Love Story About Sasuke And Hinata

Disclaimer by Masashi Kishimoto

Pair : Sasuhina always

Rated : T

Warning : EYD, TYPO, OOC, Canon setting, dan masih banyak kesalahan lainnya.

Genre : Romance, Drama, Friendship

Summary : Apa jadinya kalau Hinata, Sasuke, Sakura, dan Naruto ditempatkan pada satu misi yang 'berbahaya' ? / "Aku mencintaimu Sasuke-kun." / "Aku mencintaimu, Sakura-chan." / "A-aku tidak ingin merasa tersakiti lagi N-naruto-kun" / "Aku akan selalu berada disisimu." / "HINATA !" / "Awas kau Sasuke !" / "Kau terlalu bodoh untuk membalas perasaannya Dobe." / "Jangan tinggalkan aku."

Don't Like Don't Read ^^

Chapter 1 :

Sasuke POV

Disini aku sekarang, kembali ke Konoha, tanah kelahiranku. Aku masih tidak menyangka kalau aku masih bisa menginjakkan kakiku di tanah ini dengan tenang. Aku juga tidak menyangka Konoha akan menerimaku kembali dengan tangan terbuka, padahal aku sudah melakukan banyak sekali kesalahan terlebih dengan membunuh tetua Danzou-hokage sementara saat perang berlangsung. Oh, ya.. Tentang perang, pastinya kemenangan berada di tangan kami para aliansi shinobi dari seluruh penjuru. Dan, kalau saja aku tidak datang saat itu mungkin kami tidak akan menang. Juga aku, Naruto, Sakura, dan Kakashi-senseilah yang paling berperan dalam perang kali ini. Juga Naruto yang sudah berusaha mati-matian untuk membuatku pulang ke Konoha, yah.. walaupun kami berdua harus kehilangan sebelah tangan kami. Untung saja Tsunade menyembuhkan kami dengan cara memberikan sel regenerasi Hashirama pada kami berdua sehingga tangan kami tumbuh kembali. Apa jadinya kalau seorang Uchiha hanya memiliki sebelah tangan saja ? Itu memalukan, aku tidak ingin membayangan itu.

Hari ini aku mendapat misi dari Godaime Hokage untuk menjalankan misi. Aku tidak tau siapa yang akan menjadi partner misiku nanti. Semoga saja aku mendapat partner misi yang tidak merepotkan. Dan aku harap yang menjadi partnerku nanti Naruto-dobe, walaupun berisik tapi setidaknya dia tidak akan terlalu merepotkanku. Yah semoga saja Naruto.

End Sasuke POV

Normal POV

Sasuke melangkahkan kakinya menuju kantor hokage dengan santai. Sepertinya dia tidak ingin membuang-buang chakra untuk kesana. Jadilah dia yang paling terlambat datang ke ruang hokage itu.

"Tsunade baa-chan, kali ini misi seperti apa ?" kata Naruto bertanya.

"Nanti akan kuberitahu. Sekarang kita masih harus menunggu dua orang lagi untuk menjalankan misi ini." ujar Tsunade.

"Memangnya siapa saja ? Apakah Sasuke dan Kakashi-sensei." tanya Naruto lagi.

"Tidak, Kakashi sedang kuberikan misi tunggal. Tunggu saja." ujar Tunade tenang.

Lama mereka menunggu hingga membuat Tsunade sedikit jengah.

"Kenapa mereka lama sekali sih. Biasanya mereka itu orang yang selalu datang tepat waktu. Huh.." dengus Tsunade.

"Baa-chan, sebenarnya kita menunggu siap-.. BUKK... S-sakit Sakura-chan."

"Diam dan tunggu saja Naruto." dengus Sakura.

TOK TOK TOK

"Masuk." kata Tsunade.

Kreekkk

"Sasuke ?" kata Sakura dan Naruto bersamaan.

"Hn." jawab Sasuke datar.

"Kau terlambat Sasuke." kata Tsunade.

"Hn."

"Seorang lagi mana baa-chan ? Kenapa belum datang ?"

"Tunggu saja, mungkin sebentar la-..." ucapan Tsunade terpotong ketika terdengar suara ketukan pintu.

TOK TOK TOK

"Masuklah." kata Tsunade.

Kreekkk

"M-maaf datang terlambat. T-tadi ada sedikit masalah Tsunade-sama." jawab Hinata gugup.

"Hinata-chan ?" kata Naruto dan Sakura berbarengan lagi.

"E-eh ? N-naruto-kun, Sakura-chan." ujar Hinata kaget.

"Tidak apa Hinata. Yang penting kau sudah datang." kata Tsunade lagi tenang.

"Karena kalian semua sudah datang, aku akan memberitahukan misi yang akan kalian jalani." kata Tsunade dengan nada serius.

"Apa itu baa-chan, cepat katakan." kata Naruto antusias.

"Sebenarnya kalau kalian mau menolak juga bisa. Karena misi ini berbahaya." tambah Tsunade.

"Jangan bertele-tele baa-chan, katakan saja pada kami misi apa itu." kata Naruto lagi.

"Apapun misinya akan kulakukan sebaik mungkin Tsunade-sama." tegas Sakura.

"Misi ini mengharuskan kalian berempat untuk pergi dari desa selama 2 minggu, dan kalian juga harus menyamar." Jelas Tsunade.

"Apa ? Menyamar ? Asikkk... Kami akan menyamar jadi apa baa-chan?" kata Naruto lagi.

"Kalian harus menyamar menjadi warga desa biasa untuk memata-matai organisasi terlarang yang ada di Otogakure."

"Organisasi seperti apa Tsunade-sama ?" tanya Sakura.

"Mereka menyelundupkan banyak senjata yang kemungkinan akan digunakan untuk perang. Organisasi ini sebagian besar beranggotakan nuke-nin rank S, jadi kubilang ini misi yang berbahaya."

"Kenapa kami harus menyamar ?" tanya Sasuke.

"Agar mereka tidak menyangka kalau kalian adalah ninja."

"A-apa yang akan kami lakukan selagi menyamar Tsunade-sama ?" tanya Hinata.

"Kalian harus berpura-pura untuk bergabung dalam organisasi itu, lalu ketika mereka lengah kalian harus menyerangnya."

"Sepertinya ini akan menarik.. hehehe..." kata Naruto.

"K-kapan kami akan melaksanakan misi ini T-tsunade-sama ?" tanya Hinata.

"Besok. Besok pagi kalian harus segera pergi. Apa kalian sudah mengerti tentang misi ini ?" tanya Tsunade.

"Ha'i." jawab mereka bersamaan.

"Kalau begitu bersiap-siaplah. Semoga misi ini berhasil."

"Kalau begitu kami permisi Tsunade-sama." kata Sakura.

"Tunggu. Misi kali ini akan diketuai oleh Naruto."

"Aku ?" tanya Naruto sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Ya, olehmu Naruto." kata Tsunade lagi.

"Yay... Aku ketuanya."

"Naruto Sakura, kalian tetap disini. Ada yang ingin kubicarakan pada kalian."

"Ha'i Tsunade-sama."

BLAMM

"Naruto Sakura misi ini sebenarnya bukanlah misi yang terlalu berbahaya seperti yang kubilang tadi. Sebenarnya misi ini harusnya hanya Sasuke dan Hinata saja yang melakukannya."

"Kalau begitu kenapa kami juga ikut misi ini ?" tanya Sakura bingung.

"Kalian akan membantu sedikit rencanaku ini. Kalian kutugaskan untuk mendekatkan Sasuke dan Hinata saja."

"Apa maksudnya ? Untuk apa mendekatkan mereka ?" tanya Sakura lagi.

"Kalian tau sendiri kan kalau Sasuke adalah Uchiha terakhir."

"Lalu apa hubungannya dengan Hinata-chan, baa-chan ?" tanya Naruto.

"Uchiha harus menikah dengan Hyuga agar anak mereka nanti bisa menggunakan sharingan."

"Apa yang terjadi kalau klan Uchiha tidak menikah dengan Hyuga ?" tanya Sakura.

"Anak yang lahir itu tidak memiliki sharingan."

"Tapi kenapa harus Hinata-chan, Tsunade-sama ?" tanya Sakura lagi.

"Dulu ketika keluarga Sasuke masih hidup mereka telah menjodohkan Sasuke dengan Hinata tanpa sepengetahuan mereka berdua. Keluarga Sasuke dan Hinata sudah menyetujui akan memberitahukannya nanti ketika mereka sudah berumur 21 tahun. Dan kini mereka berdua sudah berusia 21 tahun. Aku ingin mendekatkan mereka agak tidak terlalu canggung ketika mereka sudah menikah nanti."

"..."

"Apa kalian mengerti ?"

"Iya."

"Kalian harus mendekatkan mereka berdua. Kumohon kalian lakukan ini untukku, Naruto Sakura."

"Akan kulakukan baa-chan." kata Naruto.

"Iya." kata Sakura lirih.

"Kalau begitu kalian segera bersiap-siap."

"Kalau begitu kami permisi." kata Sakura.

Esok harinya...

"Maaf aku terlambat." kata Naruto.

"T-tidak apa, N-naruto-kun." kata Hinata gugup yang sukses membuat Sasuke mendecih.

'Kenapa aku ini ? Kenapa ketika melihat gadis Hyuga ini bersikap seperti itu pada Naruto membuatku merasakan hal aneh di dadaku ini. Cih' pikir Sasuke.

"Sudahlah ayo cepat berangkat." Kata Sakura.

" Ayo Sakura-chan." kata Naruto sambil menggenggam Sakura melompati pohon-pohon yang ada.

"N-naruto-kun.." kata Hinata sambil melihat Naruto dan Sakura sendu. Sasuke yang melihat perubahan ekspresi Hinata kembali merasakan dadanya bergemuruh.

'Sial. Apa gadis ini menyukai Dobe ? Bisa-bisanya dia tidak melirikku barang sedikit saja. Apa bagusnya dari Dobe itu ?' pikir Sasuke.

"Ayo cepat. Kau mau kutinggal hah ?" kata Sasuke sambil melirik Hinata.

"A-aa... G-gomen U-uchiha-san." kata Hinata sambil menundukkan wajahnya.

"Cih.. ayo.." kata Sasuke sambil melompati pohon-pohon yang disusul Hinata yang berada di belakangnya.

"Huh, lambat." kata Sasuke sambil menghadap ke arah Hinata yang berada di belakangnya.

"E-eh.." tiba-tiba Sasuke menggenggam tangan Hinata erat.

GREPP

"U-uchiha-san, a-apa yang kau..."

"Ck, diam dan ikuti aku saja, lambat."

"T-tapi..."

'Sial, kenapa aku malah menggenggamnya. Dan, dan perasaan apa ini ? Kenapa hatiku malah berdebar-debar seperti ini ?' pikir Sasuke.

'Apa yang Uchiha-san lakukan. Sebelumnya aku belum pernah berpegangan seperti ini. Perasaan apa ini ? Kenapa aku merasa nyaman ketika tanganku digenggam seperti ini oleh Uchiha-san.' Pikir Hinata.

"Ada apa ribut-rib-..." ucapan Sakura terhenti ketika melihat pemandangan yang membuatnya sedih.

"Dia.. lambat." kata Sasuke singkat.

"Ada apa Sakura-chan ? EHH..." kata Naruto kaget melihat Sasuke dan Hinata berpegangan tangan.

"Sasuke-teme Hinata-chan, kenapa kalian berpegangan tangan ?" tanya Naruto.

"E-eh... A-ano.."

"Dia sangat lambat, makanya kupegang saja agar dia tidak terlalu tertinggal." jawab Sasuke.

"O-oh.. Kalau begitu ayo lanjutkan perjalanan." ajak Naruto.

Dari pagi hingga sore mereka terus melompati pohon-pohon yang ada. Dan ketika hari hampir malam, mereka memutuskan untuk bermalam di sebuah gua kecil yang mereka temukan tadi.

"Aku dan Sasuke akan membuat api unggun, Sakura-chan dan Hinata-chan yang menyediakan bahan-bahan untuk dimasak." seru Naruto.

"Ha'i." kata Hinata dan Sakura bersamaan.

Segera setelah Sasuke dan Naruto menyiapkan api unggun Hinata dan Sakura mulai memasak.

"Hinata-chan, apa tidak apa kalau kau memasak sendiri ?" tanya Sakura.

"T-tidak apa Sakura-chan." jawab Hinata.

"Arigatou Hinata-chan. Aku ingin mandi dulu di air terjun dekat sini. Apa kau mau ikut ?"

"A-aku akan kesana ketika sudah selesai masak Sakura-chan." kata Hinata lagi.

"Kalau begitu aku duluan. Jaa.." ujar Sakura seraya berjalan menjauhi Hinata.

"Teme, aku mau melihat sekeliling sini dulu. Apa kau mau ikut ?" tanya Naruto.

"Tidak."

"Kalau begitu aku pergi dulu." Seketika keadaan tempat itu menjadi hening karena kedua orang berisik itu telah pergi dengan menyisakan dua orang pendiam di depan api unggun itu.

"U-uchiha-san, makanannya s-sudah jadi. K-kau mau ?" tawar Hinata.

"Hn." jawab Sasuke singkat.

"I-ini makanannya Uchiha-san." kata Hinata sambil memberikan makanan buatannya itu ke Sasuke.

"Hn. Arigatou." kata Sasuke juga sambil mengambil makanan yang diberikan Hinata padanya.

"S-semoga makanannya cocok untukmu." tambah Hinata sambil mengambil makanan untuknya sendiri.

Mereka pun makan tanpa bersuara, ditambah Sasuke memakan masakan Hinata sambil menatap Hinata terus menerus. Entah apa yang merasukinya hingga membuat Sasuke enggan mengalihkan pandangannya barang sedetik saja.

'Kenapa Uchiha-san melihatku terus ? Apa aku melakukan sesuatu yang membuatnya tersinggung sehingga dia menatapku seperti itu ? Kami-sama, memang apa yang kulakukan ?' pikir Hinata. Merasa Sasuke tetap enggan mengalihkan pandangannya dari Hinata membuat Hinata semakin mempercepat memakan makanannya yang tanpa sadar ada beberapa remah nasi yang menempel di pipi chubby-nya.

"Hei.." Sasuke memanggil.

"A-ada apa Uchiha-san ?" tanya Hinata.

"Kkhh..." Sasuke tertawa kecil dan membuat Hinata menatap Sasuke horor. Masalahnya itu dia belum pernah melihat seorang Uchiha Sasuke tertawa. Melihat Hinata yang sedang membulatkan matanya itu sukses membuat Sasuke semakin tertawa.

Setelah sadar bahwa tawa Sasuke semakin menjadi-jadi dia pun berkata, "U-uchiha-san, a-apa yang sedang kau tertawakan ?"

"Wajahmu.. hahahaha..." kata Sasuke yang masih belum bisa menghentikan tawanya.

"E-eh ? Wajahku ?" kata Hinata sambil memiringkan kepalanya.

"Ada nasi di pipimu." kata Sasuke sambil mengambil nasi yang ada di pipi Hinata.

"Eh ?" kata Hinata lagi.

"Ini." kata Sasuke sambil membuang nasi yang diambilnya tadi.

Mendapat perlakuan yang tidak biasa dari Sasuke mebuat Hinata merona malu dan menundukkan kepalanya dalam-dalam.

"Mukamu seperti tomat sekarang.." goda Sasuke.

"U-uchiha-san, b-berhentilah menggodaku." kata Hinata gugup.

"Siapa yang bilang kalau aku menggodamu, hm ? Kau saja yang terlalu percaya diri Hinata."

Karena tidak dapat menahan malu lebih lama lagi, jadi Hinata pun pingsan dan kepalanya jatuh tepat di bahu Sasuke.

"Hinata ? Hei Hinata. Apa yang kaulakukan ?" tanya Sasuke sambil menggoncang-goncangkan bahu Hinata.

"Apa yang terjadi padaku, kenapa bisa-bisanya gadis ini membuatku berubah seperti ini. Kami-sama, aku... kenapa hatiku berdegup dengan kencang ketika gadis ini berada di sampingku, dan juga aku merasa nyaman ketika dia berada didekatku." tanya Sasuke sambil menatap Hinata yang pingsan.

TBC... ^^

Review please ?