Chapter 1
Idiot
Warn: Yaoi, BL, Typo merajalela, abal, gaje, alur ngebut, mengandung efek samping/?
:::
Ananda Present
Story ⓒ huhiho7
Inspired by ⓒ -
Cast ⓒ Not mine, just borrowed.
:::
Lee Donghae Lee Hyukjae
.
Flame jangan, respon dibutuhkan.
.
.
"Donghae-ya, makanlah ini."
"..."
"Kumohon makanlah kue ini, aku yang membuatnya sendiri." Donghae melirik malas seseorang yang berada disampingnya, lalu kembali memfokuskan pandangannya pada langit biru diatasnya.
Merasa diacuhkan, ia menghela nafas pelan. Sungguh, ia lelah dengan semua ini. Ini menyiksanya, berbagai perasaan tak menentu hinggap dihatinya. Ia seakan ingin pingsan jika kedua obsidian Donghae menatapnya, merasa kecewa saat ia diacuhkan seperti ini, dan marah ketika Donghae malah memberikan hasil kerjanya kepada orang lain. Lee Hyukjae menyukai Donghae. Sejak mereka duduk dibangku SMP. Saat lulus, Hyukjae memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di tempat yang sama dengan Donghae. Sudah beribu kali ia mencoba mengalihkan perhatian Donghae agar Hyukjae mendapatkan sedikit kesempatan untuk mengisi hati Donghae. Namun hal itu pupus sudah, Hyukjae lelah. Donghae tidak peka dengan apa yang sudah ia berikan pada Donghae. Idiot! Donghae memang idiot. Namun Hyukjae tak akan pernah bisa membenci Lee Donghae. Apapun akan ia lakukan untuk Donghae.
"Baiklah kalau kau tak mau memakannya. Aku pergi." Setelah berkata demikian, Hyukjae melangkah menjauh dari Donghae. Sedikit berharap Donghae akan memanggilnya dan mau memakan kue ini. Tapi itu hanya harapan Lee Hyukjae. Hyukjae mempercepat langkahnya. Tak tahan berlama-lama disana.
Ia terus melangkah sampai kakinya berhenti pada sebuah taman kecil namun asri dibelakang sekolah. Ia dudukkan dirinya dibangku yang menurutnya sudah tua, sekolah ini sudah berdiri beberapa tahun lamanya. Jadi wajar saja jika semua sarana dan prasarana disini sudah berumur dan rapuh, namun tidak untuk bangku yang diduduki Hyukjae saat ini. Begitu kokoh, seolah ia harus kuat menahan beban seseorang yang nanti akan memdudukinya. Bukankah sama dengan Hyukjae? Mencoba kuat menghadapi sikap dingin Lee Donghae, menahan rasa sakit didalam relung hatinya dan mempertahankan cintanya hanya untuk Donghae. Sungguh miris. Batin Hyukjae.
"Hei! Kenapa melamun huh? Ada banyak masalah?" Seseorang menepuk bahu Hyukjae dari belakang, kemudian memutari bangku tersebut dan duduk disamping Hyukjae. Hyukjae tersenyum tipis menjawab pertanyaan namja tadi.
"Ceritakan padaku, siapa tahu aku dapat membantu." Hyukjae memincing, ia tak segamblang itu untuk mengungkapkan uneg-unegnya kesembarang orang. Terlebih sosok disampingnya ini adalah murid yang tak dikenalnya.
"Hmm, aku Cho Kyuhyun. Tak apa kalau kau tak mau bercerita." Sosok tampan bernama Kyuhyun itu kemudian berdiri dan membentangkan tangannya. Hyukjae mengernyit heran.
"Apa yang kau lakukan, Kyuhyun-ssi?" Kyuhyun memejamkan matanya menikmati angin bertiup sejuk menerpa tubuhnya, menyejukkan.
"Aku? Menikmati angin musim gugur ini. Sebentar lagi akan memasuki bulan Desember, dan semua akan menjadi dingin."
"Kecuali api, dia tak akan pernah dingin." Kyuhyun tersenyum mendengar Hyukjae protes.
"Rasakan ini, Hyukjae-ah. Sangat menenangkan." Hyukjae kembali mengernyit menatap seorang anak manusia yang sejak kapan tahu namanya? Ia bahkan belum memperkenalkan dirinya. Atau... Dia ini penguntit?
"Tak perlu terkejut, semua siswa disekolah ini bahkan sudah mengetahui namamu." Hyukjae tambah heran, ia tak mengerti. Apakah ia sepopuler itu? Ia memang anak yang mudah bergaul, tapi tidak dengan sembarang orang. Hanya Sungmin hyung, Donghae, Junsu hyung, Taemin, dan.. Ahh, masih banyak lagi.
"Kau terlalu asyik dengan duniamu dan Ikan idiot itu, sekali-kali lah kau bergaul dengan kami." Hyukjae bingung, sungguh. Sebenarnya apa yang namja ini bicarakan?
"Kau ini berbicara apa Kyuhyun-ssi? Aku bingung." Kyuhyun menghela nafas. Kembali mendudukkan dirinya pada bangku tadi. Kyuhyun tahu Hyukjae menyukai Donghae, dan itu jelas sekali karena Hyukjae yang secara terang-terangan memberi perhatian lebih kepada siswa dingin itu.
"Kau sudah dikenal oleh seluruh siswa disini, kau tak tahu itu? Kau tak sadar hampir semua siswa yang menyapamu setiap kali berpapasan? Kau terlalu asyik dengan duniamu dalam misi mengejar cinta Lee Donghae ikan bau asam tak tahu terima kasih itu. Kau menyukainya bukan? Atau mencintainya?" Kyuhyun menuding Hyukjae dengan bolpoin yang ia simpan dalam saku bajunya.
"Dari mana kau tahu?" Kyuhyun menurunkan bolpoinnya dan kembali memasukkannya kedalam saku.
"Kau secara terang-terangan memberi perhatian lebih pada Donghae. Itu membuat semua siswa curiga denganmu dan juga Donghae. Mereka mengira kau dengan Ikan itu berpacaran." Kyuhyun menarik nafas.
"Kau tahu bagaimana tidak pekanya seorang Lee Donghae? Dia itu seperti seseorang yang idiot, tidak peka dalam segala hal. Aku sudah jengah menjadi korban kedinginan namja itu. Tak enak mempunyai teman pendiam seperti itu. Dan lama-kelamaan hubungan persahabatan kita renggang karena kapten basket bernama Jung Yunho itu memasukkan Donghae kedalam club basketnya. Padahal Donghae tahu aku tak begitu menyukai basket dan dia dengan tiba-tiba mengajakku masuk kedalam club itu. Tentu saja aku tak mau dan membuat kita menjadi jauh." Jelas Kyuhyun. Sementara Hyukjae masih setia mendengarkan cerita siswa yang baru dikenalnya.
"Lalu kau? Apa kau tidak lelah mengejar cinta namja itu? Sudah berapa kali isi dari kotak itu dimakan Yunho juga kucing? Sia-sia waktumu yang hanya kau gunakan untuk memasak dan membuat kue yang pada akhirnya tak dimakannya. Dulu dia sudah beberapa kali diputuskan pacarnya karena tak ada romantis-romantisnya." Hyukjae menunduk. Kyuhyun benar, seharusnya ia tak membuang waktu hanya untuk hal yang hanya dapat mengecewakan dirinya sendiri. Mulai sekarang, ia harus bisa melupakan Donghae! Walupun berat, namun ia yakin ia bisa melupakan Donghae.
"Kau benar. Tak seharusnya aku membuang waktuku hanya untuk orang tidak peka seperti dia. Terima kasih atas sarannya Kyuhyun-ssi." Kyuhyun tersenyum kemudian mengusak rambut Hyukjae.
"Seharusnya kau cerita padaku tadi, bibirku pegal dari tadi mengoceh terus."
"Maka dari itu berhentilah mengoceh! Bodoh!"
"Yak! Bilang apa kau?! Aku bodoh? Yang ada kaulah yang bodoh!" Kyuhyun mendelik tajam pada Hyukjae. Ia sudah menjelaskan panjang lebar dengan mulut nyaris berbusa dan dengan seenak hati anak ini menghinanya bodoh? Benar-benar.
"Sudahlah, aku pergi. Sekali lagi terima kasih." Hyukjae berdiri dan menarik kakinya pergi dari sana, sebelum sebuah suara terdengar memanggilnya.
"Hey! Hyuk!"
"Ya?"
"Bolehkah kue itu untukku? Aku lapar. Tidak akan ada yang memakannya bukan? Kemarikan." Kyuhyun mengelus perut buncitnya, ia tak suka dengan perutnya yang membuncit. Seperti ibu-ibu hamil saja. Dan kenapa pula diperut ratanya -buncit- ini tidak terbentuk otot kotak-kotak seperti sahabatnya yang lain? Apa mungkin karena kurang olahraga dan selalu makan terus? Ahh! Tak taulah! Memikirkan itu membuatnya sakit kepala.
"Mm, kalau kau mau. Ini ambil saja, tapi besok kembalikan kotak makanku!" Hyukjae kembali mendekati Kyuhyun dan menyerahkan kotak bekalnya pada Kyuhyun.
"Terima kasih. Jja, pergilah!" Kyuhyun mengibaskan tangannya, seakan ia sedang mengusir kucing.
"Kau mengusirku? Tanpa kau suruh pun aku akan pergi. Melihat wajahmu membuatku mual." Hyukjae berlari setelah menyelesaikan kalimatnya, takut Kyuhyun akan mengejarnya. Ia berbalik.
"Huufft... Dasar bod-" Kalimat Hyukjae terpotong saat ia kembali membalikkan badannya. Didepannya kini ada Kyuhyun, kenapa cepat sekali anak ini lari? Lewat mana dia? Apa ada jalan pintas disini?
"Siapa yang kau bilang bodoh huh?" Tanya Kyuhyun berkacak pinggang.
"Kau sudah tahu jawabannya, kenapa masih bertanya? Kau itu memang bodoh!" Kyuhyun mendorong bahu Hyukjae sampai menabrak dinding, ia kesal sekarang. Sedikit menggoda Hyukjae tak apa kan?
"Kau belum tahu bagaimana aku kalau sedang marah. Kau tak akan bisa berjalan besok." Hyukjae menelan ludah kasar, ia salah mencari masalah dengan namja didepannya. Bodoh kau Lee Hyukjae! Baru sekarang kau menyadarinya?
"Mau apa kau?" Hyukjae memundurkan kepalanya yang sudah mentok pada tembok, bagaimana bisa mundur kalau sudah mentok? Menunduk kan bisa?
"Menurutmu?"
"Apa maksudmu dengan membuat aku tak bisa berjalan?" Aish, otaknya sudah ternodai dengan hal yang tidak-tidak. Kyuhyun menyeringa melihatnya, sukses sudah ia menggoda Hyukjae. Lihat pipinya yang memerah manis, juga bibir merah tebalnya yang terlihat bergetar. Haha, ingin rasanya Kyuhyun tertawa selebar yang ia bisa. Beruntung kau Kyuhyun, karena disini sepi dan memudahkan aksinya dalam menggoda Hyukjae.
"Jangan macam-macam kau, Kyuhyun-ssi! Atau aku akan-"
"Akan apa? Memukulku dengan tangan kecilmu? Menjambakku dengan tenaga lemahmu? Atau berteriak minta tolong kepada semua siswa?" Hyukjae menggeram. Ia laki-laki sama sepertinya, dan ia tak selemah itu.
"Aku tidak selemah yang kau pikirkan! Hanya karena aku kecil bukan berarti aku tak punya tenaga! Kalau kau berani ayo kita-" Kalimat Hyukjae kembali terpotong
"Adu jotos? Maaf, aku tak melukai yeoja. Hanya dengan namja sejati aku mau adu jotos." Hyukjae menahan nafas, emosinya sudah memuncak. Ingin rasanya meremas dan menginjak-injak namja didepannya.
"Aku marah padamu!" Teriak Hyukjae polos. Kyuhyun terkekeh, mana ada seseorang yang sedang marah dengan mudah mengungkapkan itu?
Tangan Hyukjae terangkat untuk mendorong dada Kyuhyun. Yes! Berhasil!
"Lihat! Aku tak selemah yang kau pikir!"
"Aku hanya mengalah padamu tadi." Hyukjae mendecih, tak suka dengan alasan Kyuhyun.
"Sudahlah! Gara-gara kau aku tertinggal pelajaran Matematika! Aku pergi." Namun, bukan Kyuhyun kalau diam saja. Baru selangkah, tangannya sudah dicekal oleh Kyuhyun. Dan disaat bersamaan kaki Hyukjae tersandung kaki Kyuhyun, ya pada akhirnya...
Seeett..
Brukk!
"Arrgghh! Ya tuhan! Punggungku!" Kyuhyun meringis, Hyukjae melotot.
Sejenak pandangan mereka bertemu. Mata Hyukjae menyiratkan akan kekhawatiran pada Kyuhyun, dan Kyuhyun tersenyum membalasnya. Tanpa menyadari ada sepasang mata memandang mereka dengan tidak suka. Sosok tersebut memandangi kotak makan yang ia bawa, tersenyum tipis. Sangat tipis bahkan sampai tidak terlihat, lalu pergi menjauh.
"Mm, Hyuk. Bisakah kau bangun? Punggungku sakit." Dengan cepat Hyukjae berdiri dan membantu Kyuhyun.
"Bagian mana yang sakit?" Kyuhyun menunjuk bagian belakang tubuhnya. Hyukjae pindah kebelakang Kyuhyun dan memukul pelan punggung Kyuhyun.
"Bagaimana? Enak tidak? Apa perlu kuantar ke ruang kesehatan?" Kyuhyun menggeleng, dengan matanya yang terpejam menikmati pukulan kecil dipunggungnya.
"Tak perlu. Ternyata tangan kecilmu itu enak juga untuk hal yang seperti ini." Tangan Hyukjae yang memukuli punggung Kyuhyun lama-kelamaan menjadi brutal. Kyuhyun melengkungkan/? tubuhnya kedepan, meringis pelan.
"Hey! Apa yang kau lakukan?" Hyukjar menurunkan tangannya. Menatap Kyuhyun garang.
"Sudahlah! Aku tak suka membolos pelajaran. Seumur-umur tak pernah aku membolos." Hyukjae bangkit, tangannya terulur membantu Kyuhyun.
"Ya. Terima kasih untuk bantuanmu memijat punggungku. Ayo kita ambil kotak bekalmu." Kyuhyun berucap dengan santainya, tanpa peduli pada Hyukjae yang emosinya kembali naik.
"Ya! Jadi kotak bekalku kau tinggal?! Dimana? Aish!" Hyukjae berlari menuju taman tadi, menemukan secarik kertas kecil. Isinya sangat singkat.
'Akan aku kembalikan besok. Ditempat ini, pukul 6 pagi tepat.'
"Ini, dari siapa?" Gumam Hyukjae. Kyuhyun merebut paksa surat itu kemudian membacanya. Seringai kecil mampir dibibirnya.
'Hae hyung. Aku tau kau juga menyukai Hyukjae.' Batin Kyuhyun. Ck! Kyuhyun, kau sok tahu sekali.
.
.
Hari ini, pukul 6 pagi Hyukjae sudah berangkat kesekolah. Tidak biasanya. Atau mungkin menunggu seseorang yang seenaknya mengambil kotak bekalnya? Namun sekarang ia membawa satu kotak bekal yang lain untuk Kyuhyun. Anak itu merengek minta dibuatkan kue kemarin, karena ia kehilangan jatah makannya.
"Hyuk! Mana kue 'ku?" Hyukjae berjengit kaget. Menggeplak pelan lengan Kyuhyun.
"Ini. Habiskan, aku membuatnya dengan susah payah. Sesuai seleramu." Ujar Hyukjae dengan suara kesalnya yang kentara, Kyuhyun tersenyum. Sejenak pandangannya menyapu taman yang menjadi latar menghilangnya kotak bekal Hyukjae. Onyx-nya memincing melihat sesuatu.
Kyuhyun menangkap bayangan dari balik pohon bergerak-gerak. Ohh, ia tahu itu pasti Donghae. Ia menyeringai tipis yang tentu saja tak disadari Hyukjae.
"Siapa disana?!" Kyuhyun memanggil seseorang tersebut, sedikit berteriak agar Hyukjae mendengarnya. Kyuhyun terkekeh saat bayangan orang itu bergerak gelisah.
"Siapa? Kau melihat seseorang?" Hyukjae mengerjap bingung. Mengedarkan pandangan matanya pada sekeliling, tapi ia tak menemukan apapun. Ini bayangan orang itu tidak jelas atau matamu yang bermasalah, Hyuk?
"Ayo, ikut aku!" Kyuhyun menarik pergelangan Hyukjae menuju pohon maple yang menjadi tempat sembunyinya bayangan itu.
"Siapa kau?" Tanya Kyuhyun sekali lagi. Mencondongkan wajahnya. Sejenak ia terdiam. Pada akhirnya sosok bayangan itu mau tidak mau harus menunjukkan wujudnya.
"Hah! K-kau!" Hyukjae melotot melihat'nya. Siapa sebenarnya dia?
"Kyuhyun-ah, lepaskan tanganmu dari Hyukjae." Ujarnya datar. Tangan kanannya terdapat kotak bekal Hyukjae semalam.
Mendengar itu Kyuhyun menarik tangannya, segera menyambar kotak yang dibawa Hyukjae kemudian berlari.
"Besok aku kembalikan, Hyuk. Selamat tinggal!" Teriak Kyuhyun. Dengan langkah seribunya, ia berhasil meninggalkan Hyukjae sendiri.
"Hyukjae." Hyukjae menelan ludahnya kasar mendengar desisan orang itu. Pelipisnya berkeringat.
"Y-ya?" Hyukjae merasakan seluruh tubuhnya bergetar, ia tak menyangka bertemu dengan seseorang yang sudah 'sangat' dikenalnya.
"Ini kotak bekalmu. Sangat enak."
TBC
.
.
Huaa! Maafkan saya.. *Sujud
Cerita ini sudah lama bersarang di ponsel, tanpa pikir panjang saya mempublikasikan disini..
Jangan marah, karena berani membuat cerita lagi sedangkan yang lain belum selesai.
Bagaimana ulasan anda? Jangan berikan yang negatif, saya cuma minta yang positif.
Sebelumnya terimakasih karena sudah memberikan respon di 'Survive'. Saya sangat menghargainya. Saya meragukan untuk update kilat, sebentar lagi saya ujian. Mohon mengerti. Tetap menunggu ya!
Huhiho7
20:22:48
Sunday