The Lucky Boy

.

Naruto kepunyaan Masashi Kishimoto

Dan HS DXD kepunyaan Ichiei Ishibumi

.

.

.

Minggu, 7 Februari. 7 a.m.

Mentari mulai menampakkan wujudnya, gemilau sinarnya dan siulan burung - burung liar menghiasi Minggu pagi yang cerah ini di kota Kuoh dan menghangatkan suhu dingin yang sempat melanda Kuoh pada akhir musim dingin ini. Hari yang cocok untuk berolah raga pagi atau hanya sekedar untuk bersantai menikmati udara yang masih segar dan hangat ini. Tapi marilah kita mengintip sejenak ke sebuah sebuah rumah sederhana berlantai 2 di dekat pusat kota. Tepatnya di sebuah kamar, tempat sepasang remaja berumur 18an berbeda gender yang masih terlelap dalam tidur. Lebih tepatnya, pemuda blonde yang tampan dan gadis cantik berambut hitam panjang.

Siluet matahari kini menerobos kaca dan korden kamar, menyinari wajah sang pemuda. Akhirnya, si pemuda berambut blonde mulai membuka matanya. Mengejab – ngejab perlahan dan berusaha mengumpulkan nyawa dari alam bawah sadarnya. Walaupun masih terlihat berat untuk membuka mata, tapi ia berusaha memindahkan sesuatu yang kenyal dan besar yang menindih lehernya.

"Ehhhh... Akeno... bangunlah... ini sudah pagi.." ujar Naruto tak semangat sambil mengelus - elus pucuk kepala Akeno. Benar, sepasang kekasih yang baru jadian tinggal bersama di rumah itu, Naruto Uzumaki dan Akeno Himejima. Naruto adalah murid pindahan dari Osaka yang pindah ke Kuoh 6 bulan lalu. Walau mereka baru jadian 4 bulan lalu, tetapi si gadis yang kebelet nafsu memaksa mereka tinggal bersama. Dan beginilah keseharian dua sejoli ini setelah bangun pagi.

Setiap malam mereka tidur bersama. Si gadis yang selalu tidur telanjang dan pemuda yang rela berkoban demi menjadi bantal dan guling dari gadisnya. Dan kadang kala mereka 'bermain' jika tidak mengalami kesibukan. Tapi, kita sampingkan hal itu, beberapa saat Naruto menunggu gadisnya untuk bangun. Tetapi...

Pluuuk

Bukannya bangun, tapi Akeno malah menggencet muka Naruto dengan kedua aset besarnya. Alhasil, Naruto pun sulit bernapas.

"Engghh,,.. Akeeenoo.. banguun.. lah" racau Naruto. Karena tak ada reaksi dan tak ada cara yang lain. Terpaksa Naruto meremas kedua aset besar Akeno dengan agak kasar.

GREEEPPP

"Ahhhhhh..." desah Akeno tak tertahan karena remasan tadi.

"Aduhh.. Naru-kun. Kalau kau ingin minum susu hangat di pagi hari bilang saja. Tak usah malu – malu. Ufufufu" goda Akeno yang ternyata sudah bangun lebih dulu dan berniat menjahili Naruto.

"Huh.. Kau ini Akeno. Kau yang usil duluan." Sungut Naruto sambil menjulurkan lidahnya. Kemudian mereka bangun dan tak sengaja membuka selimut yang mereka pakai. Dan terbukalah tubuh Akeno yang telanjang tak memakai sehelai benang pun sedang terduduk di paha Naruto. Mengekspos payudara yang besar dan bulat milik Akeno serta sebuah celah di pangkal paha yang tertutup samar oleh rambut kepalanya. Jangan tanya, pemandangan itu membuat muka Naruto memerah sesaat.

"Kau ini Akeno. Kan sudah kubilang untuk pakai baju semalam, suhu semalam dingin, lho. Tak baik untuk tubuhmu. Nanti kalau kau sakit, aku juga yang repot, tahu." cakap Naruto menasehati. Walaupun Akeno mendengar tapi ia hanya fokus pada wajah Naruto saja. Dengan lembut ia memeluk Naruto dengan tubuh telanjangnya dan mengecup singkat keningnya.

"Naru-kun, walau aku tak memakai pakaian pun. Tapi aku masih tetap hangat dengan memelukmu. Jadi jangan memarahi aku lagi ya, Naru..." ujar Akeno sambil mencium kening Naruto dan memeluk erat dari depan. Dengan perbuatan itu si gadis berupaya meyakinkan kekasihnya itu agar tetap bisa tidur dalam kondisi telanjang dengan Naruto. Sepertinya, Akeno memang nyaman dalam hal itu.

Muka Naruto merona melihat hal itu. Tapi mau apa lagi, keinginan gadisnya adalah keinginnannya juga. "Hn.. Dasar wanita. Tapi aku juga suka itu, Akeno" ucap Naruto dengan senyum mesumnya merasakan payudara besar Akeno menempel pada dada bidangnya.

"Nah... Gitu dong, Naru..." balas Akeno yang gemas sambil menjewer pipi Naruto.

"Terus kita mau ngapain, Naru-kun ?" terusnya.

Kruyyukk...

Sebuah suara keluar dari perut Naruto. "Ara.. Naru-kun, sepertinya rubah kecilku sudah lapar.. Ufufu" tawa kecil Akeno mengetahui si pujaan hati sudah kelaparan. "Huh.. Sepertinya kita harus menyiapkan sarapan.." ucap Naruto hendak berdiri. Tapi, nasib berkata lain.

Bbrruuuk

Dengan cepat, Akeno kembali mendorong Naruto jatuh ke ranjang mengunci tubuhnya sambil menungganginya dengan posisi tubuh menggoda. Bagaimana tidak menggoda, dua buah payudara berukuran besar menggantung di depan wajah pemuda blonde dan selangkangan yang saling saling bertemu hanya terpisah oleh kain celana Naruto. Tak segan Akeno memamerkan payudaranya dan tersenyum nakal.

"Tak perlu Naru-kun, aku sudah menyiapkan sarapan spesial untukmu" goda Akeno. Dengan memegang kepala Naruto, ia mengarahkannya tepat di depan payudara miliknya. !Nosebleed! hidung Naruto sampai mimisan melihat betapa ganasnya godaan Akeno.

Blashh

"Sialan kau, Akeno.! Jangan harap kau bisa berhenti mendesah setelah ini" entah setan lewat atau apa. Naruto bak kesambet setan langsung memasang seringai menakutkan. "Eumh.. Naru-kun, kau mau ini ? Ayo cepat ambil, sayang." Goda genit Akeno sambil menggoyangkan payudaranya di muka Naruto.

Grreepp, Sluruupp

"Aahhh.. Eennghh.. te-terussh.. hisap Na-naruuh.." desahan Akeno lolos dari bibir seksinya setelah Naruto meresmas dan menghisap dan juga menggigit - gigit putingnya pelan. Kegiatan yang sama Naruto kembali lakukan pada payudara yang satunya. Meremas – remas, menghisap dan menggitnya pelan. Sehingga membuat sang gadis di atasnya kembali melenguh puas. Naruto meremas - remas lagi payudara berukuran besar itu dengan lebih kuat dan menggigit – gigit kecil putingnya serta menjilat dan tak lupa memberi bekas merah di kedua payudara itu. "Ahh... Aahh.. te-terus.." betapa nikmat apa yang Akeno rasakan dengan perlakuan oleh kekasihnya ini.

"Akeno, tatap aku.." perintah Naruto pada gadisnya.

"Ada aph... umph.. " Belum sempat Akeno bertanya, Naruto mencium bibirnya. Mencium, menghisap sedikit bibirnya dan saling melumat satu sama lain, seakan kurang mereka juga saling beradu lidah. Lidah naruto mengajak menari lidah Akeno seakan tergoda dengan rasa manis mulut sang gadis. "Uummh, Naru-umph" desahan Akeno tertahan lewat ciuman panas mereka. Saliva saling bertukar dan tercecer akibat ciuman panas tersebut. Kegiatan panas itu sayangnya harus terhenti dahulu karena kebutuhan akan oksigen.

Alhasil, benang saliva terbentuk antara bibir kedua sejoli itu. Belum selesai mengambil cukup banyak oksigen. Naruto kembali melumat bibir seksi Akeno. Saling beradu lidah, menghisap, dan berpagutan seakan ketagihan terhadap rasa manis dari sebuah ciuman.

"Aahh.." Akeno lega setelah berciuman lama yang menghabiskan seluruh oksigen dalam tubuhnya. "Enngghs... Na-naruu.." Akeno kembali mendesah nikmat ketika Naruto memberi beberapa kiss-mark di lehernya. Menjilat dan menghisap, itulah kegiatan yang dilakukan Naruto untuk menandai miliknya yang membuat Akeno serasa melayang. Hasilnya leher jenjang Akeno sudah terhias oleh kissmark milik Naruto yang menandakan dia adalah miliknya.

"Naru-kun.. yang di sini masih belum terpuaskan.." ujar Akeno sambil meperlihatkan celah vaginanya yang sudah basah. "Baiklah, Akeno-sama. Bersiaplah mendesah menyebut namaku tanpa henti mulai sekarang.." seringai mesum Naruto makin menjadi. !Glup! 'Ara.. Sepertinya ini akan menjadi hari yang menyenangkan.. Ufufufu..' batin Akeno girang.

"Aaaahhh... te-teruss Naru-kkunn.." desah Akeno kencang merasa kenikmatan.

Naruto yang menghisap dan meremas payudaranya dan juga memasuki celah vaginanya dengan 2 jari membuat Akeno mendesah keras. Tak berhenti di situ, Naruto juga mengocok vagina gadisnya. Dengan ritme yang dinamis, dari pelan sampai kencang. Membuat Akeno keliyangan merasakan sensasi nikmat dari organ intimnya.

"Aahh.. Na-naru.. lebih kencang..!" minta Akeno pada Naruto. Semakin kencang kocokan semakin keras Akeno mendesah. Dadanya membusung ke depan dengan kepala menengadah merasakan aliran kenikmatan yang merasuki tubuhnya.

"Na-naru.. Naru!" desah Akeno sejadi – jadinya.

"Begitu Akeno-chan! Sebut namaku, kali ini aku akan memberimu.." sebelum Naruto selesai. "AAHHH... aa-aku keluar.. haah.." Akeno sudah mersakan orgasme pertamanya hari ini. "Sepertinya, hadiahmu sudah kau ambil duluan. Cih, kenapa lebih cepat dari yang kemarin Akeno ?" tanya Naruto yang heran karena biasanya gadisnya selalu bisa bertahan lebih lama.

"Ah.. Naru.. jangan pikir hal itu. Kita baru saja bertarung kemarin. Kau tidak mau melewatkan 'hidangan utama', bukan ?" goda Akeno yang sudah mengumpulkan energinya kembali. "Hn.. Ayo kita masuk ke 'hidangan utama', Akeno-sama,," seringai bejat Naruto menjadi.

"Tubuhku ini milikmu sepenuhnya, Naru-sama.." ucap Akeno membalasa rayuan Naruto. Akeno sekarang berposisi mengangkang membuka jalan bagi kejantanan Naruto yang sudah ia bebaskan naruto celana yang membungkusnya. "Akan kulakukan apapun untukmu, Akeno-sama. Ku pastikan kita akan 'bermain lama' dengan hal ini." Ujar Naruto menyeringai mesum sambil memasukkan kejantananya ke lubang intim milik gadisnya.

Sambil menindih tubuh Akeno, Naruto melumat bibir kekasihnya memberikan rasa manis dan nyaman terhadap Akeno sebelumnya. Akeno juga bersiap dengan membuka pahanya dan mengkalungkannya ke punggung Naruto.

Bleesshh..

"AAHHH... Na-naruu..." kejantanan Naruto langsung menusuk memasuki lubang intim Akeno. Dengan perlahan kejantanan Naruto memenuhi lubang milik kekasihnya. Dan !Blesh! penis Naruto telah sepenuhnya tertanam ke vagina Akeno.

"AAHHH.."

"Dalam dan sempit seperti biasa, Akeno" ujar Naruto menikmati pijatan di dalam vagina Akeno.

"ce-cepat gerakkan punyamu, Na-naru.." Akeno sudah tak tahan dengan gairahnya. Dengan perlahan Naruto menggerakkan pinggulnya sehingga kejantanannya maju mundur menusuk - nusuk vagina Akeno.

"Ahh.. Uhh.. jangan berhenti.." Akeno meracau tak karuan. Akeno juga tak mau kalah, ia juga menggerakkan pinggulnya menggimbangi permainan Naruto.

"Ahh..."

"Aaahh..te-terus,.."

Naruto menyodok lebih cepat dan lebih keras vagina Akeno dan juga meremas – remas payudara menggiurkan Akeno yang bergoyang – goyang. "Ahh.. tak kusangka.. kau masih sangat sempit, Akeno.." Naruto terus menggila dengan menusuk lebih dan lebih cepat. Ditambah dengan posisi mereka, tusukan Naruto semakin dalam menghantam Akeno.

Plak, plak, plak.

Suara gesekan antara kedua pangkal paha mereka yang 'bermain' ekstrem juga sampai terdengar. "Aahh.. Naruuu.." tak ada cara lain Akeno untuk menyalurkan kenikmatan selain mendesah dan menjambak rambut Naruto.

Permainan Naruto semakin panas, ia menusuk lebih dalam dan lebih keras. Suara decitan ranjang juga sampai terdengar. Semakin lama Naruto menusukkan kejantanannya semakin cepat.

"Aahhh.. Na-naruuu.."

"Le-lebih cepatt, le-lebih dalamm.."

"Uuhh,.. Naru-kun. Terussh.." desah Akeno semakin kencang mengikuti permainan kekasihnya. Naruto semakin dibutakan oleh sempitnya vagina milik Akeno. "Uuhh.. Akeno se-sempit sekali. Ahh"

Goyangan panas mereka berdua hampir menuju ke puncaknya. Seluruh tubuh mereka bergoncang merasakan nikmat. "Aah... Na-naru aku akan keluaarr.." Akeno hampir mencapai puncaknya. Naruto semakin menusuk dengan kencang vagina Akeno. "Aaahh.. aku juga.." Naruto juga merasakannya, ia terus menggesek semakin keras.

Tubuh mereka menegang. "AAHHHN... A-aku keluar Na-naru.." Akeno sudah mengeluarkan cairan cintanya.

"UUHH.. aku juga Akeno." sperma menyemprot ke rahim Akeno. Memenuhi rahim Akeno dan memberi sensasi hangat dalam perutnya. Yang membuat Akeno melayang beserta ribuan kupu –kupu. Tetapi saat mereka mencapai puncak, Naruto masih menusuk – nusuk vagina Akeno yang menambah kenikmatan tersendiri bagi merka. Mereka diam sejenak sambil menikmati orgasme mereka dengan memeluk satu sama lain

Saking banyaknya sperma Naruto yang keluar, mereka merembes keluar melalui celah – celah dari persatuan penis dan vagina mereka. Tapi lihatlah 'punya' Naruto, bahkan masih ereksi setelah orgasme yang mengeluarkan banyak sperma.

"Akeno, bersiaplah. Kita ganti posisi." Tanpa menunggu Akeno pulih, Naruto memutar tubuh Akeno menungging membelakanginya tanpa melepas hubungan mereka. "Aahh.. Naru-kun.. Kau curang. Aahhn." Akeno kembali merasakan tusukan penis Naruto dari belakang dan remasan kuat pada payudaranya.

"Aahh.. Ahhh. Na-naru.."

"Aahh.. te-terus. Fuck me more.. Ahh"

"Ka-katan kalau kau mencitaiku, Akeno. Lalu aku akan mengabulkan keinginanmu." ucap Naruto sambil berbisik ke telinga Akeno. "A-ah.. Ka-kau ini.." racau Akeno melenguh.

"I Lo-love.. I LOVE YOU NARUTO-KUN !"

"Ahh.. I LOVE YOU TOO, AKENO-CHAN" Naruto terus meningkatkan tempo tusukkannya.

Tak mau kalah dari Naruto, Akeno juga menggerakkan tubuhnya mengikuti alur tusukan Naruto. !clep,clep,clep! Suara tabrakan dari selangkangan Naruto dengan milik Akeno yang becek.

"Ahhh.. terus Naru.."

"I LOVE IT ! I LOVE NARU-KUN'S DICK ! Ahhh" desah Akeno menikmati penis besar yang menusuk vaginanya.

Tak berselang lama kemudian tubuh Akeno mengejang. "Aahh,, Naruuu,, Aku ke-keluar" Akeno sudah orgasme untuk yang ketiga kalinya.

"Ahh,,.. Tunggu sebentar.. Ahh" ujar Naruto yang sudah hampir sampai puncaknya.

"Ahh,,.. Na-naru.. tolong berhenti sebentar.. Aahhnn" Akeno sudah tak bisa menahan gelombang kenikmatannya.

"AHHNN.. Aku sa-sampai..."

Crot, Crot. Crot

Akhirnya Naruto sudah menembakkan puncak kenikmatannya ke rahim Akeno. Sekali lagi, rahim Akeno terisi oleh sperma hangat Naruto. Akeno ambruk di atas kasur dan meringkuk dalam dekapan Naruto setelah 'permainan' mereka berhenti.

"Uhh,,. Akeno.. 'permainan' yang mengesankan.." ucap Naruto sambil terengah – engah. "I-iya.. menyenangkan" jawab Akeno malu."Kau tahu, Akeno. Aku rasa 'juniorku' masih bangun. Iya kan ? Kau merasakannya, bukan ?" goda Naruto sambil menusuk pelan vagina Akeno.

"Ahh,, Naru-kun! Kau curang !"

"Ayo kita lanjut ke ronde selanjutnya" Akeno tersenyum nakal dan memutar tubuhnya menaiku Narutonya. Entah dari mana Akeno mendapat stamina tambahan itu.

"Ayo.. Akeno. Selanjutnya kau yang berkuasa" ujar Naruto sambil memegang payudara gadisnya.
"Ahh... Enak" akeno mulai menggerakan pinggulnya mengambil alih kuasa 'permainan' mereka.

...

Kini kedua tubuh mereka sudah mengejang, bersiap merasakan kenikmatan duniawi mereka. Dengan cepat Naruto menggenjot Akeno dari belakang yang menungging lemas. Akeno hanya bisa meracau dan melenguh menikmati permainan Naruto

"Ahh.. Naru.. Aku tak tahan.." ujar Akeno menungging lemas.

"Ahh.. Aku keluar..." Naruto sudah mencapai batasnya. Hingga mereka sama – sama ambruk ke kasur.

Lalu Naruto merengkuh Akeno dan memeluknya menyalurkan rasa nyaman ke pasangan masing – masing dalam keheningan. "Ah.. Akeno. Apa kau tak takut hamil ?" tanya Naruto memecah kesunyian.

"Aku.. Aku tak takut hamil. Lagi pula kita tidak pernah melakukan 'ini' dalam masa suburku. Jadi, naru-kun tak perlu khawatir. Kita masih bisa 'bermain' lebih lama lagi. Fufufu" tawa genit Akeno sambil berceloteh ria.

"Huh.. Aku pikir begitu. Beruntungnya aku mempunyai dirimu." Naruto tersenyum mesum dan menekan payudara Akeno. "Ahh.. da-dasar Pangeran Mesum. Kita sudah selesai tahu" sungut Akeno. "Ahahaha.. Maaf, Akeno-chan." Ujar Naruto semanis mungkin.

"Umm. Sebaiknya kita segera mandi. Lihat sudah jam 10. Apa Naru-kun kurang puas bercinta 3 jam denganku ?" goda Akeno sambil melepaskan badannya dari jeratan Naruto.

"Aku ini punya stamina yang besar, Akeno. 3 jam itu belum cukup, bercinta denganmu selama semingu penuh pun aku bisa.." senyum nista Naruto. "Aku tahu itu Naru-kun" ujar Akeno berblushing ria. !Cup! Akeno mengecup singkat bibir kekasihnya.

"Ayo kita mandi 'pangeran mesum'. Jangan sampai gadis cantik ini mati bercinta karena baumu itu" ujar Akeno sambil menyeret Naruto mandi bersama.

"Siap, Mom !"

Akhirnya dua sejoli itu mengakhiri kegiatan intim mereka dan segera mandi mandi bersama di iringi desahan – desahan kecil dan tawa yang riang. Setelah mereka selesai mandi bersama, mereka segera berpakaian. Setelah itu mereka menuju dapur untuk menyiapkan sarapan pagi/siang mereka.

"Ne.. Naru-kun. Sepertinya kau yang harus berbelanja keluar sebentar. Ini daftar belanjaannya. Aku dipanggil Rias-buchou sebentar ke sekolah. Kau tidak keberatan kan ?" tanya Akeno sambil menyerahkan list kebutuhan mereka.

"Akan kulakukan itu, Akeno"

"Tapi apa kau tak malu menemui Rias dengan keadaan seperti itu" Naruto menunjuk pada leher Akeno yang terdapat beberapa bercak merah bekas 'permainan' mereka tadi yang terlihat karena Akeno menguncir rambutnya seperti biasanya."Ish.. Kau ini. Ini kan perbuatanmu. Tapi aku yakin Rias-buchou tak mempersalahkan tentang ini." Jawab Akeno yakin.

"Oke.. Aku pergi dulu, Akeno."

!Cup! Naruto mengecup singkat bibir Akeno setelah menerima kertas tadi dan berlari keluar meninggalkan Akeno yang sedang mematung dengan wajah memerah.

"Aihh.. dasar. Seenaknya mengambil ciuman dariku." Akeno kembali sadar dari acara blushing rianya dan pergi menemui buchou-nya dengan menaiki sepeda.

Matahari sudah berdiri tegak di atas kepala. Saat ini Naruto sedang berada di sebuah swalayan dekat rumahnya, ia sudah menyelesaikan tugasnya berbelanja dan sedang mengecek daftarnya. Siapa tahu ada yang tertinggal bukan ?.

"Sayuran.. sudah. Ramen instan.. sudah. Beras.. sudah. Telur daging.. sudah. Mentega.. sudah. Minyak goreng.. sudah. Susu.. sudah. Apa ada lagi ?" ujar Naruto sambil mengecek daftar belanjaannya.

"APA.. ? pakaian dalam Akeno dan pembalut wanita. ?! Kenapa dia harus menulis ini ?" Naruto terkejut ketika melewatkan daftar yang satu ini. "Huh.. Sebaiknya dia sendiri saja yang membeli benda seperti ini." Naruto lalu mendorong kereta belanjanya dan pergi ke tempat kasir. Setelah itu ia membayar belanjaannya dan mengambil beberapa kantong kresek berisi belanjaannya untuk dibawa pulang.

'Emm.. Ternyata kota asal Kaa-chan lebih indah dari Osaka.' pikir Naruto yang melewati taman luas yang indah dan hijau dalam perjalanan pulangnya. 'Aku akan menetap di sini dan membuat keluarga dengan Akeno. Jadi aku bisa 'bermain' terus dengannya.' pikir nista Naruto.

Ngomong – ngomong soal Akeno. Naruto bertemu pertama kali dengannya sewaktu ia pindah dari Osaka dan bersekolah di Akademi Kuoh dan kebetulan mereka juga sekelas. Gosipnya, Akeno adalah salah satu 'bidadari' yang ada di Akademi Kuoh selain temannya Rias Gremory yang merupakan ketua klub Renang di sana dan Mei Terumi yang merupakan guru Matematika di sana. Mereka dianggap 'bidadari' karena memiliki paras cantik menawan dan bentuk tubuh proposional yang menggoda. Mereka mempunyai tubuh langsing dan 2 aset yang diatas rata – rata, yaitu payudara. Bukankah mereka idaman pria ? beruntung Naruto mendapatkan salah satu dari mereka.

Naruto juga adalah salah satu murid laki – laki yang cukup terkenal di kalangan murid perempuan dengan ketampanannya, tetapi itu tidak diikuti dengan citra Naruto yang mesum. Pernah beberapa kali Naruto kepergok berbuat mesum oleh beberapa murid di kamar mandi perempuan atau di ruang kesehatan. Dan juga pernah sekali Naruto bertabrakan dengan Mei-sensei kemudian tak sengaja Naruto meremas payudara besar milik Mei-sensei dan kejadian dilihat oleh banyak siswa di koridor dekat kelasnya termasuk Akeno. Sehingga, Naruto mendapat hukuman tak diberi 'jatah' selama 2 minggu olehnya. Kasihan kau Naruto !

Tapi hal itu tak membuat ketampanan Naruto surut di mata perempuan di sana, banyak juga yang menggilainya tapi hanya Naruto acuhkan karena sudah memiliki Akeno di sampingnya.

...

Saat sudah melewati taman, tiba – tiba ia bertemu dengan Mei-sensei. "Hei.. Konnichiwa, Naruto-kun !" sapa Mei-sensei.

"Ahh.. Konnichiwa, Mei-sensei !"

"Anda dari mana, Mei-sensei ?" sapa balik Naruto. "Aku baru saja dari salon, Naruto-kun. Oh.. Bisakah kau tidak memanggilku sensei saat di luar sekolah" jawab Mei cemberut.

"Oh. Baiklah Mei-san."

"Ah. Seperti itu, Naruto-kun. Kau mau pulang ya. Ayo kita pulang bersama. Kebetulan kita sekomplek, lo" tawar Mei. "Baiklah, Mei-san" Naruto menerima tawaran mei dan berjalan bersama.

"Kau tak biasanya belanja. Biasanya Akeno-chan yang belanja. Apa kau sedang terkena hukuman oleh Akeno di rumah, Naruto-kun ?" ucap Mei menggoda Naruto sambil memainkan ujung rambut di pipinya. 'Eh. Dari mana Mei-sensei tahu aku tinggal dengan Akeno ?' Naruto terkejut kalau Mei sudah tahu ia tinggal dengan Akeno.

"Jangan terkejut Naruto-kun. Akeno-chan sendiri yang cerita kepadaku."

"Jadi, sudah berapa kali kau melakukannya dengan Akeno-chan ?" lanjut Mei dengan memangkas jarak diantara mereka. Sekarang Mei mengaitkan tanganya di lengan aruto dan berjalan bersama.

"A-apa maksud anda, Mei-san ?" tanya balik Naruto gugup.

"Ayolah.. Naruto-kun. Jangan berpura – pura tidak tahu. Mana ada sepasang kekasih yang tinggal bersama tidak melakukan 'sex'." terang Mei sambil menggoda Naruto. Naruto memerah malu, ia tidak tahu berapa banyak berbuat itu karena saking seringnya.

"Dilihat dari mukamu. Pasti setiap hari, ya. Benarkan ?" tebak Mei.

"Ah.. ma-mana mungkin Mei-san. Sepertinya tidak sesering itu" ucap Naruto sedikit gugup. "Ah. Jadi pemuda disampingku ini sudah tidak perjaka lagi dong. Padahal aku ingin merasakan 'itu' dengan seorang perjaka. Ufufu" tawa genit Mei.

"Um. Mei-san. Bisakah kita mengganti topik lain." Naruto berusaha untuk tidak berbicara hal – hal tabu dengan gurunya sendiri.

Akhirnya mereka mengisi perjalanan dengan berbicara tentang keseharian mereka dan pelajaran di sekolah.

...

"Sepertinya kau sudah sampai, Naruto-kun" tunjuk Mei ke rumah Naruto.

"Terima kasih, Mei-san sudah menemaniku dalam perjalanan. Silahkan mampir dulu ke rumahku, Mei-san" tawar Naruto basa - basi.

"Tidak usah repot – repot , Naruto-kun. Nanti Akeno marah lagi"

"Dah" Mei melepas pegangannya pada Naruto dan !Cup!. Naruto terkejut saat Mei mencium pipi kanannya. Dan membuat pipi mereka sedikit merona malu.

"Ehem" suara batuk dari Akeno datang dari depan rumah Naruto.

"Oh. Mei-sensei dan Naru-kun. Apa yang kalian lakukan ?" tanya Akeno dengan senyum sadisnya.

"Oh Akeno. Aku hanya mencium pipi murid nakalku ini saja. Dan sampai jumpa. Jangan saling berantem, ya" ucap Mei tersenyum lalu pergi pulang ke rumahnya.

"Jangan marah ya, Akeno-chan" tenang Naruto semanis mungkin.

"N-A-R-U-T-O K-U-N" Akeno mengangkat dan mengepalkan tangan kanannya.

"AHH. Ampuni aku, Akeno-chan"

...

.

Bersambung

.

Good Evening, ladies and gentleman !

.

Salam para hentaiers. Maaf ceritanya masih pendek (Oh. Ayolah, ini 9 lembar F4, bung. Apa kurang banyak ?) Maklum aja, masih pemula.

Saya janji deh. Chapter selanjutnya akan full. :D

Terimakasih sudah mampir.

Datang lagi ya.. !

.

N.B :

- Terima kritik, saran dan pujian.

- Laporkan typo di kotak review. Biar saya perbaiki.

- Soal pairnya Naruto, saya sudah punya 2 perempuan. Dan salah satunya adalah Akeno.

- Clue Pair Naruto : Cantik, Sexy dan Sadis :D

- Cuma sampai 7 chapter.

See you next week ! Bye !