.
This story inspired from Zerochan and every chapter do not related each other, just random story.
Disclaimer : Fujimaki Tadatoshi
Warning : T rate/OOC/Typo(s)
Genre : Friendship/Comedy/Slice of life
BOYS LIVING ROOM
.
Chapter 1
.
.
(Stupid Strecthing and Stupid Kise's Imagination)
...
Siang itu Aomine sedang mengajari Kuroko untuk melakukan pemanasan, karena jujur saja, pemuda yang tidak terlalu tinggi itu (kalau tidak mau dibilang cebol –evillaugh-) sangat payah melakukan olah senam tubuh. Maka dari itu ia diberikan sebuah amanat oleh Akashi untuk mengajari anggota keenam mereka melakukan strecthing yang baik dan benar.
"Tetsu, lemaskan tubuhmu, jangan dibuat kaku!" Entah sudah yang keberapa kalinya, Aomine mengatakan hal yang sama.
"Tidak, tidak. I-ini tidak mungkin! Aku tidak bisa melakukannya!" Kuroko sepertinya kesulitan untuk melakukan pemanasan.
Ia sedang duduk bersila dengan Aomine yang duduk di belakangnya dan sedang menekan kedua pahanya, juga punggungnya agar tubuh Kuroko bisa sampai mencium lantai, atau paling tidak mendekati lantai. Tapi sepertinya Kuroko tak bisa melakukannya, karena tubuhnya yang terlalu kaku.
"Ayolah, Tetsu. Masa yang seperti ini kau tidak bisa? Apa kau mengerti apa arti pemanasan, eh?" Aomine sedikit jengkel karena tubuh Kuroko sama sekali tidak mau mengikuti aturannya. Benar-benar keras kepala, sama seperti orangnya.
"Punggungku sakit, pinggangku juga, rasanya akan patah sewaktu-waktu..." Kuroko meringis dengan tubuh yang tetap tegap (dasar bandel).
"Sudah kubilang, lakukan secara perlahan. Apa kau mengerti? Perlahan-lahan." Aomine menghela napas, masih berusaha sabar, walaupun dia sudah geregetan akut.
"Apa kau sendiri mengerti mengenai batas kemampuan Aomine-kun?" Balas Kuroko dengan tubuh yang sedikit mulai merunduk ke bawah. Tampak keringat meluncur mulus dari pelipisnya, menahan rasa nyeri di punggungnya.
"Ah, kau ini. coba lihat Kise. Dia bahkan sangat fleksibel." Aomine sejenak melepaskan fokusnya dan memandang Kise yang sedang melakukan strecthing bersama dengan Akashi, sang kapten neraka.
Kuroko Tetsuya ikut mengalihkan pandangannya ke arah Kise yang juga sedang melakukan hal yang sama seperti dirinya bersama Akashi, tak jauh dari tempatnya sekarang.
"Wow, Kise. Tubuhmu sangat fleksibel," puji Akashi dengan puas.
'Aku akan mati, aku akan mati, aku akan mati kalau tidak melakukan ini,' ucap Kise dalam hati yang terus-menerus mengumandangkan frase-frase yang sama demi kelangsungan hidupnya sendiri.
"Entah mengapa aku dapat merasakan aura yang menakutkan di sana," gumam Kuroko saat melihat Kise dan Akashi.
"Lupakan mereka dan fokus pada latihanmu sendiri," omel Aomine dan kembali menekan tubuh partnernya. "Apa kau sudah melakukan latihan dengan benar?" Tanya Aomine disela-sela usahanya menekan punggung Kuroko dan membuatnya semakin merunduk dalam.
"Gambarimasu...," balas Kuroko dengan suara pelan.
Aomine kembali menekan punggung Kuroko sampai pada posisi yang diinginkan.
"Sekarang, diam pada posisi ini setidaknya selama 10 detik," ujar Aomine dengan enteng.
"Eh? Kau jangan bercanda!" Hal yang dianggap mudah oleh Aomine tidak selamanya mudah juga untuk Kuroko. Terdengar jelas dari suaranya kalau sang phantom keberatan.
"Mulai berhitung! Sepuluh... Sembilan... Delapan!" Sebelum Kuroko melancarkan protes, Aomine sudah berteriak dan melakukan hitungan mundur.
"Tujuh... Enam...!"
Tubuh Kuroko semakin merunduk dalam dan nyaris mencium lantai lapangan. Aomine yang masih menekan punggung Kuroko dari belakang secara tak langsung ikut membungkuk, dan wajahnya menyentuh rambut Kuroko yang aromanya tercium seperti aroma rambut bayi.
"Lima... Empat... Tiga... Dua!"
Tubuh Aomine semakin membungkuk dalam, bahkan ia dapat melihat wajah Kuroko yang sudah sangat berkeringat karena kelelahan plus menahan encok di punggung.
"Oi, Tetsu," panggil sang ace ketika wajahnya berada tepat di depan wajah teman baiknya. Otomatis, orang yang dipanggilnya langsung merespon dengan perkataan, "apa," sambil mendongakkan wajahnya ke atas.
Tanpa terduga, kesempatan itu digunakan Aomine untuk menjahili temannya. Tidak, dia tidak mencium Kuroko (walaupun sempat terbesit dalam hatinya sih). Aomine hanya menggigit hidung mungil Kuroko.
Kejadian itu tanpa sengaja dilihat oleh Kise yang spontan langsung berteriak heboh, "AOMINECCHI MENCIUM KUROKOCCHI!" dengan nada yang terdengar agak tidak rela. Karena dari posisinya, Aomine dan Kuroko memang terlihat seperti sedang berciuman (padahal tidak saudara-saudara).
"KISE, KAU BERISIK! MINTA DIRAJAM GUNTING, YA?" Akashi langsung sewot sambil siapin gunting.
Sementara Aomine hanya tertawa renyah melihat Kuroko sedang memegangi hidungnya yang tadi bekas digigit, tanpa memedulikan nasib Kise yang sedang berada di ujung tanduk.
.
.
Omake
Selesai latihan Aomine dan Kuroko duduk berdua di pinggir lapangan dengn tubuh yang berkeringat. Aomine masih setia menempel pada punggung Kuroko.
"Aomine-kun, bisa kau pindah? Aku kegerahan," ucapnya sambil berusaha menyingkirkan kedua lengan Aomine yang merangkul pundaknya dari belakang dan menenggelamkan wajahnya ke punggung sang sahabat.
"Aku juga merasa gerah. Ngomong-ngomong habis ini kau mau beli es krim?"
End Chap 1
A/N : Pendatang baru di fandom ini, mohon bantuannya dan salam kenal -Devilgrin-