Kaulah Masa Depanku

Disclaimer by Masashi Kishimoto

Pairing : SasuHina

Warning : OOC,TYPO, EYD, Canon (or Semi-Canon ?)

Rated : T

Genre : Romance, Friendship, Hurt/comfort

Summary :

Hinata yang selama ini tidak pernah merasakan yang namanya dicintai, kini hadir seseorang yang mencintainya. Orang yang tidak pernah Hinata bayangkan sebelumnya, dan orang yang ternyata adalah sahabat dari orang yang dicintainya selama ini / canon..

.

.

Don't Like Don't Read

.

.

Normal POV

Perang Dunia Ninja ke IV kini telah usai dan kini para shinobi bisa bernafas lega. Perang ini mungkin perang ninja terbesar dan terhebat yang pernah ada. Dan kini pahlawan yang paling turut andil pada perang ini- yah kita sebut saja Naruto -sedang berusaha untuk membawa rival sekaligus sahabatnya yaitu Uchiha Sasuke.

Mereka kini sedang bertarung di lembah tempat mereka pernah bertarung beberapa tahun yang lalu.

"Sasuke! Kembalilah ke Konoha." Seru Naruto terengah-engah.

"Tidak." Jawab Sasuke sambil kembali mengeluarkan jurus-jurusnya kepada Naruto.

"Sasuke, kami semua menunggu kepulanganmu. Sakura-chan dan aku menunggumu pulang, Jadi, kembalilah. " Kata Naruto sembari menangkis semua jurus yang dikeluarkan Sasuke.

Mereka terus-menerus mengeluarkan jurus secara bergantian hingga chakra mereka tinggal sedikit, lalu...

"Aku akan pulang bila kau mengalahkanku, Naruto. " Sasuke berucap sembari mengeluarkan jurus terakhirnya, mengingat chakranya yang sudah hampir habis itu.

"Aku pasti membawa-mu pulang, SASUKE ! " Ucap Naruto sambil mengeluarkan rasengan.

Dua jurus hebat mereka keluarkan, chidori dan rasengan pun akhirnya bertemu dan mengahasilkan ledakan yang amat sangat besar.

DUUUAARRR...

Kini terlihat dua orang pemuda telah terkapar karena terkena jurus hebat tersebut.

"Ukh.. A-aku menang, Sasuke." kata Naruto.

"Ukh..."

"Kau harus menepati janjimu itu Sasuke."

"..."

"..."

Tidak lama setelah mereka bertarung, para shinobi mulai berdatangan ke arah Naruto yang mulai kehabisan darah.

"Naruto..." Terdengar suara seseorang bersurai pink sedang berlari dengan keceoatan yang bisa dibilang sangat cepat ke arah Naruto.

"Sakura-chan.. ukh.. Aku tidak apa-apa." kata Naruto.

"Baka, ke-kenapa kau bisa sampai luka separah ini.. " Ujar Sakura sambil menangis.

"Hehehe... ini tidak seberapa kok, yang penting aku sudah berhasil menepati janjiku padamu Sakura-chan." Jawab Naruto.

"Ssshhh... Kau diam dulu, aku sedang berkonsentrasi untuk menyembuhkanmu Naruto." ujar Sakura kemudian sambil mengalirkan chakra hijau dari tangannya ke tubuh Naruto.

"Arigatou Sakura-chan, aishiteru Sakura-chan." kata Naruto sambil memasang muka seserius mungkin.

"Baka, aku juga sudah tau Naruto. Jangan membuatku merasa ketakutan akan kehilanganmu Naruto, aishiteru yo Naruto." ucap Sakura sambil tersenyum tulus.

Ketika mereka mengatakan itu, tidak ada yang menyadari kalau ada seorang gadis yang terpaku mendengar pernyataan dari kedua orang tersebut.

"Hiks.."

'Sedari awal hanya ada Sakura-san di matanya. Bahkan aku sudah kalah sebelum memulainya.'

"Hiks.. hiks... Na-naruto-kun.. hiks..." lirih Hinata.

Gadis itu berlari menjauhi kedua muda-mudi tersebut. Gadis itu diam di dekat sebuah batu besar dan terus terisak, hingga...

"Ukh.."

Terdengar rintihan seorang pemuda yang berhasil membuat Hinata terpaku.

"Si-siapa i-itu?" tanya Hinata.

"Ukh.. ukh.."

Ketika Hinata berjalan sedikit, dia terkaget melihat orang yang sangat amat dia kenal, orang yang menjadi rival sekaligus sahabat dari orang yang dicintainya itu.

"U-uchiha-san, k-kaukah itu ?" Tanya Hinata lagi.

Ketika mendengar suara seseorang, lantas Sasuke melihat orang yang memanggilnya itu. Seketika Sasuke terkejut melihat seorang gadis bersurai indigo yang sedang berlari ke tempatnya berada.

"Hinata?" Sasuke berujar sambil terus melihat ke arah Hinata yang terus berlari ke arahnya itu.

"U-uchiha-san, k-kau ter-terluka. A-aku akan me-menyembuhkanmu." Seketika Hinata mengeluarkan chakra hijau dari tangannya.

"H-hinata, apa ini benar-benar kau?" tanya Sasuke lagi.

"A-ah iya, U-uchiha-san. A-aku Hi-hinata." jawab Hinata kikuk.

"Kenapa kau ada disini ? Seharusnya kau sedang bersama Naruto kan ?" entah kenapa pertanyaan tersebut terlontar dari mulut Uchiha terakhir itu.

"A-ah i-itu, itu karena su-sudah ada Sa-sakura-san y-yang me-mengobati Na-naruto-kun." jawab Hinata lesu.

"Kenapa tidak disana saja ? Kau juga kan bisa ikut membantu untuk mengobatinya."

"Se-sepertinya a-aku tidak ak-akan di-dibutuhkan disana, ka-karena Sa-sakura-san seorang di-diri saja sudah p-pasti bisa me-menyembuhkan N-naruto-kun."

"Hn."

Lama mereka terlarut pada pikirannya masing-masing.

"U-uchiha-san, l-lukamu sudah lebih b-baik se-sekarang."

"Hn."

"K-kalau begitu, a-aku akan me-memanggil S-shizune-san u-untuk mengobati le-lebih lanjut. Ka-karena ak-aku hanya bisa me-mengobati luka l-luarnya sa-saja."

"..."

Dan ternyata Hinata tidak menghampirinya lagi. Hanya ada Shizune dengan tim medis lainnya menghampiri Uchiha terakhir itu.

"Hinata, kau tidak ke sini lagi." bisik Sasuke yang pastinya tidak terdengar oleh siapapun.

1 bulan berlalu setelah peperangan usai, tentu banyak kerusakan parah yang telah terjadi di setiap desa.

Di desa Konoha, kini banyak shinobi-shinobi yang membantu para penduduk untuk merenovasi rumah-rumah mereka. Dan kini, Sasuke terbaring lemah di rumah sakit Konoha. Untung saja waktu itu Hinata memberikan pertolongan ringan pada Sasuke, jika waktu itu Hinata tidak menolongnya, mungkin Sasuke sudah tidak bisa terselamatkan lagi.

Teman-teman seangkatannya pun mulai berdatangan silih berganti. Hanya ada 1 orang lagi yang belum menjenguknya, orang yang bisa dibilang telah menyelamatkannya dari maut, seorang gadis pemilik surai indigo dengan suaranya yang merdu itu, yah orang itu adalah Hyuuga Hinata. Gadis tersebut tidak terlihat lagi batang hidungnya setelah adanya pernyataan resmi bahwa Naruto dan Sakura resmi menjadi pasangan kekasih.

Di kediaman Hyuuga..

"A-aku harus k-kuat, a-aku harus b-bisa me-melupakan N-naruto-kun. D-dia bu-bukan takdirku. A-aku harus bisa melupakannya, d-dia adalah ma-masa laluku." kalimat itu terus diulang beberapa kali oleh sang heiress hyuuga tersebut.

Tidak lama kemudian,

"Hinata-nee, ada teman-teman nee-san datang." Hanabi tiba-tiba berteriak di depan pintu kamar Hinata.

"Baiklah, nee-san akan segera turun." jawab Hinata sambil mengusap air matanya.

"Hinata-chan, kami datang menjengukmu. Kami khawatir padamu karena sudah 1bulan ini kau tidak pernah terlihat di desa. Kamu kenapa? Kamu bisa cerita pada kami." ujar Ino.

"A-aku ti-tidak apa-apa I-ino-san, a-aku hanya se-sedang rindu de-dengan rumah k-karena sudah l-lama aku t-tidak ada di r-rumah." jawab Hinata sambil tersenyum tipis.

"Aaa, sou ka. Oh ya, aku baru ingat. Hinata-chan kamu belum menjenguk Sasuke-kun kan ? Seingatku tinggal kamu saja yang belum menjengk Sasuke-kun." kata Ino.

"Kau betul Ino, Hinata-chan kamu belum menjenguk Sasuke kan ? Seingatku kata Shizune-san kamu yang memberikan pertolongan pertama pada Sasuke waktu itu kan ?" tambah Tenten.

"I-iya, wa-waktu itu a-aku memberikan per-pertolongan pertama p-pada U-uchiha-san."

"Kamu tidak mau menjenguk Sasuke-kun Hinata-chan ?" tanya Ino lagi.

"M-memangnya U-uchiha-san masih d-dirawat di rumah s-sakit ? " tanya Hinata.

"Hinata-chan belum tau keadaan Sasuke ya ? Dia itu masih dirawat di rumah sakit Konoha. Dia itu masih jauh dari kata sembuh, asal kau tau saja chakra Sasuke selalu tidak stabil, setiap dia sadar, dia pasti akan merasa kesakitan. Tim medis selalu berjaga disana." jelas Tenten.

"A-apa separah i-itu ?" tanya Hinata yang terkaget.

"Ya, tentu saja. Dan lagi, untung saja waktu itu kamu memberikan pertolongan pertama pada Sasuke-kun. Bila waktu itu kamu tidak menolong Sasuke-kun, sudah dipastikan kalau Sasuke-kun itu akan meninggal." sahut Ino.

"Yang dikatakan Ino benar, Hinata-chan" tambah Tenten.

"A-astaga, a-aku akan me-menjenguknya. I-ino-san, Tenten-san a-apa kalian bisa me-menemaniku ke sana ?" tanya Hinata.

"Gomenne Hinata-chan, aku sebenarnya mau menemanimu menjenguk Sasuke. Tapi sore ini aku sudah punya janji dengan Gai-sensei dan Lee untuk sparring sampai malam." jawab Tenten.

"Aku juga tidak bisa Hinata-chan, aku juga sore ini harus menjalankan misi dengan Sai-kun ke desa Oto." jawab Ino juga.

"Aaa... Ti-tidak apa kok. A-aku bisa k-ke sana se-sendiri." kata Hinata sambil tersenyum.

"Apa tidak apa?" tanya Ino dan Tenten bersamaan.

"Ti-tidak apa. K-kalau begitu, b-bukankah harusnya kalian b-bersiap-siap?"

"Betul juga, kalau begitu kami pergi dulu ya." kata Tenten.

"Y-ya."

"Hinata-chan, apa benar tidak apa-apa?" tanya Ino sekali lagi.

"I-iya, aku t-tidak apa-apa. K-kalian pergilah." kata Hinata.

"Baiklah kalau begitu. Jaa Hinata-chan." kata Ino dan Tenten sambil malambaikan tangan.

"Jaa ne."

.

Sore hari di Konoha.

"Hinata-nee, nee-san mau kemana sore-sore begini ?" tanya Hanabi.

"N-nee-san ingin m-menjenguk U-uchiha-san, Hanabi-chan." jawab Hinata.

"Begitu, jangan pulang terlalu malam ya nee-san." kata Hanabi.

"Y-ya Hanabi-chan. Jaa ne."

.

Di toko bunga milik klan Yamanaka.

Kling...

"Selamat sore. Ehh Hinata-san ?" kata pemilik toko itu.

"S-selamat sore, baa-san."jawab Hinata sembari tersenyum.

"Ingin membeli bunga, atau ingin bertemu Ino ?" tanya ibu Ino itu.

"A-aku ingin me-membeli bunga baa-san."

"Kalau begitu, Hinata-san mau membeli bunga apa?"

"Ak-aku ingin bunga l-lavender saja baa-san."

"Baiklah, bunga ini mau dibawa pulang atau mau diberi ke seseorang?"

"Aku i-ingin menjenguk t-teman, baa-san.

"Aaa, untuk Sasuke ya?" tanyanya lagi sambil membungkus serangkaian bunga itu.

"I-iya baa-san."

"Totalnya jadi 20 ryo."

"I-ini uangnya baa-san."

"Baiklah, terima kasih ya."katanya sambil tersenyum.

.

Di rumah sakit Konoha.

"Ingin menjenguk siapa ?" tanya salah satu perawat.

"A-aku ingin m-menjenguk U-uchiha-san." jawab Hinata.

"Oh, Uchiha Sasuke kan ? Dia dirawat di ruang 2327." sahut perawat itu lagi.

"T-terima kasih." jawab Hinata sambil tersenyum.

.

Setelah itu Hinata berjalan di lorong-lorong rumah sakit. Selama perjalanan dia berdoa terus agar di ruangan Sasuke nanti, tidak ada Sakura dan Naruto. Dia takut kalau hatinya akan menjadi sakit lagi bila melihat mereka berdua bersama. Lalu ketika di depan ruang 2327.

Kreekk...

"P-permisi." kata Hinata.

"..."

'Sepertinya hanya ada Uchiha-san disini.' pikir Hinata.

Dan seperti perkiraan Hinata, ternyata di ruangan itu hanya ada Sasuke yang terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit itu.

"M-maaf baru me-menjengukmu sekarang, U-uchiha-san."

"..."

Karena tidak mendapat jawaban, Hinata jadi menyimpulkan kalau Sasuke itu sedang tertidur sekarang. Entah mendapat dorongan darimana Hinata menjadi duduk di kursi sebelah ranjang Sasuke setelah menyimpan bunga lavender yang baru dia beli tadi.

"U-uchiha-san, gomen. A-aku tidak tau kalau k-kau ternyata s-sakit separah ini."

Masih tidak mendapat sahutan, hingga Hinata lebih memilih diam dan duduk di tempatnya itu.

.

"Ngh..." Tiba-tiba saja Sasuke mengerang.

"U-uchiha-san, k-kau tidak apa?" tiba-tiba Hinata menjadi panik seketika.

"Ngh..."

"U-uchiha-san"

"Tetaplah disini." Hinata menegang ketika mendengar suara Sasuke.

"U-uchiha-san?" Hinata bertanya kembali selagi memastikan kalau Sasuke itu sebenarnya sadar atau tidak.

"Ukh..."

"A-aku akan segera me-memanggil S-shizune-san, a-aku permisi d-dulu."

Baru saja Hinata akan beranjak dari tempat duduknya hinga dia merasakan kalau kini tangannya sedang digenggam seseorang. Ya siapa lagi kalau orangnya adalah Sasuke.

"U-uchi.."

"Kumohon, tetaplah disini.. Hinata." Sasuke kembali mengigau.

.

.

Hinata merasakan desiran aneh ketika Sasuke menyebut nama kecilnya, dan sekaligus terlena ketika mendengar Sasuke memintanya untuk tetap disini dengan nada-ya bisa dibilang nada memohon.

Lantas Hinata pun kembali untuk duduk di tempat duduknya kembali dan kembali memperhatikan wajah tenang dari Uchiha terakhir itu.

Entah sekarang sudah jam berapa, yang pasti kini langit sudah mulai gelap dan Hinata masih setia duduk di dekat Sasuke yang masih belum sadar itu. Dan mau apalagi Hinata masih belum bisa melepaskan genggaman Sasuke pada tangannya itu, semakin Hinata berusaha ingin melepaskan genggamannya itu semakin erat pula genggaman Sasuke pada tangannya dan Hinata pun akhirnya memutuskan untuk diam sambil menunggu tangan Sasuke sendiri yang akan melepaskan tangannya.

Angin malam berhembus melewati jendela kamar inap Sasuke membuat Hinata mau tidak mau semakin mengantuk. Dia sebenarnya sudah ingin pulang daritadi karena bila dia tidak pulang bisa-bisa ayahnya akan memarahinya habis-habisan, tapi tangan Sasuke ini bukannya semakin mengendur malah semakin erat menggenggamnya. Karena Hinata sudah tidak bisa menahan kantuknya maka diapun akhirnya tertidur dengan kepala menyender pinggiran ranjang Sasuke juga dengan kepala mengahadap Sasuke.

Sekitar jam 3 pagi, Sasuke terbangun. Ada perasaan senang ketika dia terbangun sambil mengingat-ingat mimpi apa yang barusan dia alami sambil tersenyum kecil. Dia bermimpi kalau dia kini sedang menggenggam seorang gadis bersurai indigo yang sudah menolongnya waktu itu.

Sadar kalau dia sedang tidak sendiri diruangan ini, lantas ia pun menolehkan kepalanya ke samping kanannya. Sasuke terkejut karena ternyata orang itu adalah Hinata, orang yang baru saja dia mimpikan dan ternyata dia bukan hanya sedang bermimpi. Ini kenyataan, hatinya pun berdesir bahagia ketika mendapati Hinata sedang tertidur dengan wajah tenangnya dan ada disampingnya. Sasuke pun akhirnya memutuskan untuk kembali tidur sambil menggenggam tangan Hinata yang sengaja di taruh di atas dadanya sendiri.

.

.

TBC (^_^)a

.

.

RnR please ?