PAPA
by Kikomori Uzuka
NARUTO owned by Masashi Kishimoto
RATING T/M
Genre : Family, Romance, Hurt/Comfort, AU
WARNING! TYPOS, OOC, AND WACKY DETECTED!
Hyuuga Hinata menyadari satu hal semenjak kepergian kakaknya, Neji, bahwa dirinya memang seorang yang menyedihkan. Ditatapnya lagi malaikat kecil yang menggeliat resah dalam pelukannya, tapi jika Hinata tidak menjadi orang yang menyedihkan.. tak mungkin ada Sinichi dalam hidupnya.
Hyuuga Sinichi adalah putra semata wayang Hinata. Anak yang dulunya tak pernah Hinata harapkan hadir dalam kehidupannya. Kini Hinata begitu bersyukur akan kehadiran malaikat kecil ini, setidaknya ia dianggap ada di rumah ini.
"Bangunlah Hinata, jangan jadi pemalas"
Hinata terkesiap, ia tidak tertidur sungguh. Manabisa Hinata tidur saat suaminya belum pulang? Hinata hanya memejamkan matanya dan menenangkan diri dengan memeluk Sinichi-nya. Tapi suara bariton milik suaminya selalu saja membangunkan diri Hinata yang penakut.
"Hai'.."
Pria dihadapan Hinata itu masih menatap Hinata dengan datar. Inilah yang Hinata takutkan mata lavender yang memandangnya lurus seolah menyalahkan kehadiran Hinata di dunia ini. Jika saja Hinata bisa sedikit berani, ia pun juga ingin menatap pria di hadapannya dengan tatapan menyalahkan seperti itu.
Apakah dia harus menyalahkan Hinata, hanya karna ia terlahir lebih dulu dan Hinata terlahir dua tahun setelahnya?
"Suamimu baru saja pulang dan kau menyambutnya dengan dengkuranmu.. sopan sekali,"
Ucapan pria itu tentulah sebuah sarkasme. Menggelikan rasanya, karna Hinata bahkan meragukan jika suaminya itu masih ingat memiliki istri yang menunggunya dirumah. Tunggu.. Hinata hanya dianggap sebagai istri jika suaminya ini sedang dalam keadaan kesal dan butu pelampiasan.
Itukah yang namanya suami?
"Maaf, nii.." sahut Hinata lirih.
Brakk
Hinata makin mengkerut ketakutan saat suaminya menggebrak pintu kamar mereka. Digendongannya, Sinichi tampak mengembik takut bersiap menangis karna tidurnya terganggu. Oh Tuhan, betapa Hinata ingin menangis sama seperti bayinya.
"Sudah kubilang jangan memanggilku seperti itu Hinata!"
Hinata semakin mengeratkan pelukannya pada Sinichi. menutup telinga bayi itu yang memang sia-sia. Teriakan Neji terlalu keras hingga membuat bayi itu mengerang dalam tangisnya.
"Suruh bayimu diam!" gertak Neji semakin murka.
Hinata menimang Sinichi dengan lembut, menahan tangisnya pula. Hinata beranjak keluar dari kamar saat Neji mulai mengeluh..
"Seharusnya kutolak saja pernikahan penuh dosa ini,"
Dan Hinata pun kembali merasakan secercah kebencian yang semakin lebar dalam hatinya untuk mantan kakak tercintanya.
.
.
.
tbc/end