Sasuke membuatnya ingin tau, syarat ? Syarat apa ?
"Kau harus meninggalkan semua keluargamu dan pergi denganku!"
Hinata hanya membeku mendengar itu, haruskah ? haruskah ia meninggalkan aya,ibu,hanabi, dan kakaknya ?
~XOXO~
"Kau tenang saja aku akan menceritakan semua ini ke orang tuamu dan sekaligus meminta ijin kepada mereka untuk memantau keadaanmu jika terjadi sesuatu denganmu apalagi mengenai kekuatanmu yang bisa muncul kapan saja, dan satu lagi. Kamu bisa kemari kapan saja kamu mau tapi harus ada pengawalan dari Mitsuki saat kamu sudah menjadi seorang dewi." Jelas Sasuke melihat raut sedih Hinata.
Hinata tersenyum senang mendengar hal tersebut. Hingga tanpa sadar ia sudah menerjang Sasuke untuk memeluknya dengan erat.
"Ekhhhmmmm... ratuku maaf mengganggu tapi kasihanilah tuanku ini yg sesak karena pelukanmu." Hinata langsung melepaskan pelukannya, mukanyapun sangat merah seperti tanaman labil(maksudnya tomat guyss... dia emang labil ada yg buah sama sayur makanya aku bilang labil) yang ada didunia manusia yang sangat disukai Sasuke.
"Emm... maaf tuan, aku tak bermaksud melakukan itu tadi sungguh maafkan aku aku tak sengaja."
"Ya tak apa, tapi jangan panggil aku tuan panggil aku Sasuke atau Poseidon." Sebenernya sih gengsi tapi apa sih yang tak Sasuke lakukan demi mendengar panggilan kesayangan dari istrinya tercinta.
"Ba- baik Sasuke-sama..." Hinata menunduk, malu sungguh... bayangkan memeluk orang yang baru kita kenal walaupun orang itu suami sendiri tapi toh itu dimasa lampau bukan masa sekarang.
"Kun." Hinata langsung menatap Sasuke ketika mendengar perkataan Sasuke."
"Nee...? " tanya Hinata sembari memiringkan kepalanya ke kanan.
"Ck... Panggil aku dengan sufix kun." Sasuke memalingkan mukanya untuk meutupi mukanya yang memerah ketika mengatakannya.
"Pfftttt... Tuan mukamu merah pffftttt... BWAHAHAHAHAHA... LUCU SEKALI TUAN, MUKAMU MERAH SEKALI HAHAHAHA GENGSI EHH ? HAHAHA DASAR MUKA DATAR, LUNTUR HANYA DIDEPAN RATU SAJA HAHAHA..." teriakan dan tawa Mitsuki diikuti oleh Shion, Ino, dan Konan.
"Diam kalian!" semua yang ada disitu seketika diam.
"Pokonya setiap hari Mitsuki akan memantaumu dengan menjadi teman sekelasmu, jadi jangan sungkan kepada dia."
"Ah... satu lagi, aku akan sering mengunjungimu dengan waktu yang tak dapat diprediksi jadi persiapkan dirimu Hinata, jika sewaktu – waktu aku muncul pada waktu yang salah. Aku pergi dulu."
"Hime..." Sasuke berlalu dengan menjadi buih – buih air laut.
Selepas Sasuke pergi...
"ARRRRGGGHHHH...DASAR TUAN MESUM SEENAKNYA SAJA MEMBERIKAN TUGAS PADAKU, LIAT SAJA JIKA RATU BERPALING PADAKU RASAKAN SAKITNYA TUAAAANNNNNNNN!" Mitsuki bersungut – sungut marah sembari mengacungkan kepalan tangannya ke atas.
Tiba – tiba gempa terjadi dengan suara semburan air yang sangat dahsyat.
"AMPUN TUAN... HUWEEEE... AMPUNI AKU, AKU JANJI AKAN MEMANTAU RATU." Teriak Mitsuki dengan menjatuhkan tubuhnya ke lantai dengan mengatupkan kedua telapak tangannya didepan dada dengan mata terpejam dan tetesan air mata.
Namun gempa tetap terjadi malah semakin menjadi.
"IYA IYA AKU TAK AKAN MEREBUT RATU.. HUWEEE AKU BUTUH PELUKAN SEORANG IB-"
Perkataan Mitsuki terhenti bersamaan dengan hentinya gempa yang terjadi dan pelukan yang ia rasakan dari Hinata.
"Sudahlah Mitsuki-kun jangan menangis terus." Ujar Hinata sembari memeluk dan mengelus punggung Mitsuki untuk menenangkan Mitsuki.
Mata Mitsuki semakin berair dan... "HUWAAA... RATUKU, KAU BAGAIKAN KAKAK DAN IBU SEKALIGUS DEWI PENYELAMATKU. HUWEEE... AKU MERINDUKAN PELUKANMU...HISK HISK HISK." Mistuki memeluk Hinata semakin erat dan menyembunyikan tangisannya didada Hinata bagaikan anak yang menangis ketakutan didekapan ibunya.
Shion yang melihat itu juga menangis lalu ia berlari hendak bergabung memeluk Mitsuki dan Hinata, namun tiba – tiba air memisahkan Mitsuki dan Hinata lalu menahan badan Mitsuki supaya tidak bisa mendekati Hinata lagi.
"EHHH? Demi dewa kenapa seperti ini tolong akuu...! Nyonya tolonglah aku, tuan lepaskan air ini dariku." Teriak Mitsuki dengan meronta – rontakan badannya untuk melepaskan air yang menjerat di badannya itu.
"Aku mohon Sasuke-kun lepaskan Mitsuki, kasihan dia." Mohon Hinata.
"Benar Poseidon kami mohon lepaskan Mitsuki, kasihan dia." Mohon Ino, Shion dan Konan.
Lalu air yang menahan Mitsuki hilang perlahan – lahan. Mitsuki langsung melepaskan dirinya dari jeratan air tersebut.
"Baiklah Nata-chan kita akan bersenang – senang sekaligus menemanimu disin." Hinata tersenyum senang sedangkan Mitsuki ? entahlah ia merasa tidak diperdulikan lagi karena ia berjenis kelamin berbeda dengan gerombolan tersebut jadi ia menghilang mencari udara segar.
~XOXO~
"Ne.. Hime..!" Sasuke memeluk Hinata dari belakang dengan menumpukan kepalanya di pundak kanan Hinata.
"Hmm?"
"Aish... kamu kok gitu sih aku serius!" rajuk Sasuke.
"Apa ?" tanya Hinata dengan menoleh ke kanan tepat didepan kepala Sasuke.
"Aku ingin anak..." ujar Sasuke sembari mengeluskan hidungnya dileher yang mendengar itu langsung membalikkan badannya ke arah Sasuke hingga ia dan Sasuke saling berhadapan.
"Ne ?" tanya Hinata dengan memiringkan kepalanya sedikit ke arah kanan.
"Ishh nggak peka banget sih, AKU INGIN ANAK HINATA." Sasuke menjawab dengan sedikit menekan kata – katanya.
"Kan udah punya Ichirou ?"
"Ihh kurang banyak, kita cuma punya anak satu aku tuh pengin kaya Zeus punya anak banyak." Sasuke bingung kenapa istrinya dari dulu susah pekanya.
"Kan Sasuke-kun juga punya anak yang banyak, jadi apa bedanya ?" tanya Hinata, sebenernya sih iya juga bingung kan Sasuke juga punya anak banyak dari manusia, peri laut, sesama dewipun ada. Jadi apa bedanya ? tak ada kan ?
"Jelas beda Hime... aku tuh pengin punya anak dari kamu lagi, kasihan Ichirou kesepian karena tak punya teman, palingan cuma si Mitsuki. Itupun kalau si Mitsuki atau Ichirounya tidak sibuk." Rayu Sasuke pada Hinata.
"Enggak ah, males!" ujar Hinata dengan membalikkan badannya lagi.
"Hah ? males ?" tanya Sasuke.
"Males ngelahirinnya lagi, cape." Jawab Hinata sambil berlalu pergi dari kamar mereka berdua.
"Tapi aku ingin anak yang secantik dirimu Hinata, HINATA ! JANGAN TINGGALKAN AKU." Sasuke mengejar Hinata yang berlalu pergi dari kamar.
Tiba – tiba Hinata terbangun namu ia merasa sepasang benda yang memeluk pinggangnya. Saat ia melihatnya ternyata sebuah lengan. Ia ingin melihat pemilik dari lengan tersebut ia merasakan sesuatu berhembus di tengkuknya.
Otomatis Hinata membalikkan badannya dan mendorong seseorang yang berada di samping tubuhnya itu dengan mata terpejam.
BRUKK
"AWWW." Suara lelaki yang berteriak dari bawah ranjang membuat Hinata segera melihat sang pemilik suara.
"Sa-Sasuke-kun ka- kau tak apa ?" tanya Hinata dengan kekhawatirannya yang tercetak jelas di wajahnya.
"Ughh... pantatku, tak apa gimana sakit tau." Jawab Sasuke dengan memalingkan wajahnya. Ngambek ternyata hahaha.
Hinata sedikit demi sedikit menitikkan air matanya mendengar perkataan Sasuke, Sasuke seketika memeluk Hinata untuk menenangkannya. Sungguh hatinya sakit saat melihat Hinata menangis apalagi karenanya.
"Hi Hime... udah dong jangan nangis maafkan aku ya ? tolong...?!" ujar Sasuke sambil menangkupkan tangannya didepan dada seraya menatap dengan memelas ke Hinata.
Hinata menganggukkan kepala didekapan Sasuke. Ia kadang merasa bingung sendiri pada dirinya sendiri. Ia merasa sangat nyaman dengan Sasuke sedangkan lainnya ? ia merasa semua lelaki yang berada didekatnya tak begitu dekat dengannya. Mungkin malah menghindar, ia tak tau.
" Sa Sasuke-kun tanda di lenganku apa itu kamu yang membuat ?" tanya Hinata. Menurutnya lambang itu indah. Tapi yang ia pikirkan mengapa tanda tersebut menyala dengan warna biru laut jika ia menyentuhnya atau saat bahanya mengancam dan ada lelaki yang mendekatinya.
"Hn, itu alarm untukku jika kau terancam bahaya atau ada lelaki lain yang mendekatimu." Jawab Sasuke dengan memeluk Hinata dari belakang.
"Bohong!" Hinata berujar dengan tiba – tiba. Ia tau Sasuke menyembunyikan sesuatu padanya.
"Hn, oke oke itu alarm untukku selain itu untuk memberikan tanda bahwa kau adalah milikku."
"Ja- Jadi itu ada hubungannya dengan semua lelaki yang mendekatiku malah berbalik menjauhiku ?" tanya Hinata sambil menengokkan kepalanya ke belakang tempat Sasuke berada.
"Hn." Jawab Sasuke
Wajah Hinata memerah setelah mendengar jawaban Sasuke. Hah dasar over protective. Bayangkan saja semenjak Ino, Shion, dan Konan meninggalkannya seorang diri lalu munculah Sasuke. Sampai saat ini Sasuke tidak mau melepaskan pelukannya pada Hinata.
"Wajahmu merah Hime, mirip buah delima." Ucap Sasuke sambil terkekeh karena wajah Hinata bersemu merah bak buah delima.
"Sa-Sa-Sasuke-kun, u-udah ah jangan gitu mulu." Jawb Hinata dengan mengambil selimut dan membenamkan seluruh tubuhnya didalam buntelan selimut itu.
"HAHAHAHAHA, Hime tak usah sembunyi gitu."
~XOXO~
"Ohayo!" ucap Anko Sensei.
"Ohayo sensei." Jawab murid yang berada dikelas tersebut.
"Hari ini kita kedatangan murid baru, silahkan masuk." Ucap Anko mempersilahkan seseorang masuk yang sedari tadi menunggu diluar kelas.
Seseorang itu melangkah memasuki kelas dengan rambut putih sedikit kebiruan dan headphone berwarna hitam yang setia melingkar dilehernya.
"Ohayo, namaku Mitsuki, aku pindahan dari Kyoto arigatou." Ujar Mitsuki saat memperkenalkan dirinya.
"Nah Mitsuki-san kamu bisa duduk bersama Hinata sekarang, Hinata angkat tanganmu!" Anko-sensei menunjuk Hinata agar Mitsuki tau siapa yang ia maksud.
"Ha'i sensei."
Mitsuki melangkahkan diri menuju bangku kosong yang berada disebelah Hinata. Semua mata anak perempuan memandang Mitsuki dengan tatapan kagum bak melihat dewa yunani(emang dewa atuh).
"Ratuku, senang bisa bertemu denganmu lagi." Bisik Mitsuki sambil sedikit menundukkan kepalanya tanda bahwa ia menghormati seseorang yang lebih berkuasa daripada dirinya.
"Ehhhh...! Mitsuki-san jangan seperti itu anggap saja kita hanya berteman biasa." Jawab Hinata sambil berbisik kepada Mitsuki yang menurutnya terlalu frontal menundukkan kepalanya seperti itu. Ia hanya tak ingin dipandang aneh oleh teman – temannya yang lain.
Tanpa mereka sadari sedari tadi puluhan mata memandang mereka dengan tatapan iri. Iri karena Hinata dengan cepat dapat akrab dengan Mitsuki.
Waktu Pulang Sekolah
TENG TENG TENG
Bel berbunyi tanda bahwa pelajaran pada hari itu resmi berakhir, Hinata menyusuri lorong yang menuju gerbang. Tiba – tiba sekumpulan anak perempuan menghadangnya.
"KAU, KAU APAKAN MITSUKI-KUN HINGGA KAU DENGANNYA TERLIHAT DEKAT SEKALI, JUAL HARGA DIRIMU HAH ?" ujar salah satu siswi berambut coklat menjambak rambut Hinata yang sepertinya ketua dari gerombolan tersebut.
"Sudahlah Mai, lepaskan rambutnya. Cepat selesaikan urusan ini, aku ada urusan sehabis ini." Siswi berambut hitam pendek sebahu yang berpenampilan agak pendek berucap agak sedikit membela Hinata(walopun enggak , ).
"Seret dia ke kamar mandi!" perintah siswi yang bernama Mai itu kepada siswi – siswi yang mengikutinya. Hinata diseret menuju kamar mandi, setibanya ia dihempaskan kedalam kamar mandi. Salah satu siswi menjambak rambut Hinata dan di telenggamkannya kepala Hinata kedalam kloset.
Tiba – tiba air memuncrat dari dalam pipa saluran air dan mengenai sekelompok siswi yang membully Hinata. Hinata bangkit dan mengarahkan tangannya ke arah siswi – siswi yang membullynya dan air yang membentuk ombak besar dibelakang Hinata menyerang siswi – siswi tersebut.
BYURRRR
Sekelompok anak perempuan itu terhempas diterjang ombak yang diciptakan oleh Hinata. Seluruh badannya basah kuyup dan ditubuhnya terdapat goresan luka karena kerasnya ombak yang diciptakan Hinata.
"Berani sekali kau memperlakukanku seperti ini ?" ucap Hinata dengan mata yang menyala – nyala dan rambut yang berkibar.
"Kau takkan aku beri ampunan!" ujar Hinata lagi dengan membuat gelombang ombak yang lebih besar yang siap menerjang kapan saja, Mitsuki datang dengan cepat untuk menghentikan Hinata.
"JANGAN RATUKU ! KAU AKAN LENYAP JIKA BERUBAH MENJADI WUJUD SEJATIMU,TUBUHMU YANG SEKARANG TAK KUAT UNTUK MENJADI WADAH DIRIMU YANG SEBENARNYA!" teriak Mitsuki.
"Minggir Delphin, ini urusanku!" jawab Hinata dengan pandangan menusuk dan penuh dengan nafsu membunuh.
"KUMOHON RATUKU, AMPUNI MEREKA!" teriak Mitsuki sambil memegang kedua kaki Hinata dan berlutut di hadapannya, namun tiba – tiba suara menggelegar diikuti oleh suara guntur dan gempa berskala kecil.
"AMPHITRITE HENTIKAN SEMUA INI!" ujar Sasuke datang dengan memegang tangan Hinata.
Sedikit demi sedikit Hinata kembali ke keadaan normal dan akhirnya ia jatuh karena tak kuat dengan energi yang sempat menimpanya.
"Mitsuki ! kau bawa Hinata ke Olympus, biar aku yang tangani mereka semua" Mitsuki mengangguk paham atas perintah rajanya itu, ia langsung meninggalkan kamar mandi dengan menggunakan teleportasi menuju Olympus. Sasuke melihat sekelompok siswi yang telah membully Hinata dengan pandangan geram.
"Kalian telah melakukan kesalahan yang besar, namun sebagai ampunan aku akan menghapus ingatan kalian tetang peristiwa hari ini" setitik air mendekati sekelompok anak perempuan yang terlihat ketakutan itu dan pecah diatas kepala masing – masing diikuti dengan pingsannya mereka semua kecuali Sasuke yang langsung menuju Olympus dengan teleportasi.
Olympus
"Naruto, Aku membutuhkanmu sekarang!" teriak Sasuke sambil menggendong Hinata. Ia terlihat sangat cemas dengan baju yang tak terkancing dengan rapi, dan nafas yang tak teratur. Sakura dan Naruto datang dengan wajah heran, karena jarang sekali Sasuke datang dengan keadaan seperti ini.
"Ada apa kau memanggilku, dan apa yang terjadi pada Hinata-chan?" tanya Naruto dengan heran kepada Sasuke.
"Tak ada waktu untuk menjelaskan, yang jelas segera siapkan ritual pengangkatan dewi untuk Hinata, dan segera siapkan pasukan!" ucap Sasuke dengan tegas.
"Maksudmu ?" Naruto mengernyitkan dahinya dengan wajah yang tak kalah serius dengan Sasuke.
Hening sesaat ,Sasuke memandang serius kearah Naruto. Rahangnya mengeras dan pelukannya pada Hinata bertambah mengerat dengan tiba – tiba.
"Kebangkitan ayah sedang dimulai, dan sekarang ia sedang mempersiapkan pasukannya sekaligus siap melancarkan serangan terlebih dahulu !" tiba – tiba hawa didalam ruangan tersebut menjadi digin dan sunyi, sungguh ini adalah akhir bagi dunia.
TBC
Maafkan daku kalo kalian nunggunya terlalu lama, emang chapter kemarin keknya aku yg kurang teliti jadi masih keliru – keliru gitu lah. Jadi tolong kerjasamanya yah tugas kalian buat readers cm ngasih review, saran dan kritik kalo aku tuh salah entah typo dll(kalo ada). Makasih see you in next chapter guys! oh ya maaf banget klo chapter kemarin kurang memuaskan saya hanyalah penulis amatiran yg sedang belajar gomennn :)