Reinkarnation : Naruto's New Life

Disclaimer: Harry Potter © J.K Rowling

Naruto © Masashi Kishimoto

Genre : Romance

Rating : M

Pairing : (Draco X Naruto) (Harry X OC)

W arning: Typo, OOC, YAOI, penulisan acak-acakan, MPREG, Twin!Lucius.


Chapter 4

"...Itachi?"

Xavier yang merasa heran dan bigung disaat bersamaan dia juga sedang mencoba mengingat memori-memori yang ada memastikan apakah dia salah mengira atau tidak. Lelaki berambut hitam panjang dengan mata hitam sekelam malam dan kulit yang putih, lelaki ini jelas tidak asing bagi dirinya. Lelaki ini lumayan mirip dengan lelaki berambut hitam dengan model pantat ayam yang swelalu muncul diingatan-ingatannya, tapi ia yakin orang yang ada disebelahnya ini bukan lelaki bermodel rambut pantat ayam tersebut. Xavier berusaha mengingat lagi, lelaki ini Uchiha Itachi, kakak dari lelaki berambut pantat ayam itu.

"aku kira kau butuh waktu lama untuk mengingat siapa aku, Naruto. tak aku sangka kau masuk asrama ular ini Naruto, tadinya aku kira kau akan memasuki asrama singa itu." Ujar Itachi

"B-Bagaimana?"

"sepertinya pembicaraan ini kita lanjutkan di asrama saja nanti." ujar Draco yang memotong pembicaraan itu. Hei, kekasihnya itu butuh waktu untuk menenangkan diri, setelah gugup karena seleksi kini harus kaget dengan kehadiran orang yang Draco sendiri tidak kenal. Jika pembicaraan ini dilanjutkan sekarang, Draco khawatir kekasihnya itu akan mengalami Shock berkepanjangan.


Setelah selesai makan malam di aula besar tadi, dan masing-masing murid sudah ada di asramanya masing-masing. Kini Xavier dan Draco ada dikamar mereka di asrama Slytherin. Ya kamar di asrama Slytherin satu kamar terdiri dari dua orang. Suatu hal yang di syukuri oleh Draco dan Xavier karena mereka ternyata satu kamar, bagi Draco dia bersyukur karena dapat bersama Xavier dan bagi Xavier dia bersyukur karena dengan sekamar dengan Draco akan mempermudah dirinya jika sewaktu-waktu Draco membutuhkan darahnya, well walaupun dia sendiri senang sekali dapat bersama Draco terus.

Tampak sekarang Itachi ada didepan Xavier dan Draco. banyak pertanyaan yang ada dikepala Xavier mulai dari bagaimana Itachi disini? Seingatnya Itachi itu sedah meninggal dan kalaupun Iatachi masih hidup tidak mungkin Itachi berumur belasan tahun begini, seharusnya Itachi sudah berumur puluhan tahun jika. Kepala Xavier rasanya berdenyut sakit karena mengingat banyaknya memori yang muncul.

"aku tahu kau sekarang merasa bingung Naruto. aku akan menceritakan semunya. tapi jika penjelasanku membuatmu tambah pusing dan kau sudah tidak kuat, aku akan menyimpn lanjutannya untuk lain kali. Dan jangan potong penjelasanku" Ucap Itachi, dia tau Xavier kini sudah merasa pusing sekali, mungkin ini yang membuat Kurama tidak mau membantu Xavier mengingat semuanya karena dia takut xavier kaget dengan ingatan yang mendadak akan diterima dan membuatnya pusing. sekalipun hanya lewat cerita saja Itachi tau itu cukup untuk membangkitkan beberapa ingatan Xavier. jika Kurama yang membuat Xavier mendapat ingatannya dengan jurus yang didapat dari Rikudo Sannin dapat dipastikan Xavier akan pingsan berhari-hari, atau jika Sasuke yang membantu Naruto ingat dengan cara memperlihatkan kejadian dulu dengan mata Sharingannya, itu sama saja akan membuat Xavier shock seketika. Heh, Itachi tidak perduli jika Kurama protes karena telah membantu Xavier mengingat, ia tidak mau Sasuke menunggu Xavier lebih lama. Sasuke sudah cukup gemas dan lelah menunggu Xavier selama bertahun-tahun.

"aku mengerti" ucap Xavier. Sedangkan Draco kini sudah berubah jadi pendengar setia.

"ketika perang dunia ninja ke-4 dulu, setelah membuat edo tensei berhenti dengan bantuan Sasuke tentu saja aku juga kembali ke alam kematian. Aku sendiri tidak menyangka akan mengalami reinkarnasi. Aku terlahir dari seorang ayah Mungle dan seorang ibu berdarah murni dengan kata lain aku adalah half-blood. singkatnya Ketika umurku menginjak 4 tahun aku mulai mengingat masa lalu ketika menjadi ninja dulu dan ketika aku berumur 5 tahun aku bertemu Sasuke, adikku pada kehidupanku dulu, sosok kakak bagimu sekaligus sahabat yang selalu kau kejar-kejar ketika dia menjadi missing nin. Dia menemukanku secara tidak sengaja ketika aku masih tinggal di Jepang bersama ayahku, sedangkan ibuku dia sudah meninggal. Awalnya Sasuke hanya berniat mencarimu secara manual, dia fikir tidak ada salahnya menyusuri kota siapa tahu bertemu denganmu, tetapi bukannya bertemu denganmu dia malah secara tidak sengaja bertemu denganku yang nyatanya mirip sekali dengan sosok kehidupanku dulu. Sejak saat itu dia diam-diam mengikutiku dan mengawasiku, dari situ dia mengetahui bahwa ternyata aku mulai mengingat kehidupanku yang dulu. Karena dia sudah mulai bosan mengawasi dan menunggu dia tiba-tiba muncul dihadapanku ketika aku sedang dihalam rumahku ketika ayahku sedang membeli sesuatu diluar, dia muncul dan memanggilku 'kakak' dan menggunakan sharinganya untuk memperlihatkan kehidupanku dulu sehingga berefek membuatku ingat semuanya walaupun aku sempat pingsan dan tentu saja sesadarnya aku, aku sudah mengingat hampir seluruh ingatan terdahuluku walaupun begitu aku tidak memilki kekuatan ninjaku lagi seperti dulu.. Beberapa hari kemudian dia menjelaskan bahwa dia mencari reinkarnasi Naruto selama bertahun-tahun, akupun bercerita tentang ibuku yang seorang penyihir, dan keanehan yang selalu terjadi padaku terutama ketika aku sedang marah. Ya aku tahu siapa ibuku dari ayahku, ayahku tidak menutup-nutupi bahwa ibuku penyihir. Sampai sebulan kemudian dia datang kepadaku dan mengabari bahwa dia tahu bahwa kau sudah lahir kembali, tentu saja dia mengetahui itu dari Kurama yang ternyata kurama juga mengetahui itu karena dia merasakan setengah cakra yang dimilkinya muncul lagi, setengah dirinya ada didalam dirimu, dan itu yang membuat dia tahu bahwa kau sudah lahir. Mereka berdua sudah menunggu kelahiranmu selama hampir 10 tahun sejak dirimu yang dulu meninggal. Mereka juga mengetahui bahwa kau terlahir sebagai penyihir berdarah murni, mereka tahu semua yang terjadi padamu walaupun mereka tidak berada didekatmu, walaupun mereka tidak berada ditempat yang sama denganmu. Setengah dari koneksi antara kurama yang ada pada dirimu dan kurama yang saat ini sedang bersama sasuke lah yang membuat mereka mengetahui semuanya, walaupun kurama yang ada dalam dirimu masih memejamkan matanya." Jelas Itachi panjang lebar.

Xavier kini terlihat mengerutkan keningnya, dia mengalami masa shock dan heran serta sakit kepala yang hebat karena ingatan yang dia dapat bertambah banyak. Terutama ingatan mengenai Sasuke dan Kurama. Sekarang dia tahu lelaki yang dulu pernah dia kejar, lelaki yang ada diatas kepala ular raksasa, lelaki yang dia anggap sahabat dan kakaknya adalah bernama Sasuke. Uchiha Sasuke. Dan kurama yang ada didalam dirinya? Maksudnya ada setengah kurama ada didalam tubuhnya? Apakah itu penyebab dirinya aneh dan dijauhi orang-orang?

"kau bilang kau menganggap Sasuke itu saudaramu?"

"aku serahkan Sasuke padamu, Naruto"

"Naruto, kau sudah selesai? Karena aku belum selesai !"

"apa kau baik-baik saja, dobe? Wajahmu kelihatan semakin pucat?"

"aku akan ada disampingmu, untuk menjagamu, Dobe"

"orang yang sudah mati seharusnya tidak muncul lagi dan mengacaukan segalanya"

"ahahahah... sepertinya kau sudah melampaui semua Hokage dalam hal kebodohan"

"Diam! Dasar Kurama Bodoh! Bodoh!"

"hehe.. tenanglah, orang yang bodoh biasanya mudah dipercaya dan disukai, Gaki"

Rentetan ingatan-ingatan muncul dikepala Xavier, membuat Xavier bertambah pusing, baru pertama kali baginya mendapat ingatan sebanyak ini dalam waktu singkat. Rasanya kepalanya mau pecah dalam waktu singkat. Tidak pernah ia sangka hanya dengan penjelasan dari Itachi ingatannya dapat muncul sebanyak ini. dia masih belum mengerti kenapa di semua ingatannya semua orang membenci dirinya dan mengatakan kalau dirinya adalah monster. kurama? Kenapa rasanya dia tidak membenci Kurama yang sudah menyebabkan dirinya disebut monster karena kurama ada didalam tubuhnya dulu? Kenapa ia rasanya sangat sedih ketika dia ingat Kurama sepertinya diperlakukan hanya sebagai alat? Bahkan saat mengetahui setengah kurama ada didalam tubuhnya saat ini, dia tidak merasa risih dan benci malah dia merasa bahagia, padahal dia tahu kemungkinan penyebab dirinya mengalami keanehan sehingga dijauhi orang-orang pasti akibat Kurama masih ditubuhnya. Dan orang yang bernama sasuke itu rasanya Xavier rela menukar waktu bertahun-tahun hanya untuk membawa pulang Sasuke? Itachi.. dan pada Itachi, ia ingat, ia ingat bahwa Itachi pernah menyerahkan Sasuke padanya. Dia tidak sanggup menahan rasa sakit dikepalanya ini, dia juga pusing dan bingung dengan segala pertanyaan dikepalanya yang membuatnya bingung sekarang.

"Sasuke? Kurama? Arghhh" Xavier meremas rambutnya dan berteriak karena merasa sakit, Dan itu membuat Draco panik.

"Muffliato. Vier? Kau baik-baik saja, dear?" Draco merapalkan mantra peredam untuk mencegah anak Slytherin lainnya mendengar teriakan Xavier. Draco kini berusaha melepaskan tangan Xavier yang meremas rambutnya.

Draco sebenarnya juga bingung pada penjelasan pria dihadapannya ini dan sangat khawatir pada matenya ini. dia Tahu bahwa matenya ini memilki ingatan kehidupannya dulu, ia tahu Xavier adalah reinkarnasi seorang ninja dan masih memiliki kekuatannya dahulu, tapi penjelasan yang panjang ini juga membuat Draco bingung juga sebenarnya.

"cakar rubah berekor sembilan yang kini menjadi tongkatmu, tidak lain milik Kurama, itu pemberian mereka sebagai senjata untukmu." Ah Itachi tidak perduli dengan teriakan itu, penjelasannya tinggal sedikit lagi, tanggung. Lagi pula sudah dari lama dia merencanakan untuk membantu Naruto atau Xavier mendapat ingatannya, jadi jika sakit sedikit seperti ini saja, dia kira tidak masalah. Persetan dengan keinginan rubah keras kepala itu yang menginginkan xavier mengingat semuanya sendiri, ia dan Sasuke sudah habis kesabaran rasanya jika menunggu xavier ingat semuanya sendiri.

"cakar? Bagaimana kau?" tanya Xavier kaget yang kini sedang bersandar di pundak Draco sambil menikmati usapan kekasihnya itu dikepalanya, ah usapan kekasihnya membuat rasa sakitnya terasa berkurang.

"itu karena mereka yang menyerahkan cakar itu padaku untuk dijadikan tongkat sihir. Mereka hanya menyerahkan cakar itu dan mengatakan untuk dijadikan tongkat sihir, kurama yakin tongkat itu nantinya tidak akan dimilki penyihir lain. karana tongkat itu hanya akan menjadi milikmu seorang. Kesetian kurama hanya milikmu seorang"

"sudah kuduga Naruto adalah orang yang Rikudo-Jiji maksud"

"aku akan selalu bersamamu, Gaki"

Xavier mulai mengingat rubah berekor sembilan tersebut, perlahan dia mengingat sosok rubah itu, dia pernah dijadikan wadah segel bagi rubah itu oleh orang tuanya sendiri kemudian akhirnya dia dekat dan akrab dengan rubah yang bernama kurama itu. Ingatan-ingatannya bermunculan, membuat Xavier harus menahan sakit kepalanya lagi. Mungkin jika Draco tidak mengusap kepalanya seperti sekarang Xavier yakin dia akan tambah kesakitan.

"a-aku ingin bertemu mereka" yeah, Xavier ingin bertemu mereka, banyak hal yang ingin Xavier tanyakan, banyak pertanyaan yang ada dikepala Xavier, kepingan ingatannya belum sempurna, xavier tau itu. Tapi bagaimanapun ia ingin bertemu dua orang yang sudah dia anggap keluarga sendiri, ia ingin tahu bagaimana kabar mereka sekarang, bagaimana kabar tempat kelahirannya dulu, dan masih banyak lagi.

"Vier, lebih baik kita sudahi dulu sampai kau merasa lebih baik"ucap Draco yang merasa xavier sudah semakin kesakitan ini. ah Draco benar-benar harus membuat Xavier berhenti berfikir untuk sementara dulu dan membuat pujaan hatinya ini istirahat, dia menyesal tidak mencegah Itachi mnejelaskannya malam ini, harusnya dia membujuk agar penjelasannya besok. Malam ini mereka sudah sangat lelah padahal.

"dia benar. Lebih baik sudahi saja sampai disini dulu. Perlahan-lahan pasti kau akan mengingat semuanya. Mengenai mereka, cepat atau lambat kau akan bertemu mereka, aku akan memberitahu mereka hal ini, aku yakin mereka juga ingin bertemu denganmu. Mereka tidak bisa masuk kemari Naruto, Sasuke jelas bukan penyihir jadi semua informasi dan keadaanmu mereka dapat dari koneksi kurama dengan kurama yang ada didalam dirimu. Walaupun kurama yang ada didirimu belum terbangun, tetapi itu tetapi bukan penghalang kurama yang satunya lagi tidak dapat mengetahui keadaanmu, dan aku adalah orang yang diminta sasuke dan Kurama untuk menjagamu karena mereka tidak bisa kemari dan untuk memastikan tongkat sihir dengan inti cakar kurama sampai ketanganmu, seperti sekarang. Dan sebagai informasi namaku sekarang adalah Hasegawa Itachi" Itachi langsung berjalan kearah pintu meninggalkan duo pirang itu. Namun ketika dia hendak menutup pintu dia berkata. Ah tentu saja nama Itachi sekarang berbeda, walaupun hanya marganya saja yang berubah, Xavier sendiri sampai bingung dengan kebetulan yang terjadi, yeah kebetulan dimana Nama Itachi di kehidupan yang dulu dan sekarang sama.

"ah, Malfoy, Sasuke dan Kurama pernah berpesan bahwa kau harus menjaga Naruto atau Xavier dengan baik. Jika kau menyakitinya mereka akan memastikan kau menyesal" setelah mengucapkan itupun pintu langsung tertutup. Draco yang mendengarnya hanya menghela nafas saja.

'tanpa disuruhpun aku pasti menjaganya dan tidak akan menyakitinya'batin Xavier dia merasa bingung sepertinya mereka juga mengetahui tentang hubungan dirinya dan Draco. ah sepertinya Xavier melupakan fakta bahwa Sasuke dan Kurama selalu mengawasinya melalui koneksi yang dimiliki Kurama. Xavier benar-benar membutuhkan Draco sekarang, hanya Draco yang dapat membuatnya nyaman dan dapat membuat ia melupakan segala masalah yang sedang menghadapainya.

"Draco..." ucap xavier. Draco yang mendengarnyapun langsung tersenyum dan mengecup kening Xavier. "lebih baik kita tidur Vier. Kau butuh istirahat" Draco membaringkan Xavier di tempat tidur setelah memberi pelukan selamat tidur, Hal yang selalu Draco lakukan untuk membuat Xavier tidur dengan nyenyak ketika Xavier sedang ada masalah, sedih atau setres.

"temani aku. Aku ingin tidur bersamamu" ucap Xavier lemas sambil menggengam tangan Draco. Xavier jarang sekali memintanya untuk menemaninya tidur, malah biasanya Xavier selalu menjitaknya jika Draco meminta untuk tidur bersama Xavier, dan Draco paham jika Xavier seperti ini berarti kekasihnya itu sedang banyak pikiran atau bahkan jauh dari kata baik. Mendengar permintaan Xavier, Draco tersenyum lembut dan tentu saja menyanggupinya. Dia juga memang berencana akan tidur di ranjang Xavier saat ini.

"tentu, Love" setelah membaringkan dirinya disamping Xavier dan menyelimuti mereka berdua, Draco memiringkan tubuhnya menghadap Xavier dan memeluk pinggang Xavier. Xavier yang merasakan kehangatan pelukan Draco merapatkan tubuhnya pada kekasihnya itu. Nyaman, pelukan Draco selalu berhasil membuatnya nyaman dan tenang. Draco tahu bahwa kekasihnya itu merasa kesakitan bukan hanya kepalanya tapi juga hatinya merasa bingung, sedih dan banyak perasaan lain yang dirasakan kekasihnya itu. Draco tahu bahwa kekasihnya itu dikehidupannya dulu memilki hidup yang menderita, jauh didalam hati Draco, ia seperti mengerti dan merasakan apa yang sedang dirasakan kekasihnya itu.

' Aku tidak tahu ingatan apa yang kau dapatkan tadi, tapi aku tahu kau kuat menghadapi semua ini dan aku akan terus bersamamu sampai kapankun' Batin Draco yang kemudian memejamkan matanya menyusul Xavier kealam mimpi.


"apa yang dilakukan Itachi? Sudah kubilang biarkan ingatan Naruto kembali dengan sendirinya. bagus si bocah Vampire itu ada disisi Naruto saat Naruto mendapat ingatannya."

"berisik!"

"kau yang berisik, bocah ayam!"

"aku tahu kau mengkhawatirkan, Naruto. kau takut dia akan kesakitan kan? Kau kira aku tidak khawatir jika Naruto kesakitan?"

"aku tidak mengkhawatirkannya"

"masih belum mengakuinya juga, rubah. Sekalipun dia sudah reinkarnasi, tapi dia bukan orang lemah yang akan menderita hanya karena beberapa ingatan yang membuatnya kesakitan!"

"humh,, terserahmu saja! Rasanya aku ingin menelan Itachi bulat-bulat"

" dan saat itu kupastikan kau akan terbakar oleh Amaterasu milikku!"


Kelas pertama pagi ini adalah kelas Transfigurasi, namun kini yang terlihat dideoan kelas adalah seekor kucing yang ada diatas meja guru dan suasana kelas yang sepi karena para murid-murid sedang menulis. Draco dan Xavier sebenarnya sempat mencuri pandang kearah Serafina yang kini sedang duduk disebelah Hermione, mereka berdua heran dengan Serafina yang dari tadi gelisah dan terus melirik kebelakang, kearah pintu masuk. Tak tahu apa yang terjadi pada satu-satunya adik perempuan mereka itu, pasangan pirang itu hanya mengangkat bahunya pertanda mereka sama-sama tidak tahu.

Tidak lama terdengarlah suara pintu, Draco dan Xavier yang tengah menulis melihat kebelakang. Dan terlihatlah Ron dan Harry yang baru saja masuk. Lalu mereka melihat kearah Serafina, wajah adiknya itu tengah lega seperti bertemu dengan orang yang sudah lama dia tunggu. Ah, sekarang mereka tau kenapa adiknya barusan, ternyata itu karena cemas pujaan hatinya belum juga masuk kelas ya.

"C'mon, c'mon Ron" bisik Harry pada Ron yang ada dibelakangnya. Seketika kucing yang tadi ada diatas meja guru kini melompat turun dan berubah menjadi sosok wanita tua yang diketahui adalah Professor McGonagall.

"Mr. Potter, Mr. Weasley"

Serafina hanya bisa menghela nafasnya saja mengetahui Harry akan di tegur oleh Professor McGonagall dihari pertamanya, sedangkan Hermione hanya memutar bola matanya karena heran apa yang dilakukan Harry dan Ron sampai telat begitu. Sedangkan Draco hanya berbisik pada Xavier "apakah aku harus menambahkan peristiwa ini sebagai catatan laporan mate Sera kepada Mom dan bibi Luci?" gurau Draco.

"kau itu ada-ada saja, Dray"bisik Xavier yang menahan senyumnya. Draco yang melihat senyum diwajah Xavier akhirnya merasa lega juga, akhirnya mate nya itu tersenyum juga, pasalnya sejak kejadian pagi tadi tidak diasrama dan di aula besar Xavier terlihat diam saja, mungkin karena mendengar guncingan murid-murid lain yang mengatakan gosip yang katanya Xavier terkena kutukan Dark Lord, sampai guncingan dari asramanya sendiri yang menganggap Xavier mengkhianati ayah baptisnya sendiri, untung saat di asrama sewaktu banyak yang menggunjing Xavier, Itachi yang diketahui adalah Prefek Slytherin datang dan menyuruh mereka semua berhenti bergosip dan segera ke aula besar untuk sarapan. Draco bersyukur dia datang, jika tidak entah apa yang akan dirinya lakukan pada sekumpulan ular-ular kecil itu.

Setelah kelas Transfigurasi selesai, kini adalah kelas Ramuan. Ah dan sekali lagi sepertinya Harry akan kena sasaran guru ramuan ini di pertemuan pertamanya. Well, bukan salah Professor Snape juga sih memberi pertanyaan pada Harry karena Harry tidak memperhatikan penjelasan barusan, dan disaat ditanya dia sama sekali tidak bisa menjawabnya malah teman perempuannya yang diketahui Hermione mengangkat tangannya mengetahui bahwa anak perempuan itu bisa menjawabnya. Dan bukannya meminta maaf pada sang guru Harry malah mengatakan bahwa sungguh malang Hermione tidak ditanya karena jelas Hermione tahu. Oh, sungguh Gryffindor sejati Harry ini, Serafina yang melihatnya hanya bisa menutup matanya saja dan merasa gemas karena Harry dirasa tidak sopan pada guru, dan Hermione yang mengangkat tangannya untuk menjawab pertanyaan padahal jelas pertanyaan itu dilontarkan untuk Harry. Sedangkan Xavier yang melihat itu menggelengkan kepalanya teringat jika dikehidupannya dulu bahkan dia lebih parah dari Harry, dia bahkan menjahili Kakashi-sensei, dan kejahilan lainnya yang hampir menggemparkan desa, Sementara Draco hanya tersenyum melihatnya dalam hatinya dia sepertinya tidak akan benar-benar melaporkan bagaimana sifat pemberani yang dimilki Harry kepada ibunya yang jelas selalu mewanti-wanti Draco untuk selalu melaporkan segala hal yang menyangkut mate Sera jika sudah diketahui,.dia tidak mau mengambil resiko suatu saat jika Harry bertemu ibu dan ayahnya yang diketahui adalah ibu dan ayah baptis Sera mengatahui sifat berani Harry yang sepertinya tidak pandang umur membuat pandangan mereka buruk pada Harry, karena orang tuanya merasa Harry tidak sopan. yeah Draco sadar keluarganya adalah darah murni yang dia kenal selalu memasang topeng dingin dan angkuh termasuk dirinya juga dituntut memasang topeng dingin, angkuh dan manja agar identitasnya sebagai Vampire tidak dicurigai karena dewasa lebih cepat. Draco hanya takut Harry mengira orang tuanya itu orang jahat sehingga membuatnya bertingkah terlalu berani pada orang tuanya, dan akhirnya hubungan Sera dan Harry mungkin tidak akan disukai orang tuanya, sedangkan orang tua kandung Sera? Ah kalau masalah itu Draco tidak akan khawatir karena paman Rodri dan bibi Luci itu orang yang sangat berbeda dari orang tuanya yang kaku.

' apa aku harus memberinya les kilat nanti, jika suatu saat acara perkenalan Potter pada Mom , Dad, paman dan bibi sungguh terjadi?' merasa pikirannya mulai melantur Draco menggelengkan kepalanya dan mulai menulis. Xavier yang melihat Draco bertingkah aneh hanya mengerutkan dahinya dan menatap Draco seolah dia bertanya apa yang terjadi pada Draco, yang tentu saja dibalas gelengan dan senyuman dari Draco tanda jika tidak ada apa-apa.


"kenapa kau tidak makan, Vier?" ucap Draco yang kini bingung karena Xavier tidak memakan makan siangnya.

"tak apa Draco, aku hanya sedikit tidak nafsu makan"

"kau harus makan, Vier. Sarapan tadi kau hanya makan sedikit sekali." Ujar Draco yang ketara sekali dari ucapannya bahwa ia takut Xavier sakit karena kurang makan. Dilihat sekelilingnya, agaknya Draco baru menyadari bahwa banyak yang memandang kearah Xavier. Sepertinya Draco tahu alasan Xavier tidak bernafsu makan sejak pagi.

"aku benci tatapan mereka. rasanya ingin aku kutuk saja mata mereka menjadi buta" ucap Draco kesal.

"sudahlah Draco, tidak akan ada gunanya juga kau kesal begini. Mereka hanya menilai dari luarnya saja." Jawab Xavier yang kini berusaha meredam amarah kekasihnya itu.

"hahh.. baiklah, tapi habiskan makan siangmu" ucap Draco yang kini mengusap kepala Xavier. Tak lama kini datanglah seorang anak perempuan berambut hitam sebahu dan seorang laki-laki yang duduk tiba-tiba didepan Draco dan Xavier, mereka adalah Pansy Parkinson dan Blaise.

"hai Dray, ada apa dengan si manis ini?" tanya Pansy yang disambut anggukan Blaise yang tandanya bahwa anak lelaki itu juga sama herannya dengan Pansy.

"jangan sebut aku manis Pansy"

"kau perlu penjelasanku? Tidak bisakah kalian melihat keadaan disekitar? Aku malas menjelaskannya pada kalian" jawab Draco yang kini sedang memaksa Xavier makan lebih banyak. Pansy dan Blaise melihat sekitar mereka, ah pandangan dari anak-anak lain ternyata yang membuat mate dari sahabatnya itu begini, mereka baru ingat kejadian di asrama pagi tadi, Xavier diberi pandangan menusuk oleh anak-anak Slytherin karena menganggap Xavier tidak pantas menjadi anak baptis Dark Lord jika kenyataannya Xavier ada di pihak netral, yeah bocah-bocah ingusan yang tidak tahu apa-apa. Bocah ingusan yang bahkan tidak berani melemparkan dan menggunjingkan Draco juga, hei mereka juga harusnya tahu yang netral itu bukan hanya Xavier tapi Draco juga. Cih, dasar ular-ular kecil, mereka memuja Draco dan menganggap Draco itu bagaikan pangeran di Slytherin, wajah yang tampan, cool, senyum khasnya yang dapat membuat siapapun meleleh, belum lagi otaknya yang jenius dan sangat licik selicik ular. Dengan sosok yang seperti itu siapapun tidak akan memandang rendah dan memberikan gunjungan pada Draco sekalipun Draco dan keluarganya termasuk pihak netral sekarang. Mereka lebih memilih menghujat Xavier yang ternyata adalah mate dari sang Lord Vampire. oh mereka tidak tahu siapa sebenranya Draco dan apa yang akan terjadi pada mereka semua jika Draco sudah benar-benar marah dan muak kekasihnya diperlakukan buruk. Semua! Yang berarti bahkan anak asrama lain juga.

"tidak heran jika wajahmu kesal begitu"ucap Blaise yang kini sedang memakan makan siangnya dan menatap Draco yang bahkan berusaha menyuapi Xavier padahal Xavier sudah mengatakan akan makan sendiri.

"kau tidak perlu merasa tidak enak begitu. Kau memilki kami sebagai temanmu" ucap Pansy. Yah Pansy dan Blaise adalah sahabat dekat Draco, mereka adalah orang-orang yang berteman dengan Draco tanpa melihat keluarga Draco, status Draco yang seorang Lord Vampire, dll. Mereka juga dekat dengan Xavier sejak Draco memperkenalkan mereka saat Xavier dan keluarganya berkunjung ke Malfoy Manor. Pansy dan Blaise yang sering mendengar cerita tentang Xavier dari Draco tentu saja sangat ingin dikenalkan dengan Xavier. Setelah dikenalkan ternyata Xavier adalah sosok yang menyenangkan dan baik hati, belum lagi Xavier yang bisa menjadi sosok yang sangat bijak dan dewasa yang membuatnya menjadi sosok yang menarik hati walaupun dirnya adalah anak baptis Dark Lord sekalipun, ternyata dia sungguh berbeda dari apa yang dikataan orang-orang diluar sana, keanehan yang dimiliki Xavier juga merupakan hal yang istimewa untuk mereka bukan hal yang pantas disebut kutukan atau apalah. Mungkin jika waktu itu Draco tidak memberikan tatapan ganasnya dan tidak memberi tahu jika Xavier adalah matenya, mereka pasti sudah berlomba mendapatkan Xavier. sayang mereka masih menyayangi nyawa mereka hingga saat ini.

"thanks" ucap Xavier dengan senyumnya yang cukup err~ menawan dan manis senyum yang cukup mampu membuat orang-orang termasuk Pansy dan Blaise harus menahan diri mereka untuk tidak menerjang dan memeluk Xavier.

"jangan tunjukan senyummu itu, Dear. Aku tidak mau mereka semua melihat senyummu ini. kau itu milikku" ucap Draco yang kini menyeringai karena melihat kekasihnya yang berusaha menyembunyikan rona merah diwajahnya dengan cara fokus terhadap acara makannya. Pansy dan Blaise hanya tertawa saja, jarang-jarangkan melihat Draco yang biasanya sedingin es menjadi sangat posesif terhadap pasangannya. Hal yang sayang untuk dilewatkan.

" ahahah... cara yang jitu mengembalikan mood Xavier Draco" ucap Blaise.

.

.

.

.

TBC


Hai minna...

Maaf baru update, saya kehilangan mood untuk update beserta mengalami kemacetan ide. Jadi mohon maaf jika chapter ini kurang memuaskan ya, harap dimaklum karena saya update sambil curi-curi waktu ditengah pengerakan skripsi..

Sepertinya banyak yang menyangka Sasuke yang akan muncul ya? Sayangnya Sasuke itu bukan penyihir dan dia belum meninggal dengan kata lain masih hidup. Jarak waktu Naruto meninggal sampai Naruto lahir kembali (reinkarnasi) itu tidak memakan waktu hingga berpuluh-puluh tahun apalagi beratus-ratus tahun. Saya masih berniat suatu saat Xavier atau Naruto bertemu lagi dengan teman-teman ninjanya yang masih hidup walaupu teman-temannya sudah berumur 30 sekianan hahahah #plak

Sasuke dan kurama ada kok disuatu temapat. Dan pastinya saya sedang memikirkan kapan waktu yang tepat untuk mempertemukan mereka apakah di tahun ini atau ditahun-tahun nanti #dihajar

Dilihat chapter ini, pastinya udah tau dong siapa yang ada di diagon alley waktu itu? Kalau belum tahu silahkan dibaca lagi,

Dan Itachi disini itu juga reinkarnasi, dia penyihir Half-Blood yang berasal dari jepang tentunya. Dia punya ingatan kehidupan sebelumnya tetapi dia tidak memilki kekuatannya terdahulu jadi dia sekarang adalah penyihir. Dia juga bertugas untuk menjaga dan mengawasi Xavier berhubung Sasuke dan Kurama tidak bisa memasuki dunia sihir. Kalau kurama jelas dia harus bersatu dengan Kurama yang ada di dalam tubuh Xavier dulu baru bisa ada didunia sihir, aneh rasanya jika kurama yang diluar tubuh Xavier mucul tiba-tiba didunia sihir. Untuk Nama Itachi setelah reinkarnasi kenapa tidak berubah.. sesungguhnya saya tidak sanggup merubah nama Itachi menjadi nama lain, hanya marganya saja yang saya rubah, agar berbeda dengan marganya dikehidupan dulu. T.T

Terima kasih atas reviewnya minna... itu membuat saya semangat untuk melanjutkan fic ini dan maaf sekali lagi jika chap kali ini mengecewakan.

Hatsumi