Naruto: Masashi Kishimoto.

Doujin: Utsotuki Tsuyogari Kirai…Suki From Emushi.

Warn: OOC, Semi-Canon/AU, Typo, Lemon, Lime, Pedo!Sasu, LoliFem!Naru. Etc

Pairing: SasuFemNaru

Genre: Romance.

.

Loli Naru.

.

Don't Like, Don't read!

Enjoy it!

Pagi yang cerah di apartemen Sasuke. Pemuda raven itu masih tidur di atas kasur berukuran King, ia tidur di temani oleh guling berbentuk manusia yang telanjang. Guling itu mempunyai ciri; berambut pirang panjang, berdada besar, badan perfect. Jangan lupa dengan tiga pasang kumis kucing di setiap pipinya.

Sedikit demi sedikit, mata kelam Sasuke terbuka. Ia menatap orang yang ada di pelukannya, pemuda itu tersenyum lembut menatap orang yang di peluk. Entah kenapa hatinya mulai menghangat. Tapi, semua itu tidak lama, karena di dada bidangnya merasa sebuah tonjolan yang besar.

Sasuke mendengar dengkuran kecil di pelukannya. Ia ingat kalau dia tidur bersama dengan Loli Naruto, tapi kenapa sekarang ada sebuah tonjolan besar yang menghimpit dadanya? Wajah datarnya di kalahkan oleh rasa penasaran, maka ia berinisiatif untuk memegang benda apa itu.

'Empuk? Apa ini? Kenapa empuk? Setahuku Naruto tidak punya benda ini? Tunggu dulu!?' dengan cekatan Sasuke menyibak selimutnya, dan menatap orang yang dipeluknya. Gadis pirang dengan dada besar. Oke, image Sasuke pasti sudah runtuh jika Sakura dan Kakashi melihatnya cengo berat seperti ini.

Yah, cengo.

Setahu pemuda raven itu, kemarin malam ia memeluk gadis kecil imut nan aktif. Sekarang, kecil saja tidak. 'Surga.' Sasuke sudah mulai mesum melihat orang yang di depannya sedang tidur dengan pulasnya, jangan lupa kalau gadis itu telanjang.

'Tenanglah. Ini hanya godaan di pagi hari…' dengan pelan Sasuke turun dari ranjang miliknya dan berjalan keluar dari kamarnya. 'Aku harus bersiap ke kantor Hokage.'

Beberapa saat setelah mempersiapkan semua, Sasuke berangkat dengan langkah pelan menuju kantor Hokage. Di perjalanan ia disapa oleh para penduduk Konoha. Sudah beberapa tahun ini Sasuke menjabat sebagai Hokage Konoha, ia jadi tahu kebiasaan para Hokager terdahulu. Selalu memasang wajah ramah, serta membalas sapaan dari para penduduk.

Setelah sampai di kantor Hokage. Sasuke sedikit mendesah karena banyaknya kertas-kertas yang harus dikerjakan, kalau saja Assisten Hokage tidak sibuk. Maka dia akan memintanya untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaan.

Tuk… Tuk… Tuk…

Seperti kemarin, jendela kantor Hokage di ketuk oleh loli Naruto. Alis Sasuke mulai bertaut, kenapa Naruto bisa berubah dengan cepat? Otak Uchiha miliknya mulai berpikir, apa ini akibat dari Fuinjutsu yang di gunakan oleh Naruto, atau…

"Oi, Suke. Biarkan aku masuk!"

Sasuke tersentak lalu berjalan ke jendela tersebut, dan menyuruh Naruto masuk. De Javu? Bukan, ini seperti halnya kemarin. Naruto dengan cerianya duduk di atas kursi Hokage. Sasuke sendiri hanya bisa tersenyum maklum melihat tingkah kekanakan dari Naruto.

"Nee Suke, pekerjaanmu banyak sekali ya?"

"Hn."

"Apa kau tidak kelelahan?"

"Hn."

"Kenapa kau menerima jabatan ini sih?"

"Hn."

"Jawablah Suke!?"

"Hn."

Naruto mengerang frustasi karena jawaban yang di berikan oleh Sasuke. Pemuda raven itu berjalan mendekati kursinya, kemudian mengangkat kembali Naruto dari kursi tersebut. Pikirannya masih mengganjal apa yang dilihatnnya saat ada di apartemen tadi, Sasuke mendekatkan wajahnya ke telinga Naruto, ia meniup kecil telinga gadis itu.

"Kau menghilang bukan karena malu dengan wujud kecilmu ini, bukan?" bisik Sasuke di telinga Naruto, membuat pemiliknya terangsang akan tiupan kecil tersebut. "Kau menghilang karena ingin menyendiri ?"

"Ba-bagaimana kau—"

"Karena aku mencintaimu, Naru." Potong Sasuke dengan wajah seriusnya. "Apa alasanmu menyendiri waktu itu Naru? Dan kenapa kau menggunakan tubuh loli itu?"

Poft!

Kepulan asap menyelimuti tubuh loli Naruto. Gadis itu berubah menjadi seorang wanita dewasa dengan wambut pirang panjang, gadis pirang itu memakai jaket hitam-orange dengan bagian dada yang sedikit terbuka, lalu hotpants berwarna hitam. Wanita itu sedikit menghela nafas lelah. "Aku ingin menyendiri saja, serta berlatih beberapa jutsu baru, Suke."

"Berlatih? Bukannya perang sudah berakhir?"

"Yah, aku hanya ingin saja. Aku takut bila terjadi bencana lagi. Lagipula, aku siap dengan apa yang akan terjadi di masa depan." Balas Naruto dengan santainya.

Sasuke sedikit menyunggingkan senyum miliknya, lalu kedua tangan kekarnya memeluk tubuh mungil Naruto. "Kau tetaplah kau, Naruto. Tidak peduli apapun yang terjadi." Ujar Sasuke yang kemudian meremas dada besar milik Naruto. "Dan kau tetaplah Naru yang seksi." Sasuke menggigit pelan telinga Naruto.

"Ssshh…. Ka-kau mesum!" umpat Naruto, Sasuke hanya menyeringai melihat orang yang dicintainya mulai terangsang. "Si-sial, ki-kita lakukan di rumah Suke!"

"Rumah siapa, hm? Kau tidak punya rumah." Balas Sasuke yang sudah memasukkan tangannya ke dalam jaket Naruto. Pemuda bermata Onyx itu masih meremas dada besar Naruto. "Apa di apartemenku?"

"Te-terserah!" Sasuke membuat sebuah Bunshin untuk menggantikannya. Ia senang kalau gadisnya kembali ke dalam pelukannya. Sangat senang malah. Sasuke mulai berdiri setelah membuat Bunshin, lalu ia merapal segel Shunsin dan menghilang didalam kepulan asap.

Setelah kembali ke Apartemennya. Sasuke meletakkan Naruto di atas ranjang miliknya, kemudian pemuda itu mulai menciumi wajah imut Naruto, memberikan beberapa Kiss-mark di sekitar leher Naruto.

"Kau memang menggoda, Naru-chan." kedua tangan kekar itu mulai menggerayangi dada besar milik Naruto, ia meremasnya dengan lembut, membuat Naruto mendesah. "Mendesahlah terus, Naru. Aku ingin mendengar desahan indahmu." Ujar Sasuke yang kembali mencium leher Naruto.

Tangan kiri milik Sasuke menggosok bagian intim dari Naruto. Namun gadis itu masih memakai pakaian miliknya. "Sukehh….suki, Daisuki…"

Sasuke menyeringai mendengar perkataan Naruto barusan, ia kemudian membuka dan menjilati dada Naruto dengan lembut. Sesekali ia menggigit kecil kedua gunung kembar Naruto, membuatnya mendesah.

Kedua tangan Naruto meremas kepala raven milik Sasuke, ia menahan rangsangan yang diterimanya dari pemuda yang sekarang ini menjabat menjadi Hokage. Wanita itu tahu kalau Sasuke sangatlah mesum bila sudah bertemu dengannya. Padahal dulu Sasuke sangat dingin kepadanya. Namun seiring berjalannya waktu, Sasuke membuka hatinya untuk Naruto.

Kedua tangan Sasuke membuka hotpants yang dipakai oleh Naruto. Jilatan Sasuke mulai merambah bagian ter-intim dari Naruto. "Sukee…. Kau…." Salah satu jari Sasuke masuk ke dalam liang senggama milik Naruto, mengorek bagian dalam dari area terlarang Naruto. "Sangat…Mesum!"

Sasuke menyeringai saat Naruto mengatakan dia mesum dengan keras. Ia tidak peduli sama sekali, ia hanya ingin memuaskan Naruto saja, ia juga ingin mengembalikan lagi Clan Uchiha yang punah akibat pembantaian yang dilakukan oleh kakak kandungnya.

"Aku memang mesum…" gumam Sasuke menyeringai, "… tapi, aku mesum hanya di hadapanmu saja, Naruto." Sasuke membuka seluruh pakaian miliknya, dada bidang miliknya membuat wajah Naruto menjadi merah bak buah kesukaan Sasuke. "Kau seperti buah kesukaanku, Naruto." ujar Sasuke dengan nada seksi.

Ini pertama kalinya bagi Naruto mendengar suara seksi yang dikeluarkan oleh Sasuke. Wajahnya sekarang ini sangatlah merah, mungkin Sasuke tidak bisa membandingkan mana tomat, dan mana Naruto. "Cepat selesaikan, Suke!"

"As you wish!" Sasuke mengarahkan kejantanannya ke dalam liang senggama milik Naruto, dengan pelan Sasuke mulai memasukkannya, Naruto sendiri hanya bisa menggigit bibir bawahnya. "Masih sempit, Naru." Sasuke memasukkan kejantanannya dengan pelan.

"Bak—Kyaaa….!" Naruto menjerit saat kejantanan milik Sasuke masuk dengan kasar. Sasuke yang tidak mau gadisnya menangis langsung mencium, serta meremas dada Naruto, membuat gadis itu nyaman akan perlindungan dari Sasuke.

"Maaf,aku terlalu kasar." Gumam Sasuke menarik wajahnya dari bibir Naruto.

Naruto hanya bisa tersenyum manis dengan sedikit air mata yang keluar dari shappire miliknya. "Tak masalah. Aku senang bisa melakukan ini denganmu." Walau Naruto mengucapkannya dengan nada terisak. Tapi, dia tetap ingin melakukan..err itu dengan Sasuke. "Kau bisa menggerakannya." Sasuke mengangguk lalu menggerakan pinggulnya keluar masuk di dalam liang senggama Naruto.

Kedua gunung milik Naruto bergoyang dengan sensualnya. Sasuke yang melihat itu hanya bisa melongo menatap kedua gunung itu sambil menggerakkan pinggulnya. "Dasar…. Mesum!"

Sasuke menggelengkan kepalanya, menghapus semua pikiran tadi. "Kau yang membuatku mesum." Bantah Sasuke yang masih menggerakkan pinggulnya.

.

.

Kantor Hokage.

Tok…Tok…

"Hokage-sama, apa anda di dalam?" seru seorang wanita berambut seperti bunga Sakura dari luar. "Sensei, kelihatannya Sasuke-kun tidak ada di dalam."

"Sakura, sudah aku bilang. Jangan panggil aku dengan sebutan itu, kita sudah menikah." Balas orang yang dipanggil sensei oleh Sakura.

Sakura sendiri hanya menjulurkan lidahnya sembari tersenyum manis, "aku masih belum terbiasa saja kok,"

Kakashi menghela nafas akan kelakuan Istrinya ini, ia kemudian membuka pintu kantor itu. Alisnya sedikit terangkat karena orang yang mereka cari hanyalah sebongkah kayu. "Kawarimi? Kenapa Sasuke meletakkan batang kayu?"

Sakura mengangkat kedua bahunya tidak tahu, dia sendiri bingung akan tingkah Sasuke. "Ada kertas disana," ujar Sakura yang berjalan menuju meja Sasuke, ia kemudian mengambilnya dan membaca isi kertas itu.

Kakashi, aku menyerahkan jabatan Hokage kepadamu. Alasanku mundur adalah, Naruto sudah aku temukan, dan dia tidak mau bertemu dengan kalian. Aku tidak tahu apa alasan si baka dobe itu, tapi aku akan melindunginya. Maaf, membuatmu repot, serta sampaikan salamku kepada Sakura.

Sasuke Uchiha, Rokudaime Hokage.

Kakashi menghela nafas sekali lagi. Sasuke Uchiha membuat surat, dan ada permintaan maaf juga? Dunia kiamat! "Pekerjaanku akan berat kali ini," gumam Kakashi yang kemudian ia mengambil topi Hokage yang tergeletak di atas meja milik Sasuke. "Tapi, aku harap dia bahagia dengan Naruto."

"Naruto sudah di temukan? Kenapa mereka tidak memberitahu kita? Atau bertemu dengan kita?" tanya Sakura yang masih penasaran.

Kakashi menatap Sakura, pria itu melakukan eye smile seperti biasa. "Mungkin mereka tidak mau kita mengetahui keberadaan mereka, serta…"

"Serta?"

"Serta mereka ingin memulainya dari nol."

"Memulai dari nol? Maksudmu, mereka ingin mencari desa lain dan hidup di sana?"

"Seperti itulah."

"Dasar. Jadi, bagaimana Hokage-sama?"

"Aku akan menerima jabatan ini. Tapi, mungkin aku akan di omelin sama Tsunade-sama."

Sakura tertawa akan gurauan suaminya—walaupun garing.

.

.

"Sukeehh….Lebih…cephatt…!" Sasuke menggerakkan pinggulnya seperti yang diperintahkan oleh Naruto. "Aku…Aku…."

"Kita keluar bersama!" Mereka berdua mempercepat pergerakan pinggul. "Keh!" Sasuke langsung mencium bibir plum Naruto dengan lembut, serta ia meredam desahan dari Naruto supaya tidak keluar.

Mereka berdua klimaks disaat bersamaan. Setelah itu tubuh kekar Sasuke ambruk di atas tubuh telanjang Naruto, nafas mereka tidak beraturan seakan mereka berdua melakukan lari marathon.

"Naruto, kita akan keluar dari desa Konoha," bisik Sasuke lirih tepat di telinga Naruto.

Dahi Naruto sedikit mengernyit tidak mengerti, "kenapa keluar desa? Kita bisa tinggal di sini saja kan?"

"Aku mau hidup berdua bersamamu, dan aku sudah menyerahkan jabatan Hokage kepada Kakashi. Kita akan hidup bertiga. Kau, aku, dan yang ada di perut ini nanti." Sasuke mengusap perut datar Naruto. "Tapi, itu masih 4 minggu lagi dari pertama kita melakukan ini."

Wajah Naruto sedikit memerah akan perkataan Sasuke. "Te-terlalu cepat untuk hamil, dasar bodoh!" Naruto memukul pelan bahu Sasuke, "tapi itu akan segera terjadi—tunggu, kau menghitung kehamilan seseorang?"

Alis sebelah Sasuke naik, "aku hanya menebak saja," Sasuke menjawab pertanyaan Naruto asal. Ia memang mengetahuinya dari buku serta Sakura. "Kita bersiap mulai sekarang."

"Baik!"

.

.

.

End

.

.

.

Yap, tamat! Hambar ya Lemonnya? O-oke, saya ngebuatnya mepet sama waktu.

Balasan Review untuk Anonym:

Senju Yiu: Aq tw dri baca fic anda yg teraneh ini jdi sya berfikir anda pasti GAY atw Waria kann,sjak kpan masashi khisimoto buat naruto jdi cwek,ank anjeng lo

Pffftt BAHAHAHAHAHAHA…. Anjing, ya? Kalau saya anjing berarti anda juga anjing dong. Lalu, kalo saya Gay atau Waria, saya sudah gk menikah dengan istri saya yang sekarang ini. Lalu nulis Masashi Kishimoto saja salah. Apalagi nulis Review? Banyak typo, malah kayak Sms saja. Naruto jadi cewek? Oiroke no Jutsu! Beneran deh, saya ketawa membaca review anda. Gunain Anonym Guest dan tidak berani login, apa anda seorang pengecut sampai tidak login? Atau lupa login? Atau tidak punya akun? Anda menflame seakan anda adalah yang paling benar. BRILLIANT! The Flamer Logic, semua yang berbau SasuFemNaru adalah Yaoi—tidak lupa dengan Authornya. Pfft… parah memang yang ngeflame.

Guest: sory sebelumnya ini kok persis kayak komik naruto yang di pururin ya… tapi bedanya kalo itu narutonya deket sama sasuke gara gara minato mati… tapi selain ituu sama persis.

Hmm, saya memang terinspirasi dari 'Doujin' Parody karya Emushi itu, namun hanya Chapter 1 dengan alur yang berbeda dari aslinya, serta Chapter 2 ini saya buat alur tersendiri.

Oke, kalo mau nanya langsung login. Jangan pake Anonym/Guest Review! Dan akan saya tegaskan kalau saya adalah seorang pria yang mempunyai istri. Bisa cek di akun FB saya kalau bisa.

Special Thanks untuk yang sudah Review pake Akun serta satu Guest.

Oke, Shinn Out! Ciao!