"Siapa kau?"

Sungmin membulatkan matanya. Apa ia sudah ketahuan? Apa namja di hadapannya ini sudah mengetahui siapa dirinya? Apa namja itu akan marah?

Oke untuk opsi terakhir, Sungmin yakin jika pemuda di hadapannya kini tengah marah. Bisa dilihat dari garis rahangnya yang tegang dan mulut terkatup rapat jangan lupakan pula mata elang itu terus menatapnya tajam. Bahkan ini baru 3 hari dirinya melakoni peran.

"Yeobo~ apa yang kau bicarakan?" Sungmin membuka suara. Ia tarik garis bibirnya keatas, tersenyum pada pria yang kini tengah berdecih.

"Jangan membuat ini menjadi lama. Cukup kau katakan siapa dirimu?" ujarnya.

Sungmin bergegas mengalungkan lengannya pada leher jenjang pria itu. Ia bergelayut manja berusaha menyesuaikan dirinya seperti prilaku wanita yang ia gantikan posisinya.

"Kyuhyun jagiya. Aku Sungjin istrimu. Kenapa kau terus menanyakan siapa aku?" kata Sungmin. Dalam hari ia terus berdoa agar hal yang tidak dia ingin kan tidak menjadi kenyataan. Kehidupan seeorang di pertaruhkan disini.

Sungmin terkesiap ketika Kyuhyun menekan pinggangnya hingga tubuh mereka saling menempel. "Benarkah? Jika kau memang Sungjin istriku" Kyuhyun berbisik di telinga Sungmin. "Tidak keberatan bukan jika aku ingin bercinta denganmu sekarang"

Ucapan pria itu sontak membuat Sungmin membulatkan matanya.

-Bagaimana ini?-

.

.

ARRAYEO

Disclameir :

Ini hanya FF, sebuah karya fiksi yang terlahir dari otak sederhana saya. Jangan bash cast yang saya pakai karena mereka tidak tahu apa-apa. Saya hanya pinjam nama saja. V cinta damai chingu ^_^

Cast : KYUMIN and Friends ^^

Rate T

Genre : romance, drama

Warning: GS, Typo(s), OOC

TWO SHOOT

Request dari Ikha Jo Joyers (FB)

.

.

Enjoy

Sungmin bergerak gelisah. Gadis itu berusaha untuk lepas dari kungkungan Kyuhyun yang menatapnya dengan penuh gairah yang Sungmin akui membuat pemuda itu bertambah tampan.

"Kenapa?" Kyuhyun bertanya dengan wajah yang innocent.

Sungmin menatap kesana kemari. Ia harus memutar otak untuk memberi jawaban. Jangan sampai ia salah berbicara dan membuat semuanya berantakan. "Aku sedang merah" dengan genit Sungmin mengedipkan sebelah matanya. "Bersabarlah" godanya.

Sungmin berjinjit kaget ketika Kyuhyun menekan kewanitaanya dari luar mini dress yang ia pakai. "Aku tidak merasakan ada gumpalan apapun disini" gumam Kyuhyun rendah membuat bulu kuduk Sungmin merinding.

"Akh" pekik Sungmin ketika Kyuhun dengan berani mengelus kewanitaanya dan menekan clitnya dengan ibu jari.

Sungmin menjatuhkan kepalanya di bahu Kyuhyun ketika pria itu semakin intens mempermainkan daerah sensitifnya.

Tidak! Tidak!

Ini salah! Sungguh sangat salah. Sungmin bangun, dorong pria itu dan jauhkan tubuhmu darinya. Dia bukan suamimu dia suami adikmu.

Dia suami adikmu

Dia suami adikmu

Sungmin tertampar akan pernyataan itu. Dia mendongak, matanya menatap Kyuhyun yang menyeringai padanya. "Menikmatinya?" katanya.

Dengan sepenuh tenaga, Sungmin mendorong pria tinggi itu. Ia ingin menangis. Bagaimana ia bisa terhayut dalam hasrat seperti tadi?

Sungmin akui dia sudah terpesona dengan Kyuhyun sejak Sungjin memperlihatkan foto suaminya. Tapi mengetahui jika pria itu adalah suami adiknya sendiri membuat emosi Sungmin campur aduk. Marah, kesal, sedih, semua bercampur menjadi satu.

Lututnya terasa seperti jely. Sungmin duduk di single sofa. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangan dan terisak pelan. Ia tidak bisa manahannya lagi.

Kyuhyun menanggahkan kepalanya. Ia hirup udara dengan rakus dan membuangnya kasar seakan ia tidak membutuhkannya. Dengan merasa bersalah, Kyuhyun duduk di atas meja berhadapan dengan Sungmin.

"Kenapa kau menangis?" tanyanya. "Bukankah kau istriku?" gadis itu tidak menjawab pertanyaanya. "Sudahlah. Berhenti menangis aku tidak akan marah asalkan kau katakan yang sebenarnya"

Tangisan Sungmin perlahan berhenti. Masih menunduk kan kepala, gadis itu mengusap air matanya. Kyuhyun meraih tisu tak jauh dari tempatnya dan menyerahkan beberapa lembar pada Sungmin.

Gadis itu bergumam terima kasih lalu mulai membersihkan air matanya dan air bening yang di produksi oleh indera penciumannya.

"Angkat kepalamu" perintahnya.

Sungmin mengangkat kepalanya. Bertukar pandang dengan Kyuhyun beberapa detik kemudian kembali menunduk. Ah! Dirinya memang sudah ketahuan.

"Maafkan aku" cicitnya. "Apa aku ketahuan?" tanyanya lagi.

"Menurutmu?"

"Sepertinya iya" ucap Sungmin pasrah.

Gadis itu mendongak melihat Kyuhyun yang beranjak pergi, beberapa saat kemudian pria itu kembali kehadapannya dengan sebotol air mineral.

"Minumlah dulu"

Sungmin menerima botol air itu dengan sungkan. Kembali bergumam terima kasih dan meminum air dingin itu yang terasa menyejukan tenggorakannya.

"Sudah?" Sungmin menganguk. Ia mengusap bibirnya yang sedikit basah lalu menyerahkan botol itu kembali pada Kyuhyun.

Pria itu menutup mulut botol lalu menaruh disampingnya. Ia menatap Sungmin. "Siap bercerita?"

Sungmin menghembuskan nafasnya lalu menganguk. Mau tidak mau, Sungmin harus mengakui semua sandiwaranya. Ia rasa perkiraannya salah tentang Kyuhyun yang marah. Pria itu malah menawarkan tisu, mengambilkan air untuknya dan kini menatapnya dengan teduh. Tidak ada sorot yang menyalahkannya.

Walau memang ia bersalah. Kyuhyun tidak mengintimidasinya dan itu cukup membuat Sungmin patuh dan nyaman untuk membongkar kenapa ia berpura-pura menjadi istrinya.

"Aku sudah lama ingin bertemu dengan adik kembarku, Sungjin. Kami terpisah dari kecil saat berumur 10 tahun. Ibu hanyalah seorang janda yang penghasilannya sedikit di dapat dari menjadi pelayan di sebuah kedai. Karena masalah ekonomi, ibu terpaksa memilih di antara kami untuk di adobsi oleh keluarga lain.

Sungjin di adobsi dan di bawa ke Amerika oleh keluarga asuhnya yang memang bekerja disini. Selama ini aku tahu kabar Sungjin dari surat yang di kirimkan Tn dan Ny Kim. Karena selama itu Sungjin tidak pernah membalas suratku.

Setelah 15 tahun. Sungjin membalas suratku dan mengatakan jika dia akan datang ke Korea untuk menemuiku. Aku sangat bahagia karena akhirnya akan bertemu dengan Sungjin"

Sungmin menundukan kepalanya, raut wajahnya sangat sedih. "Tapi Sungjin meminta hal aneh.." gumamnya pelan.

Flashback

"Kau memintaku u-untuk apa?" Sungmin menatap tak percaya pada gadis yang memandangnya malas.

Sungjin mendengus. "Dengar kakakku 'sayang'. Apa permintaan ini berlebihan? Aku hanya memintamu untuk menggantikanku. Hanya selama 3 bulan"

Sungmin mengerjapkan matanya. "Aku tahu. Kita memang kembar, wajah kita sama. Tapi Sungjin, kau sudah punya suami. Bagaimana aku bisa melakukan itu?"

Sungjin memutar matanya malas. "Karena wajah kita sama, dia tidak akan mengetahui jika kau itu bukan aku"

"Tapi tingkah laku kita berbeda"

"Aku akan memberitahu mu bagaimana aku bertingkah laku di hadapan dia"

"Tapi-"

"Dengar" Sungjin menumpu tangannya di atas meja. "Kau butuh uang untuk mengobatan ibu bukan?"

Sungmin mengerutkan dahinya. Berusaha menerka-nerka apa yang akan di ucapkan selanjutnya oleh Sungjin. "Aku akan membayar semua biaya untuk itu, dan kau kakakku 'tersayang' harus mau menggantikan posisiku"

"Su-sungjin" lirih Sungmin.

Apakah ini adiknya?

Flashback off

"Jadi begitulah" ucap Sungmin. Gadis itu harap-harap cemas menatap Kyuhyun. Bagaimana reaksi pemuda itu setelah ia menceritakan semuanya?

Kyuhyun memijit pelipisnya yang terasa berdenyut. Tidak menyangka jika istrinya melakukan hal seperti ini dan parahnya meminta kakak kembarnya untuk menggantikan dirinya?

"Lalu bagaimana keadaan ibumu sekarang?" tanya Kyuhyun.

"Ibu sudah menjalani oprasi ginjal sebelum aku kemari. Dia sedang dalam proses pemulihan dan beberapa pemeriksaan yang menyeluruh karena Ibu sakit komplikasi juga"

"Apa Ibumu tahu tenang ini?"

Sungmin menggeleng. "Aku tidak sebodoh itu untuk menceritakan hal seperti ini padanya. Ibu sudah sakit komplikasi dan aku tidak mau membuatnya sakit jantung juga" kata Sungmin sembari memegang dadanya dengan wajah cemberut.

Tak tahu saja hal itu membuat Kyuhyun tertegun selama beberapa detik. Kyuhyun berdehem untuk menyadarkan dirinya.

Kyuhyun menatap Sungmin. "Lalu dimana istriku sekarang?"

Sungmin menunduk, ia mainkan jemarinya gusar. "Dia sedang keliling Eropa naik kapal pesiar" gumam Sungmin pelan.

"Dengan?"

Sungmin mendongak, lalu menunduk sekali lagi. "Sungjin bilang, pria itu kekasihnya"

Kyuhyun bertepuk tangan dalam hati. "Sudah ku duga"

.

.

.

.

.

Somewhere at room on a cruise ship

Mata sipit pria itu semakin memicing saat merasa goresan pensilnya melenceng dari yang ia harapkan. Dengan hati-hati ia menghapus goresan hitam itu kemudian kembali menatap objek dari lukisan yang ia buat saat ini.

"Kau serius sekali"

"Aha! Aku kira kata-kata itu sama seperti yang di ucapkan Rose DeWitt kepada Jack Dowson" pria itu Kim Jongjin menghentikan sebentar gerak tangannya dan menatap sembari tersenyum nakal pada wanita yang berbaring dihadapannya. Objek lukisannya.

"Benar. Dan aku kini sudah bertelanjang bulat seperti Rose DeWitt yang meminta pada kekasihnya untuk di lukis tanpa sehelai benang apapun"

"Jadi aku kekasihmu?" goda Jongjin.

Wanita itu memutar bola matanya malas. "Kau membuat mood ku buruk"

"Oh maafkan aku. Kembalikan ekpresi menggoda seperti tadi. Aku belum selesai melukis wajah cantikmu. Ny Cho"

"Bagus. Kau semakin memperburuk moodku dengan panggilan itu" cibirnya.

"Aku bercanda sayang" Jongjin terkekeh. "Kau milikku kan? Lee Sungjin?" lanjutnya.

Sungjin mendesah pelan. "Terserah. Cepat selesaikan lukisan itu. Aku sudah pegal dengan posisi ini"

"Baiklah-baiklah. Dan kau milikku"

"Selesaikan lukisan itu dan miliki aku" Sungjin tersenyum sembari melayangkan wink pada kekasih hatinya itu.

Pria itu tergelak mendengar ucapan nakal kekasihnya. Ia berdehem. "Aku tidak sabar memlikimu" ucapnya dan kembali berkonsentrasi melukis.

.

.

.

.

.

Matahari sudah menampakkan dirinya dan menyinari kota Manhattan. Sungmin menggeliat, tidurnya benar-benar lelap. Gadis itu masih betah berbaring dan memandang keluar jendela yang tirainya tidak ia tutup tadi malam.

Mengingat malam tadi ia sudah menjelaskan kebohongannya pada Kyuhyun. Hatinya menjadi lega. Beban yang memberatkan punggungnya seakan terangkat. Beruntung pula, karena Kyuhyun tidak marah sama sekali.

Setelah menanyakan keberadaan Sungjin dan ia menjawab. Kyuhyun menyuruhnya untuk pergi tidur di kamar tamu. Sungmin tidak protes, itu malah membuatnya senang dan bisa tertidur lelap seperti sekarang karena 3 hari kemarin ia harus terpaksa tidur dengan Kyuhyun. Tidur dengan seorang pria yang bukan suami atau kekasihnya, membuat Sungmin sulit untuk memejamkan mata.

Tapi bagaimana Kyuhyun bisa mengetahuinya?

Ah benar. Bagaimana itu bisa terjadi?

Sungmin menggeliatkan tubuhnya sekali lagi. Ia harus mandi, menyiapkan sarapan untuk Kyuhyun dan menanyakan pada pria itu bagaimana bisa mengetahui kebohongannya.

Sungmin tersenyum puas mellihat meja makan sudah terisi penuh oleh makanan. Tugas selanjutnya ia harus membangunkan Kyuhyun.

"Morning"

Sungmin bergedik kaget ketika Kyuhyun berada di belakangnya. Tanpa memperdulikan ekpresi kagetnya, pria itu duduk di kursi yang biasa ia duduki. Kyuhyun menatap Sungmin. "Kenapa masih berdiri? Kau akan makan kan?"

Ah!

Sungmin tersadar. Ia menganguk dan duduk di kursi berhadapan dengan Kyuhyun.

Dentingan sendok saling menyahut. Sungmin menyuapkan makanannya sesekali melirik Kyuhyun lalu kembali menatap makanan dihadapannya.

"Ada yang ingin kau tanyakan?"

Sungmin mengunyah makanannya lalu menelannya. Ia menatap Kyuhyun kikuk. "Itu. Bagaimana kau tahu aku bukan Sungjin?"

"Oh, itu"

Sungmin tambah penasaran. Kenapa jawabannya hanya 'oh, itu'. Sungmin ingin lebih. "Apa?"

Kyuhyun menatap Sungmin. "Well! Itu hal mudah. Sungjin tidak pernah menyiapkan baju apa yang harus aku pakai untuk pergi ke kantor. Sungjin tidak pernah menyiapkan air hangat untukku. Sungin tidak pernah menyambutku pulang dan menanyakan apa yang aku lakukan di kantor. Sungjin tidak pernah membersihkan rumah. Sungjin tidak pernah memasak dan Sungjin tidak pernah menyiapkan bekal makan siang untukku"

Sungmin mengerjapkan matanya beberapa kali. Belum sempat ia mencernya perkataan Kyuhyun. Pria itu kembali berbicara.

"Sejak pertama kau datang aku sudah tahu kau bukan Sungjin. Kau melakukan hal yang tidak pernah dilakukan Sungjin padaku. Wajah kalian memang sama, tapi cara kalian tersenyum dan tingkah laku kalian sangat jauh berbeda. Pertama aku heran bagaimana bisa di dunia ini ada orang yang memiliki wajah yang sama persis. Karena itu aku mencari tahu tentangmu"

"K-kau mencari tahu tentangku? Ba-bagaima-"

"Aku menemui orang tua Sungjin. Sedikit berbasa-basi dan mereka menceritakan semuanya jika Sungjin mempunyai saudara kembar. Dan lagi kau hanya mengerjapkan mata ketika aku berbicara bahasa inggris padamu dan bodohnya kau malah bilang 'apa yang kau katakan? Aku tidak mengerti'. Apa kau lupa jika sungjin hidup di Amerika"

Sungmin menganga. Jadi Kyuhyun mencari tahu tentang dirinya. parah! Bahkan sejak pertama ia datang keapartemen tempat tinggal Sungjin dan Kyuhyun eh sebentar...

Sejak pertama kau datang aku sudah tahu kau bukan Sungjin

Sungmin membulatkan matanya pada Kyuhyun. "Kau tahu aku bukan Sungjin dari pertama aku datang kemari?"

Kyuhyun menganguk. "Ya"

"YA TUHAN"

Kyuhyun kaget ketika Sungmin berteriak dan menenggelamkan kepalanya di lipatan tangannya di atas meja.

Kyuhyun memperhatikan Sungmin seakan dia baru pertama kali mengetahui jika telepon bisa berbunyi. Pria itu tanpa sadar tersenyum lebar. Ia merasa geli melihat Sungmin yang terus bergumam 'ya tuhan bagaimana ini', 'Sungjin maafkan kakakmu ini', 'aku memang bodoh' dan masih banyak gumaman tidak jelas yang Sungmin keluarkan.

Apa ini sifat asli gadis itu?

Kyuhyun menumpu dagunya memperhatikan Sungmin.

Wajah itu memang sama tapi ia merasa Sungmin lebih cantik dari Sungjin. Matanya lebih bulat, hidungnya lebih kecil, bibirnya berwarna pink dengan bagian bawah yang tipis. Bagaimana rasa dari bibir itu?

Memikirkan itu membuat tubuhnya merespon di luar keinginanya. Kyuhyun segera menepis pikiran kotornya. Bagaimana pun ia masih terikat dengan Sungjin istrinya adik dari gadis yang berada di hadapannya.

Kyuhyun berdehem. Ia akan membujuk Sungmin untuk berhenti meracau namun lagi-lagi ia terkejut ketika Sungmin mencondongkan tubuhnya hingga wajah mereka hanya berjarak 30 cm.

"A-apa?" gugup Kyuhyun.

"Kemarin, orang tuamu kemari. Apa meraka juga tahu siapa aku?" tanya Sungmin.

Kyuhyun memundurkan tubuhnya. Bisa gawat jika wajahnya sedekat itu dengan Sungmin. "Tentu. Aku memberi tahu mereka dan mengundang mereka kemari. Dan yah, mereka juga merasakan perbedaannya" jelasnya.

"Oh ya ampun" Sungmin lunglai dan kembali duduk.

Sungmin tengah meracau lagi sedangkan Kyuhyun tengah berusaha menganalis apa yang terjadi padanya. Sejak ia tinggal satu atap dengan Sungmin. Ia merasakan sesuatu yang jangal pada hatinya.

Ia akan mengeluarkan semburat merah melihat Sungmin tersenyum padanya. Ia tersentuh melihat bekal makanan yang Sungmin buat untuknya. Hatinya berdetak cepat tiap kali Sungmin memandanganya.

Kyuhyun tahu apa yang ia rasakan pada Sungmin. Ia hanya tidak menyangka dalam waktu 3 hari perasaannya berubah.

"Ummaa aku bodoh. Putri satumu ini kenapa begitu bodoh. Aku bodoh" racau Sungmin.

"Eum.. Sungmin"

"Eh?" Sungmin mendongak menatap Kyuhyun.

"Ehem. Namamu Sungmin kan? Lee Sungmin"

Sungmin menganguk.

"Kita lupakan masalah ini oke. Kuanggap hal ini sudah selesai" kata Kyuhyun. Sungmin kembali menganguk pasrah.

"Amm, hari ini hari Minggu. Karena kau sudah berada di Amerika. Apakah kau ingin pergi jalan-jalan? Aku bisa menunjukan tempat wisata di negara ini"

Sungmin mengerjap kan matanya. Belum merespon apa-apa. "Kau tidak mau?" tanya Kyuhyun.

"Aku mau" seru Sungmin. "Tapi aku belum selesai makan" cicit Sungmin.

Kyuhyun terkekeh. "Aku juga belum. Kita selesaikan dulu sarapan kemudian baru pergi"

"Setuju" Sungmin tersenyum lebar. Dan itu membuat wajah Kyuhyun merona.

Pria itu menunduk, dalam hati ia bersyukur karena gadis di hadapannya ini adalah gadis yang kurang peka.

.

.

.

.

.

Sungmin membuka mulutnya lebar. Sejak tadi ia tidak berheti berteriak takjub. Kini dihadapannya menjulang tinggi Patung Liberty yang biasanya ia lihat di tv atau surat kabar, sekarang Sungmin bisa melihatnya secara langsung.

"Tutup mulutmu. Nanti lalat masuk" Sungmin reflek menutup mulutnya mendengar sindiran itu. Ia menggerucutkan bibirnya lalu menepuk bahu Kyuhyun pelan.

"Kyu aku ingin di foto. Fotokan aku ya ya"

Kyuhyun terkekeh. Sungmin seperti anak kecil, lincah bergerak kesana kemari. Sungmin berlari agak jauh dengan Kyuhyun dan berpose dengan kedua tangan direntangkan sembari menyunggingkan senyum lebar.

Kyuhyun langsung mengarahkan kamera SLR nya dan membidik foto Sungmin beberapa kali.

Setelah puas bermain di pulau Liberty. Kini Kyuhyun dan Sungmin berada di taman kota. Duduk di kursi di bawah pohon dengan memakan satu cup besar ice cream yang di makan berdua.

"Jadi kau bersekolah hanya sampai SMP?" Kyuhyun menatap tak percaya pada Sungmin. Berbeda sekali dengan Sungjin yang hidup sejahtera dengan keluarga angkat.

Sungmin menganguk. "Aku sudah bercerita. Sekarang giliranmu"

"Apa yang ingin kau tahu?"

"Ceritakan tentang dirimu"

Kyuhyun menyendokan ice cream lalu memakannya. "Emm. Aku anak tunggal. Lahir di Korea, ketika berumur 7 tahun aku dan kelurgaku pindah kemari. Sudah"

Sungmin mengerut tidak puas. "Hanya begitu?"

Kyuhyun tertawa. "Ya. Tak ada yang special tentangku"

"Lalu bagaimana kau bisa menikah dengan Sungjin"

"Perjodohan" jawab Kyuhyun singkat. Pria itu terkekeh melihat wajah Sungmin yang menampakkan jika gadis itu tengah penasaran dengan ceritanya.

"Orangtua asuh Sungjin dan Ayahku bersahabat. Mereka ingin memperkuat ikatan bisnis dengan ikatan kerabat juga. Ya jadilah seperti itu"

"Apa kalian saling mencintai?" tanya Sungmin. Entah mengapa hatinya sedikit tak rela ketika menanyakan itu.

"Jika kami saling mencintai tidak mungkin Sungjin pergi dengan kekasihnya, Sungmin" kikik Kyuhyun. Pria itu begitu santai menjawab pertanyaannya.

"Apa kau mencintai Sungjin?"

Kyuhyun menggeleng. "Tidak"

"Lalu kenapa kalian menikah? Kalau tidak mencintai kenapa tidak bercerai saja- ups maaf aku tidak maksud bicara seperti itu" cicit Sungmin.

Kyuhyun tertawa. Gadis dihadapannya sangat to the point. "Kau lucu"

Sungmin bertanya dalam hati apa yang lucu?

"Tapi kau benar. Kenapa kami tidak bercerai saja ya?" Kyuhyun tampak merenungkan pernyataan itu. "Mungkin karena aku dan Sungjin sama-sama tidak perduli tentang pernikahan ini dan membuat orang tua kami senang dengan kekerabatan yang terjalin"

"Tapi bukankah itu menyiksa kalian? Sungjin bahkan harus berbohong untuk pergi bersama dengan kekasihnya"

"Ya, aku jadi berpikir untuk bercerai. Terima kasih, aku senang kau sudah datang kemari" Kyuhyun tersenyum lebar pada Sungmin.

Sungmin mengendikan bahunya, ia tidak terlalu mengerti kenapa Kyuhyun berterima kasih padanya. "Hubunganmu dengan Sungjin selama ini jika bukan suami istri, lalu apa? Sahabat? Adik kakak?"

"Aku juga tidak tahu. Yang pasti kami saling menghargai saja satu sama lain" jawab Kyuhyun. Sungmin berohria.

.

.

.

.

.

Tak terasa ini sudah bulan ketiga dirinya berada di benua Amerika. Selama itu, Sungmin sudah mengunjungi banyak tempat. Hampir semua tempat wisata di Amerika ia sudah jejaki.

Sungmin membuka laci nakasnya dan mengambil beberapa foto yang di ambil di tempat wisata yang ia singgahi. Foto dirinya dan Kyuhyun, ia tersenyum melihat potret-potret itu.

Jika di pikirkan. Entah sejak kapan hubungan meraka menjadi dekat. Tiap weekend, Kyuhyun akan selalu mengajaknya ketempat-tempat wisata itu.

Masalah sebelumnya tidak pernah di bahas dan di singgung sama sekali. Kyuhyun juga mengajaknya kerumah orang tuanya dan anehnya kedua orang tuanya tidak keberatan sama sekali dengan keberadaan Sungmin.

Tapi itu terpikirkan sekarang oleh Sungmin. Sebenarnya apa yang terjadi?

Apa yang akan di lakukan Kyuhyun ketika Sungjin kembali?

Lalu, dia pun harus kembali pulang bukan jika Sungjin kembali?

Pulang.

Itu artinya dia tidak akan bertemu lagi dengan Kyuhyun?

Sungmin menyentuh dadanya yang terasa sakit. Hatinya sakit menyadari kenyataan itu. Ia harus berpisah dengan pria itu. Pria yang jujur saja telah mengisi hatinya selama 3 bulan ini. Pria yang bahkan membuat Sungmin terpesona hanya karena melihat fotonya ketika Sungjin memperlihatkanya pada dirinya.

Cinta!

Ya, Sungmin mencintai pria itu.

Sungmin menatap kembali salah satu foto dirinya dan Kyuhyun. Matanya tiba-tiba terasa panas dan tak lama air mata itu mengalir membasahi pipinya.

oOo

"Dokumenmu? Jangan sampai tertinggal lagi seperi kemarin" Sungmin bertanya sembari membereskan piring-piring bekas sarapan pagi mereka.

"Yes ma,am. Aku sudah membawanya" ujar Kyuhyun sembari memakai jas hitamnya.

"Ma,am? Itu artinya bu? Aku bukan ibu-ibu" Sungmin cemberut menatap Kyuhyun.

Mereka memang sudah tidak ada jarak sedikit pun sekarang. Kadang mereka akan saling mengejek kebiasaan buruk masing-masing. Kadang pula menyeritakan tentang diri mereka.

"Kau akan menjadi ibu-ibu Sungmin"

"Dan kau akan menjadi Bapak-bapak"

"Tidak, aku serius kau akan menjadi ibu-ibu" Kyuhyun tersenyum pada Sungmin. "Ibu dari anak-anakku"

Jantung Sungmin langsung berpacu cepat mendengar itu. Tak mau menampakkan wajah yang merona. Sungmin melemparkan serbet pada Kyuhyun lalu membalikkan badannya dan mulai mencuci piring.

Kyuhyun tertawa keras melihat wajah merona Sungmin. Kyuhyun yakin, ia akan menjadi pria awet muda jika bersama gadis itu yang selalu membuatnya tertawa lepas.

"Aku pergi ya" pamit Kyuhyun.

Pria itu sudah berada di luar pintu ketika Sungmin menghampirinya dengan sebuah kotak bekal makan siang.

"Kau melupakan ini" kata Sungmin.

Kyuhyun menepuk dahinya. "Terima kasih" jawab Kyuhyun sambil mengedipkan sebelah matanya pada Sungmin. Gadis itu mencibir.

"Sampai jumpa sore nanti" katanya.

Sungmin tersenyum. Jika Kyuhyun lebih fokus melihat pada wajah Sungmin. ia bisa tahu jika senyum itu tidak sampai menyentuh mata Sungmin.

Kyuhyun mulai melangkah dan berbalik ketika Sungmin memanggilnya lagi.

Cup~

Kyuhyun membatu. Ia tidak menyangka jika Sungmin mencium pipinya, cukup lama. Kyuhyun berusaha mengeluarkan suaranya yang terendam oleh detak jantungnya. "M-min?"

Gadis itu menunduk. Walau begitu, Kyuhyun bisa melihat semburat merah di kedua pipi gadis itu. "Hati-hati dijalan" ujar Sungmin lalu berlari masuk ke apartemen meninggalkan Kyuhyun yang wajahnya sama memerah seperti gadis itu.

Sungmin bersandar pada pintu. Ia menyentuh dadanya yang masih berdebar menggila. Entah keberanian dari mana ia bisa melakukan hal itu?

Ia teringat jika hari ini adalah pertemuannya dengan Sungjin seperti apa yang di janjikan adiknya itu. Seketika itu Sungmin merosot dan menangis.

Sekarang waktunya ia pergi.

"Maafkan aku, Kyu~" lirihnya.

oOo

Sungjin menghembuskan nafasnya kasar merasa terganggu karena Sungmin terus menatapnya. Mereka sekarang tengah duduk menunggu pesawat yang akan membawa Sungmin kembali ke Korea.

Sungjin sendiri baru tiba kembali di Amerika 2 hari yang lalu dan tinggal bersama kekasihnya.

Sungjin menoleh pada Sungmin. "Kenapa kau terus menatapku?" katanya sinis.

Sungmin menunduk sebentar lalu melihat Sungjin lagi. "Apa kau akan berkunjung ke Korea? Melihat ibu?" tanyanya pasalnya ketika adiknya ke Korea menemuinya, Sungjin tidak menemui ibunya. di ajak pun Sungjin menolak. Sungjin tidak berniat menjawab pertanyaan kakak kembarnya itu.

Pengeras suara memenuhi seluruh isi bandara menginformasikan jika pesawat tujuan Seoul Korea selatan akan take off dalam beberapa menit.

Kedua kakak beradik itu beranjak dari kursi tunggu menuju loket. Sungjin tersentak ketika Sungmin memeluknya tiba-tiba dan terisak pelan. Sungjin mau tak mau menahan dirinya untuk tidak melakukan apapun.

Sungmin melepas pelukannya. Ia berusaha menghentikan tangisannya namun tak mampu. Ia menatap adik kembarnya itu. "Apa kita bisa bertemu lagi? Sungjin-ah?" ucap Sungmin dengan nada bergetar.

Sungjin menatap Sungmin datar. "Mungkin"

"Aku berharap itu berarti kita bisa bertemu lagi, ya?" kata Sungmin menghibur dirinya sendiri. Sungmin memeluk Sungjin sekali lagi sebelum ia berjalan menuju loket dan menaiki pesawat.

Sungjin menatap punggung sempit kakak kembarnya. Jika tadi di hadapan Sungmin wajah datar yang Sungjin perlihatkan, kini wajah cantik itu menyunggingkan sebuah senyuman.

"Kita pasti bertemu lagi Eonni. Pasti, aku yakin itu" ucapnya tersenyum tulus.

.

.

Deru mesin pesawat sudah nyaring terdengar. Hanya beberapa menit lagi Sungmin akan pergi meninggalkan negeri ini. Meninggalkan Sungjin dan meninggalkan..

Kyuhyun.

Sungmin mengelus gelang emas putih yang melingkari pergelangan tangannya. Gelang pemberian Kyuhyun. Sungmin menghapus air matanya mengingat pria itu.

Selamat tinggal, Kyu.

.

.

.

.

.

TBC

Nah ini lah ff gsnya. Review juseyooo ;D