Halo.

.

Namaku Hinata.

Jika kau membaca surat ini sekarang, itu artinya aku sudah pergi, ketempat yang sangat jauh.

Tempat yang tak pernah terlintas dipikiranmu.

Bingung?

Tak apa.

Hidupku memang tak berjalan mulus, dan mungkin, memang sedikit membingungkan.

Aku adalah seorang yatim piatu, yang tinggal disebuah panti asuhan kecil semasa kanak- kanakku. Rambutku keunguan, dan warna pupil mataku lavender. Bisakah kau membayangkan bagaimana rupaku sekarang?

Tidak?

Baiklah, biar kutambahkan.

Panjang rambutku sepinggang, dan aku berponi. Kulitku pucat karena dulu, sebelum aku diusir, kakak angkatku tak pernah mengijinkan aku pergi sendirian. Apalagi berjalan kaki.

Ia selalu memarahiku ketika aku melakukannya.

Kakak angkatku adalah seorang aktor yang lumayan terkenal, aku sering melihatnya dilayar televisi.

Kau terkejut?

Kuharap tidak.

Karena ceritaku setelah ini pasti akan lebih mengejutkan lagi.

Bacalah surat ini diwaktu senggangmu, perlahan. Tak perlu terburu buru, kau akan mudah melupakan setiap kata kataku ini jika kau membacanya terlalu cepat. Jika kau memiliki pekerjaan lain, kerjakanlah terlebih dahulu. Jika kau harus berjalan, berjalanlah dulu hingga kau sampai ketempat tujuanmu. Jangan perhatikan ocehanku ini sebelum kau duduk tenang ditempat yang hangat dan nyaman.

Jika kau ada didalam kereta, dan sedang duduk menunggu hingga kau sampai ke stasiun tujuanmu, maka kuharap aku bisa membantumu menembus waktu yang melambat setiap kita harus menunggu sesuatu.

Apa kau pernah berpikir untuk menuliskan surat dan menerbangkannya seperti yang aku lakukan sekarang ini?

Lakukanlah sesekali, ini sangat mengasyikan.

Ceritakanlah sesuatu yang menyenangkan, sebuah kejadian dalam hidupmu yang bisa membuat orang lain juga tersenyum ketika membacanya.

Kau tahu, kita memang tak bisa membahagiakan semua orang. Tapi kita bisa mengisi sebuah kekosongan dalam diri seseorang dan membuatnya merasa lengkap.

Kuharap aku bisa membuatnu merasa lengkap, dengan kisah hidupku ini.

Seperti yang tadi kuceritakan padamu, kakak angkatku adalah seorang aktor terkenal. Ia tampan, dan sangat baik. Tubuhnya tinggi, dan rambut hitamnya selalu berantakan. Ia hebat dalam segala hal, hanya saja dia sedikit pemalas. Tatapannya kadang menusuk, dan pendengarannya sangat tajam.

Ia selalu tahu ketika ada seseorang yang sedang membicarakannya.

Suaranya sedikit berat, namun tidak serak. Seperti suara laki laki berusia 20 tahunan biasa, kurasa. Ia tak terlalu banyak bicara, dan seringkali tidak punya rasa simpatik.

Walaupun seperti itu, aku menyayanginya.

Ketika ia tersenyum padaku,

Ketika ia memanggil namaku.

Ia satu satunya keluarga yang kumiliki.

.

.

.

.

Comeback To Me

One: Train

Characters ©Masashi Kishimoto

Story ©Pipoooy12

Warning : OOC, typo, AU.

enjoy!


.

.

.

.

"Aniki!" teriak Hinata kecil. Dengan riang gembira ia menghambur keluar dari rumah kecil dengan papan bertuliskan kata "panti asuhan" diatas pintunya.

Panti asuhan tempat Hinata dibesarkan terletak di kota Konoha, kota kecil dengan pemandangannya yang indah dan udaranya yang bersih. Berhadapan langsung dengan jalur kereta juga merupakan salah satu kelebihan panti ini. Kau bisa menikmati suara sayup kereta disore hari ketika sedang bermain bersama teman temanmu.

Hari ini ia, Hinata, genap berusia 6 tahun. Dan itu berarti, keluarga Uchiha akan membawanya untuk tinggal bersama sama dengan mereka di Tokyo. Ia senang sekali, ia selalu penasaran dengan bangunan bangunan pencakar langit disana yang seringkali ia lihat di televisi. Ia ingin naik keatas Tokyo Tower bersama Uchiha Sasuke, putra tunggal keluarga Uchiha yang sering ikut berkunjung ke panti asuhan dan bermain bersamanya sepanjang hari.

Hinata sudah menganggap Sasuke sebagai kakaknya sejak lama, sebagaimana Fugaku dan Mikoto selalu memperhatikan segala kebutuhan Hinata sejak dirinya masih bayi.

Sasuke yang kini berusia 10 tahun itu memeluk Hinata erat. Hinata tertawa. "Aniki, apa mulai sekarang kita bisa bermain bersama setiap waktu? Apa mulai sekarang aku bisa bersamamu sepanjang hari, setiap hari?"

Seorang suster keluar dengan membawa sebuah tas berwarna pink bersamanya, tepat ketika Sasuke memandangi Hinata dengan onyxnya yang tajam, mencoba untuk mengatakan sesuatu. "Oh, oh.. Hinata chan." Suara suster itu sedikit nyaring dan berirama, terdengar seperti seorang penyanyi sopran, "Kurasa kau terlalu bersemangat hingga melupakan tasmu." Ia menyodorkan tas berukuran sedang ditangannya pada Hinata kecil yang sedang berada didalam pelukan Sasuke.

Onyx Sasuke bertatapan dengan mata indah sang suster. Suster itu sudah biasa menghadapi banyak anak anak yang mengalami shock, keterbelakangan, atau trauma dalam hidupnya, namun ia belum pernah melihat anak dengan pandangan sesinis Sasuke seumur hidupnya. Entah mengapa, firasatnya mengatakan kalau Sasuke yang notabene baru berumur 10 tahun tersebut memang bukan anak biasa. Ada sesuatu yang disembunyikan oleh anak itu, ada sesuatu yang membuat wajah anak itu selalu tegang dan sedikit mencurigakan walaupun ia adalah anak yang sangat tampan.

Tapi apa dayanya, keluarga Uchiha memang telah memilih Hinata sejak anak itu berusia 1 tahun. Sasuke sendiri tak pernah terlihat menatap Hinata dengan sinis ataupun terganggu. Anehnya, mereka berdua akrab meski hanya bertemu 2 bulan sekali.

"Arigatou, Shizune san." Mata lavender Hinata berbinar, sang suster bernama Shizune itu tersenyum.

Mikoto, ibu Sasuke, sekaligus ibu baru bagi Hinata, kini menghampiri Shizune. "Kami sangat berterima kasih padamu, kau telah membantu kami mengurus semua dokumen dengan sangat baik dan teliti, kau juga sudah merawat Hinata dengan penuh kasih sayang, terima kasih banyak." Mikoto menundukan kepalanya. Shizune menggeleng.

"Tidak, Nyonya, kamilah yang seharusnya berterima kasih. Kau telah memberikan begitu banyak bantuan sehingga panti asuhan ini tidak pernah kekurangan apapun. Kau juga sudah membiayai pendidikan seluruh anak anak kami.. Kami tak bisa melakukan apa apa lagi selain mendoakan kalian agar selalu beroleh perlindungan dariNya.. terima kasih banyak, Nyonya.."

Wajah tersenyum Mikoto adalah hal terakhir yang diingat oleh Shizune, suster kepala di panti asuhan tempat Hinata dibesarkan.

Kini umurnya tak lagi semuda dulu, namun ia masih pada ingat tatapan sepasang mata onyx didepannya sekarang. Mata yang selalu curiga dan sinis.

Sasuke.

Wajahnya mirip sekali dengan Mikoto, hanya saja ia lebih tinggi dan masih sangat muda. Shizune masih menghitung hitung umur Sasuke ketika pria itu mulai bicara.

"Suster," Sasuke mengawali kalimatnya, "Lama tidak berjumpa."

Berat dan dingin. Suara seorang pria yang sudah dewasa. Shizune tersenyum.

"Selamat datang, Uchiha san.."

.

.

.

T

B

C

.

.

.


Ini adalah cerita oneshot Comeback To Me yang sebelumnya mendapat cercaan karena tidak berakhir dengan jelas.

Well, sebenarnya harus saya akui, membuat ending yang diinginkan oleh semua orang itu adalah mustahil. Kadang ada cerita yang harus berakhir tanpa happily ever after, dan kadang ada cerita yang memang dibuat sad ending sejak awal.

Semoga saja kali ini fic saya berakhir happy ending.

There are 2 kind of writer, the one who write based on his feelings, and the one who feel based on his writing.

Don't forget to leave a comment below this fic, thankyou :)