Berawal dari paksaan.
"Naruto, kita harus bicara" paksa sasuke lalu menarik tanganku membawaku paksa ke mobilnya. Kami sama-sama diam di mobil, aku memasang wajah benci tatapan permusuhan padanya. Sementara dia memasang muka tembok andalannya. Setelah mobilnya berhenti dia menyeretku paksa ke dalam apartemennya, tak peduli rontaan atau caci makiku padanya, dan akhirnya dia mengurungku berdua dalam apartemennya dan menguncinya. Dan aku mengutuk diriku yang bisa-bisanya bertemu sasuke teme uchiha hari ini.
disclaimer: Naruto Belong to Masashi Kishimoto Senpai
"Lepashh―" aku menjerit tertahan karena pria yang kini menindihku tak kunjung beranjak dari tubuhku. Aku kini setengah telangjang dalam kungkungannya. Bibirnya terus melumatku hingga aku terbungkam. Pakaian yang tadinya terpasang indah di tubuhku kini kusut dan robek di beberapa tempat. Aku bergerak gelisah, aku tak suka ini. Dia memaksaku melayani nafsunya, dan aku tahu sebentar lagi tubuhku pun akan menghianatiku.
"Diam dan nikmati saja sayang. Itu karena salahmu tak mendengarkan penjelasanku baik-baik. Aku tak mau putus darimu. Kau milikku ingat itu" bisiknya dan memainkan tangannya di dadaku.
"Nghh― please, ku mohonnhh lepaskan akuhh temehh" suara ku bergetar diantara desahanku, aku merasa hina, sementara pria yang menindihku tak kunjung melepaskan tangannya dari kedua payudaraku, meremas dan mengulumnya dengan lidah nakalnya yang jujur saja sedikit membuai libidoku.
"Aku tahu kau menyukainya Naru-chan" ucapnya dan menggerakkan tangannya menuju tubuh bagian bawahku dan melepaskan penghalang yang ada di sana, tangannya terasa panas dan menggelitik. Dan aku menatap wajahnya dengan cemas.
"Jangan, kumohonhh, nghhh" suaraku yang berupa desahan seksi mengkhianatiku, bukan melepaskanku Sasuke justru tersenyum buas meraih clitoris ku dan mencubitnya, menggesekkan tangannya dibawah sana dan aku langsung merasa jijik pada diriku sendiri karena mengeluarkan desahan seperti layaknya pelacur murahan yang menjajakan dirinya untuk pria hidung belang.
Perlahan sasuke memasukkan jari tengahnya pada vaginaku, aku bisa merasakan sakitnya yang sangat luar biasa, ini adalah pertama kalinya bagiku. Aku selalu menjaganya selama ini, aku selalu menghindari seks bebas dengan mantan-mantanku sebelumnya, termasuk sasuke. Perlahan air mataku keluar mengingat sebentar lagi sesuatu yang kujaga tercabik begitu saja oleh lelaki di hadapanku, dan aku menatapnya penuh kebencian.
Lalu dia menambahkan jarinya untuk melonggarkan lubangku, aku merasa terkoyak namun bisa kurasakan nikmat juga mengiringi kesakitanku. Jemari sasuke begitu memanjakan lubangku, dia bergerak dengan tempo cepat dan aku bisa merasakan gelombang kenikmatan yang akan menghampiriku, lubang milikku terasa berkedut dan menjepit erat jemari sasuke, dan untuk pertama kalinya cairan orgasmeku membasahi tangan sasuke.
"Aku sudah menduga kau akan menikmatinya baby" ucapnya seraya mengecup keningku lembut. Dadaku naik turun dan nafasku tersenggal. Aku tahu tubuhku telah meninggalkanku. Aku ingin di sentuh lebih oleh sasuke, pandanganku terasa berkabut oleh nafsu, aku ingin lebih namun aku juga benci dia melakukan ini padaku.
"Aku masih ingin melakukan fore play dengan mu, hingga akhirnya kau benar-benar menginginkanku Naru, aku tahu kau masih mencintaiku" bisiknya di daun telingaku, nafasnya yang hangat meyapu lembut telingaku. Lalu dia menggigit belakang telingaku, mencium tenggkukku lama dan menghisapnya dan aku merasa ringan seketika, tulang-tulangku terasa bergelenyar selunak jelly.
Sasuke mendekap tubuhku meraih daguku dan langsung menciumku ganas. Aku tak tahu harus bertindak bagaimana, aku ingin menolak namun disisi lain tubuhku benar-benar menginginkannya. Kuputuskan untuk tak lagi berpikir karena aku yakin mau bagaimana pun caranya, sasuke pasti akan memperkosaku. Kuraih lidahnya yang menyapu lembut bibirku dan menghisapnya, namun lidah sasuke dengan lihai mengelak, justru menekan lidahku menariknya dan membawa lidahku kedalam pertarungan sengit, dan saat kebutuhan oksigen mendesak kami melepaskan tautan itu.
Aku merengkuh tubuh sasuke erat dengan nafas yang tersenggal-sengal, menatapnya lapar dan menyentuhkan dadaku sepenuhnya pada hangatnya dada bidang sasuke. Namun sepertinya sasuke tak ingin memelukku terlalu lama, dia merebahkan tubuhku dan mengambil posisi enam sembilan, dan aku tahu maksudnya itu. Aku mungkin belum pernah melakukannya, tapi aku pernah membaca dan menonton film biru. Kurasakan lidah nakal sasuke sudah beraksi di bawah sana. Sementara penis milik sasuke menggantung bebas di hadapanku. Haruskah aku menyentuh benda ini?
Perlahan ku pegang benda yang menggantung di depan wajahku itu, dan kudengar sasuke menggeram di bawah sana, dan menusukkan lidahnya dengan bersemangat di lubangku hingga akupun melengkung nikmat sehingga tubuh kami saling menempel.
Kugerakkan tanganku perlahan pada milik sasuke, dan kemudian benda itu semakin mengeras dan tegang, menonjolkan urat-urat yang nampak tegang. Besarnya ukuran milik sasuke dalam genggamanku sedikit membuatku bergidik. Apa benda ini benar-benar akan menerobos tubuhku? Dengan sedikit berani aku mencoba merasakan milik sasuke dalam mulutku. Besarnya milik sasuke membuat mulutku terasa penuh, namun baru saja aku akan memaju mundurkan milik sasuke dalam mulutku tiba-tiba aku mendesah keras dan tak sengaja menggigit penis yang ada dalam mulutku dan sasuke kembali menggeram di bawah sana.
Aku dan sasuke sama-sama memanjakan benda privasi masing-masing. Aku sibuk memaju mundurkan kepalaku, sedang sasuke sibuk menjilat milikku di bawah sana. Aku bisa merasakan gelombang kenikmatan itu kembali datang dan sepertinya sasuke juga mengetahuinya, dengan segera dia mempercepat gerakan lidahnya menyapu milikku hingga aku keluar.
Sementara itu milik sasuke sedikit terabaikan dalam mulutku, namun sasuke yang sepertinya ingin keluar juga segera memaju-mundurkan penisnya dalam mulutku hingga aku tersedak penisnya karena dia terlalu keras menyodoknya dan mengenai tenggorokanku. Aku bisa merasakan milik sasuke membesar dan tak lama cairan cinta milikknya memenuhi mulut dan tenggorokanku. Jujur saja rasanya aneh dan membuatku mual, namun karena penis sasuke yang tak urung keluar dari mulutku membuatku terpaksa menelan cairan dengan rasa aneh itu.
"Kuharap kau siap dengan permainan inti naruto" bisiknya. Entah sejak kapan wajah sasuke sudah berada di hadapanku, menciumku sekilas sebelum mengurut penisnya dan bersiap-siap di depan pintu kenikmatanku, tiba-tiba kesadaran bahwa aku akan diperkosa sasuke kembali pada benakku.
"Jangan sasuke, aku tahu aku― ahgghh―" namun kata-kata penolakkanku terputus saat penis sasuke perlahan mulai masuk ke lubang milikku, dan vaginaku berkedut menyambutnya. Penisnya terasa sangat panas di pintu rahimku, berdenyut dan menggelitiki tubuh bagian bawahku ingin melahap penis itu seutuhnya.
"Ouh, kau sempit sayang" bisiknya, dan aku berupaya melawan tubuhku sendiri yang begitu menginginkan penis sasuke. Aku berjuang mengeluarkan benda sialan yang kini mencoba masuk kedalam tubuhku. Dan sepertinya sasuk cukup kesusahan memasukkan dirinya. Aku hendak mendorong sasuke tapi tangan ku terburu di tanggkap sasuke dan dia memenjarakan kedua tanganku di sisi kepalaku dengan kedua tangannnya.
"Rilekskan dirimu sayang, atau kau akan sangat kesakitan bila aku memaksa" sasuke terus saja berusaha memasukiku aku berusaha menolak dengan mengetatkan otot otot rahimku. Namun sepertinya sasuke tak kehilanggan akal, tangan nakalnya menyentuh ringan punggungku hingga membuat tubuhku terasa ringan, dan suara desahan lolos dari bibirku yang terbuai oleh ulah tangan sasuke dan untuk sesaat melupakan penisnya yang berusaha memasukiku.
Aku merasa sesuatu robek dalam diriku di iringi rasa sakit yang luar biasa serta lubangku yang terasa penuh. Milik sasuke sudah terbungkus sepenuhnya dan tertanam dalam tubuhku, aku merasa penuh di bawah sana, sakit dan juga perasaan geli yang aneh namun menyenangkan.
"Aku membencimu Uchiha Teme Sasuke" desisku. Tak peduli tanggapanku perlahan sasuke mengerakkan tubuhnya, dan rasanya semakin aneh aku yang semula penuh lalu menjadi nyaris kosong lagi, lalu sasuke memenuhiku lagi. Rasanya sangat menyenangkan saat penis sasuke menyodok diriku sangat kuat. Terkadang aku merasa nikmat yang teramat sangat saat penis sasuke menyentuhku disuatu tempat. Penis sasuke menubruk vaginaku kuat dan aku benar-benar tak tahan untuk mendesah, dan sepertinya sasuke sangat menyukai keadaan kami ini.
"Uhnngg,, more sasuke, fuck me more―"
"Yes, there umm yeah" aku sudah benar-benar mabuk rasanya, penis sasuke benar-benar membuatku lupa diri. Bahkan sekarang aku justru memintanya memasukiku lebih dalam lagi, shit aku benar-benar tak tahan dengan semua kenikmatan ini.
Sasuke menggerakkan penisnya semakin cepat dan itu membuatku merasa semakin nikmat, tubuhku bahkan berguncang hebat, suara alat kelamin kami yang bertemu terdengar semakin keras dan desahanku semakin menjadi. Aku suka sasuke menyodokkan penisnya kuat-kuat seperti ini, aku suka sensasinya, aku suka rasa nikmatnya, aku suka sentuhannya, dan aku rela sasuke memperlakukan ku seperti ini setiap saat. Aku ingin sasuke selalu berada dalam tubuhku, memenuhiku dan menjadi milikku seutuhnya. Aku merasa ketagihan dan aku memeluk erat sasuke saat aku meraih puncak kenikmatanku. Namun sasuke seakan tak ingin membiarkanku berlama-lama menikmati orgasme ku. Dia menyodokku semakin keras, dan miliknya membesar. Karena cairan orgasmeku, gerakkan penis sasuke semakin lincah, dan kurasakan dia akan keluar. Baru saja aku akan memintanya untuk mengeluarkan di luar sasuke sudah memenuhiku dengan cairannya. Rasanya sangat hangat di dalam sana, juga terasa menenangkan, terlebih saat cairan sasuke menjangkau jauh kedalam tubuhku, rasanya nyaman sekali, aku senang sasuke sudah menyentuhku sejauh ini. Aku menatapnya sayu, jujur saja aku sangat senang dengan penyatuan kami dan aku ingin lagi meski aku sangat lelah.
"Ini masa suburku" ucapku dengan nafas tersenggal, dadaku yang naik turun menjadi fokus sasuke saat ini.
"Aku tahu, karena itulah aku sengaja mengeluarkannya di dalam" bisiknya dan mencium bibirku singkat.
"Kau sengaja ingin menghamiliku?" bentakku padanya, harusnya aku menolak semua ini dari awal. Kalau aku hamil bagaimana nasibku?
"Tentu saja, aku ingin kau selamanya bersamaku. Aku tak terima kau putus dariku, harusnya kau tahu aku tak mungkin selingkuh dengan temanmu itu. Justru dia yang sengaja menggodaku dan menciumku dengan paksa saat kau melihat kami saat itu. Aku hanya mencintaimu Naruto" bisiknya tepat di permukaan bibirku dan langsung menciumku, aku menyambutnya dan balas meraup bibirnya lapar, aku benar-benar menginginkannya, benar-benar mencintainya. Kurasakan milik sasuke yang belum ia cabut kembali bergerak di bawah sana, dan desahanku pun lolos di sela-sela ciuman kami. Sasuke memaju mundurkan penisnya kembali untuk memanjakanku, dan aku balas menggerakkan pantatku berlawanan arah dengan sasuke, membantunya agar menusukku lebih dalam.
Bosan dengan gaya biasa, sasuke mencabut penisnya dari dalam lubangku dan itu membuatku sangat kecewa. Namun seperti menjawab kekecewaanku sasuke menyuruhku menungging, dan kembali menanamkan miliknya di dalam tubuhku, seakan sudah terbiasa vaginaku menyambut penis sasuke dengan senang hati. Penis besar sasuke terbungkus erat oleh vaginaku. Rasa nikmat saat penisnya bertubrukkan dengan dinding rahimku sungguh tak ada duanya. Sasuke sangat hebat. Tubuhku bergoyang dan payudaraku terayun-ayun menggantung kebawah karena gerakan kami. Sasuke yang terus menubruk titik terindahku kuat-kuat membuatku kesetanan karena nikmat.
"I'm comminghh sasuke" desahku
"Me too" ucapnya dan saat gerakkan sasuke semakin cepat aku sudah tak kuat lagi untuk menopang tubuhku dengan lutut dan dan tanganku, sasuke meraih perutku dan memegangnya erat, dan tak lama kami keluar bersamaan dan mengerang nikmat bersama-sama.
"Hangat" gumamku saat aku merasakan cairan sasuke mejalar didalam tubuhku dan sasuke memelukku dari belakang tubuhnya.
"Aku belum selesai naruto, aku akan berhenti saat aku lelah dan aku yakin kau akan hamil olehku, dan kita menikah" bisiknya di telingaku.
"Yang ugh― benarhh sajahh. Apahhh begini― inngghh caramu melamarrkuu―" ucapku tak lagi jelas antara kata-kata dan desahan karena Sasuke kembali menghujaniku dengan sodokkannya.
"Bersiap saja kau tak bisa jalan besok, dobe" bisiknya dan aku menjerit.
"TIDAAKKK"
.
.
.
Aku terbangun saat jam menunjukkan pukul dua, sepertinya pertarungan kami yang berlangsung hingga fajar membuatku kelelahan. Kulihat ke sebelah kasurku yang sudah kosong, mencium aroma yang cukup harum membuatku yakin bahwa sasuke sedang memasak. Aku menepiskan selimut yang menutupi tubuhku yang terasa lengket semua, ugh aku mengerang saat tubuh bagian bawahku terasa remuk dan sakit. Sepertinya sasuke sukses membuatku tak bisa berjalan. Kalau seperti ini bagaimana caranya aku mandi?
"Ah, Kau sudah bangun rupanya putri tidurku" bisik sang penghancur hariku. Aku menatap kesal padanya karena membuatku jadi seperti ini.
"Aku tahu kau marah padaku tapi aku tak akan minta maaf karena kau juga menyukainya. Setelah kau sanggup bergerak, kita temui orang tuamu dan aku akan memintamu pada mereka." Sasuke lalu mencium keningku dan menatapku dari jarak dekat. Lalu kembali berbisik dengan lembut di telingaku. "Maukah kau menikah denganku?"
Aku ingin menjawab iya tapi bagaimana dengan permasalahan kami sebelumnya, terlebih kami sudah putus.
"Lalu, bagaimana dengan sakura?" dia mengernyit mendengar pertanyaanku lalu tersenyum lembut membelai rambutku. "Aku tak mencintainya, kau salah faham Naru. Dia yang menciumku, aku sudah bilang bukan? Aku tak terima penolakan, mau tak mau kau harus menikah denganku, ingat aku sudah memperkosamu. Atau itu masih kurang untukmu?" sasuke menyeringai di akhir kalimatnya dan aku bergidik saat tangan sasuke meremas lembut payudaraku.
"Jangan lagi, teme. Aku lelah, dan tubuhku sudah remuk semua. Kalau kau memang ingin menikah denganku baiklah, nanti kita temui orang tuaku juga orang tuamu."
Sasuke kembali tersenyum, senyuman paling mempesona yang membuatku tergila-gila padanya.
"Arigatou" bisiknya
.
.
hehe, ai cuma bisa nyengir abis ngetik fic ini. awalnya mau ngetik lanjutan you are my devil eh ai malah blank, jadinya coba coret-coret di dan jadilah fic ini. ok saran dan masukan serta komentar reader tetap di tunggu, ai masih belum tau nih fic tbc atau end, nunggu masukannya reader dulu, makanya nggak kasih tanda tbc/end..