Hei! Menurutmu? Teman itu seperti apa? Apakah orang yang selalu menemanimu disaat kau susah? Atau sekumpulan orang bodoh yang selalu menerima kebodohanmu? Atau mungkin... Para anggota geng yang selalu merasakan apa yang kau rasakan?
Hm, Teman...
Sahabat
.
Apa arti dari frase itu?
Naruto © Masashi Kishimoto
I Will Do What I Want © Hanzama
Rating : T
Yangre : Friendship, Romance(?)
Warning : Gaje, Abal, Update tidak menentu, Typo's, Bahasa tidak baku, Etc.
Pairing : Coming Soon
.
.
Summary : Naruto, Sasuke, dan Shikamaru pemuda kaya yang harus dihadapkan dengan sebuah masalah dimana mereka harus tinggal di sebuah rumah tua. jauh dari keluarga, jauh dari semua yang mereka tau. bersekolah di sekolah baru dan terikat dengan peraturan peraturan aneh. mungkin itu bukan sebuah masalah besar, ya bukan masalah besar. tapi ini Masalah SERIUS!
.
.
Chapter 1 : Kau Pikir Siapa Aku?
.
.
.
Ruang Kepsek Konoha Gakuen.
Tsunade memandang tiga orang pemuda yang tengah berada di hadapannya kini. Sesekali wanita berdada besar ini memijit keningnya sendiri.
Ya, mereka adalah murid-murid baru yang akan menjadi anak didik di sekolahnya ini. Namun kenapa Tsunade tidak senang melainkan malah menghembuskan nafas berkali-kali? menggambarkan seakan-akan tiga orang pemuda di hadapannya ini adalah kesialan. Tentu saja bila itu benar, Tsunade akan menyalahkan Jiraya. karena orang itulah yang membawa 'tiga pemuda tampan' ini ke sekolahnya.
"Hhhhh~" lagi lagi Tsunade menghembuskan nafas dalam.
Membuat tiga orang dihadapannya mulai tidak sabar.
Ayolah? Bagaimana mereka bisa sabar? Sudah dari tiga puluh menit yang lalu mereka dipanggil ke ruang kepala sekolah ini, namun sang kepala sekolah mereka ini belum mengutarakan sepatah kata pun. Melainkan masih berkutat dengan kertas-kertas yang berisi profil dari mereka bertiga. Dilihat dari cara Tsunade memperhatikan kertas-kertas itu, sepertinya ia sedikit kurang senang. Setidaknya itu pemikiran dari salah satu dari mereka.
"Shikamaru, Naruto, Sasuke!" ucap Tsunade serentak.
Membuat tiga pemuda yang dipanggil namanya segera memperhatikan. Ah! Akhirnya kepala sekolah mereka mulai berbicara. Entah apa yang akan mulai ia bicarakan. Mungkin sebuah pidato panjanglah yang akan mengawali hari pertama mereka di sekolah baru ini.
Mereka semua mulai memperhatikan dengan serius..
Hampir semua.
"Ehem!" Tsunade berdehem. Tidak ada respon.
"Ehem-ehemm!" berdehem kedua-kalinya. Masih tidak ada respon.
BRAKKK!
Digebraknya meja kerjanya sendiri.
Hancurlah sudah topeng kesabaran Tsunade. Kali ini semuanya menoleh dengan tampang horor. Menatap sang Uchiha Sasuke. Sang Uchiha yang melihat teman-temannya menatapnya mulai merasa aneh. Dengan tampang polos Uchiha bungsu itu mulai melepas headset dari telinganya dan dengan ragu bertanya,
"Kenapa?..." yeah! you did it! Kau berhasil menyulut amarah sang kepala sekolah! You get 1 point Sasuke.
Sementara itu Shikamaru Nara melirik sesekali sang kepala sekolah. Kepala sekolah mereka terlihat sangat menyeramkan. Raut wajahnya sama seperti tampang ibunya. Benar benar tipikal wanita yang merepotkan.
.
"Ehem-ehem.. Dengar kalian bertiga! Aku sudah membaca berkali-kali profil kalian," Tsunade melirik satu persatu dari mereka.
"Kalau saja ini bukan permintaan dari teman lamaku Jiraya, pasti kalian tidak akan aku terima di sekolah ini."ucap Tsunade panjang lebar, menekankan kata 'tidak diterima'.
"Tch.." umpat Sasuke
"Hah? Apa maksudnya itu?" ucap Shikamaru tiba tiba. Jujur ia sedikit tersinggung akan perkataan Tsunade.
Tsunade mengangkat bahu.
"Well~ menurut profil kalian disini, kalian adalah kriteria anak yang bandel! Berkali kali membuat onar di sekolah kalian yang lama. Berkelahi! Sering Bolos sekolah! Bahkan pernah membuat seorang guru memohon-mohon untuk dikeluarkan! Kalian benar-benar kegagalan!" suara Tsunade meninggi.
Hening.
Tiga pemuda yang ada di ruangan itu masih memproses kata-kata yang diucapkan Tsunade di dalam pikiran masing masing.
"Berterimakasihlah padaku karena kalian masih diijinkan untuk bersekolah. Belum tentu sekolah lain yang bahkan standar kompetensinya lebih jelek dari sekolah ini mau menerima kalian."
Urat nadi di kepala Naruto mengeras.
"CIH! Omong kosong! Kami sendirilah yang menentukan kami diterima disini atau tidak! jangan terlalu menyombongkan diri hanya karena kau telah menerima kami tanpa meminta imbalan nenek tua! Kalau perlu aku akan membeli mulut ngawurmu itu!" ucap Naruto.
kali ini ia benar-benar tersinggung. Yang benar saja! Seorang Namikaze Naruto telah diejek sebegitu rendahnya.
Tsunade tersenyum mengejek mendengar ucapan Naruto.
"Hei bocah! Aku menerima kalian disini bukan tanpa syarat! Aku tau orang tua kalian semua adalah orang terpandang dan paling dihormati di konoha! Terutama ayahmu Naruto. Yang merupakan walikota Konoha." senyuman Tsunade berubah menjadi seringai penuh kepuasan.
"Aku sudah menelpon semua orang tua kalian dan mereka setuju atas syarat yang aku berikan."
"Ha-? syarat? apa maksudnya syarat?" tanya Shikamaru.
Ia Sepertinya mulai menyadari keberuntungan tidak memihak pada dia dan teman-temannya. Yang benar saja! Mereka bertiga memang anak-anak kalangan atas. Ayah mereka adalah pemilik perusahaan terbesar di seluruh Jepang. Bahkan orang tua Naruto adalah walikota yang paling disegani di konoha. Dan ancaman Naruto tadi bukan merupakan gertakan sambel belaka. Bisa saja Naruto membongkar semua uang miliknya untuk membuat kepala sekolah Tsunade gemetaran setengah mati. Mengingat uang saku sehari-hari Naruto melebihi batas normal uang saku anak SMA. Terpaksa Naruto menyimpan sebagian dari uangnya yang tidak bisa ia belanjakan dalam sehari tersebut. Kalau Naruto memulai kebiasaannya ini lebih dari 5 tahun yang lalu. Berarti setidaknya ia sudah bisa membeli sebuah apartemen tingkat sepuluh di pusat Tokyo.
"A-Apa maksudmu syarat?" Naruto mengulangi pertanyaan Shikamaru tadi.
Jujur ia juga sedikit kaget mendengar bantahan Tsunade. Kalau ayahnya sudah menerima 'syarat' yang diberikan Tsunade, ia hanya bisa berdo'a semoga syaratnya tidak aneh aneh. Karena ayahnya itu tipikal laki-laki keras kepala. Sekali membuat keputusan, itulah yang akan ia terapkan. Kalau ada orang yang protes, pasti ayanya langsung ngotot di pendiriannya. Minato hanya bisa mengalah apabila hanya istrinya Kushina yang berbicara. Bukan karena memang tergerak akan kata-kata kushina, melainkan takut dipukuli oleh istrinya yang menyandang gelar habanero merah yang menakutkan.
Omong-ngomong soal Kushina. Ah! Kesialan Naruto akan komplit apabila ibunya juga setuju dengan syarat yang diberikan Tsunade. Ibunya sama keras kepalanya dengan ayahnya. Pasangan yang serasi.
Kali ini Sasuke mulai berpikir setelah sekian lama mendengarkan ucapan Tsunade.
Apabilla orangtua mereka bertiga telah dikabari oleh Tsunade. Apa yang akan orang tua Sasuke katakan?.. Tunggu dulu, ayahnya kan sedang ke luar kota! Dan hanya ibunya dan kakaknya Itachi yang ada di rumah. Bila ibunya yang berbicara dengan Tsunade. Pasti setelah itu, ibunya akan menelpon bibi Kushina! Shit!
Sasuke mulai menatap Naruto dengan tatapan Horor.
'Terkutuklah ibumu Naruto.' Umpat sasuke dalam hati.
Sasuke bisa dengan jelas membayangkan apabila Ibunya sudah mulai berbincang bincang dengan Bibi Kushina. Pendapat ibunya pasti sama dengan pendapat ibu Naruto. Sasuke mungkin juga harus berdo'a agar syarat kepala sekolah Tsunade tidak diterima oleh Bibi kushina.
Tsunade mulai tersenyum. Lalu kemudian ia mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya ke atas. Mengisyaratkan bahwa angka dua-lah yang ia tunjukkan. Dengan bangga ia berkata "Dua bulan."
"..."
"..."
"..."
Hah?
Apa maksudnya? dua bulan? Jangan jangan kita akan di jadikan tukang kebun selama dua bulan? Atau menjadi pembersih kamar mandi selama dua bulan? Yang benar saja! umpat Sasuke dalam hati.
Perlu beberapa detik sebelum Tsunade melanjutkan kata-katanya.
"Jadilah anak baik selama dua bulan."
Cengo.
Tiga orang sahabat yang menjadi saksi atas syarat Tsunade di ruangan itu hanya bisa cengo. Ketiganya masih memproses kata-kata sang kepala sekolah yang sedang tersenyum kemenangan melihat tingkah laku murid-murid barunya. Apa maksudnya? Memang kita bukan orang baik ya? Ah! Kalau seperti ini sih! Mudah saja! Seru Naruto di dalam hati lega setengah mati.
"H-Hah? Hanya begitu saja?" tanya Shikamaru pelan. Ia masih meragukan sang kepala sekolah. Ia merasa raut wajah sekolahnya menggambarkan sebuah kaliamat yang berisi. 'jangan menganggap enteng Hukuman anak muda'
Naruto malah sudah balik tersenyum setelah tadi sempat tersulut amarah.
"Mwahaha.. itu sih mudahhh~ cuma dua bulan jadi anak baik? MWAHAHAHA! Akan ku lakukan hukumanmu dua tahun!"
"Apa kau yakin dengan hukumanmu?" tanya Sasuke yang menatap Tsunade antara heran dan bingung.
"Tentu saja! Hukuman kalian akan dimulai hari ini tepat pukul sembilan." semua melirik jam yang ada di sudut ruangan.
Jam 08.55. lima menit lagi.
.
"Dan sebagai ucapan selamat datangku di sekolah baru. Aku ijinkan kalian pulang lebih awal. Pulanglah! Temui orang-tua kalian." lanjut Tsunade sembari tersenyum penuh arti.
Ketiga sahabat itu terdiam.
"Oh, dan nanti akan ada pemberitahuan dari guru wali kelas kalian, Namanya Kakashi."
Mereka malah berpandangan satu sama lain, sebelum mereka bergegas meninggalkan ruangan kepala sekolah dengan sedikit rasa aneh.
.
~I WILL DO WHAT I WANT~
.
Di luar, mereka bertiga berjalan meyusuri kroidor sekolahan yang sepi. Semua murid sudah memulai kegiatan belajar sejak 1 jam yang lalu. Entah apa yang dipikirkan kepala sekolah mereka, bukannya disuruh langsung mengikuti pelajaran di hari pertama. Melainkan mereka malah disuruh pulang.
"Hei!" sebuah suara membangunkan Shikamaru dari lamunannya.
"Kau kenapa?" tanya Sasuke memastikan.
"Ah.. iie.. err.. hei! Apa kalian tidak merasa aneh? Naruto, Sasuke?"
"Aneh bagaimana?" tanya Sasuke heran.
"Ah! Maksudku, Tsunade-sama-"
"Alah! Biarkanlah Shikamaru. wanita itu kan memang aneh! Jangan terlalu dipikirkan perkataan kepala sekolah tadi." ucap Naruto memotong kata-kata Shikamaru.
"Lagi pula, tenang saja. Kita sendiri lah yang mengontrol hidup kita! Kita tidak perlu menuruti aturan-aturan dari nenek tua itu!"
Kali ini Sasuke tersenyum. Benar! Jarang-jarang ia setuju dengan Naruto. Apa yang mesti dikhawatirkan. Mana ada yang berani melawan mereka bertiga! Di sekolah mereka yang dulu, mereka masih bisa mendapat nilai nilai sempurna di setiap mata pelajaran. Bahkan saat mereka sering membolos sekolah pun. Melanggar peraturan itu tidak sulit bagi mereka bertiga.
"Hn. Jalani saja seperti biasa." ucap Sasuke.
Naruto mengangguk.
"Benar! Tak usak khawatir! Mari kita tunjukkan kepada si nenek tua dan si Ero-sennin bahwa bukan mereka yang mengatur hidup kita!" sambung Naruto. Lalu ia merangkul kedua sahabatnya sehingga hampir terjatuh.
Ah Naruto ada benarnya sih. Perkataan Naruto membangkitkan syaraf memori Shikamaru dengan sebuah ingatan.
Jiraya, kepala sekolah di sekolah mereka yang lama lah yang membawa mereka ke sini. Kepala Sekolah Uzushio Gakuen.
Shikamaru masih ingat betul apa yang dikatakan jiraya waktu itu.
..
Flashback
"Dengar kalian bertiga! Aku sudah memutuskan, pihak sekolah sudah tidak bisa menangani kalian lagi. Kenakalan kalian disini sudah tidak bisa ditolerir. Bahkan laporan dari ketua OSIS membuktikan, Mereka bilang kalian sering memanfaatkan anak anak yang kastanya lebih rendah dari kalian untuk kepentingan kalian sendiri.." ucap Jiraya panjang lebar "..Meskipun kalian anak-anak Dari para pejabat, Tapi peraturan tetaplah peraturan."
"Heh? ayolah Ero-sennin, kami tidak pernah memanfaatkan siapapun." balas Naruto dengan nada mengejek.
"ERO SENNIN DENGKULMU!" ucap Jiraya tidak terima.
"..."
"Hahh~~ Trus? apa yang akan kau lakukan? Memindahkan kami ke sekolah yang lebih ketat dari sini? Yang benar saja."Shikamaru malah menantang Jiraya.
Namun Jiraya malah tersenyum kelewat senang.
"Kau membaca pikiranku heh?" Jawab Jiraya kepada pernyataan Shikamaru.
"..."
Mereka bertiga diam.
"Bila aku tidak bisa memberi 1 hukuman saja kepada kalian. Mungkin teman-ku bisa memberi 10 hukuman kepada kalian." ucap Jiraya disertai seringaian yang mencurigakan.
..
Flashback End
Dan itu adalah alasan mereka bisa sampai kesini.
.
"Hahh~" Shikamaru menghela nafas dalam. Tch! Merepotkan.
Hal paling merepotkan yang pernah ditimpa Shikamaru.
Shikamaru mulai memikirkan kata-kata Naruto dan Sasuke. Ia segera menepis perasaaan tidak enak yang sempat menghantui pikirannya. Dia lalu menatap bangunan sekolah tua ini dari dalam. Hukuman eh? Yang benar saja!
.
Lama mereka berjalan beriringan menuju tempat parkir yang ada di samping sekolah untuk mengambil mobil Sasuke. Yah Sasuke yang membawa mobil. Tipikal anak kota kan?
Sementara itu, Tsunade menatap tiga pemuda itu dari jendela yang ada di ruangannya. Satu menit kemudian, telepon yang ada di ruang kepala sekolah berbunyi.
"Moshi-moshi? Ah! Kakashi.. bagaimana?"
"Semua berjalan sesuai rencana Tsunade-sama."
"Oh, baguslah."
"Ada lagi Kakashi?"
"Tidak Tsunade-sama, hanya mengabari saja."
"Oh, baiklah."
Klek. Tsunade segera mengembalikan gagang telpon ke tempat semula. Lalu ia kembali mengemati halaman sekolahnya dari jendela. Terlintas di pandangannya sebuah mobil Porsche hitam yang ia kenal betul milik siapa. Milik salah satu dari tiga pemuda tampan yang ia ajak brbincang-bincang sekitar 10 menit yang lalu. Ia meperhatikan mobil itu sampai keluar gerbang sekolahnya.
Dengan senyum ia bergumam.
"Kau tau Jiraya? aku memang tidak pernah menang taruhan. Tapi maaf saja, untuk kali ini akulah yang akan memang. Cause Its my Home, Its my rules."
.
~I WILL DO WHAT I WANT~
.
"Yo! Thanks atas tumpangannya Sasuke."
"Ya."
Shikamaru yang terkantuk-kantuk di kursi belakang sedikit banyak melirik Naruto. saat ia menyadari ada yang aneh dengan rumah Naruto, ia segera berucap.
"Oi.. Naruto.."
"Ada apa Shikama-"
"Ah Itu dia Anaknya!" seru Kushina dari depan pintu rumah.
"Hah?" Naruto segera menoleh. Ia sedikit terkejut. Dilihatnya ada 2 koper besar yang telah bertengger manis di samping ibunya.
Ia segera berlari ke hadapan ibunya. Shikamaru dan Sasuke yang penasaran pun segera turun dari mobil dan ikut menyusul Naruto. Setelah sampai di hadapan Kushina, Sasuke bertanya dengan heran.
"Siapa yang mau pindahan bibi?"
Kushina tersenyum. "Aku senang anakku yang bodoh ini, akhirnya bisa hidup mandiri."
"Aaaaa...?" Naruto masih tidak mengerti. Ia hanya menunggu ibunya melanjutkan kata-katanya. Namun kata yang ia tunggu tidak kunjung datang. Justru yang ia dapatkan adalah tatapan yang mengisyaratkan kalimat 'kau pasti bercanda' dari Shikamaru dan Sasuke.
"Jadi, bagimana dengan tempatnya? Apa kalian sudah benar benar ingin pindah ke rumah Kontrakan?" tanya Kushina lagi. Kali ini Sasuke dan Shikamaru menoleh. Mereka melotot tidak percaya.
Kalian? Maksudnya Aku dan Sasuke juga? Pikir Shikamaru.
Benar benar deh! Otak yang selalu ia banggakan karena cepat menangkap sebuah pembelajaran kali ini sama sekali belum bisa menganalisa apa yang sedang terjadi.
Mereka bertiga benar benar seperti orang bodoh sekarang. Bengong dengan mulut menganga.
Kushina yang menyadari anaknya dan teman-teman anaknya ini ditanya malah bengong, ia segera melanjutkan kalimatnya.
"Err.. apa kalian tida bersiap-siap hm? Sasuke-chan? Shika-chan? Bukannya pria yang bernama Kakashi Itu berkata akan menjeput kalian jam sebelas?"
Hah? Kakashi? Sepertinya ia pernah mendengar nama itu. Shikamaru segera sadar dari lamunanya. Ia menatap jam tangannya lalu Sasuke secara bergantian. Hanya satu kata yang terlintas di Kepala Shikamaru dan Sasuke.
"NOO!" ucap Shikamaru dan Sasuke secara berbarengan.
Lalu mereka segera berlari menuju ke mobil Sasuke. Dan segera melaju meninggalkan Namikaze Mansion untuk pergi ke rumah mereka masing masing. Berharap apa yang mereka pikirkan tidak menjadi kenyataan.
Kushina menatap jalan dimana dua pemuda itu Pergi. Lalu ia menatap Naruto penuh arti.
"TU-TUNGGU Okaa-san. t-tapi i-ini-"
Kushina segera memeluk Naruto. Tentu saja Naruto kaget.
Saat Kushina menatap Naruto intens, Kushina tersenyum. senyum yang sangat indah bagi Naruto.
"Aku senang kau sudah bisa hidup mandiri Naruto-chan."
"Aa-" Naruto ingin membantah perkataan ibunya.
Namun senyuman sehangat mentari itu memaksa Naruto untuk menutup mulutnya kembali..
.
~I WILL DO WHAT I WANT~
.
Laju roda yang menggesek aspal jalanan menghasilkan bunyi yang unik bagi yang mendengarkannya. Namun siapa pula yang mau mendengarkan laju sebuah roda apabila semua penumpang yang menghuni mobil sedang sibuk dengan pikiran masing masing. Mereka tidak lain dan tidak bukan adalah Naruto, Shikamaru, Sasuke. Dan, ditambah seseorang supir yang berbeda dari mereka yang sedang kalut, Ia sangat santai.
Tidak! Dia bukan supir pribadi mereka bertiga. Dia adalah Kakashi, wali Kelas mereka bertiga.
Mereka bertiga masih heran. Kalau dipikir pikir, Kenapa juga mereka Mengikuti Perkataan Kakashi dan segera masuk mobil? Aneh!
Hening.
Hanya itu yang dapat dirasakan di dalam mobil yang dihuni oleh 4 Laki-laki tersebut.
Sampai Naruto Mulai bergumam.
"Ne.. Kakashi...?"
"Hm..?" Yang ditanya menjawab tanpa menoleh. Sasuke dan Shikamaru pun ikut memperhatikan.
"Jadi ini yang dimaksud menjadi anak baik?" Tanya Naruto. Masih dengan muka cemberut.
Kakashi tertawa.
Ah. Kalau dipikir pikir Hukuman mereka bertiga itu tidak terlalu sulit. Hanya untuk menjadi anak baik selama 2 bulan kan? Dan dipindahkan ke sebuah rumah sewaan yang dimaksudkan agar mereka bisa hidup mandiri. Itu biasa. Namun apaila melihat raut raut wajah dari mereka bertiga, seolah-olah mereka itu akan diasingkan selama 10 tahun.
"Aku yakin Tsunade–sama memiliki maksud yang baik dibalik hukuman kalian." Ujar Kakashi menjawab pertanyaan Naruto.
"Yang benar saja! Maksud baik dengan memperngaruhi orang tua Kami untuk menyita semua aset aset kami?" Ucap Naruto sebal.
"Dan tidak boleh kembai ke mansion selama 2 bulan," Tambah Shikamaru.
"Memblokir semua rekening," Sasuke ikut menambahi.
"Dan dilarang berkomunikasi dengan Keluarga!" Tambah Shikamaru lagi. Naruto mengangguk.
"..." Kakashi hanya mendengarkan.
"Ayolah Kakashi! Kami ini bukan peserta Big Brother!" ucap Naruto Dramatis "Melihat sifat si nenek tua itu, aku yakin masih ada lagi hukuman yang akan kami terima." Damn!
Kakashi sweatdroped.
Sepertinya murid muridnya ini sudah berprasangka buruk saja.
Sedikit berpikir, Kakashi lalu menjawab celotehan mereka.
"Begini saja, Anggap saja ini sebuah taruhan.." Ucap Kakashi. Ketiganya kini tidak menatap Kakashi, namun mereka mendengarkan.
"Tsunade-sama pasti tidak keberatan bila aku menambahi peraturan-nya. Sekedar untuk memotivasi kalian." ketiganya menoleh.
"Maksudmu?" Tanya Naruto
"Yahh, aku dengar kalian di sekolah yang dulu selalu mendapat nilai yang bagus, benar?" Tanya Kakashi setelah mereka melewati sebuah persimpangan jalan.
"Hn!" Naruto mendengus.
"Namun itu berkat para guru yang mungkin takut dengan Ayah kalian merupakan orang orang penting yang mengelola sekolah kalian yang dulu." kata kata Kakashi berhenti sejenak untuk melihat raut wajah ketiga peserta didik nya yang baru.
"Namun tidak untuk sekolah kalian yang baru. Para kolega-ku merupakan orang orang yang tegas. Mereka tidak segan segan memberi nilai Nol apabila anak didiknya dirasa memang kurang mampu."
Ketiganya masih diam. Mereka sibuk Dengan Kegiatan masing masing. Namun mereka juga masih mendengarkan Kakashi yang berbicara.
"Dan mungkin setelah Tsunade-sama menceritakan reputasi kalian di sekolah yang dulu kepada jajaran para guru. Mungkin sulit bagi kalian untuk mendapat nilai yang bagus seperti dulu."
Hah?
"Maksudumu para guru akan menjadi musuh kami juga?" Tanya Shikamaru ia mulai curiga. Hahh. Hanya pindah sekolah. tapi belum slesai satu hari, ini menjadi merepotkan dan semakin merepotkan.
"Bukan seperti itu. Maksudku, Untuk kali ini mungkin kalian harus mendapatkan nilai dari kerja keras kalian sendiri." Ucap Kakashi menjelaskan.
"Tch, itu bukan hal yang sulit." timpal Sasuke
"Ya aku yakin kalian adalah murid murid yang pandai. Terutama Shikamaru. Aku dengar IQ mu mencapai 200?"
"Hn." respawn Shikamaru.
"Namun beberapa guru mungkin tidak memandang kalian dari segi kepintaran. Melainkan perilaku. Dengan kata lain, bila nilai kalian bagus, belum tentu nilai kalian tuntas."
"Jadi? Nilai 100 bisa jadi sia sia saja?" Tanya Sasuke.
"Benar."
"Lalu apa inti pejelasanmu tadi?" Tanya Naruto.
"Begini.. Sekitar 6 Minggu lagi akan ada Ulangan Tengah Semester. Dan tadi Aku bicara soal taruhan kan?"
Ketiganya mengangguk.
"Jalani saja hukuman yang diminta Tsunade-sama. Bila kalian bisa menjalaninya tanpa Ada kekacauan. Akan aku pastikan raport UTS kalian bebas dari warna merah." Ucap Kakashi
"He? Bener nih Kakashi?" Ucap Naruto girang. Terang aja. Dari mereka bertiga kan Naruto yang paling bebel klo soal pelajaran.
"Tch!Dasar Usuratonkachi!" timpal Sasuke
"Oi, Siapa yang kau maksud Sasuke Teme!?"
"Jelas saja kau yang paling girang. Kau dari dulu kan emang Baka!"
"Oi! Siapa yang kau panggil baka! baka!"
"Baka! Naruto Baka."
"Kau yang baka! Sasuke baka!"
"Baka!"
"Baka! Baka! Baka! Baka! Uchiha sasuke Baka!"
Dan perdebatan itu berlanjut. Shikamaru menggeleng. Kakashi tertawa.
.
'Sulit dipercaya, bila ketiga murid ini adalah anak yang bandel' Batin Kakashi
.
~I WILL DO WHAT I WANT~
.
Setelah duapuluh menit perjalanan menggunakan mobil milik kakashi, akhirnya mereka sampai ke rumah baru mereka.
"Nah! Ini dia rumah baru kailan." Ucap kakashi sembari membukakan pintu mobil.
"..Err..apa tidak salah Kakashi..?" tanya Naruto ragu ragu
Sasuke memandang ke sebuah rumah sederhana yang terlihat lusuh, halaman rumah yang tidak terawat, rumput halaman yang meninggi, cat tembok yang menglupas, dan dedaunan yang berserakan dimana-mana. Menambah kesan horor untuk rumah yang akan mereka tempati.
"Tidak.. inilah home sweet home kalian yang baru." jawab Kakashi. Lalu ia membantu mengeluarkan barang barang mereka dari bagasi.
".. apa ini benar benar tidak salah..?" Shikamaru menimpali ".. Maksudku, bagaimana kami bisa bertahan bahkan sehari..?"
"Kau benar Shikamaru.. rumah ini seperti rumah John yang ada di video game Land Of The Dead, bagaimana apabila saat kami tidur ada zombie yang akan memakan kami hidup hidup?" tanya Naruto ke Kakashi.
"Cih! Kalau begitu kenapa kau tidak mulai bersih bersih supaya tidak ada zombie yang akan menggigit kakimu nanti malam dobe.." jawab Sasuke tiba tiba.
"Aku tidak tanya pendapatmu teme, satu satunya kemungkinan yang akan mengigitku adalah kau Mister vampire" ledek Naruto. Ledekan itu menyulut sedikit amarah Sasuke.
"Ahahaha.. kau tau Naruto? Walaupun Rumah John diserang zombie sekalipun ia masih tetap bisa hidup hanya dengan menggunakan satu buah kapak.. itu karena ia tetap punya keinginan mempertahankan yang dimilikinya.." jawab Kakashi "..sebaiknya kalian juga punya tekad seperti itu."
Kini Naruto yang melongo. Dia tidak menyangka Hatake Kakashi, Seorang guru yang baru ditemuinya 2 jam yang lalu sepertinya juga pernah bermain Game kesukaannya.. "A-hahaha.. kau benar kakashi, setidaknya aku harap ada obat penambah nyawa apabila aku akan sekarat dirumah ini." canda Naruto.
"Semoga itu benar benar terjadi." timpal Sasuke.
".. hah? Apa maksudmu Sasuke?" tanya Naruto tersinggung.
"Tidak ada."
"Teme! Kau meledekku lagi hah?"
"Tidak."
"Akui saja temee."
"Hn."
"Tuhh~kann~.. kau jahat Sasu-chan~" jawab Naruto manja.
"Hentikan Naruto. itu menggelikan.."
Kali ini Shikamaru ikut tertawa. Senang rasanya melihat mereka seperti ini. Melihat teman teman sejak kecilnya bercanda gurau membuatnya tidak bisa berhenti tertawa.
Ya benar! Teman teman yang sangat berharga.
.
.
"~Ooii~~Kakashi-sensei~~" suara yang datang dari kejauhan mengagetkan mereka berempat. Sosok seorang gadis lah yang dilihat mereka berempat. Sedang belari mendekat. Ia meggenakan seragam Konoha Gakuen, sepertinya perempuan ini satu sekolah dengan mereka bertiga. Satu hal yang mengganjal di benak Sasuke, gadis ini berembut pink. Gadis aneh.
"..Hah.. .. apah..?.. yang.. kau lakukan disini sensei..?" tanya gadis itu sambil tersengal sengal.
"Oh Sakura, maaf tadi aku tidak masuk kelas.. aku ada misi langsung dari kepala sekolah." ucap Kakashi sambil menekankan kata Misi.
"Err.. tidak apa apa.. tadi Tsunade-sama ke kelas kami kok.. beliau bilang kau harus pergi mengantar 3 kambing merumput katanya." jawab Sakura mencoba mengingat apa yang dikatakan kepala sekolahnya.
"Cih.." umpat Sasuke sebelum bersiap pergi dari tempat itu.
"Hei! Apa maksudnya mengantarkan kambing hah?" tanya Naruto
"Tch, dasar Merepotkan."
.
"Eh.. dan kalian adalah-?" tanya Sakura menggantungkan kalimatnya. Menunggu tiga pemuda tadi memperkenalkan diri.
"Oh-Sakura.. perkenalkan mereka adalah.. Naruto, Shikamaru, dan Sas-eh? Oi Sasuke mau kemana kau..?" Tanya Kakashi setelah melihat Sasuke main neylonong pergi ke Dalam rumah.
"Hn.. Tidur siang."
"Hahhhh.. dasar." umpat Kakashi.
Sementara kedua pemuda yang masih disana tengah asik mengamati sang gadis. Menunggu gadis ini memperkenalkan diri.
"Namaku Haruno Sakura. Salam kenal." Ucapnya ceria sembari mengulurkan tangan kepada Naruto dan Shikamaru.
"..Namikaze Naruto-desu.." jawab Naruto dengan senyum lima jari-nya.
"..Hn Nara Shikamaru.."
"Begini Sakura.. aku diberi tugas untuk Mengawal Tiga pangeran ini... Dan mereka bukan kambing.. O dan juga.. mereka akan menjadi teman sekelasmu mulai dari sekarang." jawab Kakashi menjelaskan.
..
Sakura terdiam sejenak sebelum kembali berucap.
"...Ohh.. begitu ya?.. nee.. jadi kalian yang tengah dibicarakan oleh Ino tadi pagi ya..?" tanya Sakura kepada dirinya sendiri.
"Hah..?" Shikamaru menimpali, menandakan kalau ia tidak mengerti.
Melihat muka mereka berdua yang kebingungan. Sakura segera melanjutkan "Oh maksudku.. kami sudah tau tentang kalian.. kalian banyak dibicarakan sama anak anak di sekolah lho."
"Ahaha.." Kakashi tertawa "Sepertinya cobaan kalian sudah dimulai."
"Err... aku masih tidak mengerti sama sekali." jawab Naruto.
"Hahaha.. Kalian akan tau besok." Lanjut kakashi.
.
"Ne kalau begitu sudah dulu yaa," ucap Sakura berpamitan "Kalau ada sesuatu, datang saja ke rumahku. dari gang itu belok kiri. rumah yang bercat merah muda." ucap Sakura sebelum berlari meninggalkan mereka bertiga. "Jaa~Neee~"
Dari ketiga orang yang ada di sana hanya Naruto dan Kakashi yang melambaikan tangan. Sementara Shikamaru sudah menyusul Sasuke memasuki rumah baru mereka.
Detik berikutnya mereka segera masuk ke dalam rumah baru mereka.
.
.
Di dalam rumah, terlihat Sasuke tengah asyik bersantai di sofa, ia tiduran dengan santainya. Naruto yang merasa terganggu dengan sahabatnya yang bersantai santai itu mulai mendeklarasikan perangnya
"Che! Dasar pemalas, Seharusnya kau bersih bersih dulu Uchiha!" umpat Naruto. Namun Sasuke tidak bergeming "Oi! Kau dengar tidak sih? Seharusnya ka-"
"Tch! Berisik dobe! Kau menganggu tidurku saja!" Balas Sasuke yang mulai merasa terganggu "kalau tidak aja kerjaan sebaiknya kau mulai beres-beres!"
"Ha? itu seharusnya kan ucapanku! Lagipula siapa yang menyuruhmu menjadikan tas ku sebagai bantal HAH?" balas Naruto galak.
"Tsk! pinjam sebentar Dobe. Kau boleh pinjam punyaku juga!"
"Huhhhh~~~" Naruto menghela nafas. Mungkin ia sebaiknya mengalah kali ini. Debat di rumah baru bukan hal yang baik.
Sementara itu Shikamaru mulai berjalan jalan menjelajahi rumah baru-nya. Sekarang ia sudah sampai di dapur. Dapur itu tidak terlalu lebar, tapi cukup rapi. Terdapat sebuah meja di tengah tengah beserta empat beberapa kursi yang ditata berhadapan. Di sudut ruangan terdapat lemari es yang mungil. Namun, saat ia membuka lemari es tersebut. Ia mengernyitkan dahi.
.
.
.
"Baiklah teman teman. Sepertinya sampai di sini saja tugasku!" Seru kakashi setelah selesai menggotong semua barang bawaan yang tersisa dari bagasi mobil nya. lalu ia menyerahkan sebuah amplop beserta sebuah tas kecil kepada Naruto.
"...dan Ini adalah titipan dari kepala sekolah."
"Apa ini?" Tanya Naruto sembari berniat membuka surat dari Tsunade. Namun Kakashi menghentikannya.
"Sebaiknya jangan kau buka sekarang Naruto." jawab Kakashi santai sembari tersenyum. Sementara Sasuke masih tidur.
"Baiklah kalau begitu! aku pamit dulu! sampai jumpa di sekolah besok! jaa nee~" Pamit Kakashi sebelum menuju ke pintu depan.
Dan Kakashi pun pulang.
Di saat yang berbarengan. Shikamaru kembali dari dapur.
"Oy teman teman!" ucap Shikamaru, Naruto menoleh dari sumber suara.
"Ada apa Shika?" Tanya Naruto heran.
"Sepertinya persediaan makanan kita hanya bisa bertahan dua minggu." lanjut Shikamaru.
Naruto Cengo.
Dia lalu menoleh ke amplop yang dia pegang,
Naruto membuka amplop dari Tsunade. Shikamaru mendekati Naruto.
"Itu apa Naruto?" Tanya Shikamaru.
"Kakashi bilang dari Tsunade.." Jawab Naruto
Sreek.
Sebuah Surat. Shikamaru dan Naruto pun membaca surat itu dengan perlahan bait perbait.
Tertulis sesuatu disana.
mereka berdua pun berpandangan. lalu mereka menoleh ke orang yang sedang tidur di sofa dibelakang mereka.
.
"OY SASUKE BANGUN!" teriak Naruto. Ia menghampiri Sasuke yang sedang tidur. sedangkan Sasuke yang masih terlelap tidak bergeming "Nggh...zzz."
Shikamaru pun mencoba membangunkan dengan mendudukkan Sasuke di sofa.
"Ngh? Ada apha sih..?.." Sasuke terbangun dari tidurnya, namun masih memjamkan mata.
"Sasuke LIHAT! KAU Harus membacanya!" Seru Naruto di samping Sasuke. Sembari ia menyodorkan sebuah surat.
"Nggh? apa ini?" Tanya Sasuke heran. ia malah kembali berbaring di sofa sembari mencoba membaca surat tsb.
Dan resopn Sasuke adalah. . .
"APAA?!"
DUAKH!
.
Sasuke tiba tiba kembali duduk, Namun dahi nya malah terbentur kepala Naruto dengan keras. Kepala mereka berbenturan, suara yang keras menandakan benturan itu sakit sekali.
"ADAWW KAU GILA HAH UCHIHA!"
Shikamaru yang kaget karena teriakan Sasuke terjungkal kebelakang dan menabrak tembok. Namun tidak sekeras benturan Sasuke dan Naruto.
"Addaw.. Oi, Kau mau aku jantungan HAH?!" Ucap Shikamaru sewot.
sedangkan Sasuke, ia kembali membaca surat itu. Memastikan ia tidak salah lihat. Sembari memegang kepalanya yang nyut-nyutan ia memastikan.
.
.
.
Dari : Tsunade Senju
kepada : 3 anak didiknya yang baru
Subject : Selamat Datang..!
Baiklah Kalian! Aku akan memulai sambutan untuk kalian kalian dengan sebuah peraturan penting,
Hukuman kalian seharusnya dilaksanakan 2 bulan kan? Aku tau kalian cepat atau lambat akan menyukai rumah baru itu. Dan untuk memotivasi kalian di lingkungan baru, dengan menggunakan wewenangku sebagai kepala sekolah kalian , aku menyatakan :
Barang Siapa yang melanggar perjanjian, Maka hukuman kalian akan ditambah 1 minggu.
anggap saja begini,
contoh : perjanjian :
No 9. dilarang berkelahi
exp : kalau kalian berkelahi 1x, maka akan aku tambah 1 minggu hukuman kalian. kalau kalian berkelahi 4x. maka akan aku tambah hukuman menjadi 1 bulan.
.
Sasuke lega, karena matanya memang tidak rabun. Eh? Tapi tidak Seharusnya ia lega! ia menatap lembar kertas yang ia pegang dengan tatapan horor. 'y-yang benar saja?!'
Sasuke tiba tiba berdiri, ia berniat menyobek kertas itu. Tetapi keinginannya gagal karena ia malah memegangi kepalanya yang sakit tadi. Dan. .
BRUKH!
Ia jatuh pingsan.
.
"Oy, Sasuke! Kau kenapa Sasuke?!" Teriak Shikamaru yang melihat sahabatnya tiba tiba pingsan.
.
.
.
Dibalik surat yang dibaca Sasuke, terdapat tulisan yang lain.
dan berikut peraturan yang harus kalian pahami betul :
1, Dilarang telat berangkat Sekolah.
2, Dilarang membolos.
3, Kalian harus memakai kacamata di area sekolah (ada di tas yang aku berikan).
4, Tidak boleh membantah guru.
5, Tidak boleh Berpacaran.
6, Tidak boleh berkata Kotor.
7, Tidak boleh naik taksi saat berangkat sekolah.
8, Tidak boleh mendapat nilai di bawah 2.0 saat ulangan.
9, Dilarang berkelahi.
10, Keputusan Kepala Sekolah Adalah MUTLAK.
.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
TBC
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Author Note(s) : Hola.. Nama saya Hanzama, dan ini adalah fanfic pertama saya. Hanzama disini akan menceritakan sebuah kisah, dari kehidupan tiga orang pemuda. Fanfic ini adalah fanfic Friendship.
.
But well, Hope you enjoy the fic!
Next chap, Right away!
v
v
v