"Ngghh…le..paskhan..aah..khu…nghh…" racau seorang wanita bersurai pirang.

"Diamlah, sayang! Kalau kau memberontak seperti ini terus, aku tidak bisa mengeluarkan benihku lagi" balas pria raven yang saat ini sedang bercinta dengan wanita pirang tadi yang saat ini sedang ia masuki. Lebih tepatnya, kegiatan ini di sebut sebagai pemerkosaan karena Naruto –si wanita pirang tadi– sangat amat teramat tidak menyukai kejadian ini. Dia terus memberontak dan berusaha melepaskan diri dari kurungan Sasuke –si pria raven tadi–

Sasuke terus saja menusukkan penisnya ke dalam lubang surgawi milik Naruto, tidak mempedulikan erangan protes dan perlawanan yang di keluarkan oleh Naruto. Sedangkan Naruto terus memberontak dengan sisa – sisa tenaga yang di milikinya.

"Ughh..Naru…akhu akan..keluar lagi di dalammu. Sial, kau..ahh sempit sekali"

"JA-JANGAN BRENGSEK! AGHH..JANGAN…LAAGH….HGI!" . Tanpa peduli larangan Naruto, Sasuke bergerak semakin cepatdan brutal. Tidak lama kemudian, Sasuke mengeluarkan spermanya di dalam rahim Naruto untuk yang ke - 7 kalinya. Sedangkan Naruto yang sudah mencapai klimaks lebih dari 10 kali kehilangan kesadarannya.

"Kau menjadi milikku selamanya, dobe! Tidak ada yang boleh memilikimu selain aku!" ucap Sasuke tepat di telinga Naruto yang tidak akan terdengar oleh Naruto karena dia telah pingsan. Setelah mencabut penisnya dari dalam Naruto, Sasuke berbaring di sebelah kiri Naruto dan menyelimuti diri mereka. Untuk sesaat, Sasuke memperhatikan tubuh telanjang Naruto yang penuh dengan keringat, di sertai bercak merah dan lebam di beberapa bagian tubuhnya yang tidak bisa dikatakan sedikit. Namun, Sasuke tidak merasa bersalah sama sekali. Dia bahkan bangga dengan apa yang telah di lakukannya terhadap Naruto, mantan kekasihnya.

"Mine…!"


MINE!

.

Disclaimer : Berapa kali harus ku bilang kalau Naruto itu PUNYAKU! *dicekik Sasuke dan Bang Kishimoto*

Rated : T+ - M! Muahahahahaha..

Pairing : SasufemNaru!

Genre : Drama & Romance

Inspiration : Sekaiichi Hatsukoi and Junjou Romantica

Warning : OOC, OOT, TYPO EVERYWHERE, Frontal, Alur dan kata kata berantakan, GaJe (banget),Mainstream, DE EL EL


Don't Like ? Don't Read !

Happy Reading Minna!


8 TAHUN KEMUDIAN

Seorang wanita berumur 27 tahun dengan ciri – ciri berambut pirang sepinggangnya, sepasang manik berwarna shappire di bola matanya, 3 pasang garis halus di kedua pipinya seperti kumis kucing serta memiliki kulit putih bersih yang halus, sedang berlari secepat yang dia bisa menuju stasiun kereta.

'Ayolah! Sedikit lagi Naruto! Kau pasti bisa! Cepat!' batinnya memberi semangat pada dirinya sendiri. Namun, sepertinya dewa jashin tidak mendukung Naruto saat ini. Begitu Naruto sampai di stasiun kereta, kereta yang berangkat ke tempat tujuan Naruto melaju pergi meninggalkan stasiun tersebut.

"Sial! Aku terlambat!" keluhnya. Akhirnya, Naruto memilih keluar dari stasiun itu dan menggunakan bus untuk menuju ke tempat kerjanya. Namun, lagi – lagi dewa jashin tidak memihak kepadanya. Naruto terlambat lagi, karena sesaat setelah dia sampai di halte bus, bus yang ingin di tumpanginya telah melaju pergi. "Haah.. kenapa hari ini aku sial sekali? Padahal hari ini adalah hari pertamaku bekerja sebagai editor di Izanami" keluhnya entah pada siapa. Sanking sibuknya Naruto dengan masalahnya sendiri, dia tidak menyadari bahwa ada seorang wanita bercepol dua, sedang menatap ke arahnya.

"Ano, apa anda Uzumaki Naruto? Editor baru di kantor Izanami?" tanya wanita bercepol dua itu tersebut.

"Ah, benar. Tapi, dari mana anda tahu?"

"Tadi anda menyebutkannya dengan agak keras"

"Bukan itu maksudku. Dari mana anda tahu nama saya?"

"Oh, aku bekerja di sana. Ku dengar, kantor kami memang akan menerima editor baru"

"Sokka.." . Untuk sesaat, mereka berdua terdiam sambil menatap pejalan kaki yang berlalu lalang serta kendaraan – kendaraan yang melaju dengan cepat di jalan raya. Kemudian..

"Ngomong – ngomong, nama anda siapa?" tanya Naruto

"Aduh, dimana sopan santunku. Perkenalkan, aku Hyuuga Ten Ten, umurku 29 tahun, aku bekerja sebagai 'alih bahasa' di perusahaan Izanami"

"Uzumaki Naruto, umurku 27 tahun, aku akan mulai bekerja sebagai editor di perusahaan Izanami hari ini"

Setelah mereka memperkenalkan diri masing – masing, mereka berdua kembali terdiam. Tidak lama kemudian, mereka berdua tertawa seolah – olah ada kejadian lucu yang mereka lihat.

"Haah.. Hey, lebih baik kita pergi ke kantor sekarang. Sekarang sudah jam setengah 8" ucap Ten Ten

"Eh? Tapi, busnya belum tiba, Hyuuga – san" kata Naruto

"Siapa yang peduli dengan busnya? Kau ikut aku saja. Aku bawa mobilku sendiri. Dan lagi, jangan memanggilku 'Hyuuga – san', panggil aku Ten Ten"

"Ah, baiklah Ten Ten. Kalau begitu, panggil saja aku 'Naruto'" . Dan dengan begitu, Ten Ten dan Naruto berangkat ke kantor mereka bersama – sama.

(Skip Time)

"Yokatta, kita sampai juga" ucap Naruto sambil merenggangkan badannya

"Ya. Dan kita tidak terlambat" ucap Ten Ten sambil mengikuti gerakan Naruto. "Baiklah, aku duluan, ya! Ruang editor ada di lantai 12" lanjut Ten Ten

"Ya. Terima kasih atas tumpangannya" balas Naruto. Dan setelah itu, mereka berdua berpisah menuju tempat masing – masing. "Permisi, ruang editor ada di mana?" tanya Naruto pada karyawan yang sedang lewat di dekatnya.

"Oh, ada di bagian kiri gedung ini. Ayo, aku antar". Kemudian, Naruto di antar oleh karyawan itu sambil berkenalan dan bercerita.

"Arigatou Sora – san" ucap Naruto setelah sampai di ruangan editor tempatnya bekerja kepada Sora.

"Sama – Sama Uzumaki – san" balas Sora. Kemudian, Sora mulai berjalan menjauhi ruangan tersebut untuk kembali ke ruangannya.

"Baiklah, hari ini aku harus semangat!" ucap Naruto menyemangati diri sendiri. Setelah menarik nafas panjang, Naruto kemudian membuka pintu ruangan editor. "Ohayouminna - san!" ucap Naruto dengan cukup lantang setelah dia membuka pintu itu. Ekspresi senang dan ceria yang di tampakan oleh Naruto tiba – tiba terganti dengan ekspresi super duper shock. Bagaimana dia tidak terkejut? Ruangan yang menjadi tempatnya bekerja sangatlah berantakan. Buku – buku yang jumlahnya sangat banyak berserakan di lantai. Meja para pekerja penuh dengan kertas – kertas sehingga dasar meja tidak terlihat. Terlihat juga seorang pria berambut pirang panjang tertidur atau mungkin pingsan di kursinya. Aura yang ada di dalam ruangan itu sangat suram. Ruangan itu juga berbau tidak sedap, seperti bau 4 orang pria yang tidak pernah mandi ataupun mengganti baju selama seminggu.

'Astaga, bagaimana mungkin aku bisa bekerja di tempat seperti ini?' batin Naruto miris. Kemudian, Naruto mendekati seorang pria berambut hitam jabrik yang sedang tertidur di meja kerjanya. "Su-sumimasen…" ucapnya sambil memegang bahu orang itu. Namun, orang itu langsung jatuh ke samping kanan layaknya seorang mayat. "KY-KYAAA!" teriak Naruto karena mengira orang itu telah tewas.

"A-ada apa?" tanya pria bersurai hitam jabrik kepada Naruto setelah sadar dari mati surinya(?) dengan suara parau.

"A-ma-maaf. Aku orang baru di sini. Aku akan bekerja mulai hari ini"

"Ah, orang baru, ya? Uchiha – san! Ada orang baru yang masuk hari ini!" seru pria itu lagi dengan suara yang masih parau. Tidak mendapatkan jawaban dari orang yang di panggilnya, pria itu kembali memanggil namanya dengan lebih keras. "Uchiha – san!"

"DIAM!" seru seorang pria yang wajahnya tertutup dengan sebuah buku yang tidak tebal dan tidak tipis sambil menghentakkan satu kakinya dia atas meja kerjanya. "aku sudah mendengarnya dari tadi" lanjutnya sambil menyingkirkan buku yang ada di wajahnya serta memakai kacamatanya.

'Dia kepala editor di sini?' tanya Naruto dalam hati. 'Mengerikan' lanjutnya.

"Siapa kau? Pekerja part time?" tanya pria dengan surai berwarna dark blue model pantat ayam.

"Bukan. Saya pekerja tetap di sini"

"Namamu?"

"Uzumaki Naruto"

"Naruto?" ulangnya sambil menatap Naruto. Naruto yang di tatap hanya mengangguk, merasa terganggu oleh tatapan dari kepala editor itu.

"Uchiha – san, Ayame – san sudah datang" ucap seorang pria dengan rambut berwarna perak, menghentikan tatapan menyelidik yang ditujukan oleh Uchiha kepada Naruto.

"Hn. Orang baru, ikut aku!" perintah Uchiha. Naruto yang merasa bahwa dia yang di perintah mengikuti si Uchiha dari belakang menuju lift.

Selama di dalam lift, mereka berdua hanya terdiam. Naruto yang memang kurang suka dengan keadaan diam seperti itu mulai mengeluarkan suaranya.

"Ano, siapa itu Ayame?"

"Komikus di perusahaan ini" jawab Uchiha dengan singkat. Setelah itu, Naruto hanya meremas bawahan kemejanya sambil menunduk diam.

(Skip Time)

"Kerja bagus, Ayame – san. Maaf memintamu menyelesaikan ini semua dalam waktu 3 hari" ucap Sasuke sambil merapikan sketsa komik buatan Ayame. Wanita berumur 28 tahun itu tersipu malu sambil tersenyum kecil.

"Tidak apa – apa, Uchiha – san. Kebetulan, waktu itu saya kosong" balas Ayame. Saat ini, Uchiha, Naruto dan Ayame sedang berada di kafe khusus tempat pertemuan antara seorang komikus dengan editornya di lantai 2 kantor Izanami. Dan saat ini pula, Ayame yang merupakan salah satu komikus di perusahaan Izanami, menyerahkan sketsa komiknya pada kepala editor, Uchiha.

"Apa kau membawa alat menggambarmu?" tanya si kepala editor pada Ayame

"I-iya"

"Kalau begitu, buat adegan ciuman ini lebih dramatik!" . kemudian, Ayame mulai membuat apa yang di perintahkan oleh Uchiha. "Apa kau pernah berciuman?" tanya Sasuke dengan frontalnya. Ayame yang di tanya berubah menjadi merah seperti kepiting rebus. Sedangkan Naruto….

"OI! Itukan hal pribadi! Kenapa kau menanyakannya?" protes Naruto.

"Aku hanya bertanya. Kalau dia sudah pernah, dia tahu bagaimana caranya berciuman. Bukan hanya membayangkannya, kemudian dia gambar sesuai bayangannya" jawab Sasuke dengan santainya.

"Ta-tapi, walaupun kita sudah berciuman, kita tidak akan bisa melihat diri kita sendiri, kan? Hahaha…" kata Ayame sambil tertawa garing.

"Itu benar" ucap Uchiha. Untuk beberapa saat, mereka bertiga terdiam. "Aku akan memperlihatkannya padamu, bagaimana seseorang itu berciuman" lanjut Uchiha sambil berdiri dari kursinya dan melepas kacamatanya. "Perhatikan dengan seksama bagian dagu dan bibirnya"

"Aah.. aku akan mencari referensinya" kata Naruto sambil berdiri dari kursinya dan mulai melangkah menjauh dari Uchiha dan Ayame. Namun, belum juga 3 langkah, Uchiha menarik lengan Naruto sehingga Naruto berhadapan dengan Uchiha. Setelah itu, Uchiha memegang dagu Naruto dan mendekatkan wajahnya pada wajah Naruto, dan kemudian si Uchiha itu mencium Naruto. Naruto yang baru sadar dengan apa yang telah terjadi berteriak tertahankan. Sedangkan Ayame yang juga melihatnya memasang wajah berbinar. "Kau sudah paham?" Tanya Uchiha setelah melepas ciumannya dengan Naruto. Ayame mengangguk mengiyakan. "Kalau begitu, gambar dengan cepat!" perintah Uchiha sambil memasang kembali kacamatanya.

"A-APA YANG KAU LAKUKAN TADI?!KENAPA KAU MENCIUMKU?!" teriak Naruto.

"Tentu saja kerja" jawab Uchiha dengan santainya tanpa mengalihkan pandangannya pada kertas sketsa yang ada di tangannya.

'BRENGSEK!' maki Naruto dalam hati.

(Skip Time)

Jam istirahat kantor, di gunakan Naruto untuk menenangkan dirinya di kafe sambil meminum kopi panas. Dia hanya diam sambil menatap cangkir kopinya. Sepertinya Naruto sedang berperang dengan batinnya.

"Haah…" Naruto menghela nafas panjang. 'Aku tidak tahu, apa aku beruntung hari ini atau tidak. Pertama, aku terlambat untuk mengejar kereta dan bus. Kedua, aku bertemu dengan Ten Ten dan akhirnya kami pergi ke kantor bersama. Ketiga, aku mendapatkan ruang kerjaku sangat suram dan mengerikan. Keempat, aku menjadi model dadakan HANYA UNTUK SEBUAH SKETSA KOMIK?!' batin Naruto sambil mencengkram cangkir kopinya. Sepertinya Naruto tidak rela bahwa dia berciuman dengan si Uchiha. Tanpa sadar, Naruto menyentuh bibir bawahnya. 'Ciuman tadi… terasa familiar untukku. Tapi siapa? Satu satunya orang yang pernah menciumku hanya…'

"Dobe, I love You"

"I love you too, Teme". Setelah mengatakan hal itu, Sasuke mencium Naruto tepat di bibir. Awalnya hanya ciuman biasa. Tapi, semakin lama ciuman itu berubah menjadi lumatan. Sasuke memiringkan kepalanya dan menahan kepala Naruto dengan kedua tangannya untuk memperdalam ciuman mereka. Sementara itu, Naruto menahan tangannya di dada bidang Sasuke.

'TIDAK! KENAPA AKU MENGINGATNYA LAGI?! AYOLAH NARUTO, ITU HANYA MASA LALU! JANGAN DI INGAT TERUS!' teriak Naruto dalam batin sambil meremas surai pirang miliknya yang panjang sebatas pinggangnya. 'Tapi, nama dia 'Uchiha' juga, kan? Apa mungkin….. AAGGHH! TIDAK! ITU BUKAN DIA! HANYA KEBETULAN MIRIP SAJA! ITU PASTI!' sanking sibuknya Naruto dengan dirinya sendiri, dia tidak sadar bahwa dirinya sedang di amati oleh seseorang yang duduk tak jauh di belakangnya.


Jam menunjukkan pukul 08 : 00 AM, waktu di mana seorang pekerja atau pegawai sudah ada di kantor mereka masing – masing. Begitu juga dengan Naruto. Saat ini Naruto berada di lift untuk menuju ke ruang kerjanya yang seperti tempat sampah. 'Huuaaahhmmm… gara – gara kemarin sore aku mengingat-nya, aku jadi tidak bisa tidur. Sial!' gerutunya dalam hati. Fakta bahwa Naruto tidak bisa tidur itu benar. Terlihat dari kedua bawah matanya yang menghitam serta cara jalannya yang agak sempoyongan. 'Sekarang, aku harus bekerja di ruangan kotor itu lagi' batin Naruto miris. "Ohayou…" sapanya saat di masuk ke dalam ruang kerjanya.

"Ohayou, Naruto – chan!" balas 3 pria yang sedang berpose(?) tepat di depannya. Pria pertama bersurai hitam bermodel jabrik seperti durian, duduk di kursi. Pria kedua bersurai pirang panjang, berdiri di samping pria bersurai hitam tadi sambil merangkul bahunya. Pria yang ketiga bersurai perak, berdiri dengan tegak namum menyampingkan badannya. Ruangan yang di masuki Naruto itu sangat bersih dan banyak benda – benda berwarna pink. Bahkan, terdapat banyak boneka dan hiasan – hiasan yang cukup girly di ruangan itu. Ruangan itu juga tercium bau yang menenangkan serta memiliki aura yang cukup menyenangkan, sehingga Naruto…

"Ah, maaf. Aku salah masuk ruangan..aku mencari ruangan editor" ucap Naruto sambil membungkukkan badan, kemudian dia melangkah pergi menjauhi ruangan itu. Namun, sebelum dia jauh dari ruangan itu, dia sudah kembali di tarik masuk oleh pria berambut hitam jabrik tadi.

"Kau bicara apa, Naru – chan? Ini ruang editor, ruanganmu" kata pria bersurai hitam itu. "Perkenalkan, aku Tobi" lanjutnya sambil memperkenalkan dirinya pada Naruto.

"Namaku Deidara, un" sambung pria bersurai pirang panjang. "Dan aku Kakashi" ucap pria berambut perak.

"Naru – chan, maaf karena kami baru menyambutmu hari ini, un. Sebagai gantinya, kami akan mengajakmu untuk karaoke di dekat stasiun hari ini, un" ajak Deidara.

"Ah maaf, aku izin ke toilet dulu" ucap Naruto sambil mundur kebelakang. Kemudian, dengan cepat Naruto berlari menuju toilet. Tidak lupa, dia menarik seorang karyawan yang ada di dekatnya saat itu. "Bisa anda jelaskan apa yang terjadi di ruang editor?" tanya Naruto pada karyawan yang di tariknya tadi dengan nada yang di tekankan.

"Itu hal biasa yang terjadi di ruang editor. Kepala editor mereka selalu menyuruh anak buahnya bekerja dengan cepat dan bukumereka selesaikan hanya dalam waktu 20 hari. Karena itu, pekerjaan mereka sangat monoton. Hari pertama hingga hari ke lima, mereka terlihat segar dan ceria. Hari ke enam hingga hari ke sepuluh, mereka masih terlihat ceria, namun tidak segar lagi. Hari ke sebelas hingga hari ke limabelas, beberapa dari mereka sudah ada yang tidak tidur, bahkan tidak mandi dan tidak pulang ke rumah. Sisanya, mereka semua benar – benar sekarat" jelas karyawan itu panjang lebar.

"Apa istri mereka tidak khawatir?"

"Mereka semua belum ada yang menikah. Sebenarnya, kau beruntung bisa masuk ke dalam tim editor. Tim itu di incar oleh banyak karyawan baru yang masuk kesini, loh"

"Aku merasa kurang beruntung. Aku merasa seperti perawan di sarang penyamun"

"Sudahlah, nikmati saja hari – harimu. Aku yakin, suatu hari nanti kau akan menyukainya. Semangat ya! Aku pergi dulu!" kemudian, wanita itu pergi meninggalkan Naruto yang masih cengong dengan cerita dari karyawan itu. 'Mungkin apa yang dikatakannya benar juga. Baiklah! Ganbate, Naruto!' batin Naruto menyemangati dirinya sambil menepuk nepuk kedua pipinya. Naruto pun keluar dari toilet dan berjalan menuju ruangannya untuk mulai bekerja.


"Haah.. menjadi editor ternyata tidak semudah yang ku bayangkan. Harus bisa berpikir jernih dan kreatif" . Jam menunjukkan pukul 18 : 03, waktu dimana para karyawan pulang ke rumah masing – masing. Saat ini, Naruto sedang membereskan meja kerjanya. Kadang – kadang, dia merenggangkan badannya agar rasa pegalnya sedikit berkurang. "Sesampainya di rumah, aku mau mandi saja" ucapnya kepada dirinya sendiri. Sekarang Naruto berada di ruang editor sendirian karena Tobi, Deidara dan Kakashi telah pulang duluan. Mereka membatalkan acara karaoke mereka sebab orang yang wajib datang a.k.a Naruto memiliki kesibukan lain.

"Hey!" seru seseorang dengan nada baritonenya yang terdengar maskulin di belakang Naruto. Naruto yang terkejut dengan panggilan itu langsung memalingkan wajahnya ke arah asal suara.

"A-ah, Uchiha – san. Kau mengagetkanku" ucapnya setelah sadar dari rasa terkejutnya. "Hn" balas Uchiha ambigu. "Ada perlu apa, Uchiha – san?" tanya Naruto.

"Apa kita pernah bertemu sebelumnya?" tanyabalik Uchiha to the point.

"Aku tidak tahu" jawab Naruto.

"Dimana kau kuliah?"

"Universitas di Suna"

"Sebelumnya?"

"Universitas Konoha"

"Kenapa Kau pindah?"

"Kenapa kau mau tahu urusan pribadiku?"

Hening. Tidak ada lagi yang mengeluarkan suara di antara mereka berdua. Mereka berdua sibuk dengan pemikiran mereka masing – masing.

#Naruto PoV

Apa apaan dia? Untuk apa dia menanyakan hal itu padaku? Itukan urusan pribadiku. Tapi, kenapa dia bisa tahu kalau aku pindah kampus? Teman kuliahku kah?

10 menit kemudian, dia –Uchiha– mulai membuka pembicaraan.

"Apa kau pindah ke Universitas Suna karena aku memperkosamu waktu itu?"

EH?

"Ma-maaf?" ucapku memastikan pendengaranku.

"Apa kau pindah ke Universitas Suna karena aku memperkosamu waktu itu?" ulangnya. Ini aneh! Dia memperkosaku? Yang benar saja.. aku bahkan bertemu dengan dia hari ini. Tapi, dari mana dia tahu kalau aku pindah karena aku sudah di perkosa oleh…

Apa mungkin….

Dia….

"Si-sia-siapa ka-kau?!" tanyaku terbata – bata. Kenapa juga suaraku terbata – bata saat ini? Sial!

"Ck, aku Uchiha teme Sasuke, Dobe!"

Sasuke? Dobe? Uchiha? Teme?

"Teme, traktir aku makan ramen, ya?" . "Besok aku sibuk, Dobe!" . "Dobe, kerjakan tugasmu!" . "Sasuke, kau kenapa sih?" . "Uchiha Sasuke! Aku minta kau minta maaf pada Tayuya, SEKARANG!" . "Dobe, I love you" "I love you too, Teme" . (ceritanya, Quick FlashBack)

Sasuke yang itu? Teme yang pernah….. Pria brengsek yang…

"Ngghh…le..paskhan..aah..khu…nghh…" racauku sambil berusaha menahan desahan yang keluar dari bibirku.

"Diamlah, sayang! Kalau kau memberontak seperti ini terus, aku tidak bisa mengeluarkan benihku lagi" balas Sasuke yang sedang memperkosaku.

Sasuke terus saja menusukkan penisnya ke dalam lubangku, tidak mempedulikan erangan protes dan perlawanan yang ku keluarkan. Aku bahkan sudah memukul badannya dengan keras, menampar pipinya serta mencakar punggungnya. Setidaknya itu yang ku lakukan sebelum dia mengikat kedua tanganku keatas seperti ini. Yang ku lakukan saat ini hanyalah berusaha menggerakkan kedua kakiku yang di tahannya agar penis brengsek itu keluar dari dalam tubuhku. Namun, semua itu sia – sia saja. Dia malah mempercepat pergerakannya.

"Ughh..Naru…akhu akan..keluar lagi di dalammu. Sial, kau..ahh sempit sekali"

"JA-JANGAN BRENGSEK! AGHH..JANGAN…LAAGH….HGI!" . Tanpa peduli teriakan protesku, si brengsek itu–Sasuke–bergerak semakin cepat dan brutal. Tidak lama kemudian, dia mengeluarkan spermanya lagi di dalam rahimku untuk yang ke - 7 kalinya.

"KAU! KAU ADALAH ORANG PALING BRENGSEK YANG PERNAH AKU KENAL! KENAPA KAU ADA DI SINI?! KENAPA KAU ADA DI DEKATKU LAGI?! TIDAK PUAS KAH KAU MENYIKSA DIRIKU, HAH?!" bentakku tepat di depannya. Untung saja ruangan ini sudah sepi. Kalau tidak.. Tapi aku tidak peduli!

"Naru–"

PLAAK!

"ITU KARENA KAU MEMBUATKU JATUH CINTA PADAMU DULU!"

PLAAK!

"ITU KARENA KAU MEMUTUSKANKU DULU!"

PLAAK!

"ITU KARENA KAU SUDAH MEMPEKOSAKU!"

PLAAK!

"ITU KARENA KAU ADA DI SINI!"

PLAAK!

"ITU KARENA KAU MENCIUMKU KEMARIN!"

PLAAK!

"ITU KARENA KAU BERTANYA TENTANG HAL PRIBADIKU!"

PLAAK!

"ITU KARENA KAU SANGAT BRENGSEK!"

BUUGH!

"ITU KARENA AKU SANGAT MEMBENCIMU, BASTARD!"

Aku sudah tidak bisa menahan emosiku lagi. Sedih, marah, benci, kecewa, sakit hati, semuanya tercampur hingga aku tidak bisa berpikir lagi. Air mataku sudah turun dengan derasnya.

"Puas?" tanyanya. Ku lihat sejenak wajah Sasuke yang memandangku. Kedua pipinya memerah karena ku tampar berkali - kali. Sudut kiri bibirnya juga robek. Dan kulihat, ada darah yang mengalir di sudut bibirnya. Sesadis itu kah?.

Entah apa yang terjadi setelah aku melihat wajahnya. Itu karena tiba – tiba saja pandanganku menjadi kabur. Dan tidak lama kemudian, kesadaranku menghilang.

.

.

.

.

.

END?/TBC?


A/N : Hey, Minna! Ila kembali dengan ff baru. Kali ini Ila buat ff sequel dari cerita 'When I Was Your Man'. Entah bagus atau tidak, yang Ila harapkan agar readers sekalian menikmati ff GaJe ini.

Oh iya, Ila juga minta doa dari para readers supaya Ilham bisa sembuh dengan cepat. Ila nggak tega ngeliat Ilham tidur lemas di RS.

Ila berterima kasih untuk para silent readers yang membaca, memfav, serta memfollow ff Ila. Spesial thanks to AprilianyArdeta, Sivanya anggarada, , Aiko Michishige dan yamanakavidi

Dan untuk para readers yang ingin memberi masukan, usul cerita, kritik dan saran, kirim saja di bawah ini #plaak! . Maksud Ila, tulis di review atau PM Ila (tidak menerima flame. Ila masih terlalu kecil untuk menerima flame #Plaak!Again).

Akhir kata dari Ila, mind to review?