Sweet Scandal

Disclaimer: Masashi Kishimoto

Happy Reading

.

.

.

[Chapter 1: That Arrogant Boy]

Ino merapikan blouse biru mudanya. Tak lupa menguncir kembali surai platinanya. Ia tersenyum puas dengan tampilannya kali ini setelah sekian lama mematut diri di cermin. Ia melangkahkan kakinya menuju pantry, menyeduh secangkir kopi panas kemudian kembali duduk di meja kerjanya. Hari ini tepat dua tahun ia bekerja sebagai reporter di Kohona Star Publishing. Ia merupakan reporter majalah QUEEN—sebuah majalah yang ditujukan untuk wanita.

Menjadi seorang reporter adalah hal paling menyenangkan bagi Ino sekaligus cita-citanya sedari dulu. Dan salah satu alasan ia menjadi reporter adalah ia ingin menjadi reporter khusus Total Coverage pada majalah QUEEN. Di mana Total Coverage ini adalah salah satu rubrik yang berisi tentang keseharian, dan informasi lain mengenai narasumber yang diliput. Ia sungguh bersyukur. Atas kerja keras dan tekadnya, ia berhasil menjadi reporter khusus Total Coverage.

Gadis pirang ini menyesap kopinya yang mulai mendingin sebelum kembali menyelesaikan artikel yang tengah disusunnya. Setelah artikel tersebut hampir selesai, ia meregangkan tubuhnya. Baru saja akan mengetikkan sesuatu pada desktopnya, seseorang menepuk pundaknya.

"Kerja bagus Yamanaka!"

Ino berbalik dan ia mendapati chief editornya tengah memerhatikan pekerjaanya.

"Terimakasih, Hatake-san."

Pria bernama lengkap Hatake Kakashi itu tersenyum. Ia hanya akan tersenyum seperti sekarang jika akan memberikan pekerjaan berat pada bawahannya.

"Begini—" Pria Hatake itu memberi jeda sejenak sebelum melanjutkan perkataannya. "Karena intuisimu bagus, aku ingin kau mewawancarai Uchiha Sasuke—boat racer itu hari ini. Aku rasa dia subjek tepat untuk Total Coverage kali ini."

Ino menautkan kedua alisnya. Bingung. "Apa?! Hari ini?"

"Tentu saja hari ini. Dan aku ingin kau yang melakukan pekerjaan ini."

"Tapi Hatake-san, saya masih harus menyelesaikan Total Coverage narasumber kemarin. Kenapa harus saya dan bukan yang lain?"

Bukannya memberi jawaban, Kakashi hanya tersenyum pada bawahannya itu. Senyum iblis.

Sementara itu Ino menghela napas melihat senyum khas atasannya itu yang berarti tidak bisa dibantah.

.

.

.

Ino sesekali melirik arloji di pergelangan tangan kirinya. Ia takut terlambat ke tempat narasumbernya. Ia bahkan tidak sempat mempersiapkan apapun untuk wawancara itu. Setelah diberikan surat tugas oleh atasannya, ia langsung bergegas memasukkan semua barang yang di atas meja kerjanya ke dalam tas dan langsung pergi ke lokasi di mana kejuaraan boat race diadakan.

Gadis pirang itu memijit pelipisnya. Ia tidak menyangka harus mewawancarai Uchiha Sasuke. Itu semua karena Kakashi datang ke pesta yang diadakan perusahaan lain dan mengundang beberapa tamu penting tadi malam bersama dengan Ino kemudian bertemu dengan Uchiha Sasuke, dan akhirnya ia berpikir bahwa Sasuke merupakan subjek yang tepat untuk rubrik Total Coverage. Namun bagi Ino, seorang Uchiha Sasuke benar-benar membuatnya malu tadi malam.

"Apa kau benar-benar reporter? Jika nanti suatu saat orang sepertimu ingin mewawancaraiku, aku akan segera menolaknya. Kau benar-benar terlihat seperti pengganggu."

Begitulah yang dikatakan Sasuke sesaat setelah Ino memperkenalkan dirinya sebagai reporter arahan Kakashi di pesta tadi malam. Ino bisa saja memukul Sasuke tepat diwajahnya kalau saja ia tidak ingat sedang berada di pesta yang diadakan perusahaan lain dan dia di sana bersama dengan atasannya. Ino hanya bisa tersenyum miris mendengar ucapan arogan yang dituturkan Sasuke.

Ia masih tidak menyangka akan mewawancarai Sasuke saat itu. Ia takut akan dipermalukan lagi oleh pria bermarga Uchiha itu. Terlebih tugas wawancara kali ini begitu mendadak dan dia benar-benar tidak memiliki persiapan apapun. Ino pernah mewawancarai atlit sebelumnya pada beberapa event tapi ia tidak mengingat apa saja yang ia lakukan saat wawancara itu.

"Apa aku bisa melakukan wawancara ini?" Ino menghela napas setelah berbicara pada dirinya sendiri.

Dia tidak yakin dengan wawancara kali ini. Dia bahkan sudah mempersiapkan dirinya jikalau Sasuke menolaknya mentah-mentah untuk diwawancara. Ino memperlambat langkahnya ketika sudah dekat dengan lokasi di mana narasumbernya berada. Semakin dekat dengan lokasi, ia semakin dapat mencium aroma khas air. Ia berhenti sejenak setelah berada tepat di depan gerbang bertuliskan Konoha Boat Race Track.

Gadis itu menghela napas sejenak. "Ternyata tempat ini lebih besar dibandingkan apa yang kupikirkan."

Iris biru lautnya menelusuri tempat itu sesaat setelah ia memasuki lokasi. Didapatinya bagunan modern bercat terang dengan banyak monitor besar, beberapa toko, dan banyak orang berkerumun di sana. Ino menerobos kerumunan orang dan berjalan menuju tempat duduk penonton yang paling dekat dengan air—paling depan.

Ino tersenyum. Ini pertama kalinya ia berada di sana. Setelah mendudukkan dirinya di kursi penonton, ia menoleh ke arah papan nilai elektrik yang terpampang di dekat kursi penonton. Pada papan nilai itu tertulis bahwa pertandingan selanjutnya baru saja akan dimulai. Para penonton bersorak ketika wajah para pembalap ditampilkan pada monitor besar di sebelah papan nilai.

Ino memerhatikan peserta boat race dengan saksama hingga monitor menampilkan wajah Uchiha Sasuke berikut profil singkatnya. Ino sedikit terkejut. Uchiha Sasuke yang ada di monitor tidak seperti orang yang tadi malam dilihatnya. Monitor menampilkan Uchiha Sasuke yang tengah tersenyum seusai mempersiapkan boatnya kemudian berkata, "aku akan menjadi juara Konoha Boat Championship tahun ini!" Sebelum memakai helmnya. Ino menautkan alisnya. Ia bergegas merogoh sakunya, mengeluarkan smartphonenya—berniat mencari tahu tentang Konoha Boat Championship di internet. Baru saja ia membuka browser di smartphonenya, ia mendengar bahwa pertandingan balap boat akan dimulai.

.

.

.

Pengumuman boat race akan dimulai dan para pesertanya diharapkan untuk bersiap datang melalui loadspeaker di sudut atas bangku penonton. Ino merasa atmosfir tempat itu mendadak berubah. Seluruh kursi penonton yang sedari tadi kosong kini terisi penuh oleh orang-orang yang berkerumun tadi. Ia pun mengingat-ingat nomor boat Uchiha Sasuke yang tadi sempat tertangkap kamera dan ditampilkan di monitor. Para pembalap sudah berada di atas boatnya—siap di posisi masing-masing. Ino memicingkan matanya. Ia dapat melihat Sasuke dengan jelas dari tempat duduknya. Ia menyadari bahwa masing-masing peserta memakai jaket dengan warna berbeda dan Sasuke memakai jaket berwarna biru tua.

Ino merasa jantungnya berdetak kencang. Ia sendiri tidak tau mengapa ia mendadak begitu bersemangat setelah mendengar suara mesin boat dihidupkan. Bersamaan dengan itu terdengar suara terompet yang begitu nyaring tanda pertandingan dimulai. Gadis pirang itu menorehkan pandangannya kembali ke pertandingan.

BROOM!

Perahu bermesin milik peserta balapan melintas dengan cepat dan menimbulkan suara mesin yang begitu nyaring. Ino sempat terkaget kemudian kembali memerhatikan pertandingan. Jantungnya berdetak kencang. Ia mengepalkan tangannya antusias kemudian mencondongkan tubuhnya ke depan. Posisinya sama seperti penonton lainnya. Tanpa sadar kini ia berdiri dari tempat duduknya, dan mendekat ke pagar pembatas kursi penonton seakan berusaha melihat pertandingan lebih dekat.

Ino menelengkan kepalanya.

"Dimana Uchiha Sasuke?" Selama dia memerhatikan pertandingan itu, ia tidak menemukan pemuda itu. Ia megedarkan pandangannya ke pertandingan, mencari keberadaan pemuda bermarga Uchiha itu.

Seakan menjawab pertanyaannya, didapatinya cipratan air yang begitu besar dan suara mesin boat dari sebuah boat yang baru saja melintas di hadapannya. Ia bersyukur tempatnya berada tidak terlalu dekat dengan air sehingga tidak terkena cipratan. Sekilas dilihatnya seseorang memakai jaket biru tua pada boat dengan nomor boat yang tadi sempat dimunculkan di monitor. Ino ingat betul, orang yang memakai jaket biru tua di atas boat itu adalah Sasuke.

Dilihatnya boat yang dikendalikan Sasuke melaju begitu cepat, mendahului peserta lain—memimpin pertandingan. Ino semakin antusias. Pandangannya seakan terkunci pada Sasuke dan boatnya yang seakan tengah memecah air. Sasuke dengan mantap menaikkan kecepatan boatnya dan memperlebar jarak antara boatnya dengan pembalap lainnya.

Para penonton berdiri dari kursinya kemudian bersorak. "Ayo Sasuke!"

Penonton di sana begitu antusias melihat jagoan mereka memimpin pertandingan. Seperti apa yang dilihat, boat yang dikendalikan Sasuke hampir mendekati garis finish.

Ino ikut terbawa suasana saat penonton lainnya berdiri dan bersorak kencang menyemangati Sasuke. Semakin penonton bersorak kencang, semakin kencang pula boat Sasuke melaju. Hingga akhirnya pemuda Uchiha itu memenangkan pertandingan. Penonton berteriak bahagia atas kemenangan Sasuke.

Jadi inilah boat race. Bahkan orang awam sepertiku tahu bahwa Sasuke benar-benar pembalap hebat dengan apa yang dilakukannya pada pertandingan ini. Ino berujar dalam hati.

Sasuke memelankan laju boatnya, ia kemudian berdiri di atas boatnya dan melepas helm yang dikenakannya. Dia tersenyum cerah dan melambaikan tangannya pada penonton. Ino termenung sejenak memerhatikan wajah bahagia Sasuke. Ekspresi yang sama sekali tidak pernah dibayangkan setelah bertemu dengan Sasuke di pesta tadi malam.

Ia tidak percaya, jantungnya masih berdetak kencang. Seakan ada sesuatu yang merasukinya. Ia bertekad bagaimanapun caranya, dia harus mewawancarai pemuda Uchiha itu. Terlebih setelah menonton pertandingan itu. Ino menautkan kedua tangannya di depan dada.

"Uchiha Sasuke, aku akan berhasil mewawancaraimu. Lihat saja!"

.

.

.

Seusai pertandingan, Ino bergegas menuju pintu keluar. Ia menemui asisten Sasuke dan mengemukakan maksud kedatangannya.

"Karena itu, kami ingin meliput seluruh kegiatan Uchiha Sasuke secara intensif selama beberapa bulan ke depan untuk rubrik Total Coverage."

Pria di hadapannya itu tersenyum mendengar penuturan Ino, "aku sudah diberitahu oleh atasanmu mengenai hal ini melalui telepon. Dan aku sudah memberitahukan Sasuke. Sekarang kita tunggu saja konfirmasi darinya." Pria paruh baya itu jeda sejenak sebelum melanjutkan perkataannya. "Kau harus sangat hati-hati menangani anak itu. Karena—ah sudahlah. Good luck!"

Ino menelengkan kepalanya. "Err—terimakasih?"

"Ah! Aku baru ingat ada beberapa keperluan yang harus diurus untuk wawancara ini. Tunggu sebentar di sini ya." Setelah mengatakan hal itu, sang asisten pergi entah kemana meninggalkan Ino sendiri.

Tunggu! Apa maksudnya harus berhati-hati menangani Sasuke? Sudahlah ini bukan saatnya memerdulikan hal itu. Aku hanya ingin mewawancarainya, karena itu aku harus berusaha sebaik mungkin. Ino menggelengkan kepalanya, menghapus pikiran buruknya tadi.

Ia mengedarkan pandangannya ke sekitar, dan ia melihat orang-orang berkerumun di kejauhan. Ia penasaran dan melangkahkan kakinya mendekat ke arah kerumunan tersebut. Ternyata kerumunan itu adalah fans para peserta balapan yang menunggu kedatangan idolanya di depan pintu keluar. Ino merasa itu adalah kesempatannya agar dapat bertemu Sasuke. Tapi sayangnya selama apapun menunggu, Sasuke tak kunjung menunjukkan batang hidungnya. Tetapi gadis Yamanaka itu tidak menyerah. Ia berusaha untuk tetap menunggu kedatangan Sasuke.

Beberapa lama kemudian, para pembalap tadi keluar dari pintu. Ino menajamkan pandangannya. Memerhatikan lekat-lekat sekitarnya. Ia menerobos kerumunan itu dan mencoba melihat lebih jelas para pembalap yang keluar dengan menjinjitkan kakinya. Tidak butuh waktu lama, Ino melihat Sasuke keluar dari pintu. Sasuke tersenyum pada fansnya. Tubuhnya yang tegap dan langkah percaya dirinya sungguh atraktif.

Ino berencana untuk berteriak memanggilnya dan kemudian berbicara pada Sasuke secara baik-baik. Ia tidak mau pemuda Uchiha itu mengatakan hal buruk tentangnya seperti pertemuan mereka sebelumnya, ia ingin Sasuke tidak melihatnya seakan dia adalah seorang pengganggu. Ia mengumpulkan keberaniannya, mengembuskan napas perlahan sebelum akhirnya berteriak diantara kerumunan.

"Permisi! Uchiha-san!" Teriak Ino.

Sayang sekali Sasuke tidak menggubris teriakkan Ino dan menganggapnya seperti fansnya yang lain. Sasuke hanya tersenyum sekilas ke arahnya dan kembali melihat ke direksi lain seakan baginya keberadaan Ino bukanlah apa-apa.

Ino menghela napas dan mencoba mendekat. Ia menerobos kerumunan itu dan mencoba berteriak lagi.

"Saya Yamanaka Ino dari Kohona Star Publishing!"

Setelah mendengar teriakkan Ino, Sasuke akhirnya melihat ke arahnya.

"Saya kemari untuk mewawancaraimu!"

Sasuke yang berjalan menjauh dari kerumunan berbalik sepeuhnya menghadap kerumunan tersebut, menghadap ke arah Ino. Ino kemudian membebaskan dirinya dari kerumunan itu dan berjalan mendekati Sasuke.

"Aku sudah tahu." Sasuke menjawab Ino dingin. "Apakah kau yang akan jadi reporternya?" Sasuke yang sedari tadi tersenyum cerah pada fansnya mendadak merubah ekspresinya menjadi lebih dingin dibandingkan saat bertemu dengan Ino di pesta tadi malam.

Sasuke menatap Ino tajam.

"Aku sudah katakan sebelumnya padamu kan? Kalau begitu akan ku katakan sekali lagi agar kau mengerti. Aku tidak mau diwawancarai oleh pengganggu sepertimu."

"A-Apa?!"

"Selamat tinggal." Sasuke berbalik dan melangkah menjauhi Ino.

Ino mengepalkan tangannya. Kesal.

.

.

.

"Aku tidak mau diwawancarai oleh pengganggu sepertimu."

Ino berjalan gontai keluar dari Konoha Boat Race Track. Kesal dan sedih dirasakannya menjadi satu. Ia merasa bahwa dia tidak dapat melakukan lagi pekerjaan itu. Tapi di satu sisi, ia benar-benar ingin mewawancarai Sasuke setelah melihatnya bertanding. Ia melihat lagi Sasuke yang tengah berjalan menuju parkiran mobil. Ino tidak mau menyerah begitu saja. Ia kembali mendekat ke arah Sasuke dan berteriak dengan suara yang lebih lantang.

"Permisi! Uchiha-san!"

Ia mempercepat larinya. "Saya baru saja menonton pertandingan anda!"

"Terimakasih."

Sasuke bahkan tidak berhenti sejenak ataupun menoleh pada Ino. Tapi Ino tetap mendekatinya.

"Saya baru tahu bahwa boat race sangat hebat dan menakjubkan dan bahkan memberikan kesan menyenangkan pada orang yang melihatnya."

Sasuke sontak menghentikan langkahnya. Ino tetap berjalan mendekati Sasuke.

"Saya ingin memberi tahu orang-orang yang tidak tau tentang hal itu. Saya juga ingin memberi tahu pada orang-orang yang tidak tahu bahwa olahraga semacam ini ada!" Ino menjeda sejenak sebelum melanjutkan perkataannya. "Saya ingin menyampaikan pada orang-orang kegembiraan dan hal menyenangkan yang Saya rasakan hari ini setelah menonton pertandingan tadi."

Setelah mengatakan hal itu, Sasuke berbalik. Mendengar perkataan Ino.

"Saya tahu, saya harus lebih banyak belajar mengenai hal itu. Tapi sekarang saya bertekad untuk memelajari boat race lebih intensif. Karena itu, ijinkan saya mewawancarai anda!"

Ino membungkukkan tubuhnya. Matanya terpejam. Jantungnya berdetak kencang. Ia takut akan ditolak lagi oleh Sasuke. Ia tidak tahu lagi apa yang harus dia lakukan jika hal ini tidak berhasil. Ino sudah mengutarakan perasaan yang sebenarnya mengenai apa yang dia rasakan selama menonton pertandingan itu pada Sasuke. Ia mencoba meyakinkan Sasuke bahwa dia bukan seorang pengganggu dan ingin Sasuke percaya padanya.

Hal tersebut berlangsung sesaat namun bagi Ino menunggu jawaban dari seorang Uchiha Sasuke bagaikan menunggu bertahun-tahun lamanya. Ino bingung mengapa Sasuke tak kunjung menjawab pertanyaannya, ia membuka matanya dan didapatinya Sasuke sudah berada di depannya.

"Kau—" Sasuke menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"—Ketika kau berteriak seperti itu, kau membuatku malu. Kau tidak lihat banyak orang memerhatikanmu? Seharusnya kau sadar situasi dan tempat!"

Ino terkaget.

"Sa-saya minta maaf!" Ino bahkan tidak tahu bahwa ia berteriak sekencang itu.

Ino salah tingkah, Sasuke menghela napas dan berbalik kemudian berjalan menjauhi Ino.

"Permisi.. Uchiha-san?"

"Ok"

Ino menelengkan kepalanya. "Uchiha-san?"

"Kau boleh mewawancaraiku."

"Apa? Benarkah?!" Ino berteriak kegirangan.

Sasuke kembali menghela napas, "kau masih saja berbicara keras sekali. Jika kau bicara seperti itu lagi, kau akan mengganggu orang lain."

"M-maafkan saya. Saya akan lebih hati-hati." Ino blushing berat.

"Setidaknya itu pertanda bahwa kau memiliki semangat yang bagus."

Ino terbengong sejenak, "kau yakin tidak apa-apa saya mewawancarai anda?"

"Kau ingin aku menolaknya?"

"Aa—tidak!" Ino refleks menggelengkan kepalanya. "Terimakasih sudah mengijinkan untuk diwawancara! Saya tidak sabar untuk mewawancarai anda!" Ino membungkukkan tubuhnya, senang.

"Hn." Sasuke dengan segan membalasnya dan melihat ke direksi lain.

Dari kejauhan terdengar Sasuke dipanggil. Menyadari hal tersebut, Ino menyudahi pertemuan mereka. "Maaf aku sudah menahanmu lama. Aku hanya ingin memperkenalkan diri."

Sasuke tidak menjawab melainkan melangkah menjauh dari sana meninggalkan Ino yang memerhatikannya pergi. Tapi Sasuke tiba-tiba berhenti, seakan teringat akan sesuatu.

"Tapi ada beberapa syarat."

"Syarat?" Tanya Ino.

"Kau tidak boleh menghalangiku. Dan jangan lupa dengan apa yang kau katakan tadi mengenai boat race." Sasuke mengatakannya dengan raut wajah serius.

Ino menegakkan tubuhnya. "Saya mengerti!" Ia tidak tahu apa yang Sasuke pikirkan mengenai jawabannya. Namun sepertinya Sasuke mengerti karena karena akhirnya ia mengangguk dan tersenyum sekilas.

"Ah! Ternyata kau di sini, Sasuke! Kau kemana saja?"

Asisten Sasuke berjalan mendekati Ino dan Sasuke. Ekspresi wajahnya seakan terkejut melihat Ino berada di sana.

"Apa yang kau lakukan?" Tanyanya pada Ino.

"Sa-saya.. saya hanya memperkenalkan diri dan memberitau mengenai wawancara."

"Apa aku berkata kau harus melakukan itu? Tolong jangan melakukan hal yang tidak-tidak mengenai wawancara itu." Pria itu menghela napas pelan. "Jika hal seperti ini terjadi lagi, ijin wawancaramu akan dibatalkan. Kau mengerti?!"

"M-maaf..."

Sementara itu, Sasuke hanya memerhatikan Ino dan tidak berbicara apapun lagi.

Kesal karena diomeli sang asisten, Ino menghela napas berat sembari meninggalkan Konoha Boat Race Track. Jantungnya terus berdetak kencang. Ia teringat percakapannya dengan Sasuke tadi. Ino mengecek smartphonenya. Wawancaranya dengan Sasuke dimulai besok.

"Apa yang akan terjadi padaku besok ya?" Ino berkata pada dirinya sendiri.

Beberapa pemikiran buruk bertengger di otaknya. Tapi ia berusaha keras tidak memerdulikan hal tersebut.

.

.

.

Esok harinya Ino menjalani meeting bersama chief editornya.

"Bagus! Kau udah memperkenalkan diri pada Uchiha Sasuke. Rupanya kita mendapat persetujuan langsung darinya. Kau tidak melakukan kesalahan kan?" Kakashi memandangi bawahannya itu dengan penuh tanda tanya.

"Tidak Hatake-san." Ino merasa yakin mengenai hal tersebut.

"Baguslah. Aku serahkan semuanya padamu. Jika ada sesuatu hal terjadi, segera beritahukan padaku." Kakashi menepuk pundak Ino sebelum akhirnya pergi dari hadapannya.

Sebenarnya Ino merasa bersalah sudah berkata bohong pada atasannya itu.

Ino mengalihkan pandangannya pada secarik kertas yang diberikan Kakashi di atas meja kerjanya. Kertas tersebut berisikan kontak Sasuke dan asistennya. Baru saja ia akan duduk kembali ke kursinya, ia melihat Kiba berjalan ke arahnya.

"Ino selamat! Aku sudah dengar semuanya! Kau akan mewawancarai Uchiha Sasuke untuk Total Coverage kali ini kan?" Kiba tersenyum ceria pada Ino.

"Ah tentu! Aku sangat senang."

"Aku akan membantumu jika kau membutuhkannya. Panggil saja aku dan aku akan datang!"

"Baiklah terimakasih Kiba." Ino tersenyum sekilas pada rekan kerjanya itu kemudian kembali berkutat dengan setumpuk artikel yang harus disusunnya.

"Tapi… Uchiha Sasuke—"

Ino melirik Kiba.

"—Dia sangat tampan bukan?"

Ino mengangguk, "ya tapi—" Bagi Ino, untuk beberapa alasan, ia sulit menjawab pertanyaan Kiba. Kiba melihat Ino penuh tanda tanya. Penasaran dengan jawaban Ino.

"Apa kau menyukai…"

"A-apa yang kau katakan?! Jangan bodoh!" Ino mencoba kembali memfokuskan pikirannya pada pekerjaannya. "Ayo lanjut bekerja!"

"Tunggu… Ino kumohon jangan berbohong padaku."

Kesal, Ino kemudian menyeret Kiba kembali ke meja kerjanya. Kemudian ia pergi menuju ruang referensi untuk mencari informasi mengenai boat race. Semakin banyak mencari tahu mengenai boat race, semakin ia penasaran. Ia bahkan sempat terkaget dengan informasi yang didapatkannya. Dari referat yang dibacanya, ia baru tahu bahwa selama musim balapan, mereka tidak boleh mengontak orang lain selain orang-orang yang terlibat dengan boat race saja. Bagi Ino itu sangat aneh. Dia penasaran seperti apa sebenarnya Sasuke yang melibatkan dirinya masuk ke dunia seperti itu.

Semakin mencari tahu mengenai boat race, ia tidak sadar bahwa saat itu sudah tengah hari. Tidak terasa seharian ini dia membaca sekian banyak referensi. Ia kemudian bergegas makan siang sebelum waktu makan siangnya habis. Setelah selesai, ia kembali ke mejanya dan mulai menyusun lagi artikel yang harus dikerjakannya hari itu.

Selama menyusun artikel, ia masih memikirkan apa yang terjadi padanya kemarin.

Sasuke memang tampan. Aku mengerti dia sangat glamor dan popular. Tapi setelah melihatnya langsung dia berbeda dibandingkan ketika tampil di televisi ataupun majalah. Ino membatin.

Selama ini Sasuke yang dilihatnya di media terlihat mudah diajak berbincang dan terlihat menyenangkan. Tapi ketika mereka bertemu di pesta dan mengatakan hal buruk padanya, ia sempat tidak percaya. Ino merasa ada yang berbeda jika Sasuke dihadapkan dengan hal-hal mengenai boat race. Sasuke seakan begitu fokus dan keras kepada dirinya sendiri. Hal tersebut membuat Ino begitu penasaran.

Ia tiba-tiba teringat akan sesuatu. Ia merasa bahwa ia harus memeriksa jadwal Sasuke yang diberikan padanya. Karena dirasa kurang jelas dengan jadwal yang diberikan padanya, Ino bergegas menghubungi langsung Sasuke dan bertanya padanya. Baru saja ingin mengangkat teleponnya, ia berpikir lagi. Ia gugup dan tidak yakin untuk menghubungi Sasuke. Ia menarik napas sebelum akhirnya memberanikan diri mengangkat teleponnya dan menekan tombol telepon.

Setelah didengarnya nada sambung, tak butuh waktu lama bagi Sasuke untuk menganggkat teleponnya.

"Halo?" Suara baritone terdengar di ujung sana.

"O-oh! Ini dari Kohona Star Publishing!"

"Aku sudah tau ini nomor teleponmu."

"Oh begitu." Ino meneguk ludahnya sebelum kembali berbicara. "Saya rasa sekarang tidak sedang musim pertandingan, jadi saya ingin mewawancarai anda ketika anda sedang ada waktu luang. Tidak apa-apakah?"

"Iya tentu."

Ino mendadak sumringah mendengarnya. "Terimakasih! Ah! Mengenai lokasi—"

Belum sempat Ino berbicara, Sasuke langsung memotongnya.

"Aku sedang memerbaiki mesin di bengkelku."

"Bengkelnya di mana ya?"

"Akan kujelaskan nanti. Aku ingin sekarang kau datang ke bengkelku."

"Apa? Sekarang?!" Ino terkaget dengan apa yang dikatakan Sasuke.

"Kau ingin mewawancaraiku kan? Cepatlah datang sekarang ke bengkelku. Aku tidak punya banyak waktu."

Untuk beberapa saat Ino terbengong, tidak mengerti apa yang dikatakan Sasuke.

"Aku akan mengirim peta menuju bengkelku via FAX."

Sasuke bahkan tidak mengindahkan pertanyaan Ino.

"Uchiha-san tung—"

"Apa? Aku sibuk." Jawab Sasuke cuek di ujung sana. "Kau bilang kau tidak akan menghalangiku."

"Sa-saya tidak bermaksud demikian. Tapi bukankah ini terlalu mendadak?"

"Jika kau ingin mewawancaraiku, kutunggu sekarang juga di bengkelku. Sampai jumpa."

Belum sempat Ino mengatakan sesuatu, Sasuke memutus teleponnya.

Ino memijit pelipisnya. Seketika ia merasa bahwa Sasuke sedang memanipulasinya.

TBC


From Author: My First SasuIno FF! Cerita aslinya dari game yang saya ubah-ubah. Maaf kalau Ino atau Sasuke atau karakter yang lain mendadak out of character. Semoga suka. Don't like don't read!