BLACK REVENGE

"You are a trash! A cheater never can't enter to Konoha Academy and forever, Namikaze Naru… kau takkan pernah bisa kembali lagi ke sini. Apapun yang terjadi!" sumpah telah diucapkan. Dan sesuai sumpah sang kepala academy, Orochimaru maka Pemuda yang kelewatan tampan dan bisa dibilang cantik itu takkan pernah bisa kembali ke Dunia Shinoby.

"I get my punishment. But you must remember that Sensei. I never start here so I'll never try to stop it. The dark era will come and you cannot do anything" senyum sinis yang terukir miring di wajah cantik itu tergambar sebelum dia menatap mata Pria berwajah ular tersebut. Rambut gold yellow dan mata sapphirenya terlihat begitu jelas.

500 lebih penduduk Shinoby langsung meluncurkan jutsu mereka pada sang pemuda terkutuk setelah diberi aba –aba oleh sang pimpinan. Senyum sinis kembali terukir sebelum api melahap habis semuanya. "I have warned you" ulang pemuda itu sebelum semuanya hilang.

NARUTO FANFICTION

BLACK REVENGE

YAOI BOYS LOVE SHO AI

DON'T LIKE DON'T READ

HAPPY READING…

Seorang pemuda berambut gold yellow dan bermata sapphire terlihat tengah asyik memakan ramen saat seorang pemuda beramut pantat ayam mendekatinya.

"apa yang kau lakukan dobe?"

"oh, apakau habis terbentur teme? Kau tak liat aku sedang makan ramen huh?"

"hn" ucap pemuda dengan tag name Uchiha Sasuke itu sambil mengambil tempat duduk di sisi pemuda imut.

"tsk" pemuda cantik itu mendecih pelan sebelum menghabiskan ramennya dan menatap Sasuke sebal. "adaapa Sasuke – kun?" tanyanya dengan nada malas.

"Hey Naruto kau dipanggil Tsunade – sensei" seruan seorang pemuda berambut dark brown menghentikan aksi Sasuke yang mau menjawab pertanyaan Naruto.

Pemuda yang dipanggil Naruto itu menghela nafas. "kenapa lagi dengan nenek tua itu?" gumamnya kesal. Sasuke dan pemuda dengan tag name Inuzuka Kiba itu hanya menggeleng tak tau.

"ya sudah aku pergi dulu. Ah, Sasuke kurasa dia juga kaan punya urusan denganmu, jadi bagaimana kalau kita juga pergi?"Sasuke mengangguk sebelum mengikuti langkah Naruto menuju ruangan Kepala Asrama.

"Uzumaki Naruto…"panggilan bernada yang tak bisa dibilang ramah itu menghentikan gerutuan Naruto. Dia mendongak dan menatap seorang wanita dewasa bersurai pirang dan berukuran dada yang –err… lupakan!

"hai' Tsunade Sensei?" Tanya Naruto dengan nada polos.

"kenapa kau juga membawa ayam ini?" Tanya Namekuchi Tsunade dengan nada garang. Sasuke yang disebut ayam hanya menghela nafas sweatdrop. Menahan keinginannya untuk memberikan Chidori Nagashi pada Wakil Kepala Academy sekaligus Kepala Asrama Genin itu.

"aku yakin urusan yang akan kau beritahukan bukan hanya merupakan masalahku. Tapi, pasti Sasuke juga akan termasuk dalam hal ini"jawab Naruto cuek.

"hah" Tsunade menghela nafas lalu menyuruh mereka duduk. "aku punya misi untuk kalian" ucapnya dengan nada serius.

…..

Naruto menatap tak percaya pada guadang di hadapannya. "ne, teme kau serius ini tempatnya?" tanya Naruto ragu. Dia menatap Sasuke yang berada di belakangnya.

Sasuke mengangguk lalu menghela napas, "cepatlah dobe. Aku tak suka dengan bau ini" gumam Sasuke sembari menatap ke sekeliling ruangan bawah tanah itu.

"ck! Harusnya kau bantu aku teme brengsek!" maki Naruto lalu dengan tangan kirinya, dia membuka segel pintu gudang itu.

Kriet

Ruangan terbuka dan mereka langsung menutup hidung mereka. "apa – apaan nenek tua itu? Kenapa kita disuruh ke sini?" rutuk Naruto. Sasuke meletakkan tunjuknya di bibir, memberi isyarat agar Naruto tak berisik. Dengan hati – hati dia menarik tangan Naruto menuju sebuah tempat yang sedikit terang.

"kau merasakannya dobe?"

"apa teme?" tanya Naruto bingung. Sasuke memutar bola matanya. Sebal dengan tingkah Naruto yang tidak peka dengan keadaan sekelilingnya.

"lihat keadaan sekitarmu dobe, dan rasakan auranya" ujar Sasuke menahan kesabarannya.

Naruto menggembungkan pipinya dan bersedekap, mencoba merasakan aura sekitarnya dan menghela nafas. "Gak ada apapun teme" ucapnya sebal karena merasa dipermainkan. Tapi kemudian dia tersentak dan menatap penuh waspada keadaan sekitarnya.

Alisnya mengerinyit, "hey teme…" serunya ragu pada Sasuke yang terlihat serius mengamati perkamen – perkamen di rak. Sasuke hanya bergumam kecil tanda mendegar.

"sebenarnya yang kau rasaka tadi apa?" Tanya Naruto sembari mengeluarkan kunai dari saku celananya.

"entahlah, hanya saja aura ini terasa… well sangat aneh kau tau?" jawab Sasuke tanpa mengalihkan perhatiannya dari perkamen yang dibacanya.

Naruto tak berkomentar, mau tak mau Sasuke menoleh heran. Wajahnya melongo saat tak mendapati Naruto di belakangnya. "dobe?" seru Sasuke heran.

Siing! Tak ada jawaban. Sasuke menghela nafas lalu memejamkan matanya. "sharingan" batinnya lalu membuka mata dan memandang kesekeliling ruangan itu. Dahinya mengernyit saat tak menemukan keanehan apapun. "Dobe?" panggilnya khawatir.

Sasuke mendengus sebal. "berhenti bermain –main Dobe! Nanti hilang beneran baru tau rasa kau" umpatnya kemudian. Dengan kalem di menormalkan penglihatannya saat terdengar gelak tawa di belakangnya.

"aku hanya tidak menyangka Teme, kau bisa tertipu!" ujar Naruto dengan wajah menahan geli.

Ctak! Dengan sekuat tenaga Sasuke menjitak kepala Kuning itu. "ayo selesaikan misi ini secepatnya. Aku tidak betah"

Naruto mengangguk paham lalu mulai meneliti seisi rak yang berisi perkamen – perkamen tua itu. "ah! Ini dia Teme!" serunya dengan histeris sembari menarik sebuah perkamen yang terletak cukup jauh dari jangkauannya.

"bagaimana kau tau dobe?" Tanya Sasuke sangsi.

Dengan senyum kalem Naruto melambaikan tangannya pada perkamen itu. "aku lebih mengenal tempat ini darimu Teme. Jangan kau lupakan itu" ucapnya dengan wajah serius.

"hn" Sasuke mendengus lalu mengikuti langkah Naruto keluar ruangan. Sesaat kemudian dia tersentak dan langsung menarik Naruto ke pelukannya dengan wajah menyeramkan. Naruto meneguk ludahnya berat.

"teme?" seru Naruto sedikit khawatir.

"diamlah Dobe! Ada sesuatu" gumam Sasuke di telinga Naruto. Naruto menghela nafas.

"arah jam 5. Memang ada sesuatu" balas Naruto dengan wajah mulai rileks. Sasuke tersenyum "tunggu disini akan kuselesaikan dalam sekejap" ucap Sasuke tenang dan bergerak melepaskan dekapannya dari Naruto.

"jangan! Ini… adalah aura mencurigakan tadi Teme! Dia bukan mengincar kita tapi… sesuatu yang ada di tempat ini" cegah Naruto sembari mempererat dekapan Sasuke. Sasuke mengerinyit heran.

"apa maksudmu?" tanyanya heran.

Naruto menghela nafas, "diamlah!" ucapnya sembari menatap penuh waspada sekelilingnya. "teme! Gunakan Sharingan dan cari cakra hitam di sekitar tempat ini" ujar Naruto pelan. Meskipun heran Sasuke menuruti perintah Naruto. Dia menggunakan Sharingan dan tersentak.

"arah jam 3 Dobe"

"lalu perhatikan keadaan sekitar. Apa ada Bakoro di sekitar sini?"

"tidak. Bakoro ada di menara utama sekarang" jawab Sasuke. Naruto tersenyum lalu menutup matanya.

"rasengan" gumamnya lalu terdengar ledakan keras di belakang mereka. Sasuke tersenyum sinis "jadi mereka ya?" gumamnya lalu melepaskan pelukanya dari Naruto dan menghilang. Naruto menghela nafas.

"sudah kubilang biarkan saja Teme! Dasar keras kepala!" rutuk Naruto lalu mengikuti kekasihnya tersebut.

"hentikan Sasuke!" ucap Naruto sembari mencekal lengan Sasuke yang dihiasi bercak – bercak hitam. Sasuke menetralkan pernafasannya lalu menatap jijik pada onggokan tubuh di hadapannya. Kemudian dengan orb merahnya dia menatap Naruto.

Naruto tersenyum lalu mengecup bibir tipis Sasuke singkat. "berhenti bermain – main. Kita harus segera memberikan ini pada nenek tua itu" ucap Naruto lembut.

Sasuke mendengus lalu mengikuti Naruto yang telah lebih dulu keluar. Wajahnya terlihat datar tanpa ekspresi yang berarti. Tapi pandangan matanya tak pernah lepas dari punggung Naruto.

"kau mengerikan Teme! Hentikan tatapanmu itu. Kau bias membuat orang lain salah paham" tegur Naruto yang ternyata menyadari hal itu. Sasuke kembali mendengus lalu berjalan di samping Naruto.

"kenapa? Kau taku t orang lain tau tentang hubungan kita hmn?"Tanya Sasuke berbisik sembari menggenggam tangan Naruto.

Naruto tersenyum "bukan itu yang aku takutkan Teme. Tapi sikapmu ini bias membuat Bakoro tertarik pada kita, dan rencana kita bias jadi sia – sia" jawab Naruto balas berbisik.

"kalau begitu kuhancurkan saja semuanya. Aku tak suka ada orang yang mengganggu kesenanganku. Kau tau kan Dobe?" bisik Sasuke penuh tekanan.

Naruto mendengus, meskipun Sasuke lebih tua darinya, tapi sikap posesifnya seperti anak kecil. Bisa ngambek seharian dia kalau tak segera dibujuk. Naruto menghela nafas lalu mencium Sasuke kilat dihadapan semua orang. "puas Pangeran?" bisik Naruto menggoda.

Sasuke tersentak lalu berlari mengejar Naruto yang telah melarikan diri menuju ruangan wakil kepala Academy. Wajahnya terlihat membentuk senyuman tipis yang tulus.

Hosh hosh mereka sampai dengan selamat meskipun menuai tatapan heran dari banyak orang. Dengan tergesa Naruto membuka pintyu ruangan dan langsung melemparkan dokumen itu pada Tsunade.

"hoi Gaki apa – apaan kau?"

Naruto menghela nafas, "ada hal lain yang harus kuselesaikan. Jadi… aku pergi dulu Tsunade sensei" ucap Naruto lalu menghilang entah kemana. Sasuke yang beru muncul hanya menghela nafas lelah. Dia membalas tatapan heran Tsunade dengan tatapan malas.

"biarkan saja dia." Ucap Sasuke lalu pergi.

Sasuke menatap lapangan disekitarnya dengan pandangan dingin. Tatapan memuja yang dilayangkan oleh orang – orang tak diacuhkannya. Irisnya mengitari bangunan kastil mencari keberadaan seseorang yang sangat berarti dalam hidupnya. Sebuah helaan nafas terdengar saat dia menemukan keberadaan Naruto.

"kau melarangku bermain – main, tapi kau dengan santainya menghabisi semuanya. Dasar Dobe" gumam Sasuke.

"Sasuke?" seru seorang gadis dari belakang Sasuke dengan nada heran.

Sasuke berbalik dan memasang tampang datar. "apa?"

"…isu itu… apakah benar?" Tanya gadis berambut merah muda itu dengan mata berkaca – kaca.

"isu kalau aku berpacaran dengan Naruto? Ya itu benar. Kenapa?"

"ta…tapi… bukankah aku ini…"

"apa? Berhenti berharap Haruno – san. Dari awal aku sudah menyampaikan kalau aku takkan bisa berhubungan denganmu. Aku juga sudah menyampaikan pada orangtuamu. Jadi lebih baik kau mencari orang lain yang mencintaimu. Dan pastinya itu bukan aku"

"tapi kenapa? Kalian sama – sama pria. Kalian takkan bisa memperoleh keturunan. Dan pastinya aku lebih baik dari pemuda jalang itu"

Plak! Mata gadis itu membola saat merasakan panas di pipinya. Dia menatap Sasuke tak percaya.

"tutup mulutmu itu. Kau beruntung Naruto tak ada disini. Sekali lagi kau bicara seperti itu mengenai Naruto… kupastikan kau takkan bisa bicara untuk selamanya. Haruno – san" ujar Sasuke dengan dingin. Iris orbnya terlihat menguarkan amarah.

Gadis itu menangis lalu berlari keluar dengan mata sembab. Sasuke mendengus kesal. "gadis sialan" umpat Sasuke.

"kau terlalu kasar pada seorang gadis Sasuke – kun" ucap Naruto yang tiba – tiba muncul dengan nada main – main.

"dobe? Sejak kapan kau di sini?" Tanya Sasuke sedikit cemas, takut kalau Naruto mendengar apa yang dikatakan Sakura.

Naruto mendengus, "sa…ngat lama. Aku mendengar semuanya, by the way" jawab Naruto cuek. Dia duduk di sebelah Sasuke dan menyenderkan tubuhnya ke dada Sasuke. "jangan khawatir, tamparanmu itu sudah cukup untuk membalaskan sakitku kurasa" sambung Naruto saat merasakan detak jantung Sasuke yang tak beraturan.

Sasuke menghembuskan nafas lelah,lalu mendekap tubuh Naruto erat. "jangan pikirkan ucapan gadis norak itu Naru" bisik Sasuke lembut. Naruto tersenyum tipis lalu memejamkan matanya.

"yah… tenang saja. Aku mengenal Sakura dengan baik" balas Naruto. Sasuke mendengus lalu tersentak kaget saat merasakan energy besar yang datang dari belakang mereka.

"hallo… pangeran…"

TO BE CONTINUED