The Lucky Boy
.
Naruto kepunyaan Masashi Kishimoto
Dan HS DXD kepunyaan Ichiei Ishibumi
.
.
.
.
"Mulai sekarang kau Akeno-chan, panggil aku 'ibu' saja ya. Oyasumi nasai, Akeno-chan. Semoga mimpi indah." Kushina pun terlelap dalam tidurnya. Akeno terharu mendengarnya, matanya berkaca – kaca. Sudah lama ia tidak menyebut nama itu. "Oyasumi nasai, Okaa-san." Akeno mempererat pelukannya dan ikut terlelap tidur.
...
Malam pun terlewat, dan pagi telah menanti dengan segala kesibukan yang akan dihadapi oleh tiap manusia di Bumi. Naruto masih telelap tidur sendirian di kamarnya, sedangkan di kamar lain Kushina yang tidur bersama Akeno sudah mulai mengumpulkan kesadarannya. Ibu cantik berambut merah panjang ini mulai membuka mata violetnya.
"Engh.. Jam berapa ini. ?" ucap lirih Kushina yang sudah bangun, lalu melihat ke arah depan ranjangnya di mana ada sebuah jam dinding yang menggantung di sana. "Sudah jam 5, ya ? Sudah waktunya mereka bersiap ke sekolah." Kushina memandang Akeno yang tidur dalam dekapannya, lalu melepaskan pelukannya dari Akeno perlahan.
"Akeno-chan, bangun. Ini sudah pagi." ucap Kushina sambil menggoyangkan bahu Akeno supaya bangun. "Uh.. Akeno-chan." ulang Kushina. "Ada apa Baa- eh, Okaa-san. ?" tanya Akeno setengah sadar. Kushina lalu tersenyum ringan, lalu mengelus pipi Akeno.
"Ayo bangun putri tidur, ini sudah pagi. Apa aku perlu menyuruh Naru-chan untuk menciumu dulu supaya bangun, Akeno-chan." goda Kushina jahil. "Eh,, ti-tidak – tidak, Okaa-san." tolak Akeno malu – malu dan langsung bangun, mendudukkan dirinya.
"Ohayou, Akeno-chan." sapa Kushina lembut lalu mengecup kening Akeno.
"Ohayou, Okaa-san." sapa balik Akeno dengan senyuman riang. Akeno lalu menyingkap selimut yang menutupinya dan !Boing! payudara besar Akeno berguncang. 'NANI ?! be-besar sekali. Menyamai punyaku yang sudah melahirkan.' Kushina terbengong karena baru kali ini ia memeperhatikan tubuh Akeno, ia tak menyangka asetnya disamai oleh anak muda di depannya.
"A-akeno-chan, punyamu besar sekali ?" gumam Kushina tak percaya, lalu menyentuh perlahan dada Akeno. 'Memang asli dan masih lembut' batin Kushina yang memegang 2 aset Akeno dengan wajah memerah. Lalu terlintas ide jahil di benak Kushina. "A-ah, Okaa-san. He-hentikan... Aahh" Akeno mendesah setelah merasakan remasan kuat di payudaranya. "Gomen ne, Akeno-chan. Punyamu memang besar, ya. Pantas saja Naru-chan memilihmu. Ufufu" goda usil Kushina.
"Ti-tidak sebesar itu kok." ucap Akeno malu – malu sambil memainkan jarinya (mode Hinata on). Kemudian, Kushina menyudahi kelakuan jahilnya terhadap Akeno dan meninggalkan ranjangnya dengan menarik tangan Akeno. "Ayo ambil pakaianmu dan siapkan sarapan." kemudian Kushina dan Akeno meninggalkan kamar mereka dan masuk ke kamar Naruto.
...
Setelah Kushina membuka pintu kamar Naruto, terlihatlah seorang pemuda berambut pirang yang masih meringkuk di kasur. Kushina dan Akeno hanya menggeleng pelan melihat pemandangan itu. Lihatlah selimut yang melorot dan bantal yang tergeletak di lantai. "Selama ini apa kau tahan tidur dengan anak ini, Akeno-chan ?" tanya Kushina prihatin. Akeno hanya menganggukkan pelan.
"Akeno-chan, kau segera mandi saja. Biar Okaa-san yang mengurusi Naruto." perintah Kushina pada Akeno. "Ha'i, Okaa-san." kemudian Akeno mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi di kamar Naruto.
...
"Naru-chan ! Ayo bangun, sudah pagi !"
"Waktunya berangkat sekolah !" seru Kushina sambil membangunkan anaknya. Tak ada jawaban, Naruto malah semakin mengeratkan pelukan selimutnya. "Aduh.. dasar anak ini.." keluh Kushina melihat betapa susahnya membangunkan anaknya.
"Ah.. Sa-sakit !" jerit Naruto ketika sesuatu mencubit keras pinggangnya.
"Nah, akhirnya kau bangun juga Naru-chan !"
"Ohayou, Naru-chan !" senyum girang Kushina setelah melihat anaknya bagun dari tidurnya. "Ah. Kaa-chan, apa yang kau lakukan ? Sakit, tahu !" omel Naruto tak terima kepada ibunya, Kushina. "Kau sendiri yang salah, tidak bangun – bangun." elak Kushina pada anaknya. Naruto melenguh sebentar lalu mendudukkan tubuhnya di bibir ranjang.
"Iya – iya. Aku yang salah. Ohayou, Kaa-chan."
"Sebentar, Naru-chan. Kaa-chan mau bicara sebentar." ujar Kushina dengan nada menginterogasi. Hal itu membuat Naruto kembali gugup menatap ibunya. Kushina lalu mendekatkan wajahnya menatap lekat lekat wajah putranya.
"Begini, Naru-chan. Kemarin kau bilang kalau kau mencintai Akeno-chan. Apa itu benar ? Kau tidak memberi janji palsu kepadanya ?" tanya Kushina penuh selidik .
"Apa yang Kaa-chan pikirkan ? Aku memang mencintainya. Mana mungkin aku mengecewakan wanita yang sudah mencintaiku. Itu adalah janjiku." jawab Naruto meyakinkan ibunya, Kushina. Kushina tersenyum senang mendengarnya. 'Anakku sudah dewasa' pikirnya senang.
Kushina memegang pundak ananknya dan berkata, "Bagus, seperti itulah anak tercinta Kaa-chan. Jaga terus janjimu itu Naru-chan." Lalu Kushina menarik Naruto ke dalam pelukannya.
"Um.. Kaa-chan. Jangan panggil aku dengan 'Naru-chan' lagi dong. Aku kan sudah dewasa." keluh Naruto dalam pelukan Kushina. Kushina hanya tertawa pelan mendengarnya. Betul juga, umur anaknya sudah 18 tahun dan hampir lulus sekolah menegah atas. Ia merasa baru kemarin melahirkan anaknya. Yah, waktu memang berjalan cepat Kushina.
"Baiklah kalau begitu. Sekarang nama panggilanmu Kaa-chan ubah, ya. Bagaimana, Naru-kun ?" Kushina lalu melepas pelukannya dan tersenyum ke arah putranya. Naruto juga tersenyum, akhirnya ia dianggap dewasa oleh ibunya.
"Tapi, maafkan Kaa-chan ya soal yang kemarin" Kushina mengalihkan perhatiannya pangkal paha anaknya. "Apa masih sakit ?" lanjutnya sambil menyentuh penis Naruto yang tertutup oleh celana.
"Tak usah khawatir Kaa-chan. Aku baik – baik saja kok." jawab Naruto yakin. "Kau yakin Naru-kun ?" Kushina tak percaya, lalu mengelus - elus pelan punya Naruto
"Ah.. Ka-kaa-chan apa yang kau la-lakukan." tiba – tiba penis Naruto ereksi setelah mendapat rangsangan dari sentuhan Kushina. Tiba – tiba Kushina memegang penis Naruto dari luar celana dan mengocoknya pelan.
"Ahh.. Kaa-chan. He-hentikan."
"Ahh"
"Ara. Rupanya benar katamu Naru-kun." Kushina lalu menghentikan kegiatan jahilnya, dan tersenyum ke arah Naruto. "Punyamu memang besar, Naru-kun. Akeno-chan pasti sangat terpuaskan olehmu Naru-kun. Pasti cucu Kaa-chan akan banyak nantinya. Ufufu" goda Kushina kepada anaknya.
"Kaa-chan apa yang kau lakukan sih ?" Naruto kesal karena telah digoda ibunya.
!Cup!
Kushina mengecup lembut bibir anaknya, Naruto. Tak lama memang karena hanya sebuah ciuman kasih sayang. "Ka-Kaa-chan.." gumam Naruto tak percaya.
"Itu permintaan maaf Kaa-chan padamu Naru-kun."
"Dan ini handukmu. Ayo susul Akeno-chan mandi di dalam. Biar Kaa-chan yang membuat sarapan untuk kalian." lanjut Kushina memberikan handuk ke Naruto lalu mendorongnya memasuki kamar mandi.
"Aduh.. Baiklah Kaa-chan."
...
"Kalaian cepatlah mandi. Dan ingat ! Jangan bermain lama – lama."
"Kaa-chan/Okaa-san."
Setelah mereka membalas godaan usil Kushina, mereka pun melanjutkan aktivitasnya masing – masing. Naruto kini melepas pakaiannya dan ikut mandi dan berendam bersama Akeno.
"Naru-kun, sini biar aku menggosok punggungmu." tawar Akeno sambil mengambil sabun. Naruto pun menuruti saja dan mendekatkan punggungnya dengan Akeno.
"Bagaimana Naru-kun, apa Okaa-san masih marah padamu ?" tanya Akeno sembari mengoles punggung Naruto dengan sabun.
"Tidak kok. Kami sudah baikan."
"Benarkah ? Aku senang mendengarnya"
"Tapi bagaimana penismu, apa masih sakit ?" sambung lagi Akeno khawatir sambil memegang kemaluan kekasihnya yang kemarin di tendang ibunya, yang sekarang terendam di air hangat. Naruto mendesah pelan ketika merasakan sentuhan lembut gadisnya.
"Tidak apa. Sudah tak sakit lagi. Tadi Kaa-chan sudah mengeceknya, Akeno" jawab Naruto sambil menikmati sentuhan gadisnya. "Kau khawatir ya kalau aku tidak bisa memuaskanmu lagi, Akeno." lanjut Naruto dengan seringaian mesumnya.
"Eh.. Si-siapa yang bilang begitu ?" elak Akeno yang malu – malu sambil menyembunyikan rona merah wajahnya di belakang leher Naruto.
"Oh.. ayo lah. Tak usah berbohong."
"Aku tahu isi hatimu. Dengarkan itu, jantungmu bergemeruh." goda Naruto sambil mendempetkan punggungnya dengan dada Akeno.
"Ehh.."
"Aw.. Aduh." Akeno menjewer kuping Naruto , tak terima karena di goda kekasihnya. "Kenapa sih kalau aku yang mengodamu selalu saja aku yang kena pukul, kena jitak, kena jewer lah. Beda kalau kau yang menggodaku." keluh Naruto tak terima.
"Jadi, Naru-kun juga ingin memukuliku jika aku menggodamu ?" tebak Akeno dengan aura Shinigami yang menguar di tubuhnya. !Glup! Naruto menelan ludahnya setelah melihat aura kemarahan Akeno
'Kalau Akeno marah marah memang mirip Kaa-chan. Mengerikan !'
"Ne, Akeno-chan jangan marah. Kau jadi mirip Kaa-chan kalau marah. Nanti muka mu jelek, lho"
"Eh.. Benarkah." tanya Akeno dengan wajah polosnya yang kembali sadar dari mode Shinigaminya. Naruto hanya tertawa melihatnya, ia tahu bagaimana 'menjinakan' gadisnya. "Kita sudahi saja Akeno mandinya." Naruto mendekatkan badan mereka.
"Ngomong – ngomong, aku belum memberi ciuman selamat pagi padamu, ya."
!Cup!
Naruto mencium Akeno di bibirnya, Akeno pun membalas ciuman Naruto menyambutnya dengan membuka mulutnya dan saling memainkan lidah mereka di dalamnya.
"Ohayou, Akeno."
"Ohayou, Naru-kun" balas Akeno dengan wajah merona.
...
"Kalian cepatlah keluar, sarapan sudah siap." teriak Kushina ke lantai atas tempat Naruto dan Akeno berada.
"Baik, Kaa-chan."
Naruto kini memakai seragamnya. Blazer khas seragam Kuoh sudah rapi ia kenakan, begitu juga dengan gadisnya, Akeno .
"Ini Kaa-chan buatkan sandwich dan susu coklat. Cepat dimakan."
"Itadakimasu."
Mereka pun sarapan bersama dengan diiringi celotehan 'kasih sayang' Kushina. "Naru-kun Akeno-chan, kalau bercinta lagi pakai pengaman dong. Kaa-chan belum ingin melihat Naruto atau Akeno 'junior' berkeliaran sebelum umur kalian 20 tahun lebih." nasehat Kushina kepada Naruto dan Akeno di sela – sela kegiatan sarapan mereka.
"Siap Kaa-chan/Okaa-san"
"Bagus. Dan ini bento spesial buatan Kaa-chan. bawalah untuk bekal kalian." Kushina meletakkan 1 kotak bento di meja.
"Eh, kenapa cuma 1 Okaa-san ?" tanya Akeno melihat kotak bento di depannya. "Aduh, kalian ini kan pasangan kekasih. Biar romantis sengaja Kaa-chan buat 1 bekal saja Akeno-chan." jelas Kushina dengan senyum manisnya.
"Wah, Kaa-chan benar. Aku sudah lama tak dibuatkan Kaa-chan bekal. Akeno, kau pasti ketagihan makan bekal buatan Kaa-chan." tambah Naruto membenarkan perkataan Kushina.
"Begitukah ? Okaa-san memang perhatian, ya." kagum Akeno dengan wajah imutnya.
"Kyaa.. Manisnya calon menantu Kaa-chan ini." seru Kushina sambil memeluk erat Akeno yang terpesona keimutan Akeno.
"Eh,.. Sudah - sudah, Kaa-chan. Terima kasih atas sarapan dan bekalnya." Naruto menghentikan aksi gaje ibunya lalu memasukkan bekalnya ke dalam tas.
"Kami berangkat dulu, Kaa-chan."
Naruto lalu menggandeng tangan Akeno untuk berangkat ke sekolah.
"Baiklah, hati – hati di jalan." seru Kushina dari rumah.
...
Di jalan menuju sekolah mereka banyak yang menggagumi keserasian mereka. Naruto yang perawakan tubuhnya tinggi dan badan yang ideal di tambah rambut pirang pendek yang membingkai wajah tampannya memang cocok untuk Akeno yang tinggi semampai dengan wajah imut khas Jepangnya dan jangan lupa 2 aset besar Akeno.
"Cie.. Raja dan Ratu kita sudah datang." goda satpam sekolah kepada mereka.
"Kotetsu-san, anda terlalu berlebihan." ucap Naruto ketika bersapa dengan satpam sekolah, Kotetsu.
"Kyaa.. Itu Naruto-senpai dan Akeno-senpai."
"Mereka serasih sekali."
"Aku mau jadi yang kedua kalau Naruto-senpai mau."
"Kyaa.. Aku juga mau."
Teriakan puja dan puji dari para siswi menggema ketika Naruto lewat dengan menggandeng Akeno. Ada juga beberapa siswa yang sirik melihatnya.
"Terkutuk kau pria tampan sedunia !" sumpah serapah trio mesum Issei, Matsuda, dan Motohama juga keluar saat melihat Naruto menggandeng Akeno bersamanya. Bisa dikatakan, Naruto termasuk pria yang beruntung mendapatkan bidadari Kuoh itu.
...
Pelajaran pertama hari ini dimulai, hari Senin ini Mei adalah guru pertama yang mengajar pertama di kelas Naruto dan Akeno. Mei mulai masuk dengan aura sensualnya menguar menggoda siswa lelaki dan para siswi yang terlihat 'iri' melihat betapa sempurnanya sang guru sebagai peremuan. Bagaimana tidak ? Walau ia hanya meggunakan kemeja coklat di balut jas abu – abu dan rok hitam ketat di atas lutut tak lupa high heel hitam, tak mengurangi kesan cantiknya pada wajah dewasanya.
"Ohayou, Minna"
"Ohayou, Mei-sensei"
Mei memulai pelajaran Matematikanya, membahas beberapa soal sebagai persiapan Ujian Kelulusan. Pelajaran Mei kali ini lebih menarik, semua muridnya diuji maju mengerjakan soal sendiri. Hal ini membuat sensasi tersendiri bagi Naruto, ia lupa bagaimana cara mengerjakan soal Matematika dengan rumus yang dipikirnya sulit.
Tiba giliran Akeno, sebentar lagi gilirannya. Walau ia sudah belajar bersama Akeno, tapi tetap saja sama ia tak bisa. Mati kau Naruto, contohlah sang penulis yang nilai UN Matematikanya 9,75.
"Mudah seperti biasa kan, Akeno-chan ?"
"Ya Mei-sensei. Mana mungkin aku lupa mengerjakan soal kelas 2."
"Ya, sudah. Sekarang giliranmu, Naruto-kun." Mei menunjuk Naruto maju kedepan.
Naruto pun maju, ia berharap soalnya adalah materi kelas 3 yang masih ia ingat rumusnya. "Nah, Naruto-kun,. Pilih salah satu soal di halaman ini." Mei menawarkan 5 soal yang panjang. Dan ke 5 nya tidak ada yang dibilang gampang, semuanya sulit. Hanya ada 1 soal logaritma yang cukup mudah untuk dikerjakan.
"Eh, Mei-sensei. Apa tidak ada soal yang lebih mudah dari ini ?" tanya Naruto memelas.
"Um, kurasa tak ada. Ayo lah, seemuanya mudah kok"
'Mudah apanya Mei-sensei. Demi payudaramu kempes, ini susah semua.' Batin Naruto jengkel melihat semua soal itu. "Coba Naruto-kun kerjakan soal ini." saran Mei menunjuk soal logaritma.
"Yah, tak ada pilihan."
Naruto mulai mengerjakan soalnya. Memahami sebentar soalnya tak masalahkan kan ?. Lalu, ia mulai menulis penjabaran rumusnya. Sampai di tengah jalan, tiba – tiba..
"Eh, Naruto-kun. Kenapa berhenti ? Hampir selesai, loh."
"Maaf, Mei-sensei. Aku lupa lanjutannya.. Hehehe."
Tawa hambar Naruto menggema, lalu di sambut tawa riang dari seluruh kelas. Mereka semua tahu Naruto lemah terhadap Matematika.
"Boleh minta bantuan, Mei-sensei ?"
Tangan Mei mengisyaratkan 'Tidak boleh'. Naruto cemberut melihatnya, biasanya Mei suka membantunya dengan imbalan Mei boleh bermanja – manja dengannya. Tapi kali ini beda, mungkin ini untuk menguji kemandiriannya untuk menghadapinya Ujian Kelulusan.
"Ayo lah Naruto-kun. Kalau kau bisa mengerjakannya, aku akan menciumu."
Gestur menggoda Mei menghenyaknya semua murid. "Eh.. APA !"
.
.
.
Bersambung
.
.
Sorry, saya updatenya terlambat. Habisnya kuota modem saya habis gara – gara situs hentai sialan itu. Tadinya mau beli pulsa lagi. Eh, tapi di jalan ketemu kucing hitam. Lalu saya kena sial, duitnya tiba – tiba kabur kena angin. *Ngeles.
Kalau mau donasi silahkan ) 088216530677. Rp. 1 donasi anda sangat berarti bagi saya.
Saya juga lagi banyak pikiran, jadi inspirasi saya hilang. Setelah bukber & reunian ama temen SMP dan ketemu cewek yang masih ane suka, pikiran saya malah jadi blank :v terus waktu foto – foto bareng, entah kenapa cewek cewek cantik pada merapat ke saya. Hal itu membuat saya merasa aneh. Ada apa gerangan ? Oh, Thanks God !
Minggu berikutnya saya ke pengadilan ambil STNK & kena denda Rp. 80.000,- *Baazengg *KampretTuhPolisi
Bye !
N.B :
- Terima kritik, saran dan pujian.
- Laporkan typo di kotak review. Biar saya perbaiki.
- Soal pairnya Naruto, saya sudah punya 2 perempuan. Dan salah satunya adalah Akeno.
- Clue Pair Naruto : Cantik, Sexy dan Sadis :D
- Cuma sampai 7 chapter.
See you next week ! Bye !
.
.
Quote hari ini :
Fap – fap berlebihan bisa kena tilang Polantas, kuota habis, lemes, duit habis, ketemu cewek dll :v