A Kiss To Love You
Pair : ChanBaek (GS! Baekhyun)
Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.
"Kenapa lagi, Baek?" Tanya Kyungsoo saat menyadari jika sahabatnya itu dari awal jam masuk kuliah hingga kini jam kuliah telah usai hanya memasang wajah murung. Baekhyun berbeda dari biasanya. Gadis bersurai coklat panjang itu menghela nafas. Kedua tangan yang semula digunakan untuk menumpu dagunya kini ia rentangkan ke depan. Sehingga dagunya kini bertumpu pada lengannya sendiri.
"Apa kau akan percaya jika aku ceritakan?" Tanya Baekhyun menatap Kyungsoo disampingnya dengan bibir yang sedikit dikerucutkan. Kyungsoo jadi gemas sendiri kalau sudah melihat Baekhyun dengan ekspresi seperti ini. Jika Baekhyun sudah seperti ini tandanya dia sangat dilema saat ini. Oh, dasar Byun Baekhyun.
Kyungsoo mengangguk. "Aku pasti akan mempercayainya selagi itu masih didalam akal sehat manusia. Jadi ayo ceritakan." Gadis bermata bulat itu kini ikut menekuk tangannya untuk dijadikan tumpuan kepalanya sama seperti yang dilakukan Baekhyun.
Baekhyun menghenbuskan nafasnya pelan sebelum mulai bercerita.
"MWO? Benarkah itu Baek? Kau tidak bohong, kan?!" Kyungsoo jadi heboh sendiri saat selesai mendengar cerita Baekhyun yang aneh namun -katanya- nyata itu. Kyungsoo tak habis pikir, bagaimana mungkin hal tidak masuk akal seperti itu bisa terjadi?
Baekhyun cemberut. "Kau tidak mempercayaiku, Kyung? Aku bersungguh-sungguh! Demi lukisan tubuh telanjang James Sullivan-mu itu aku bersungguh-sungguh." kata Baekhyun tidak nyambung di kalimat akhir. Hei, lukisan James Sullivan yang sedang telanjang katanya?
Kyungsoo memutar bola matanya malas. Bisa-bisanya Baekhyun bersumpah atas nama lukisan telanjang James Sullivan yang dulu pernah diam-diam Kyungsoo simpan dikamarnya. Namun kemudian gadia bermata bulat itu kembali fokus dengan topik pembicaraannya dengan Baekhyun.
"Em.. Baek, bukannya aku tidak mempercayainya, tapi mungkinkah hal itu bisa terjadi? Setahuku hal-hal seperti itu hanya terjadi di dalam film bukan di dunia nyata seperti ini." Kyungsoo berusaha berucap dengan selembut mungkin agar Baekhyun tidak merasa tersinggung. Namun apa yang didapatinya? Gadis sipit itu kini malah menatapnya dengan tajam disertai dengan pipi merah mudanya. Entah warna merah muda itu karena marah atau... merona.
"Jadi benar kau tidak percaya? Baiklah akan kubuktikan kepadamu 2 hari lagi!" Ucap Baekhyun dengan suara sedikit meninggi.
"Em.. Baek, kenapa harus menunggu 2 hari lagi? Mengapa tidak sepulang kuliah saja? Kajja kita pulang." Tanya Kyungsoo agak dongkol. Kalau hari ini saja bisa, mengapa harus menunggu 2 hari lagi? Itulah pemikiran Kyungsoo. Sebenarnya dia sendiri tidak sabar ingin melihat pembuktian seperti apa yang akan dilakukan oleh sahabat yang sama mungilnya dengan dirinya itu.
Wajah Baekhyun yang tadinya mengeras seketika melemah. Gadis itu menunduk. "Kalau hari ini aku tidak bisa." Ucapnya polos.
"Kenapa?" Tanya Kyungsoo cepat. Terlalu penasaran eh?
"Pokoknya tidak bisa." Jawab Baekhyun. Membuat gadis disampingnya itu mendengus kasar.
"Kau mulai bermain rahasia-rahasia lagi denganku, Baek. Kupikir kita ini sahabat dan bukankah diantara sahabat itu tidak ada yang namanya rahasia?"
Baekhyun menatap Kyungsoo yang kini hanya diam sambil menatap lurus kedepan Digigitnya bibir bawahnya karena rasa gugup. Haruskah dia menceritakan kejadian yang itu kepada Kyungsoo? Tapi dia malu! Bagaimana kalau nanti Kyungsoo malah menertawakannya saat dia menceritakan yang bagian itu? Ugh.. Lagi-lagi Baekhyun dilema. Dia bercerita kepada Kyungsoo atau tidak?
Namun tiba-tiba dewa batinnya berteriak nyaring. 'Hei, Byun Baekhyun! Sahabat macam apa kau ini! Kau mau merahasiakannya dari sahabatmu sendiri, huh? Kyungsoo tidak pernah merahasiakan hal apapun kepadamu tapi apa yang kau lakukan? Rahasia diantara sahabat, huh? Cepat beri aku kantung muntah sekarang, aku tidak sanggup lagi menahan isi perutku saat melihatmu egois begini.' Ya, ya, ya. Dewa batin Baekhyun memang berlebihan namun apa yang dikatakannya selalu sukses membuat Baekhyun menjadi sadar. Baekhyun akan mengatakannya kepada Kyungsoo setelah benteng penahan rasa malu tak kasat matanya selesai dia bangun.
"Sebenarnya-"
"Hai nona-nona cantik, sedang apa kalian sendirian disini? Tidak baik lho mojok berdua di dalam kelas seperti itu. Nanti akan ada makhluk tak kasat mata yang akan menganggu kalian." Seorang laki-laki dengan warna rambut blonde yang kontras sekali dengan kulit tan nya itu tiba-tiba saja berceletuk di dekat pintu kelas memotong ucapan Baekhyun. Membuat Kyungsoo memutar bola matanya malas. Si blonde berkulit hitam ini lagi, batinnya. Gadis itu malas sekali jika makhluk hitam -menurutnya- itu sudah datang dan mengganggu. Dengan kesal Kyungsoo berteriak.
"Dan kau lah makhluk tak kasat mata yang datang untuk mengganggu itu Kim Jongin!"
Bukannya marah atau sebal dengan ucapan Kyungsoo, pria tan bernama Kim Jongin itu malah nyengir lalu berjalan mendekati kedua gadis itu.
"Aku memang datang kemari untuk mengganggu kalian, nona-nona manis." Ucap Jongin yang kini sudah berdiri tepat di samping meja Baekhyun dan Kyungsoo. Jongin menyentuh pipi Kyungsoo dan dengan segera melepas tangannya itu saat melihat pergerakan Kyungsoo yang seperti akan memukul tangannya. Pria itu berlari sambil tertawa tak karuan saat mendengar ucapan Kyungsoo yang menurutnya bagaikan suara Sellen Dion ketika menyanyikan OST Titanic(?).
"AKU MEMBENCIMU KIM ARANG!"
"Aku juga mencintaimu, Kyungsoo sayang." Terdengar sahutan dari luar kelasnya yang diakhiri dengan cekikikan puas. Muka Kyungsoo berwarna merah padam saat ini. Dia benar-benar membenci laki-laki tan itu!
"Sudahlah Kyung, tidak usah diperdulikan. Bukankah si Kim Jongin itu memang selalu seperti itu? Dia hanya ingin membuatmu marah. Sudahlah.." Baekhyun mencoba menenangkan Kyungsoo yang terlihat seperti harimau lapar yang siap menerkam siapapun. Perlahan gadis bermata bulat itu kembali duduk di kursinya dan mencoba menetralkan nafasnya yang tadi memburu karena ulah Kim Jongin. Eh, nafas memburu karena ulah Kim Jongin? Uh.. Maksudnya ulahnya yang senang sekali menggoda Kyungsoo dan membuat gadis itu marah-marah. Jangan berpikiran aneh, okay?
"Yasudah sebaiknya sekarang kira pulang saja." Ucap Baekhyun lagi dan diangguki oleh Kyungsoo. Kyungsoo sudah sangat malas berada dikampusnya ini. Semuanya akibat Kim Jongin sialan itu! Mood-nya selalu memburuk jika namja tan itu sudah muncul dan mulai mengganggunya.
_-_A Kiss To Love You_-_
Baekhyun akhirnya tiba juga dirumahnya. Setelah menemani Kyungsoo berjalan-jalan ke taman karena mood-nya yang rusak akibat ulah pria di kelas sebelah yang bernama Kim Jongin tadi. Akhirnya dia bisa juga merebahkan tubuh mungilnya ke atas kasur empuknya. Dia menggeleng-geleng pelan saat mengingat lagi kejadian tadi. Kyungsoo dan Jongin itu kenapa ya masih saja seperti dulu? Tak ada habis-habisnya mereka bertengkar sejak SMA. Dia tak habis pikir dengan dua orang itu. Apa mereka tidak lelah seperti itu terus sejak SMA hingga kini kuliah? Dan sampai kapan dia harus menjadi penonton setia atas percekcokan tidak penting mereka?
Saat sedang asyik melamun, Baekhyun tiba-tiba saja mencium harum bunga di dalam kamarnya yang berhasil menginterupsi lamunanya. Tadi saat ia masuk kesini tidak ada bau harum begini. Kenapa sekarang dia mencium bau harum bunga begini?
Namun beberapa saat kemudian Baekhyun mengingat sesuatu. Apakah ini bau harum bunga yang berasal dari taman kecil yang dibuat Chanyeol itu?
Untuk memastikannya, akhirnya Baekhyun keluar dari kamarnya dan berjalan menuju gudang yang telah berubah menjadi taman kecil itu. Saat Baekhyun telah sampai di depan pintu kamar -yang tadinya gudang- itu, bau wewangian bunga makin tajam di indera penciumannya. Dengan segera Baekhyun membuka pintu bercat coklat itu dan betapa terkejutnya dia saat melihat taman itu. Taman itu berbeda dari taman yang ia lihat semalam. Jika semalam hanya ada beberapa bunga saja yang mekar, namun kini... Astaga! Segala jenis bunga kini ada didepannya! Baekhyun mengernyit saat menyadari jika taman itu kini juga menjadi lebih luas. Mengapa bisa jadi seluas ini? Seingatnya semalam tidak seluas ini.
Walaupun masih janggal dengan taman dikamar ini yang tiba-tiba berubah menjadi lebih luas, namun Baekhyun akhirnya memasuki kamar yang telah disulap menjadi taman itu. Baekhyun begitu takjub saat melihat berbagai macam bunga indah bermekaran disana. Tanpa diduga tiba-tiba saja Baekhyun tersandung kakinya sendiri dan membuat nya hampir saja terjerembab namun tidak jadi karena gadis itu dengan cepat ditarik oleh seseorang. Eh? Ditarik seseorang?!
Baekhyun segera menolehkan wajahnya menatap orang yang telah menyelamatkannya dan betapa terkejutnya Baekhyun saat melihat siapa orang itu.
Itu... Itu Park Chanyeol!
"Chanyeol?" Mata Baekhyun tanpa berkedip menatap wajah pria itu yang kini malah tersenyum hangat kepadanya.
Hei! Bukankah Park Chanyeol kini tengah terjebak kembali didalam lukisan? Tapi kenapa pria itu kini bisa ada disini?! Tengah menatapnya dengan senyuman hangat sambil... Memeluk tubuhnya?!
Mata Baekhyun kembali membola saat menyadari hal itu.
"Bukankah kau.."
"Sstt... Diamlah." Lelaki itu segera memotong ucapan Baekhyun dan menutup mulut gadis itu dengan telunjuknya.
Baekhyun hanya menatap Chanyeol penuh tanya.
Pria itu akhirnya menurunkan jari telunjuknya yang menutupi mulut Baekhyun.
"Tempat ini adalah pengecualian." Bisik pria itu lembut ditelinga Baekhyun.
Baekhyun tidak mengerti dengan ucapan laki-laki itu. Pengecualian? Pengecualian bagaimana?
Chanyeol kembali tersenyum saat mengetahui apa yang tengah difikirkan gadis itu. Ingat kalau Chanyeol itu bisa membaca fikiran orang?
"Aku bebas disini, Baekhyun." Ucapnya lagi. Baekhyun yang radinya hanya diam kini kembali menujukan pandangannya menatap wajah pria itu.
"Bebas?" Tanya gadis itu. Rupanya Baekhyun masih juga belum mengerti dengan maksud dari ucapan Chanyeol. Pria itu mencoba sabar dengan Baekhyun yang sangat lola seperti ini.
"Aku bebas dan bisa melakukan apapun disini. Hanya ditempat ini." Chanyeol berusaha menjelaskan.
Akhirnya Baekhyun kini mengeti maksud dari ucapan Chanyeol.
"Jadi kau bisa bebas hanya ditempat ini? Bisa melakukan apapun tanpa adanya pantangan walaupun diluar sana tubuhmu masih terjebak di dalam lukisan?"
"Tepat sekali." Chanyeol tersenyum bangga atas kecerdasan Baekhyun yang akhirnya paham juga.
Namun sedetik kemudian pria itu berucap lagi. "Tapi Baek, apa maksudmu dengan bisa melakukan apapun tanpa pantangan? Apa kau sedang berharap aku akan melakukan hal-hal yang menjadi pantangan itu denganmu?"
Baekhyun melotot dan dengan cepat dia memukul dada bidang pria itu membuat Chanyeol dengan reflek melepas pelukannya dipinggang Baekhyun yang sejak tadi memang tidak dia lepaskan. Pria itu meringis kesakitan sambil memegang dadanya yang berdenyut sakit. Baekhyun yang melihatnya jadi merasa bersalah.
"Kau tidak apa-apa?" Tanya Baekhyun khawatir. Dia sungguh tidak bermaksud memukul Chanyeol sekeras itu. Itu terjadi dengan reflek. Salahkan saja ucapan Chanyeol yang menyebalkan itu yang membuat Baekhyun menjadi kesal bukan main.
"Ugh.. Dadaku sakit sekali. Sepertinya ada organ dalamku yang rusak." Jawab Chanyeol masih memegangi dadanya sambil meringis kesakitan. Sebenarnya Chanyeol hanya pura-pura. Dia ingin menggoda gadis mungil itu.
"Mwo? Benarkah? M-maafkan aku, Chanyeol-ah.. Aku sungguh tidak sengaja.. Salahmu sendiri kenapa mengatakan hal menyebalkan seperti itu. Aku kan jadi malu dan dengan reflek memukulmu. Maafkan aku.." ucap Baekhyun sambil ikut memegangi dada Chanyeol yang katanya kesakitan. Diam-diam Chanyeol menyeringai. Kena kau, Byun Baekhyun!
"Aduhh... akhh.. itu sakit sekali Baekhyun." Rintih Chanyeol -berakting- kesakitan. Chanyeol tertawa puas didalam hati. Baekhyin mudah sekali ditipu.
Baekhyun masih terus mengelus dada bidang Chanyeol sambil bertanya apakah masih sakit dan tentu saja Chanyeol menjawab masih. Ingat kan jika Chanyeol hanya berpura-pura untuk mengambil kesempatan dalam kesempitan?
Setelah puas mengerjai Baekhyun akhirnya Chanyeol menurunkan tangan Baekhyun dari dadanya.
"Sudah, Baekhyun. Dadaku sudah tidak sakit lagi." Ucapnya masih menggenggam tangan Baekhyun.
Perlahan Baekhyun melepaskan genggaman tangan Chanyeol dan dengan canggung berkata "Sekali lagi maafkan aku, Chanyeol. Dan lain kali jangan mengatakan yang seperti itu lagi." Baekhyun tidak menatap Chanyeol. Gadis itu merasa sangat canggung saat ini.
...
"Jadi sebenarnya ini adalah jalan penghubung menuju ke duniamu?" Tanya Baekhyun saat Chanyeol selesai menceritakan yang sebenarnya mengenai taman bunga itu. Kini mereka sedang duduk disebuah balok kayu yang entah dari mana asalnya bisa berada di sekitar taman bunga itu
Chanyeol mengangguk. "Ya, begitulah."
"Jadi kau bukan berasal dari bumi?" Tanya Baekhyun lagi.
Dan lagi-lagi Chanyeol mengangguk. "Aku berasal dari negeri Neverland."
Baekhyun mengernyit. Neverland? Bukankah itu hanya negeri khayalan yang ada di cerita Tinkerbell itu?
"Bukankah Neverland hanyalah negeri khayalan?" Tanya Baekhyun bingung.
"Tidak. Negeri itu benar-benar ada. Aku adalah buktinya." Jawab Chnyeol sambil menunjuk dirinya menggunakan jari telunjuknya.
Baekhyun menatap Chanyeol lama.
Walaupun masih tidak yakin namun akhirnya Baekhyun mengangguk.
"Berarti kau pernah bertemu dengan Tinkerbell dan Peterpan?" Tanya Baekhyun.
Sontak saja Chanyeol tertawa. Membuat Baekhyub bingung. Apa lucunya?
"Kau pasti sering menonton filmnya hingga mengerti akan Tinkerbell dan Peterpan." Ucapanya masih dengan sedikit tawa.
Baekhyun mengangguk. "Tentu saja. Aku sudah menontonnya hampir 30 kali." Dan terdengar kata 'Wow' dari mulut Chanyeol.
"Ya, aku pernah bertemu dengan mereka. Hanya sekali tepatnya."
Baekhyun membelalak tak percaya. "Wuah benarkah?"
Chanyeol mengangguk.
"Hebat sekali. Aku adalah salah satu penggemar mereka kau tahu. Em.. bisakah kau bawa aku bertenu dengan mereka suatu saat nanti?" Tanya Baekhyun antusias. Chanyeol terkikik kecil melihat tingkah Baekhyun yang kekanakkan namun kemudian mengangguk.
"Baiklah."
"Huaaaaa... Terima kasih Park Chanyeol!" Teriak Baekhyun histeris kemudian tanpa sadar memeluk tubuh Chanyeol. Membuat lelaki tampan itu harus menelan ludah saat merasakan payudara kenyal gadis itu yang menempel sangat erat di dada bidangnya. Byun Baekhyun! Tidak sadarkah kau jika kelakuanmu itu bisa membuat seorang Park Chanyeol mengalami ereksi?
"Baek, cepat lepas pelukanmu atau kau akan kuperkosa sekarang juga." Ucap Chanyeol setengah menggeram menahan nafsunya yang sudah naik akibat payudara kenyal Byun Baekhyun.
Baekhyun melotot mendengar ucapan Chanyeol dan dengan cepat melepas pelukannya. Gadis itu menatap Chanyeol horror.
"Park Chanyeol, k-kau tidak bersungguh-sungguh d-dengan ucapanmu, kan?" Tanya Baekhyun gugup. Gadis itu menjauh dari Chanyeol dan berniat untuk keluar dari sini namun saat menatap sekelilingnya dia tidak menemukan pintu keluar itu. Dimana pintunya? Kenapa tiba-tiba tidak ada? Tanya Baekhyun cemas didalam hati. Wajahnya berkeringat dingin sekarang. Dia takut jika Chanyeol akan benar-benar memperkosanya. Astaga! Dia tidak mau!
"Kau tidak akan menemukan pintunya." Chanyeol menyeringai sambil berjalan mendekati Baekhyun. Sontak saja gadis itu berjalan mundur menjauhi Chanyeol.
Namun gadis itu malah berakhir dengan tubuh yang terhenti disebuah pohon besar. Sial! Kenapa bisa ada pohon besar disekitar sini? Apakah ini juga ulah Chanyeol! Sialan kau, tiang!
"Chanyeol.. k-kumohon berhenti! Jangan p-perkosa aku, k-kumohon." Mohon Baekhyun tergagap. Matanya sudah terpejam erat sejak tubuhnya terkatup di pohon besar yang entah dari mana tiba-tiba ada disana. Baekhyun takut sekali. Eomma.. Appa.. tolong Baekhyun! Teriaknya didalam hati.
Chanyeol semakin mendekati Baekhyun dan kini dia telah berada tepat didepan gadis itu. Sebelah tangannya bertumpu pada batang pohon besar itu. Dia mendekatkan wajahnya dengan wajah Baekhyun. Sangat dekat, hingga hidung mereka saling bersentuhan. Chanyeol menatap mata terpejam itu dengan tajam. Bagaimana bisa gadis ini membuat dirinya menjadi segila ini? Jantungnya selalu dibuat berdebar karena gadis mungil ini. Apakah dia benar-benar sudah jatuh cinta kepada Baekhyun? Secepat ini?
Pria itu perlahan menuntun tangan Baekhyun yang ada disamping tubuhnya menuju kebagian tersensitive ditubuhnya. Membuat gadis itu membuka mata kaget saat merasakan dimana keberadaan tangan kanannya sekarang.
Chanyeol menuntun tangan Baekhyun untuk meremas miliknya yang kini sudah sukses menegang. Pria itu menatap manik mata Baekhyun yang sedari tadi menatapnya gugup tanpa berbicara apapun.
"Kau telah membuatnya bangun, Mrs. B, jadi kau pula yang harus membuatnya tertidur kembali." Seringai mesum tercetak dibibir seksi pria itu. Tangannya masih terus menuntun tangan Baekhyun untuk menggenggam dan meremas miliknya. Mata Baekhyun perlahan terpejam saat merasakan desiran aneh di perutnya ketika tangannya menggenggam milik pria jangkung itu. Seumur-umur baru kali ini Baekhyun memegang milik pria, pengecualian yang waktu itu. Yang itu Baekhyun hanya menyentuh sedikit bukan memegang dan menggenggam seperti ini.
Baekhyun sebenarnya ingin menolak tapi entah kenapa tangannya tidak mau melakukannya. Gadis itu sebenarnya malu sekali tapi sungguh sial tangan tak tau diri itu! Berkali-kali Baekhyun merutuki tangan sialannya yang sedari tadi malah terus mengurut dan meremas milik Chanyeol. Padahal tangan pria itu sudah berhenti menuntunnya. Argh! Kenapa tangannya bisa menjadi seperti ini!
Chanyeol terus dibuat menggeram saat merasakan tangan Baekhyun yang sangat lihai memperlakukan miliknya didalam genggamanya. Dia tidak menyangka jika gadis itu tidak menolak saat dirinya dengan lancang menuntun tangan gadis itu untuk melakukan handjob kepada miliknya. Ya, walaupun miliknya menegang karena Baekhyun tetapi gadis itu kan sebenarnya tidak bersalah. Dia hanya tidak sengaja membuat Chanyeol menegang. Ugh!
Setelah agak lama memainkan milik Chanyeol yang sedari tadi masih terbungkus celananya itu, Chanyeol dengan tiba-tiba menarik tangan Baekhyun untuk melepas resleting celananya. Sontak saja Baekhyun melotot.
Namun terlambat, sebelum Baekhyun berhasil menutup matanya, mata indah nan polos itu sudah terlanjur melihat milik Chanyeol yang besar dan sangat berurat itu. Perlahan gadis itu meneguk ludahnya sendiri saking gugupnya. Milik pria itu benar-benar besar dan panjang dan kini tengah mengacung dengan tegak ke arahnya.
Baekhyun menatap Chanyeol takut. Seperti meminta agar tidak melakukan yang barusan lagi namun Chanyeol menggeleng. "Bertanggung jawablah pada apa yang telah kau perbuat."
Baekhyun ingin sekali protes namun sebelum berhasil mengeluarkannya Chanyeol sudah menuntun tangannya lagi untuk menggenggam benda panjang yang kini tanpa penutup apapun itu. Astaga dia ingin menangis saja saat ini. Dia benar-benar takut dan malu.
Dan hari itu berakhirlah Baekhyun dengan hukuman 'laknat' dari seorag Park Chanyeol yang mesum untuk melakukan handjob kepada adik kecilnya. Ugh...
To Be Continued...
Dohhh... kok jadi kek gini sih? e.e
Padahal di otak gue gak gini lho. Tapi kok pas tangan ngetik malah jadi aneh bin absurd gini? :'
Yah walopun hasilnya absurd, review tetap ditunggu lho
So...
MIND TO REVIEW?