Kaulah Masa Depanku

.

.

Disclaimer by Masashi Kishimoto

Pairing : SasuHina

Warning : TYPO, EYD, OOC, Canon (or Semi-Canon ?)

Rated : T

Genre : Romance, Friendship, Hurt/comfort

.

Special : Chapter ini spesial untuk Hika-chan yang sudah mendukungku dan untuk Desty-chan yang sudah memaksaku buat lanjutin fict ini secepatnya (^.^)v

.

.

Previous Chapter :

'Eh ?! Kenapa racunnya belum menyebar ? Harusnya Hinata itu sudah mati daritadi. Apa dosis yang kuberikan itu kurang ?'

.

"Eh ? Apa ini ?"

.

"He ?! Apa yang ada di leher Hinata-chan, Sasuke ?"

"Kalung, kuberi chakra di talinya."

.

"Kami menemukan botol ini di ruangannya."

.

"..., bersyukurlah pada kalung chakra yang kau berikan pada Hinata, Sasuke. Berkat kalung itu, Hinata masih bisa hidup sampai dua minggu kedepan."

.

"Ketika Hinata sadar dan sepenuhnya sembuh total aku akan melamarnya, karena dialah masa depanku."

.

"Hinata itu lemah, tidak pantas jika bersamamu."

"Aku akan melatih Hinata agar menjadi kuat."

.

"Isi botol ini sama dengan racun yang ada di tubuh Hinata. Itu yang mau kulaporkan pada Sasuke tadi."

"Kalau begitu kalian ikut denganku, kita akan mencari tahu komposisi racun ini, setelah kita tahu komposisi racun itu baru aku akan segera langsung membuat penawarnya."

.

.

Don't Like, Don't Read (^_^)a

.

.

Happy Reading (n.n)b

.

~Chapter 9~

.

"Sakura-chan, ayo kita ichiraku."

"Ah, tidak bisa Naruto. Aku harus ke rumah sakit sekarang." tolak Sakura halus.

"Kenapa Sakura-chan ?! Kita kan baru saja menyelesaikan misi ke Suna, tidak mau istirahat lebih dulu ?" tanya Naruto sambil bergumam tidak jelas.

"Ada yang harus kuselesaikan lebih dulu Naruto. Kalau sudah selesai, aku akan ke Ichiraku."

"Janji Sakura-chan ?!"

"Hm. Aku pergi dulu ya."

"Iya, kutunggu Sakura-chan." kata Naruto yang langsung melompati atap-atap penduduk dengan cepat.

'Hinata-chan, bersiaplah.'

.

.

Mimpi Sasuke

"Sasuke-kun." terdengar suara lembut milik seseorang yang rasanya Sasuke kenal.

"Okaa-san ?" kata Sasuke kaget melihat kaa-sannya sedang berdiri tidak jauh dari tempatnya.

"Hoi, baka-otouto."

"Itachi-nii ?!" segera saja Sasuke berlari ke arah kedua orang itu.

BRUKKK

"Kami rindu Sasuke-kun." kata Mikoto sambil memeluk Sasuke erat.

"Aku juga rindu kalian berdua."

"Ehem.."

"O-otou-san ?"

"Sasuke, kemarilah." ujar Fugaku sambil tersenyum tipis pada Sasuke.

"Tou-san."

"Kau sudah besar, Sasuke." kata Fugaku sambil memeluk Sasuke.

"Kenapa kalian bisa ada di sini ? Ini ada dimana ?" tanya Sasuke pelan yang tentunya didengar ketiganya.

"Sekarang kau ada di dalam mimpimu sendiri, Sasuke-kun."

"Apa ?! Bagaimana-..."

"Lihat ke sebelah sana Sasuke, ada yang sedang menunggumu." kata Itachi sambil menyentil dahi sang adik.

"Kau sekarang sudah dewasa Sasuke-kun. Berbaliklah dan lihat siapa yang ada disana." kata Mikoto sambil menunjuk arah belakang.

"Hinata ?" gumam Sasuke kaget melihat Hinata yang kini tengah tersenyum lembut padanya.

"Sasuke-kun." Kata Hinata sambil berjalan mendekati Sasuke.

GREEPP

"Hinata, aku merindukanmu."

"Aku juga merindukanmu Sa-sasuke-kun. Tapi kurasa kita sudah ti-tidak bisa bersama lagi." kata Hinata sambil melepaskan pelukan Sasuke.

"Hinata, apa maksudmu ?" tanya Sasuke kaget dengan perkataan Hinata tadi. Sungguh Sasuke tidak ingin Hinata pergi darinya.

"A-aku harus pergi Sasuke-kun, a-aku akan ikut bersama mereka." kata Hinata sambil tersenyum dan menunjuk ke arah keluarga Sasuke. Kini ia tahu apa yang dimaksud Hinata.

"Tidak ! Hinata, jangan tinggalkan aku." kata Sasuke sambil menahan Hinata.

"A-aku tidak bisa Sasuke-kun, aku harus pergi. Sayonara, Sasuke-kun."

"HINATA !"

"Hah.. hah... Mimpi itu lagi, Hinata cepatlah sadar, jangan tinggalkan aku." ujar Sasuke lirih sambil menggenggam tangan Hinata erat, yang tanpa Sasuke sadari ada seseorang yang sedang menatap mereka penuh dendam.

.

.

"Tsunade-sama, apa anda sudah menemukan komposisi terakhir dari racun ini ?" tanya Sai sembari memperhatikan Tsunade yang tengah berpikir keras untuk menemukan bahan terakhir.

"Belum, aku butuh sake sekarang. Shizune, bawakan aku sa-..."

"Kondisi Hinata sudah begini dan anda bisa-bisanya untuk meminum sake ? Aku yakin Sasuke akan menghancurkan Konoha kalau sampai dia tahu." kata Shikamaru sambil membayangkan kalau hal yang dikatakannya tadi benar-benar terjadi.

"Benar juga, aku tidak bisa minum sake sekarang." ujar Tsunade sambil menghela nafas.

"Apa yang bisa aku dan Shikamaru-kun lakukan ? Kami dari tadi hanya diam saja."

"Jujur bau di racun ini terasa tidak asing, apa kalian tahu bau apa ini ?" tanya Tsunade sembari memberikan botol racun itu pada Shikamaru dan Sai.

"Hmm, rasanya seperti wangi bunga." gumam Shikamaru.

"Ya, ini wangi bunga." sahut Sai.

"Bunga ya ? Aku kurang tahu soal bunga. Sai, panggil Ino sekarang kesini."

BLUSH

"Sai cepatlah. Kita tidak boleh membuang-buang waktu sekarang." kata Tsunade kesal melihat Sai yang wajahnya sedikit memerah.

"Ha'i Tsunade-sama."

.

"Permisi Tsunade-sama, ada apa memanggilku ?"

"Aku ingin tahu wangi bunga apa ini ?"

"Em, ini botol apa Tsunade-sama ?" tanya Ino sambil menunjuk botol yang kini ada di tangannya.

"Itu tidak penting, cepat cium dan beritahu wangi bunga apa itu. Kita sudah kehabisan waktu sekarang."

"Baiklah."

"Hm, ini wangi bunga calla lily" kata Ino sambil menyerahkan botol itu pada Tsunade.

"Kau yakin ?"

"Sangat yakin, aku menjualnya."

"Shikamaru, Sai cari informasi seputar bunga ini. Aku beri waktu kalian satu jam."

"Ha'i Tsunade-sama, kami permisi dulu."

"Hmm, Ino. Aku ingin tahu siapa saja yang telah membeli bunga ini."

"N-nani ? Aku tidak ingat semua Tsunade-sama."

"Ya sudah, dari satu bulan yang lalu sampai sekarang siapa saja yang membeli bunga itu ?"

"Em, seingatku ya. Kalau tidak salah bunke Hyuuga, seorang anak kecil, dan bibi penjual dango. Ah, Sakura-chan juga beli bunga itu."

"Sakura ?"

"Iya, memang ada apa Tsunade-sama ?"

"Tidak ada apa-apa Ino, terima kasih sudah membantuku. Sekarang kau boleh keluar dari ruanganku."

"Ha'i Tsunade-sama, aku permisi."

BLAMM

"Tsunade-sama ?"

"Setelah tahu informasi dari bunga itu, pasti akan mudah membuat penawarnya."

"Tapi anda yakin kalau Sakura-san yang membuat racun itu ?"

"Ya, percaya atau tidak ini kenyataannya dan ini sudah ada buktinya."

"Jadi apa yang akan anda lakukan sekarang ?"

"Aku akan membuat penawarnya dan setelah memastikan Hinata sadar aku akan segera mengurus Sakura. Sakura, aku sangat kecewa padamu." ujar Tsunade sambil mengurut pelipisnya.

"Tsunade-sama-.."

"Shizune, kau juga ikut cari informasi tentang bunga itu."

"Ha'i Tsunade-sama."

.

.

Satu jam kemudian,

"Ini hasilnya Tsunade-sama, informasi mengatakan bunga ini sebenarnya aman dan tidak berbahaya, namun kalau bunga ini dimakan secara sengaja atau tidak sengaja bisa menyebabkan kematian." jelas Shizune pada Tsunade.

"Memangnya apa yang terkandung pada bunga itu ?"

"Berdasarkan info yang kami dapat bunga ini mengandung semacam asam yang tinggi."

"Nani ?! Apa tidak salah ?!"

"Tidak Tsunade-sama, aku jamin informasi ini seratus persen akurat."

"Apa sekarang Tsunade-sama bisa membuat penawarnya ?" tanya Shikamaru pada Tsunade.

"Tentu saja." ujar Tsunade percaya diri.

"Sebaiknya anda cepat, karena kudengar Sakura membeli bunga itu lagi, aku tidak tahu apa yang akan dilakukannya lagi." sahut Shikamaru sambil memasang muka seserius mungkin.

"Kudengar juga kondisi Sasuke-kun sekarang semakin lemah, chakranya tersedot terus yang artinya kondisi Hinata-san semakin melemah juga." sahut Sai juga.

"Aku harus cepat. Shikamaru, Sai kalian awasi gerak-gerik Sakura, jangan sampai dia mendekati kamar Hinata."

"Ha'i."

.

.

Dua jam kemudian,

TOK TOK TOK

"Siapa ?"

"Aku, Ino."

"Hmm, tunggu sebentar."

"Sakura-chan, ada apa ? Tidak biasanya kau mengunci ruanganmu seperti tadi." tanya Ino sambil menatap Sakura bingung.

"Tidak apa-apa, aku sedang menyiapkan penawar untuk Hinata-chan." jawab Sakura sambil tersenyum kaku.

"Ah, apa sudah jadi ? Sebaiknya kita cepat, keadaan Hinata-chan semakin melemah." ujar Ino membuat Sakura sedikit terperangah.

"Kalau begitu sebaiknya kita cepat, Ino-pig." ajak Sakura.

"Hm, ayo forehead."

"Ah, Sakura-chan apa kau tahu ? Keadaan Sasuke juga semakin melemah." kata Ino sambil berjalan pelan di samping Sakura.

"He ? Kenapa bisa ?" tanya Sakura bingung.

"Kau tidak tahu ya ? Sasuke-kun memberikan chakranya untuk Hinata-chan."

"Kenapa ?"

"Sasuke-kun memberikannya agar Hinata-chan tetap hidup. Jadi resikonya, Sasuke-kun akan kehilangan chakra yang sangat banyak."

"Oh.."

'Jadi begitu ya, pantas saja Hinata-chan masih hidup sampai sekarang.' Inner Sakura tenang.

"Ino-chan."

"Nani ?"

"Kau saja yang nanti menyuntikkan ini pada Hinata-chan."

"Kenapa ?" tanya Ino bingung.

"Karena, tanganku belum dicuci bersih tadi. Aku takut saat menyuntikkannya nanti kuman di tanganku juga ikut masuk ke dalam tubuh Hinata-chan, jadi kau saja ya ?!" jawab Sakura tenang.

"Hm, baiklah."

"Dan, satu lagi Ino-chan."

"Apa lagi ?"

"Nanti kalau ada yang tanya ini apa, bilang saja ini penawar racun yang diberikan Tsunade-sama."

"Baiklah. Ayo, Sakura-chan sebentar lagi kita sampai."

"Ayo." kata Sakura bersemangat tidak lupa dengan seringai tipis yang ada di wajah cantiknya.

"Konnichiwa Sai-kun, Shikamaru-kun, Sasuke-kun." sapa Ino dan Sakura bersamaan.

"Konnichiwa Ino, Sakura-san." sapa Sai sambil tersenyum palsu.

"Sasuke-kun kenapa ?" tanya Sakura pada Sai dan Shikamaru.

"Dia pingsan lagi, kehabisan chakra." jawab Shikamaru ketus.

"Aaaa..."

"Ino, apa yang kau bawa ?" tanya Shikamaru sambil menunjuk tangan Ino.

"Oh, ini. Ini penawar untuk Hinata-chan." kata Ino sambil menunjuk suntikkan yang dibawanya.

"Kau dapat itu darimana ?" tanya Shikamaru lagi sambil memicingkan matanya.

"Dari-.."

"Dari Tsunade-sama." sambar Sakura cepat.

"?"

"Hah, kau ini kenapa sih Shikamaru ? Kau sangat aneh." tanya Ino sambil menatap Shikamaru lama.

"Tidak apa-apa." ujar Shikamaru asal.

"Huh, ya sudah." kata Ino sambil berjalan mendekati Hinata berbaring.

'Hinata-chan bersiaplah.' pikir Sakura sambil menyeringai tipis.

"INO, BERHENTI !" Teriak Tsunade keras yang membuat semuanya lantas menatap Tsunade penuh tanya, dan juga Sasuke yang tadi tengah pingsan langsung terlonjak mendengar suara Tsunade.

"A-ada apa Tsunade-sama ?" tanya Ino kaget sambil menjauhan jarum suntik yang hampir menyentuh permukaan kulit Hinata.

"Apa yang mau kau suntikkan itu ?!" tanya Tsunade sambil menatap tajam Ino, dan mendengar pertanyaan Tsunade tadi sukses membuat Sakura sedikit keringat dingin.

"Ini obat penawar untuk Hinata-chan, Tsunade-sama." jawab Ino lancar.

"Darimana kau mendapatkannya ?" tanya Tsunade lagi.

"Dari Sakura-chan." cicit Ino sedikit takut karena Tsunade menatap tajam kearahnya.

"Sakura ? Sakura, apa yang mau kau suntikkan pada Hinata ?" tanya Tsunade yang kini tengah menatap tajam Sakura.

"Itu, penawar, ya penawar." gumam Sakura sambil menunduk sedikit.

"Sai, Shikamaru ! Aku sudah menyuruh kalian mengawasi Sakura, kenapa kalian bisa seceroboh ini ?" teriak Tsunade murka membuat nyali Sakura menciut.

"Gomen, tadi Ino bilang 'penawar' ini dari Tsunade-sama." kata Shikamaru pelan.

"Ino." geram Tsunade.

"Gomen Tsunade-sama, aku kira memang Tsunade-sama yang memberikan obat ini. Tadi Sakura-chan bilang obat ini dari Tsunade-sama."

"SAKURA !" teriak Tsunade sangat keras, membuat si pemilik nama sedikit tersentak dan semakin ketakutan.

"Sai, Shikamaru cepat kalian tangkap Sakura dan bawa dia keruanganku, dia harus bertemu seseorang !" ujar Tsunade tegas dan dingin.

"Eh ? Sakura-chan ? Ada apa sebenarnya ?" tanya Ino bingung melihat sahabat pinknya itu sedang menunduk ketakutan.

"Shizune, jelaskan !" ujar Tsunade sambil membuang nafas dengan kasar.

"Sakura-san yang telah meracuni Hinata-san, dan tadi Ino-san hampir saja akan menyuntikkan racun yang dibuat Sakura-san pada Hinata-san." jelas Shizune singkat.

"A-apa ?! Tidak mungkin. Bagaimana bisa, aku... aku hampir membunuh Hinata-chan. T-tidak mungkin Sakura-chan tega melakukan itu, hiks..." ujar Ino shock.

"Shikamaru, Sai cepat bawa Sakura keruanganku." ujar Tsunade dingin.

"Ha'i."

"Shizune, panggil Hiashi ke ruanganku sekarang." perintah Tsunade pada Shizune.

"Ha'i Tsunade-sama."

"Hei, kenapa kalian menangkapku ? Aku tidak bersalah." elak Sakura membela diri.

"Konnichiwa minna, eh ? Sakura-chan ? Sai, Shikamaru kenapa kalian menangkap Sakura-chan seperti itu ?! Lalu, Ino ? Kenapa dia menangis ?" tanya Naruto bingung melihat kehebohan di kamar rawat Hinata.

"Naruto, tolong aku."

"Sakura-chan ? Hei, kenapa kalian menangkap Sakura-chan ? Dia salah a-.."

"Sakura meracuni Hinata, dan hampir menyuntikkan racun yang sama ke dalam tubuh Hinata melewati tangan Ino yang tidak tahu apa-apa." jelas Sasuke dingin.

"APA ?! Tidak mungkin-.."

"Aku ingin memberitahumu tentang ini beberapa hari yang lalu, Dobe. Tapi aku yakin kau pasti tidak akan percaya." jelas Sasuke lagi sambil memberikan tatapan membunuh ke arah Sakura.

"A-apa ?" ujar Naruto shock.

"Lepaskan aku." ronta Sakura.

"Tsunade-sama cepat berikan penawarnya pada Hinata." kata Sasuke tegas.

"Hm." gumam Tsunade sambil menyuntikkan penawar ke tubuh Hinata.

"TIDAK ! Jangan !" teriak Sakura kencang.

"Kau hampir membunuh calon pewaris klan Hyuuga kau tahu ? Kau pantas dibunuh Sakura." ujar Shikamaru dingin.

"Sakura-chan, kau tega sekali." kata Ino sambil memandang sendu ke arah Sakura.

"Aku tidak peduli ! Aku melakukan ini karena aku mencintaimu, Sasuke-kun !" teriak Sakura sambil menangis.

"Aku. sangat. membencimu." ujar Sasuke penuh penekanan dan juga Sasuke sama sekali tidak mau menatap Sakura.

"Sasuke-kun !"

"Sakura-chan ! Aku tidak percaya, kau.. kau sangat jahat, kau tega, aku mempercayaimu selama ini, tapi... tapi kau mengecewakanku, sungguh aku kecewa padamu." ujar Naruto sambil menatap nanar ke arah Sakura.

"Naruto, aku-.."

"Shikamaru, bawa Sakura-chan pergi dari sini. Aku.. aku tidak mau melihatnya lagi !" kata Naruto sambil menghampiri Sasuke. Sungguh, Naruto sangat sakit hati ketika mendengar Sakura sebenarnya masih mencintai Sasuke. Tapi, Naruto lebih sakit hati lagi ketika mengetahui kenyataan bahwa yang telah meracuni teman seangkatannya adalah Sakura- gadis yang sangat dicintainya sejak kecil. Dia, sangat amat kecewa pada Sakura yang telah nekat melakukan hal itu karena satu hal – cinta. Cinta, cinta bisa mengubah segalanya. Cinta itu buta, ya itu benar, cinta dapat membuat seseorang melakukan hal-hal yang sangat gila. Karena cinta, seseorang bisa menyakiti temannya sendiri.

"Lepaskan aku ! Aku tidak bersal-..." Ucapan Sakura terpotong ketika Shikamaru terpaksa memukul tengkuk Sakura sehingga ia tidak sadarkan diri.

.

.

Terlihat semua nakama sedang menunggu Hinata untuk segera siuman. Semua berdoa pada Kami-sama agar Hinata bisa segera siuman dan bisa segera pulih. Ada juga yang sedang membicarakan nasib Haruno Sakura – murid kesayangan Tsunade sang Hokage yang telah meracuni calon pewaris Hyuuga ini. Kabar Sakura yang meracuni Hinata ini sudah menjadi bahan obrolan wajib untuk semua warga di Konoha. Banyak sekali orang-orang yang melontarkan kata-kata seperti tidak tahu malu, brengsek, nekat, pantas dibunuh, dan masih banyak lagi. Terlihat juga Naruto – mantan kekasih Sakura sedang duduk termenung, shock dengan apa yang dialaminya sekarang. Naruto sungguh tidak menyangka Sakura akan melakukan hal yang sangat tidak terpuji hanya karena cinta. Bukan hanya Naruto saja yang shock dengan kenyataan ini, Tsunade selaku gurunya pun merasakan hal yang sama. Ino, sahabat Sakura, merasa kaget juga karena mengetahui kenyataan ini. Dan, yang paling shock adalah kedua orang tua Sakura. Mereka sangat tidak mempercayai apa yang dikatakan ANBU-utusan Tsunade tadi. Mereka terus-menerus menyangkal kenyataan ini, namun apa daya semua sudah terjadi, bukti sudah ada di depan mata, dan lagi Sakura telah mengakui apa yang telah dilakukannya. Semua sudah jelas, tidak ada yang bisa menyangkal ini lagi, hukuman Sakura pun sudah ditetapkan. Salah satunya adalah chakra Sakura akan terus disegel dan hukuman yang mengharuskan Sakura mendekam di dinginnya lantai penjara bawah tanah selama 10 tahun, dan setelah 10 tahun Sakura akan dihukum mati.

.

.

'Dimana ini ?' pikir Hinata bingung

"Hinata-chan !"

"Hinata-sama !"

"Hinata !" Mendengar tiga suara yang memanggilnya lantas Hinata segera membalikkan tubuhnya ke arah suara itu berasal.

"Okaa-san ? N-neji-nii ? Hizashi-jii ?" ujar Hinata kaget dengan apa yang diihatnya.

"A-aku merindukan kalian semua." kata Hinata sambil memeluk ketiganya.

"Kami juga merindukan Hinata-chan." ujar Hikari sambil mengelus rambut Hinata dengan lembut.

"A-aku ingin bersama kalian." kata Hinata sambil tersenyum.

"Kami juga ingin bersama Hinata-chan, tapi tempat Hinata-chan bukan disini." kata Hikari sambil memandangi wajah Hinata lembut.

"K-kenapa ?"

"Hinata, kau tidak seharusnya ada disini, belum saatnya." ujar Hizashi yang membuat Hinata semakin bingung.

"L-lalu dimana seharusnya aku berada ?" tanya Hinata sambil menatap ketiganya.

"Hinata-sama disana, sudah ada yang menunggumu. Mereka menginginkanmu kembali." ujar Neji tenang sambil menunjuk ke arah barat.

"Eh ?" Disana, tempat Neji menunjuk tadi, terdapat tiga orang yang sedang menunggu kepulangan Hinata. Ya, Sasuke, Hanabi, dan Hiashi lah yang tengah menunggu Hinata untuk kembali.

"Tou-sama, Hanabi-chan, S-sasuke-kun ?" gumam Hinata lirih.

"Hinata, kembalilah pada kami." kata Hiashi sambil tersenyum tipis.

"Hinata-nee ! Kami merindukanmu." ujar Hanabi sambil tersenyum.

"Hinata, kami menunggumu pulang. Kembalilah, kami membutuhkanmu. Aku membutuhkanmu Hinata." kata Sasuke sambil mengulurkan tangannya tidak lupa tersenyum tipis pada Hinata.

"A-aku.." Bingung, inilah yang dirasakan Hinata saat ini. Hinata sangat merindukan ibu, paman, juga Neji kakak sepupunya. Namun disatu sisi lagi, dia sangat amat merindukan ayahnya, adiknya, dan juga Sasuke-kekasihnya.

"Hinata-chan, kembalilah pada mereka, mereka lebih membutuhkanmu." ujar Hikari sambil melepaskan genggamannya pada Hinata.

"T-tapi kaa-san, aku-..."

"Belum saatnya anda disini, Hinata-sama."

"Kau masih diijinkan tinggal di bumi lagi Hinata, jadi kembalilah pada mereka." sambung Hizashi.

"Hinata.." panggil Sasuke.

"Hinata-chan, kau beruntung memiliki laki-laki yang sangat mencintaimu, jangan sia-siakan dia, bahagialah bersamanya." ujar Hikari sambil menjauh dari Hinata.

"Kaa-san, aku ingin b-bersama kaa-san."

"Mereka disana lebih membutuhkan dan menginginkanmu Hinata, jangan sia-siakan mereka !" ujar Hizashi tegas.

"Sasuke ! Jaga Hinata-sama baik-baik." pesan Neji pada Sasuke.

"Pasti, akan kujaga Hinata walau nyawa taruhannya." ujar Sasuke tegas.

"Hinata, sekarang waktunya kau kesana. Waktu kami disini sudah hampir habis."

"Sayonara Hinata-chan." kata Hikari sambil tersenyum pada Hinata.

.

.

Besoknya,

"Hinata, kami menunggumu. Cepatlah sadar." kata Sasuke lirih sambil menggenggam tangan Hinata erat.

"Hinata, bangunlah nak." ujar Hiashi pelan sambi mengelus kepala Hinata lembut.

"Sasuke, Hiashi-sama aku.. aku mewakili Sakura untuk meminta maaf karena telah membuat Hinata-chan jadi begini." ujar Naruto sambil menundukkan kepalanya.

"Ini semua bukan salahmu, Dobe." kata Sasuke tenang.

"Hn, ini bukan salahmu Naruto." sahut Hiashi menimpali.

"Ah, baiklah." Kata Naruto sambil tersenyum.

"Hinata-nee kenapa belum bangun Tsunade-sama ?" tanya Hanabi pada Tsunade.

"Seharusnya Hinata sudah sadar, aku sudah memperhitungkannya."

"Hinata-chan.. pasti sadar kan ?!" tanya Naruto yang membuat semua yang ada di ruangan itu menatap Naruto dengan tatapan membunuh.

"Itu sudah pasti Naruto !" teriak Kiba kesal.

"Ehehehe, aku tahu." ujar Naruto sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Nghh.." Terdengar gumaman kecil yang membuat semuanya segera menatap ke arah suara itu.

"Hinata ?!"

"A-aku, ini ada dimana ?" tanya Hinata sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan.

"Hinata, akhirnya kau sadar." ujar Sasuke senang yang tanpa sadar langsung memeluk Hinata erat.

"E-eh ? S-sasuke-kun lepas, aku malu." kata Hinata pelan namun dapet didengar oleh semua yang ada di ruangan itu, hingga pada akhirnya semua tertawa bersama.

.

.

"E-eh ? S-sakura-san yang melakukannya ?!" tanya Hinata pada Sasuke ketika mereka tiba di taman Konoha.

"Hn."

"K-kenapa bisa ?"

"Sudahlah, itu sudah terjadi beberapa minggu yang lalu. Ada sesuatu yang lebih penting dari itu." kata Sasuke panjang lebar.

"A-apa itu ?" tanya Hinata sambil memiringkan sedikit kepalanya.

'Sasuke, kau hanya tinggal bilang Hinata, aku mencintaimu. Maukah kau menjadi bagian dari Uchiha ? Ayo kita menikah dan setelah itu kita akan membuat keluarga yang harmonis. Ayo Sasuke kau pasti bisa ! Ganbatte Sasuke !' pikir Sasuke menyemangati. Namun yang diucapkannya sangat jauh dari kata-kata yang sudah dirangkainya dari 2 hari yang lalu.

"H-hinata, emm.. kau harus menikah denganku." ujar Sasuke salah tingkah.

"S-sasuke-kun ?" gumam Hinata yang kini ikut-ikutan salah tingkah plus rona merah yang sangat hebat.

"Hinata, maukah ?" tanya Sasuke yang kini sudah merona tipis, sangat tipis.

"A-aku-..."

"Bwahahahaha..." Terdengar suara tawa banyak orang dari beberapa penjuru.

"Eh ?!" gumam Sasuke dan Hinata bersamaan.

"Sasuke, hahaha... Bukan begitu cara melamar seseorang." teriak Kiba kencang.

"Sasuke-kun, kau sangat tidak romantis." sahut Ino menimpali.

"Sasuke-kun, seharusnya kau membaca buku ini dulu." ujar Sai sambil menunjukkan buku yang dia maksud.

"Hoamm, mendokusai. Sasuke, kau.. aneh." kata Shikamaru tenang dan sukses membuat semuanya tertawa kembali.

"Kau sangat kaku Sasuke." ujar Tsunade sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

'Kata-katanya sama seperti saat aku melamar Hikari dulu, hanya nama saja yang berbeda.' pikir Hiashi sambil tersenyum tipis.

"Hinata-nee, ayo jawab !" sorak Hanabi sambil tersenyum.

"Jadi, bagaimana jawabanmu Hinata ?" tanya Sasuke sambil memandang Hinata penuh harap.

"A-aku mau." kata Hinata sambil merona hebat.

"Arigatou, Hinata.." ujar Sasuke sambil memegang dagu Hinata pelan. Perlahan namun pasti Sasuke mendekatkan wajahnya kearah Hinata sambil menutup kedua matanya. Sedikit lagi Sasuke akan mencium Hinata..

5 cm.

4 cm.

3 cm.

2 cm.

Dan...

BRUKKK

"Hinata !"

Semua teriak bersamaan saat Hinata kehilangan kesadarannya karena malu dan gugup hampir dicium Sasuke dihadapan semua teman, Hokage, juga ayah dan adiknya.

.

.

END (n.n)v

.

Akhirnya selesai juga setelah lama terkena WB (-_-)"

Makasih ya udah mau baca dan review fict gaje punya author newbie ini (n.n)a

Maaf kalau chap ini mengecewakan dan ga sesuai dengan keinginan para reader T-T

Aku sudah berusaha semampuku (._.)

Maaf juga kalau banyak typo bertebaran, jujur ini ngerjainnya ngebut lho~

Aku ngetik chap ini dalam waktu satu hari soalnya mood nulisku tiba-tiba muncul n.n

Kalau ga ditulis kebut kaya gini, takutnya besok mood nulisnya hilang ._.

.

.

Akhir kata,

Mind to RnR ? (^_^)b

.

Salam hangat,

Linevy Hime-chan a.k.a Line-chan :D