Kutipan kecilku untuk Hyung
Dulu, aku adalah orang yang cuek.
Tentang penampilanku, kebiasaanku, kehidupan sosialku. Aku tak berusaha untuk mengubah cara hidupku. Mungkin karena tak ada dorongan ataupun keharusan.
Hingga suatu hari,
Kau muncul dalam kehidupanku.
Awalnya aku tak memiliki perasaan spesial padamu. Kau hanya salah satu kenalanku dengan Hobi yang sama.
Tapi, seiring berjalannya waktu. Kau lebih dari itu.
Tapi aku tahu, kau memperlakukanku sama seperti yang lain. Dan aku merasa, aku tak pantas bersanding denganmu.
Aku selalu bertanya. Bagaimana caranya agar kau melihatku? Bagaimana caranya agar kau menyadari perasaan ini?
Aku menyadari bahwa aku harus berubah.
Bagaimana bisa orang mencintai kita jika kita tidak mencintai diri sendiri? Aku mulai menunjukkan cintaku pada diriku.
Aku yang jarang merawat rambutku mulai merawatnya setiap hari. Aku yang selalu cuek dengan tubuhku mulai merawatnya secara rutin. Aku yang tidak pernah memperhatikan makananku mulai makan dengan pola yang sehat. Aku mulai berbaur dan lebih membuka diri.
Kini aku terlihat lebih baik.
Tapi kau tetap bersikap biasa. Itu belum cukup untuk membuatmu menyadari keberadaanku.
Aku depresi, aku ingin sekali menangis. Namun, air mataku hmpir tidak ingin menampakkan diri. Apakah aku seburuk itu?
Tapi sedikit demi sedikit, aku menyadari. Lebih dari keinginanku untuk diakui, aku ingin kau bahagia.
Bagaimanapun juga, kehidupan monotonku telah kau sinari.
Kini aku telah rajin beribadah pada-NYA. Untuk mendoakan keluargaku dan juga dirimu. Semoga kau dilindungi oleh-NYA. Semoga kau diselimuti kebahagiaan. Aamiin.
Aku mulai belajar memasak, dan berharap suatu hari kai dapat menikmati masakan buatanku.
Aku belajar sungguh-sungguh dalam study-ku. Dan mendapat nilai yang baik. Agar dapat menyusulmu.
Aku menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Itu semua, keinginanku untuk menjadi orang yang dapat berdiri disampingmu. Yang dapat melindungimu. Sudah cukup pantaskah aku menjadi orang seperti itu?
Saat orang lain mulai tertarik padaku, aku tidak mempersilahkan mereka memasuki hatiku. Yang aku inginkan untuk menyadari keberadaanku. Adalah kau.
Tapi, takdir berkata lain. Selama ini perasaanmu tertuju pada orang lain. Orang yang kau cintai bahkan sebelum kau bertemu denganku. Yang mengenalmu lebih lama dari pada aku..
Mengetahui kalian berdua rasanya terlalu menyakitkan. Hatiku terbakar.
Ya allah, sakit.
Melupakanmu, sama seperti menyuruhku untuk membunuh perasaanku sendiri. Kini bangunpun rasanya sangat sulit.
Tapi aku terlanjur trbiasa melakukan kebiasaan baruku. Yang sesungguhnya untuk menggapaimu.
Tapi aku mulai berfikir. Mungkin Allah mempertemukan aku denganmu karena suatu tujuan, agar aku menjadi lebih baik. Karena ada kau, kini aku menjadi orang yang lebih baik lagi. Sehingga aku dapat melalui hidup ini dengan lebih bermakna
Terimakasih.
Karena sempat menjadi cintaku dan motivasiku.
Ini saatnya aku mengikhlaskanmu, selamat tinggal.