Keadaan sudah larut saat Sehun dengan membawa gitar dipunggungnyaberjalan menjauhi café tempatnya bertemu dengan suami ibunya –Guru Han si Vampire.

Dia melamun dalam jalannya.

Memikirkan tentang ucapan Guru Han di café tadi saat Sehun memperhatikan Luhan bernyanyi dengan pianonya.

Meskipun kau kesepian, Jangan menunjukannya

Menerimanya dan hiduplah seperti mereka

Jangan merasa takut

Bertahanlah walau airmata akan jatuh

"Jika anak seperti dia adalah vokalis band kita" Ujar Guru Han ikut memperhatikan Luhan

Sekarang berhentilah menjadi yang pertama mendapakan luka

"Lakukan lah.."Ucap Sehun enteng Guru Han menunjukan ekspresi terkejutnya.

"Huh?"

"Dia adalah anak sekolah kita–"Sehun masih memperhatikan Luhan

Sekarang kau adalah orang yang paling terluka

Akankah? Kau berhenti?

Jangan berusaha keras sendiri

"–dia anak pindahan dikelas kita" Lanjut Sehun berbalik menghadap Guru Han yang sejak tadi berdiri dibelakangnya.

Jangan memaksa dirimu sendiri

Sehun menghela nafasnya sebelum meneruskan jalannya.


Orange Marmalade

Chapter 3

(Out of Control )

Cash :

Baek Luhan

Oh Sehun

Support Cash :

Han Taeyong

Bae Irene


Sebuah billboard berukuran besar sedang menayangkan sebuah berita mengenal vampire yang beberapa hari lalu –(Chapter 1)–melakukan wawancara.

Pertama kalinya dalam sejarah stasiun TV kita.

Kita dapat mewawancarai seorang vampire yang hidup di lingkungan kita.

.

.

Disebuah ruangan berdiri seorang namja sedang membawa secangkir darah ditangan kanannya.

Dia juga sedang mendengarkan berita itu.

Kita dapat mendengarkan sebuah cerita yang sangat mengejutkan.

Sambil meminum darah namja itu memandang keramaian kota seoul melalui jendela kaca di apartemennya.

.

.

Pemirsa silahkan saksikan wawancara ini hingga selsai.

Chanyeol sedang membersihkan rumahnya menggunakan vacuum cleaner– sembari melihat berita yang sedang ditayangkan di televisi.

Dia hidup di lingkungan sekitar kita, tapi identitasnya tidak benar-benar terungkap.

Chanyeol menghentikan aktivitasnya sejenak untuk menyimak berita, dia beranjak mencari tempat duduk.

Ini adalah wawancara dengan seorang vampire yang akan terungkap untuk pertama kalinya.

.

.

Sebuah panggilan masuk tertulis VCS dilayar ponsel namja dengan sebuah cangkir berisi darah ditangannya.

Dia mengambil ponselnya sebelum menerima panggilan itu.

"Apakah ini Han Taeyong"

"Han Taeyong…itukah nama baruku kali ini?" tanya namja itu dengan senyum miringnya.

"Itu benar" Jawab seorang diseberang.

Taeyong berjalan menuju sofa didekatnya.

"Media iklan vampire, wawancara dan semua aktifitas yang mungkin dapat merusak masyarakat diatur oleh kami, hukuman bagi aktifitas dibawah umur sudah ditetapkan. Tapi, jaga-jaga dokumen untuk nama dan identitas telah ditetapkan...–"

"Aku tidak akan pergi kesekolah lagi" potong namja yang kini bernama Han Taeyong dengan nada sedikit tinggi.

"VCS memberitahukan bahwa sekarang namamu Han Taeyong dan seorang murid pindahan"Tegas seorang agen VCS

"Aku sudah bersekolah" jawab Taeyong mulai kesal.

"Sampai perintah VCS dijalankan, *SPA kau akan dihentikan"

(*Sun Protection Ample)

"Bagaimana hal itu bisa terjadi" teriak Taeyong marah

"Kami berharap partisipasimu Han Taeyong-ssi"

Taeyong mematikan panggilannya.

Cangkir berisi darah yang sama sekali tidak bersalah harus menjadi tempat curahan kemarahan Taeyong, dia membanting cangkir itu diatas meja hingga darahnya mencuat kemana-mana.

Vampire muda satu ini memang sangat mudah tersulut emosi.

.

.

Chanyeol memperhatikan seksama berita yang ditayangkan ditelevisi tanpa cela.

"Jika suatu hari tetanggamu adalah seorang vampire dan kau mengetahui itu. Apa yang kau lakukan?" tanya vampire itu menahan kesalnya.

"Setiap kali itu terjadi vampire harus pergi menjauh.. Lihatlah kita" ucap vampire –yang identitasnya disamarkan itu– menggores tangannya dengan pisau lipat yang dibawahnya.

"Apa kalian melihat ini?" Tanya vampire itu menunjukan tangannya.

"Ini berita buruk" monolog Chanyeol sedikit frustasi dengan berita yang ditayangkan ditelevisi itu.

"Vampire lebih kuat dari manusia, kami menyerah dengan kekuatan kami…" ujar vampire itu menunjukan tangannya yang kini kembali seperti semula.

Ting tong ting..

Terdengar bel berbunyi.

Chanyeol beranjak menuju pintu depan meninggalkan berita buruk yang seperti katanya.

Seorang kurir memberinya sebuah kotak, Chanyeol menerimanya dengan sedikit membungkuk sopan.

Chanyeol menutup pintu setelah kurir itu pergi kemudian dia beranjak ke ruangan yang tadi ditinggalkannya.

Terdapat 4 buah SPA dengan nama berbeda saat Chanyeol membuka paket kotak yang tadi diterimanya.

Chanyeol memeriksa satu per satu SPA dan membukanya disana tertulis nama Baek Luhan setelah itu dia membuka sekali lagi dengan nama Byun Baekhyun.


Sehun sedang duduk disebuah meja di perpustakaan dengan sebuah buku dihadapannya yang sedang dibacanya.

Tiba-tiba Sehun dikejutkan oleh suara petikan gitar dan diiringi suara lembut Luhan yang bernyanyi dibalik tirai jendela dekat mejanya.

Sehun beranjak mendekat kearah dimana Luhan berada.

Dapat dilihatnya Luhan tersenyum sangat cantik padanya menggunakan seragam sekolah.

Untuk pertama kalinya Sehun melihat senyum indah itu dibibir Luhan.

.

Sehun berdiri tanpa atasan disana sepasang tangan menelusuri punggung putih nan gagahnya.

Sehun berdiri membelakangi Luhan si pemilik tangan itu.

.

Sehun dibuat terkejut dengan perubahan Luhan yang duduk dibalik tirai jendela.

Disana Luhan memakai baju super ketat dengan rambut digulung keatas dan membiarkan beberapa anak rambutnya jatuh memperindah leher jenjang nan mulusnya.

Kesan sexy kental dalam diri Luhan saat menggunakan baju itu.

Sehun mulai gugup bahkan sampai salah tingkah saat Luhan berjalan bak model internasional yang sedang melakukan fasionshow kearah dimana dia berdiri namun Sehun mengambil langkah mundur dengan nafas yang mulai sesak.

Perlahan Luhan mendorong Sehun jatuh terduduk ditempatnya membaca buku tadiyang nafasnya mulai membesar matanya berkedip-kedip tak tentu.

Luhan bergerak lebih agresif, dia duduk diatas pangkuan Sehun yang mencoba mengatur nafasnya dia benar-benar gugup melihat tingkah Luhan.

Perlahan Sehun menyadari bahwa tatapan Luhan jatuh pada bibir mungil pink-nya dan dia menyadari Luhan bergerak maju untuk mengapai bibirnya tapi Luhan mengubah haluannya keleher Sehun.

.

Mata ungu muda Luhan menatap tajam leher Sehun.

Luhan masih berdiri dibelakang Sehun yang sedang topless tangan mungil berkuku tajam itu berhenti diatas bahu kokoh Sehun.

Perlahan bibirnya terbuka menampilkan sepasang gigi taring tajam yang siap menancap di leher mulus Sehun.

Sehun tetap tidak bergeming.

Luhan hampir saja berhasil menancapkan gigi taringnya di leher Sehun kalau saja

.

.

Mata Luhan dan Sehun terbuka secara bersamaan ditempat yang berbeda.

Mata ungu muda Luhan menyala tiba-tiba.

Ternyata itu hanya mimpi.

Luhan maupun Sehun menarik nafas dalam sebelum menghembuskannya lewat hidungnya perlahan.

Luhan beranjak duduk diterkejut dengan mimpi mengerikan itu.

Dia mulai cemas dan ketakutan.

Ada apa denganku? Mengapa aku terus memikirkan darah manusia?

Aku rasa aku semakin dan semakin seperti monster.

Gumam Luhan dalam hati sembari menatap bayangannya dari cermin yang ada disamping tempat tidurnya.

Pikirannya benar-benar kacau karena mimpi itu.

.

Sehun masih menetralkan nafasnya sembari menatap langit-langit kamarnya.

Tidak biasanya Sehun bermimpi seperti itu didalam tidurnya.

Ini mimpi yang benar-benar membuatnya merasa ada yang basah dibawah sana.

Sehun segera menarik selimutnya untuk memastikan

"Aish"

–dan hal berikutnya adalah hembusan nafas kasar sekaligus frustasi dilontarkan Sehun.

Dan sekarang disinilah Sehun berada di depan cermin wastafel kamar mandinya sedang mencuci dalamannya yang tidak sengaja menjadi basah karena mimpi yang entah bisa dikatakan indah atau Hot.

Setelah acara mencucinya selsai.

Sehun duduk di sebuah sofa didekat meja belajarnya memandang gitar pemberian Ibunya yang tadi diberikannya lewat Guru Han.

"Aku dengar kau legenda gitaris disekolah menengah pertamamu" Suara Guru Han di café tadi terngiang ditelinga Sehun.

Potongan kisah masa lalunya dengan sang Ibu seakan menjadi hal yang biasa saat Sehun memandang Gitarnya.

Terlihat sepasang Ibu dan anak sedang memainkan piano dan sebuah gitar, dengan sang ibu yang sangat ahli memainkan piano diiringi petikan gitar sang anak.

Terlihat Sehun kecil berumur 10 tahun tersenyum memandang ibunya yang kini beralih menatapnya kagum.

"apakah kau berlatih hanya dalam satu hari Sehunie?"tanya sang ibu lembut sembari menyisipkan senyum indahnya.

Sehun kecil tersenyum mengangguk mengiyakan pertanyaan ibunya.

"Wow~ anakku ini sangat cerdas" ucap sang ibu menangkupkan kedua tangannya diatas pipi Sehun kecil yang lumayan gembul.

"Eih… bagaimana dengan eomma"

"ibu paling bahagia ketika mendengar Sehunie bermain gitar, bisakah kau bermain gitar sekali lagi?" Tanya sang ibu pada Sehun kecil.

"Hem" Sehun kecil mulai memetik gitarnya memainkan nada-nada indah yang dipelajarinya.

Potongan masalalu bersama sang Ibu tergantikan dengan perkataan Guru Han saat Sehun memperhatikan Luhan di café.

"Jika yeoja seperti dia adalah vokalis band kita?"

Sehun memejamkan matanya.

Dia merasa sangat frustasi akhir-akhir ini.

Tentang Luhan yang selalu mengisi setiap inci pikirannya, tentang sang ibu dan tentang Guru Han membuatnya semakin frustasi.


Keadaan dikelas sedang ramai karena memang sudah saatnya untuk makan siang.

"Apa yang harus kita lakukan?"

"Ada apa dengannya?"

"Lihat"

Seruan demi seruan murid dikelas Luhan membuatnya tidak nyaman.

Mereka sedang melihat berita yang semalam ditayangkan pertama kalinya ditelevisi.

Tentang seorang vampire yang melakukan wawancara.

"Aku tidak suka dengan suaranya"

"Dia mengerikan sekali"

Rancau murid yang bergerombol diketuai oleh Wendy dan Joy itu asik melihat sosok vampire yang menyayat tangannya.

"Oh my gosh..daebak~"

Luhan berjalan menuju lokernya untuk mengambil tas tangan berwarna hijau toska yang biasa di pakainya untuk menyembunyikan jus tomat –yang sebenarnya adalah darah alternative.

"ini benar-benar bukan main, sangat mengerikan"

Luhan masih berdiri didepan lokernya.

Setelah tas tangan hijau toska kebanggaannya telah didapat ditangannya Luhan memilih diam sebentar sembari menyisipkan helaian rambut ketelinga kanannya.

"Vampire lebih kuat dari manusia"

Luhan menggunakan pendengaran tajamnya yang biasa dimiliki oleh vampire sebelum pergi meninggalkan kelas.

Bersamaan dengan perginya Luhan.

Video berita tentang vampire yang dilihat seluruh gerombolan Wendy dan Joy berganti garis kesemutan –tanpa gambar.

"Apa ini? Mengapa aku tidak dapat memutar ulang videonya?" Tanya Joy mencoba mengulang video.

"Vidionya rusak?" tanya Wendy tak percaya.


Sehun berjalan menuju tempat penyimpanan alat music disekolahnya –ruangan band– yang terlihat berantakan tidak terurus saat Sehun membuka pintunya.

Perlahan Sehun melangkah masuk mengambil sebuah gitar tak terurus.

Nada sumbang gitar itu menjadi bukti Sehun menyeting ulang gitar itu sebelum mencoba memainkannya.

Tok tok tok

Namun Sehun mengurungkan niatnya saat terdengar ketukan pintu dari luar.

Segera Sehun beranjak dari duduknya mencari tempa untuk bersembunyi.

Luhan membawa tas tangan berisi makanannya itu masuk kedalam ruangan musik, Dia berharap bisa minum jus tomat itu didalam ruangan.

Namun, gitar yang terletak disamping meja itu lebih menarik perhatiannya dibandingkan darah bernama jus tomat miliknya.

Saat Luhan mencoba memainkan gitarnya dia tidak sengaja menyenggol sebuah vas bunga.

Pook!

Sebuah tangan menangkap vas bunga itu dengan sempurna.

Luhan terkejut segera bangkit dari duduknya.

Sehun meringis mengangkat vas bunga itu "Nice catch"

Luhan menatap Sehun yang beranjak berdiri dengan masih mengenggam vas bunga.

"Kau bilang kau tidak tahu bagaimana cara bermain gitar?" Tanya Sehun menyelidik.

Skakmatttt…

Luhan merasa bodoh sekarang.

Sebelum Sehun benar-benar membuatnya semakin bodoh, Luhan meletakan gitar yang tadi dipegangnya.

Luhan berlari meninggalkan Sehun yang menatapnya bingung.

Sepeninggalannya Luhan dari studio musik tak terawat itu tinggalah Sehun yang menghela nafas dia benar-benar belum terbiasa dengan tingkah aneh Luhan terhadapnya.

Sebelum Sehun meninggalkan studio musik tidak sengaja dia melihat tas tangan milik Luhan tertinggal.

Segera Sehun membawa tas tangan itu, mungkin nanti Luhan akan mencarinya dan dia akan bertemu Luhan lagi –secara pribadi maksudnya.

.

Luhan berhenti berlari saat menyadari ada hal yang ditinggalkannya.

Segera Luhan berlari menuju studio musik.

Lama Luhan mencarinya tapi tas tangannya benar-benar tidak terdapat di studio itu.

Pasti Sehun itu pikiran Luhan.

Luhan kembali berlari mencari keberadaan Sehun, setelah menuruni tangga lantai 2 Luhan melihat Sehun berjalan santai menuju kelas dengan sebuah tas tangan miliknya ditangan kanannya.

Luhan berlari mendekat, hal itu membuat Sehun terkejut.

"Apa?" tanya Sehun mencoba mengelak tangan Luhan yang mencoba mengapai tas tangan yang berada ditangannya.

"Kau… apa kau sudah mengingatnya? Mengapa kau harus meminta maaf padaku?" tanya Sehun masih menyembunyikan tas tangan Luhan dibalik punggungnya.

Luhan mengerjapkan matanya, dia benar-benar tidak ingat apa yang dilakukannya hingga harus meminta maaf pada namja didepannya itu.

Luhan mengingit bibirnya mencoba mengurangi kegugupannya saat aroma darah Sehun menusuk hidungnya.

"Berikan itu" seru Luhan mencoba berlaku galak pada Sehun.

"Syukurlah sepertinya kau masih mengingatku sekarang, tapi bukankah kau mengatakan bahwa kau akan pergi menjauh saat kau melihatku?" tanya Sehun menyelidik.

"Aku bilang berikan itu" Sahut Luhan

"Apakah aku seperti debu untukmu? Yang bisa kau tiup untuk menghilangkanku?" tanya Sehun sulit dimengerti

"Apa?" Luhan menampakan tampang polos seperti biasanya.

Luhan bukan yeoja bodoh tapi perkataan Sehun memang selalu sulit dicerna kepalanya dengan baik.

"Kau belum menjawab pertanyaanku? Ini seperti halnya memperlakukanku seperti debu-"

"Tidak seperti itu" Elak Luhan membela diri.

"Apakah kau ingin bergabung dalam band?" tanya Sehun pada Luhan yang memperhatikan tas tangan miliknya ditangan Sehun.

Luhan mendongak setelah Sehun menyelsaikan kalimat tanyanya.

"Aku dengar mereka membuat sebuah band untuk sekolah" jelas Sehun menatap lurus kedalam mata Luhan.

"Kau suka music dan bagus dibidang itu" Ucap Sehun lagi.

Luhan masih tidak menjawab walau dia tetap menatap Sehun.

"Jika kau mau melakukannya.. –" Sehun menjeda kalimatnya.

"..–aku akan berfikir untuk melakukannya, juga" Lanjut Sehun.

Luhan segera menarik tas tangan miliknya setelah Sehun menyelsaikan perkataannya.

Luhan berfikir sejenak sebelum berkata "Aku tidak akan melakukan hal seperti itu"

Luhan beranjak pergi meninggalkan Sehun yang menatapnya tak percaya.

"Apa yang telah aku lakukan? Mengapa dia selalu pergi saat melihatku?" kesal Sehun masih menatap punggung Luhan yang bernajak menjauh hingga hilang dibalik dinding –Luhan belok kecoridor menuju ke toilet sekolah.

"Baek Luhan. Apakah kau tau bahwa kau sangat aneh?"

Sehun berbalik arah untuk melanjutkan langkahnya saat bertemu Guru Han yang sepertinya melihat obrolan kecil antara Sehun dan Luhan.


Luhan duduk diatas toilet bowl.

Menacapkan sedotan disisi kiri kemasan jus tomat berisi darah alternative.

Dengan cepat Luhan menyeruput darah itu sepertinya dia kelaparan.

Setelah darah itu habis Luhan memikirkan ucapan Sehun tadi.

"Apakah kau ingin bergabung dalam band?Aku dengar mereka membuat sebuah band untuk sekolah"

"Sebuah club band… terdengar menyenangkan" rancau Luhan tersenyum samar.


Guru Han berdiri memandang halaman sekolah.

Dia memikirkan obrolannya dengan Sehun beberapa menit yang lalu.

"Aku akan melakukannya, Hanya sekali" Tegas Sehun

"Baiklah, aku senang kau membuat keputusan yang baik untuk program ini. Hanya sekali" ujar Guru Han menepuk bahu Sehun.

"Tapi, aku punya persyaratan-"

Guru Han tersenyum mendengar ucapan Sehun.

"-Aku mendapatkan suara yang cocok dengan gitarku" lanjut Sehun menatap guru Han.

Guru Han menghela nafas dalam senyumnya.

Dia benar-benar senang karena Sehun menerima tawarannya.

"Baek Luhan" ujarnya tersenyum menemukan sebuah nama yang akan menjadi kandidat kuat vokalis band yang akan digawangi Sehun.

Getaran ponsel tanda panggilan masuk diterimanya.

VCS memanggil

Guru Han segera mengangangkatnya.

"Nde?" tanya Guru Han.

.

.

Disebuah ruangan terlihat remang-remang.

Jendela ruangan itu terbuka membuat beberapa sinar matahari masuk karena angin menerbangkan tirai penutupnya.

Taeyong tergeletak lemas dibalik sofa untuk menghindari sengatan sinar matahari.

Dia lapar.

Wajahnya benar-benar pucat layaknya vampire yang tidak makan beberapa hari.

Itu akan berbahaya untuk para vampire karena hanya dalam jangka waktu 12 jam saja mereka tidak meminum darah itu hal berbahaya menunggu mereka.

Taeyong memperhatikan tirai jendela tertutup saat angin tidak menerpanya dia ingin mengambil darah dia butuh darah untuk badannya.

Saat berada dibeberapa langkah angin menerbangkan tirai jendela hingga sinar matahari menyengat langsung kekulit punggung bagian bahu kanannya mengerikan.

"Aaakkhh" teriak Taeyong kesakitan.

Guru Han memasuki rumah Taeyong dengan sedikit berlari.

Setelah telfon dari VCS itu dia langsung beranjak menuju rumah keponakannya itu.

Guru Han terkejut melihat keadaan Taeyong yang bisa dibilang mengenaskan.

Guru Han segera menutup jendela dan menarik tirai menutup untuk menghalau sinar matahari.

Taeyong dibantu guru Han untuk duduk bersandar pinggiran sofa.

"Mengapa badanmu sangat dingin?" tanya Guru Han membantu Taeyong.

"Kau bahkan belum makan" ujar guru Han lagi.

Guru Han menuangkan darah ke cangkir yang sedari tadi dibawanya.

Taeyong meminum darah itu ugal-ugalan.

"Luka yang datang dari sinar matahari sulit disembuhkan" ujar guru Han menyelimuti badan Taeyong.

"Kecuali kau mengikuti instruksi yang diberikan oleh VCS, hidup sebagai vampire dilingkungan tidaklah mudah" guru Han mencoba menceramai Taeyong

"Berhenti mengajariku. Mengapa kau selalu mencoba mengajariku?" Taeyong tetap tangguh dia benar-benar menyebalkan. Bagaimana dia menjawab secara tidak sopan seperti itu?

Guru Han menyuntikan SPA ke tubuh Taeyong "Kau harus pergi kesekolah Taeyong-ah"


Keesokan harinya.

Baekhyun sedang menyuntikan SPA ketubuh Luhan sebelum berangkat sekolah.

"Bagaimana dengan sarapannya?" protes Baekhyun saat melihat Luhan memakai blaser sekolahnya.

"Aku sudah telat eomma" ucap Luhan seadanya.

"itulah sebabnya aku mengatakan padamu untuk bangun 5 menit lebih awal agar bisa sarapan" omel Baekhyun pada Luhan.

"Aku berangkat eomma..appa" teriak Luhan meninggalkan Baekhyun yang belum selsai mengomelinya.

"yeobo~" teriak Baekhyun pada chanyeol yang sedang menyirami bunga dihalaman depan rumahnya.

"Wae?" tanya Chanyeol menoleh kearah dimana istrinya berada.

"Igo~" menunjukan tas tangan hijau toska milik Luhan tertinggal diatas meja.

Segera Chanyeol membawa tas tangan milik Luhan, Chanyeol berlari mengejar Luhan sembari berteriak "Luhan-ah…"

"Luhan-ah…" teriak Chanyeol sambil mengangkat tas tangan milik Luhan membuat putaran diatas kepalanya

Luhan berhenti mendengar teriakan ayahnya kemudian berbalik memandang keberadaan ayahnya.

"Appa"

"Ah.. makan siangmu" seru Chanyeol membuat mimik wajah sedih.

"Appa..mian" ucap Luhan mengambil tas tangan dari tangan Chanyeol.

"Ya! Putriku apa yang salah dengan mu akhir-akhir ini eoh? Kemarin kau tidak makan malam dan hari ini kau tidak sarapan.." tanya Chanyeol

"Hehe…bukan seperti itu" elak Luhan.

"Kau akan mendapatkan masalah jika kau tidak memakan ini lebih dari 12 jam" sahut Chanyeol memperikatkan.

"Jangan berfikir untuk melakukan hal itu lagi eoh..makanlah walaupun kau sedang tidak nafsu" lanjut Chanyeol.

Luhan menganggukan kepalanya patuh.

"berangkatlah kau akan terlambat"

"Appa..Kau juga harus kembali" ucap Luhan tersenyum manis pada Chanyeol

"Ehm… pergilah"

Chanyeol melihat Luhan menjauh darinya.

Saat sudah berada jauh Luhan berbalik menatap Chanyeol melambaikan tangan.


Disekolah Guru Han sedang berbicara pada Irene didepannya.

"Mendapatkan peralatan musik adalah hal sulit untuk kita, katakan pada ayahmu bahwa aku mengucapkan terima kasih untuk bantuannya"

"Nde.. sseongsangnim" jawab Irene

"Tapi, Irene-ah"

"Nde?"

"Mungkinkah, kau dekat dengan Baek Luhan?" Tanya Guru Han pada Irene

"Ah…Anak pindahan baru?" jawab Irene

"Iya, Jika kau dekat dengannya, bisakah kau ajak dia untuk bergabung dalam band kita?" tanya Guru Han.

Ekspresi wajah Irene berubah bingung sekaligus tidak rela.

Irene meninggalkan ruangan guru Han setelah Guru Han memberitahukan hal yang membuatnya sakit hati.

"Aku akan melakukannya jika Baek Luhan yang menjadi vokalis band kita.. Sehun berandalan itu berkata dia akan bergabung dalam band kita dengan syarat Baek Luhan menjadi vokalisnya. Jadi jika kau dekat dengan Luhan ajak dia bergabung"


Bel tanda makan siang berbunyi.

Semua murid membubarkan diri mereka. Ada yang masih tetap dikelas ada juga yang keluar sekedar makan dikantin sekolah.

Luhan berjalan menuju loker miliknya.

"Luhan-ah" sapa Minseok dari balik pintu mengejutkan Luhan.

"Tolong..tolong.. Ayo ikut aku" ujar Minseok mengajak Luhan pergi dari loker yang masih dalam keadaan terbuka.

Luhan membantu Minseok memasukan bahan-bahan presentasi sains kedalam mobil untuk mengikuti perlombahan.

"Hati-hati jangan sampai patah" ucap pembimbingnya.

"Oke cepat masuk. Tempat kompetisi berjarak 10 menit dari sini jadi kita akan sampai setelah makan siang.. ayo masuk" lanjut pembimbingnya.

"Ssongsaemnim..Aku-" ucapan Luhan terpotong ucapan Joy

"Apa yang kau lakukan, cepat naik ayo. Dia mengatakan akan membawa ini dengan cepat..aish"

Didalam mobil Luhan mulai cemas.

Tubuhnya mulai lemas.

Dia meremas tangannya.

.

.

Didalam kelas yang sepi Irene berjalan kearah loker miliknya namun tidak sengaja dia melihat loker Luhan yang terbuka.

Sebelum beranjak keloker milik Luhan Irene melihat keadaan sekitarnya.

Merasa aman untuk menstalker loker Luhan Irene membuka loker Luhan.

Didalam loker Luhan terdapat beberapa buku, sebuah tas tangan hijau toska dan sepasang baju olahraga.

Irene mengangkat tas tangan Luhan dia membuka dan menarik keluar jus tomat milik Luhan tanpa curiga.

Kemudian Irene menutup loker Luhan.

Namun niat itu terabaikan saat sebuah ide menarik muncul di kepalanya.

Irene menarik sebuah gembok bersandi milik Luhan dan mencoba mengganti sandinya.

Setelah selsai Irene menutup loker Luhan lagi dengan sandi gembok yang baru.

Irene tersenyum separuh senang atas idenya.

Benar-benar licik.


Kompetisi sudah berjalan lancar.

"Kalian sudah melakukan yang terbaik" sahut pembimbing dengan menjalankan mobilnya.

"Haruskah kita pergi makan? Bagaimana kalau pizza atau spagetti?" lanjut pembimbing

"aku…" ucap Luhan tertelan teriakan histeris Minseok, Joy dan Wendy

"Pizza..pizza..pizza" mereka terus menyuarakan kata Pizza tanpa memikirkan Luhan yang sudah gelisah ditempat duduknya.

Luhan meremas tangannya sendiri.

Bibir bahkan tangannya sudah memucat.

"Sseongsangnim" lirih Luhan

"Bisakah saya turun disini dan pergi kesekolah?" tanya Luhan

"Apa?" protes Joy

"Wae..apa kau tidak enak badan?" tanya pembimbing

Luhan tidak menjawab perkataan pembimbingnya tapi malah meremas tangannya dengan kuat.

.

.

Luhan berlari masuk ke kelasnya segera membuka lokernya tapi gembok itu bahwa tidak menunjukan tanda-tanda akan terbuka.

Luhan mulai frustasi sekarang.

Dia berjalan menuruni tangga dengan timbang.

Tubuhnya benar-benar menginginkan darah.

Semua yang dipandangnya berbias warna ungu muda.

Ini tanda tidak baik seharusnya tadi Luhan mendengar ucapan Baekhyun yang menyuruhnya makan sarapannya.

Dan mendengarkan ceramah 3 menit dari Chanyeol saat sebelum dia berangkat sekolah tadi.

Seharusnya..

Seharusnya..

Dia tidak akan berakhir berjalan timbang menginginkan darah seperti sekarang.

Aku harus cepat pulang.. aku harus pulang

Karena aku tidak punya darah sekarang.

Luhan sudah berada dicoridor depan sekolah.

.

.

Sehun yang berjalan dari awah berlawanan menatap Luhan bertanya.

"Ada apa dengannya?" Tanya Sehun memperhatikan cara berjalan Luhan yang seperti orang akan pingsan.

Sehun berjalan lebih cepat menuju dimana Luhan berjalan.

"Baek Luhan" panggil Sehun cemas Luhan sangat pucat seperti kekurangan darah.

Ini… bau darah?

Gumam Luhan dalam hati sembari menatap Sehun yang berdiri didepannya.

Wajah Sehun terlihat lebih tampan walau penglihatan Luhan berbias warna Ungu dibalik warna hitam kelam itu.

Manisnya

Lagi Luhan berguman dalam hati, dia berjalan mendekat kearah Sehun.

Darah… aku tidak dapat menahannya lagi

Luhan mendekat memeluk Sehun erat.

Sehun sendiri sangat cemas dengan keadaan Luhan.

Sehun membalas memeluk Luhan erat saat merasakan keseimbangan tubuh Luhan benar-benar lemah.

Sehun mempererat pelukannya tanpa tau Luhan sudah siap nenerkam lehernya..

Luhan benar-benar kehilangan kontrolnya.

Dia membutuhkan darah sekarang.

Aku ingin menggigit dan memakannya.

Semua murid sekolah sudah berkumpul melihat kejadian itu.

Irene tidak terkecuali.

Dia melihat bagaimana Sehun memeluk Luhan bergitu erat hingga terkesan tidak ingin melepas pelukan Luhan.

Mata Luhan sudah berubah warna menjadi Ungu muda dengan taring mengerikan.

Siap untuk menyambut darah yang diinginkannya.

Luhan membuka mulutnya.


To

Be

Continue


~Q&A~

Ludeer : Semoga yah, haha sehun ama luhan emang radak komedi di chap ini :) gomawo~

Oh Juna93 : kapan sih luhan nggak mempesona sehun, sehun nggak diapa-apain luhan aja udah klepek-klepek apalagi dikasih wink sexynya langsung tepar kekeke. gomawo~

Ainindya13 : Itulah style mereka, pacaran ditempat umum bikin gemes orang yang lihat. gomawo~

KiranMelodi : bagian mana? bagian mana sini aku suruh lulu ngejelasin kalo nggak ngerti kekeke. gomawo~

NoonaLu : kamu juga keren kekeke. gomawo~

.7 : itu... ya itu masalahnya kenapa sehun pake benci vampire? gimana yah kalau sehun tau ternyata suka sama vampire? penasaran? keke. gomawo~

Samiyatuara09 : karena saat kejadian dikereta itu luhan nggak mau ambil pusing dan tau nya dia itu suka darah manusia karena manis. luhan disitu posisinya nggak tau kalau cuma satu orang itu aja yang menurutnya punya darah manis dan itu cuma sehun. selama ini luhan nganggep dia udah mau jadi monster karena mulai tertarik darah manusia dan nggak tau kalo darah manis yang selama ini dia cium itu darahnya si odult itu. ngerti? kalo masih bingung minta lulu jelasin. gomawo~

.

.

Lalala~ akhirnya update :)

ini lebih cepat dari perkiraan.

.

.

.

Ddhiiann

Weibo : ddhi7

June, 5-2015

EXODUS

.

.

.

Klik "REVIEW" dibawah ini