Dirty Little Secret (REMAKE)

Genre: drama, a little bit hurt/comfort

Cast:

Lee Sungmin

Cho Kyuhyun

Others

Rate: M

Warning: Genderswitch, ADULT CONTENT, OOC, miss typing, REMAKE, RE-PUBLISH.

Disclimer:

Fanfic ini milik author AuliaOktavianusS yang berjudul sama yang saya ambil dari wattpad. Saya hanya mengganti cast nya dan beberapa cerita ada yang saya ubah. Selebihnya, fanfic ini murni karya author AuliaOktavianusS.

Chapter 4

*KYUHYUN POV*

Hari sabtu yang sangat melelahkan. Keadaan cafe-ku yang baru berdiri satu tahun ini telah berkembang sangat pesat, hingga menguras tenaga dan pikiranku. Bukannya aku tidak memiliki pegawai ataupun asisten, hanya saja sepertinya ada yang kurang jika usaha yang telah kita bangun sendiri tapi kita tak ikut campur tangan didalamnya.

Aku memang sangat tertarik pada bidang kuliner. Saat temanku menawarkanku untuk bekerja sama membangun cafe, akupun langsung setuju. Dan dari cafe ini aku bisa membeli apartemen beserta Mercedes Benz dari keringatku sendiri, tanpa campur tangan kedua orangtua ku.

Jalanan ibukota di malam hari bukannya semakin sepi malah semakin ramai, kemacetan panjang pun akhirnya tak terhindarkan lagi. Aku masih terjebak dalam Mercedes Benz-ku, menikmati alunan musik milik A Fine Frenzy – Almost Lover. Kalian pasti mengira aku sedang jatuh cinta atau patah hati, sama sekali tidak! Aku hanya sedang kekurangan perhatian. Atau lebih tepatnya kekurangan kasih sayang dari kedua orangtua ku.

Ayah dan ibuku sama sekali tidak pernah memperdulikan perasaanku, memperhatikan kondisiku, menanyakan apa yang aku inginkan. Yang mereka pikirkan hanya Cho Siwon, kakakku.

Kasih sayang dan pujian selalu membanjiri Siwon, ini berawal dari semester pertama kuliahku. Dimana aku menentang keinginan orangtua ku agar aku mengambil jurusan administrasi bisnis dan menolak untuk meneruskan bisnis keluargaku, Cho Company.

"Sial!" aku meendengus kesal, menepikan mobilku yang ban nya setengah bocor. Cobaan apalagi ini Tuhan.

Kulirik kanak kiri, namun sepertinya tak ada tanda-tanda tempat untuk menambal ban. Segera ku dial beberapa nomor di ponselku.

"Yeoboseyo, Han ahjussi."

"Ne, tuan muda Kyuhyun, ada yang bisa saya bantu?"

"Tolong kirimkan jasa derek mobil segera. Alamatnya akan ku kirimkan melalui pesan."

"Segera dilaksanakan, tuan muda."

Aku segera mengetikkan alamat posisiku saat ini, berharap Han ahjussi—orang kepercayaan keluargaku itu segera mengirim jasa derek mobil dan menjemputku. Angin malam di musim semi ini berhembus kencang, bulu romaku merinding dibuatnya. Sepertinya malam ini akan turun hujan.

Kutatap sekelilingku, trotoar untuk pejalan kaki cukup ramai dengan para pedagang kaki lima dan ada beberapa pengemis jalanan yang tidur di pinggir trotoar jalan. Mataku tertuju pada pemandangan didepan emperan toko aksesoris yang sudah tutup. Seorang—mungkin gelandangan—terduduk lemah diatas kardus sambil memeluk lututnya dan menunduk, isak tangisnya terdengar sampai ke tempatku berdiri.

Rasa penasaranku membawaku untuk menghampirinya. Aku berdiri kemudian membungkuk dihadapannya, seorang gadis. Ku amati lagi keadaannya, seperti gelandangan pada umumnya namun pakaiannya sedikit berbeda. Gadis ini menggunakan mini dress hitam diatas lutut yang ditutupi kain selendang panjang, rambutnya berwarna coklat. Aku yang merasa iba akhirnya mengeluarkan dompet dan memberinya dua lembar uang seratus ribu won.

"Gamsahamnida, agasshi.."

Suaranya terdengar bergetar. Tunggu, sepertinya aku mengenal suaranya. Suaranya tak asing lagi ditelingaku. Gadis itu perlahan mengangkat kepalanya, mataku terbelalak kaget dan mulutku terbuka lebar menatap tak percaya apa yang sedang kulihat sekarang.

"Sungmin? Ming?" dia Sungmin! Ya Tuhan, Sungmin si angkuh itu mengapa bisa jadi seperti ini? Kulihat ekspresinya benar-benar datar, tak menunjukkan sedikitpun keterkejutan.

"Kyuhyun?" aku berjongkok mendekatinya, melihat wajah cantiknya telah berubah menjadi kusam.

"Kau mengapa menjadi seperti ini, hm? Sedang akting untuk menjadi artis di drama-drama, eoh?" dia masih diam menatapku. Mata bengkaknya masih mengeluarkan isak tangisan. Bodoh sekali aku memberi pertanyaan seperti itu.

"Kyuhyun, a..aku mau ikut bersamamu." Permintaannya sangat tidak mungkin aku tolak. Aku juga tidak tega melihatnya dengan keadaan seperti itu. "A..aku mohon.."

.

Kyuhyun turun dari Hyundai Tucson milik Han ahjussi, asisten rumah tangga keluarganya. Dia bergegas membukakan pintu penumpang, dan menatap wajah cantik yang sangat kusam yang sedang tidur di kursi penumpang. Tanpa pikir panjang lagi diraihnya tubuh lemah itu dalam dekapannya. Tanpa persetujuan dari gadis itu, Kyuhyun langsung menggendongnya memasuki mansion Cho.

"Ming, mandilah dulu. Ini, kau pakai kaus ku untuk sementara waktu. Besok akan ku belikan pakaian yang pantas untukmu." Kyuhyun meletakkan sebuah kaus berwarna putih dan celana pendek diatas tempat tidurnya.

Sungmin masih terdiam memandang sekeliling kamar Kyuhyun. Kamarnya begitu luas, sama seperti kamarnya dulu. Yang membedakannya hanya perpaduan warna biru tua dan abu-abu pada perabotan serta bau khas Kyuhyun, lebih tepatnya harum khas maskulin dengan campuran harum parfum bvlgari milik Kyuhyun.

"handuk bersihnya ada didalam jika kau membutuhkannya. Dan jika kau mau kau bisa pakai peralatan mandiku. Seingatku, nona sombong yang satu ini adalah orang yang sangat pemilih." Ucapnya asal. Jengkel melihat Sungmin diam saja seperti patung. Kemana perginya Lee Sungmin yang angkuh dulu? Batinnya.

Sungmin meraih baju milik Kyuhyun lalu berjalan gontai menuju kamar mandi yang terletak disudut kamar Kyuhyun. Dia agak sedikit kaget melihat betapa besarnya kamar mandi ini. Sebuah jacuzzi berukuran mini yang terletak di tengah-tengah kamar mandi serta shower yang terpisah disudut ruangan dengan sekat kaca transparan.

Gadis cantik itu segera masuk kedalam jacuzzi, tubuhnya terasa nyaman ketika bersentuhan dengan air hangat dan lagi-lagi harum aromaterapi dan harum khas Kyuhyun memasuki indera penciumannya. Sepertinya aku akan berlama-lama disini setelah dua hari tidak mandi...

Sudah hampir satu jam Sungmin di dalam kamar mandi, namun gadis itu sama sekali belum ada tanda-tanda akan selesai. Kyuhyun yang menunggu Sungmin sambil menyelesaikan game nya sudah tak sabar lagi, tubuhnya sudah lengket rasanya. Dia perlu mandi sekarang juga.

CKLEK

Sebuah senyuman menghiasi wajah Kyuhyun begitu mendengar suara pintu kamar mandi yang terbuka. Dia langsung merapikan playstation nya beserta kaset-kaset game nya yang berserakan di karpet yang ia duduki.

"Kyuhyun, aku lapar..." akhirnya dia mendengar suara Sungmin yang sebenarnya, suara dengan nada-nada keangkuhannya.

Kyuhyun menoleh ke belakang, menemukan sebuah pemandangan yang menarik. Mungkin lebih menarik dari game kesayangannya. Dia menelan ludahnya kelu.

Sungmin yang tadi telah berubah. Rambut coklat legamnya terbungkus handuk, wajah cantiknya begitu bersih memancarkan aura ke angkuhannya, harumnya sekarang juga tak seperti pertama kali mereka bertemu di trotoar. Begitu wangi, wangi Kyuhyun. Kaus putihnya terlihat kebesaran di tubuh langsing Sungmin. Sekali lagi Kyuhyun menelan ludahnya dengan susah, tonjolan bukit kembar Sungmin yang tidak terbungkus bra terlihat begitu jelas. Bulat dan kenyal. Putingnya mengeras dibalik kaus putih milik Kyuhyun yang dikenakannya, seakan menantang untuk segera dilumat. Kyuhyun berpikir mungkin akan sangat pas jika payudara Sungmin berada dalam genggaman tangannya. Belum lagi kaki jenjangnya itu begitu putih dan lembut membuat pria manapun bersedia menjilatinya dari ujung jari sampai pangkal pahanya. Mengapa setelah delapan tahun tak bertemu aku baru sadar jika Mingie se-sexy ini?! Batin Kyuhyun.

"Cho Kyuhyun, berhenti mengagumiku. Aku lapar!" Kyuhyun tersentak, tersadar dari pikiran mesumnya. Sekarang dia yakin kalau Sungmin yang angkuh telah kembali. Sungmin yang dengan percaya dirinya berpendapat bahwa Kyuhyun sedang mengaguminya.

"Tutup mulut beracunmu dulu sebelum kau meminta makan malammu, Ming!" Kyuhyun mendengus kesal, dengan segera ia melepaskan kancing kemeja biru tuanya dan membuangnya sembarangan.

Sungmin memperhatikan Kyuhyun yang sedang berjalan menuju kamar mandi. Tubuh pria itu terlihat sempurna, terdapat sebuah tattoo di dada kirinya. Warna tattoo nya hitam diselingi warna merah ditiap celah gambarnya. Seperti sebuah tattoo tulisan.. batin Sungmin.

.

*SUNGMIN POV*

"masakanmu payah sekali, Kyu. Hahaha tak ada bedanya dengan masakan anak kecil yang masih ingusan." Aku masih menertawakan Kyuhyun habis-habisan setelah mencicipi ramyeon buatannya yang kuahnya sangat banyak seperti sungai Han dan rasanya yang tidak karuan. Hampir saja membuat pencernaanku bermasalah.

Dia hanya tersenyum kecut, namun moment ini adalah suatu keajaiban dimana untuk pertama kalinya semenjak kami satu sekolah sejak tingkat menengah hingga tingkat akhir dia tersenyum kepadaku.

"Berhenti tertawa, Ming!" Kyuhyun melepas apron yang menempel ditubuhnya, padahal menurutku dia terlihat lebih sexy memakai benda sialan itu. Kalian pikir aku tertarik padanya? Tentu saja tidak! Mana mungkin aku tertarik dengan musuh bebuyutanku sendiri? Aku hanya sedikit memujinya saja, ya sedikit.

"Habiskan ramyeonnya, atau aku tak akan memberi mu makan lagi!" nada bicara Kyuhyun begitu mengancam. Tanpa ba-bi-bu lagi ku makan ramyeon buatannya dengan lahap tanpa memikirkan rasanya.

"Ming, sudahlah aku hanya bercanda. Perutmu bisa sakit..." dengan cepat kilat dia menyingkirkan mangkuk ramyeon ku, membuang seluruh isinya ke tempat sampah.

"Ya! Apa-apaan kau Cho?! Aku sangat lapar, lagipula tadi kan kau yang menyuruh aku untuk makan ramyeon itu sampai habis." Aku benci dengan tingkahnya. Seenaknya saja membuang jatah makanku.

"Aku bercanda, Lee Sungmin. Biar aku hangatkan pizza yang ada di lemari es. Oke?" Kyuhyun menatapku tajam. Tidak seperti biasanya dia seperti ini, biasanya dulu dia menjebakku dengan makanan beracun yang membuatku tak masuk sekolah selama dua hari.

TING

Setelah menunggu sepuluh menit bunyi microwave pun terdengar, Kyuhyun buru-buru mengeluarkan pizza nya. Aku menahan air liurku agar tidak menetes melihat pizza dengan topping mushroom, daging asap serta keju mozarella yang melted. Cacing-cacing diperutku sudah protes minta diberi makan.

Kyuhyun meletakkan sepiring penuh pizza dihadapanku, akhirnya perutku tersayang mendapatkan makanan yang layak.

"Seperti orang yang belum makan berhari-hari saja." Mungkin Kyuhyun ilfeel melihat cara makanku yang sangat tidak ada feminimnya.

"Memang, tepatnya dua hari."

"kau belum menceritakan bagaimana bisa kau ada di trotoar jalan dengan kondisi seperti itu, hm?" pernyataan Kyuhyun menghentikan acara makanku.

"Appa-ku meninggal, perusahaannya bangkrut, aku sudah tidak memiliki apa-apa lalu ibu tiriku menjualku dan aku hampir diperkosa." Kugigit potongan terakhir pizza ketiga. Ekspresi Kyuhyun datar begitu mendengar ceritaku, entahlah aku juga tak ingin tahu tanggapannya.

"malam ini kau tidur di kamarku, selanjutnya kita akan bicarakan besok." Kyuhyun menangkupkan kedua tangannya di pipiku. Bola mata tajamnya menatapku, memancarkan sinar keteduhan. "Oke?" kemudian dia membelai pipiku, mengelusnya penuh kelembutan.

"Kyuhyun! Apa kau tidak bisa pelankan suaramu! Suaramu didapur sampai ke ruang kerjaku kau tahu?!"

Aku dan Kyuhyun tersentak kaget mendengar suara bariton milik seorang pria, sosoknya muncul dari dalam ruangan yang ada disebelah dapur. Mata kami bertemu, saling memandang. Bola mata hitam yang selalu membuat debaran jantungku menggila.

"Siwon..."

.

.

.

TBC/END?