Author: Selubiyy1004 (Obiy)

Tittle: LOVE IS NOT OVER

Gengre: School-Life,Mature,Comedy,and FriendShip

Cast : Sehun (Sunbae Luhan)

Luhan (Hobbae Sehun)

Lay (Gege Luhan)

Kris

Kyungsoo

Kai

Chanyeol

Baekhyun

Suho

Xiumin

Tao

Summary: Luhan sang hobbae yang harus menyanggupi menjadi pesuruh seorang sunbae galak dan berwajah datar selama SATU MINGGU Akankah sang Hobbae sanggup?

WARNING THIS IS YAOI FANFICTION

GAK SUKA? NOT BACOT CLOSE AJA

あの場所で 君とまた
あの場所で 会えるならば
あの場所で 待ってるから
来て欲しいんだ
Oh baby I...

Luhan POV

LARI

LARI

LARI

LARI

Aku menoleh ke belakang di antara kegiatan berlari ku. Mata yang berada di wajah pucat ku melotot terkejut ketika sosok lelaki itu sudah berlari cepat mengejarku di koridor sekolah yang sepi yang bahkan aku sendiri tidak tahu karena apa.
Oke, ini masih pagi untuk mengharapkan sekolah ini sudah ramai atau mengharapkan ada sosok pahlawan yang mau menyelamatkanku dari pengejaran ini.
Aku terus berlari sekencang mungkin yang aku bisa. Membayangkan diriku sebagai seorang pelari paling cepat di dunia.

"YA! XI LUHAN! JANGAN LARI KAU! KAU KIRA BISA LEPAS BEGITU SAJA DARIKU!"
Teriakan murka lelaki itu semakin membuatku takut dan semakin berlari sekencang mungkin sebisa yang aku bisa.

Tampak dari depan sosok lelaki jangkung bertelinga lebar berjalan berlainan arah dari ku.
Ah!
PARK CHANYEOL! AKU TAHU DIA AKAN MENJADI PENOLONGKU!

"CHANYEOL! TOLONG AKU! AKU TAHU KAU BAIK!"
Dengan cepat aku mengumpat di balik punggung lelaki yang terkenal julukan HAPPY VIRUS nya itu.
Sosok lelaki yang mengejarku itu sedikit mengatur nafasnya yang terbuang akibat mengejarku. Hingga lelaki itu langsung menorehkan tatapan murkanya padaku, aku berpaling takut.
"Chanyeol lakukan sesuatu!" perintahku dengan cepat. Aku sangat berharap pada Chanyeol kali ini.
Tentu aku sedikit ragu, Chanyeol itu hanya di kenal karena sikap konyolnya. Bukan karena jago berkelahinya.
Tapi aku percaya pada teman sekelasku ini! Aku mempercayaimu PARK CHANYEOL!

GREB

Eh?
Chanyeol meraihku dengan memegang ransel di punggungku dan dengan cepat mendorongku ke arah lelaki berdarah dingin yang mengejarku itu.
"urus dia dengan baik, Sehun." Jawab Chanyeol dengan juluran lidahnya yang menyebalkan. Dengan langkah secepat mungkin Chanyeol sudah pergi meninggalkanku dengan lelaki yang bahkan lebih menyeramkan dari binatang buas ini.
Aku menoleh takut pada Sehun nama lelaki menyeramkan itu- dengan tatapan takut. Lelaki itu juga menatapku dengan tatapan sinisnya.
OH SEHUN, seniorku di kelas 3. Terkenal akan wajah datar nya dan kasarnya pada wanita.
Dan aku, XI LUHAN. Murid kelas 1 yang baru menikmati kehidupan SMA di musim semi kemarin.
Aku sendiri punya alasan tersendiri kenapa bisa membuat Sehun semarah ini.
Alasan utamanya karena lelaki sial ini menghancurkan kue buatanku dengan menginjak-injaknya. Ayolah, padahal aku hanya tidak sengaja menjatuhkan minuman kebaju lelaki itu.
Dan pagi ini aku hanya membalas dendamku dengan mencoret-coret mobil nya dengan spidol pemberian si hitam Kai dengan tulisan "URUSI WAJAH DATARMU!"
Yang sialnya hal itu dipergoki oleh dia hingga terjadilah pemandangan kejar-kejaran pagi ini.
Yang aku bingungkan, darimana ia tahu namaku?

Sehun mendorongku ke tembok koridor dan menahanku dengan membuat ruangan dari tangannya. Menatapku dengan tatapan seramnya.
"sunbae aku minta maaf. I-itu karena aku masih tidak rela sunbae kemarin menghancurkan kue yang aku buat. Aku tadi hanya bercanda. Sungguh."

"bercanda? Dengan spidol ini?!"

"ah! Ini spidol? Astaga! Sunbae tahu? kai yang memberiku spidol ini! Dia juga tahu jika aku sedang kesal dengan sunbae dan dia yang menyuruhku untuk mencoret mobil sunbae dengan-"

"aku tidak mengatakan hal itu, Luhan."
Dan sekarang Kai sudah berdiri di depanku dan Sehun. Di samping Kai juga sudah ada Kyungsoo, sahabatku menatapku dengan pandangan ngeri. Mungkin dia juga tak bisa membayangkan jika berada di posisiku.
"nikmati perbuatanmu, Luhan cantik."
Kai menjulurkan lidahnya dan juga dengan cepat berlalu meninggalkanku bersama Kyungsoo yang sepertinya tak ada keberanian untuk membantuku.
Ah malangnya nasibku hari ini.

"kau ingin mengatakan apa lagi, XI LUHAN?"
Sehun menatapku dengan seram.
Aku tak tahu harus mengatakan apalagi kecuali mengatakan 'sunbae tahu darimana namaku?' tapi tentu aku masih sayang dengan nyawaku dan aku tahu bagaimana nasibku setelah mengatakan itu.

"ck. Karena kau memiliki wajah cantik, aku juga tak mungkin memukul wajahmu asal Kau tahu? Mobil ku itu perawatannya sangat mahal." Sehun berdecak kesal.
Apa aku akan selamat?
"dan aku tahu kau tidak akan punya uang untuk mengganti kerugian itu. Karena aku baik, kau hanya kuminta menjadi suruhanku selama satu minggu. Menolak? Berarti kau siap untuk kupukul dan kukirim ke Rumah Sakit terdekat."

Dia bilang dia baik? Apa aku salah dengar?
tapi aku lebih ingin salah dengar soal 'suruhan' itu.
APA DIA GILA? Menjadi suruhannya? Apa dia ingin membunuhku secara perlahan?

Tiba-tiba Sehun menjetikan jarinya tepat di depan wajahku. Aku tersadar.
"jadi apa jawabanmu, Luhan?"
Sehun menunjukan smirknya dengan licik.
Menolak? Sama saja bunuh diri sekarang juga. ohtidak tuhan, lebih baik ia membunuhku secara perlahan saja.
Dan dengan lemas dan terpaksa aku mengaggukan kepalaku.

Aku tahu kehidupan penuh nerakaku baru akan di mulai.

**Selubiyy1004**

Aku membuka pintu kelas dengan dobrakan keras, tak lupa juga aku memasang wajah suntukku ketika baru masuk ke dalam kelas yang masih belum ramai.
Tampak Kyungsoo dan Xiumin menatapku dengan muka takut sepertinya mereka menyangka aku akan meledakan amarah ku. Tapi aku terlalu malas dan tak punya alasan untuk memarahi mereka. Aku tahu jika aku jadi mereka pun pasti tak akan berani melawan senior yang di atas dua tingkat. Kita hanya tingkat muda di SMA ini.
Aku mendudukan diriku di samping Kyungsoo dan langsung memasang wajah cemberutku.
"mianhae, tadi aku tak berani mengatakan apapun, Lu. Kau tahu sendiri kan Sehun sunbae itu termaksud senior yang di hormati di sini."Kyungsoo mencolek pundakku yang tengah membenamkan wajah di meja, bertingkah seperti layaknya mayat hidup.
"apa Sehun sunbae benar-benar memukul mu?"
Xiumin kini bertanya padaku dengan penasaran.
"aku yakin Sehun tidak akan memukul mu kan? Lagipula kau juga salah, untuk apa kau mencoret mobil nya dengan spidol? Kenapa tidak sekalian saja kau membuat gambar tato di mobil nya dengan spidol itu?"

Kai menyahut secara tiba-tiba.
"atau mencuri kaca spion mobil nya saja. Bukankah itu pekerjaan mudah? Lagipula kaca spion jika dijual pasti mahal." Chanyeol ikut menyahut dengan entengnya dan lalu mereka berdua tertawa terpingkal-pingkal membayangkan Luhan yang mencuri kaca spion dari mobil Sehun.

"WAAAAAAAAAAAAAAAAAA!"

"JANGAN LARI KALIAN BERDUA! KALIAN PIKIR ITU LUCU?!"

Dengan brutal aku melempari segala hal ke arah Kai dan Chanyeol sialnya kedua lelaki itu sudah dengan cepat berlari keluar kelas dengan langkah seribu.
Aku meraih Kayu di samping locker kelas yang selalu jung ssaem pakai untuk siswa nakal, dengan aba-aba mantap aku bersiap melemparkan sapu itu pada mereka. Terserah siapa yang mau kena! Yang penting sasaran itu Kai dan Chanyeol!
Hingga sapu itu sudah melayang ke arah Kai dan Chanyeol yang masih terus berlari dari kejaranku.

TUAGGG!

Aku melotot. Chanyeol dan Kai menghentikan laju lari mereka dan ikut melotot.
Salah sasaran. Tidak. Tidak hanya salah sasaran, TAPI BENAR-BENAR MELESET KE ORANG YANG TIDAK SEHARUSNYA TERKENA !

OH SEHUN.
Sial, kenapa lelaki itu selalu muncul? Dan sialnya sapu itu tepat mengenai kepala lelaki berambut hitam gelap itu.
"Astaga Sehunniei! Gwaenchanaaa?!"
Dari arah kelas Sehun keluar seorang perempuan cantik segera menghampiri Sehun dan menunjukan rasa khawatir berlebihannya.
Sehun masih meringis dengan kerutan keningnya yang menyeramkan menatapku. Tampak Kai dan Chanyeol yang melaksanakan aksi melarikan dirinya seperti biasa.

"YA! Apa kau kira ini di rumah mu sendiri? Bagaimana bisa kau melemparkan kayu sembarangan seperti itu hah?!" perempuan itu melotot ke arahku dengan wajah sinis. Aku diam tak tahu harus mengatakan apa-apa.
"kau ini kelas satu kan? Apa kau tidak bisa menghilangkan kebiasaan anak-anakmu di sini?" perempuan itu semakin berkicau marah.
Apa-apaan? Apa dia harus semarah itu jika yang terkena lemparan itu Sehun. Bukan dia.
"sudahlah Irene. Dia itu memang tak punya etika makanya melakukan hal seperti itu."
Sehun akhirnya berujar.
Tapi bukannya membelaku tapi lelaki itu malah semakin merendahkanku. Tak punya etika? Cih.
"aniya! Ini tidak bisa di biarkan Hunniei! Ya kau! Ayo cepat minta maaf padanya!" perempuan itu membentakku kesal dengan muka menyebalkannya dan melipat tangannya dengan gaya sok.

Tidak mau! Aku tidak mau meminta maaf pada lelaki itu untuk yang kedua kalinya!
Teriak ku tentu dari dalam hati.

"APA KAU TULI HAH?!"
perempuan itu menarik tanganku dengan kasar dan mengarahkanku ke hadapan Sehun dengan paksa. Sehun juga menatapku dengan sok dan sinis.
Tidak mau.
"CEPAT MINTA MAAF! Dan Sehun kau bisa memukulnya. Bukannya setimpal dengan apa yang dia lakukan padamu." Perempuan itu berujar dan menatapku sinis.
Aku tidak pernah menyangka jika tingkah senior bisa seseram ini. Rasanya ingin menangis di perlakukan seperti ini tapi mau di kemanakan kata MANLY yang selalu ia bangga banggakan

"apa yang terjadi?"

Tiba-tiba terdengar suara lelaki dari situasi menegangkan bagiku ini. Perempuan bernama Irene itu menoleh ke arah suara itu begitupun juga dengan aku dan Sehun.
Tampak sosok lelaki berwajah seperti bule dan jangkung sudah berdiri di belakang dengan senyuman manis.
"ah Kris. apa kau tahu? Pria sial ini baru saja memukul sehun dengan kayu. Bukankah tidak sopan huh?"
Irene menunjukku dengan raut kesal.
"hentikan."
Lelaki bernama Kris itu berjalan untuk bisa lebih dekat dan berdiri tepat di hadapanku. Sebentar ia menatapku dengan tatapan bersahabatnya. Aku juga menatapnya, aku tidak pernah mengenalnya sebelumnya.
Kris menatap ke arah Sehun.
"bukankah pria cantik ini memukul Sehun, bukan kau. Jadi aku pikir kau tidak perlu memukul pria ini. Sehun lah yang seharusnya memukul pria ini. Iya kan?"

Apa?
Dia bilang apa? Dia bukannya ingin menyelamatkanku?

"eh? Ta-tapi."
"waeyo? Bukankah itu benar?" Kris menampakan ekspresi cool nya yang dengan segera melelehkan amarah Irene yang menyebalkan.
"ayo sehun. Pukul dia jika memang kau kesal dan tidak terima." Kris menoleh ke arah Sehun dengan senyuman yang seperti berarti lain.
Ah tapi apalah itu, satu hal yang pasti ku dapat itu PUKULAN!
Sehun juga menatap Kris. Tapi tatapan lelaki itu tampak sinis dan kebencian.

"cih. Apa aku harus membuang waktu ku untuk ini? pergi kau." Sehun benar-benar marah sekarang. Seperti tak ada rasa takut lelaki bernama Kris itu tersenyum dan menarikku secara tiba-tiba dengan tangannya. Aku melotot kaget ke arahnya.
"baiklah. Aku akan menyelamatkan anak ini sebelum Irene marah. Annyeong."
Kris menaikan satu tangannya yang berarti lambaian singkat dan mengajakku berlalu meninggalkan kedua senior menyeramkan itu.

***

AUTHOR POV

"apa kau tidak apa-apa? apa Irene memukulmu?"
Tiba-tiba Kris menoleh ke arah Luhan dan menatap pria itu dengan khawatir. Luhan yang masih bingung dengan sikap Kris kini tersadar dan menggeleng dengan cepat.
Kris tersenyum dengan ramah.
"syukurlah." Ucap lelaki itu.
Luhan diam malu kenapa ia harus kalah dengan wanita bukan kah dia pria sejati . Ia masih tidak mengerti dan tidak tahu alasan Kris mau menyelamatkannya dari terkaman senior buas itu.

"kenapa kau mau menyelamatkanku?" Luhan menatap Kris dengan hati-hati ketika lelaki itu mendudukan dirinya di bangku taman sekolah dengan santai.
"aku? Ah. Hanya saja kau terlihat sedang butuh bantuan. Aku sangat tahu apa yang sedang terjadi padamu." Jawab Kris dengan santai dan tersenyum. Hingga Luhan menduga jika lelaki di hadapannya itu hanya tahu cara untuk tersenyum.
"ah jinjayo? Hmm kalau begitu gumawo."Luhan sedikit membungkukan badannya tanda terima kasih yang sedikit ragu.
Kris menatap Luhan dengan senyum penuh arti.
"Wu YiFan kau bisa memanggilku KRIS."
Kris menjulurkan tangannya, tanda jika ia ingin berkenalan.
"ah. Xi Luhan. Kelas satu." Luhan menyahut dan membalas jabatan tangan Kris dengan cepat.
Kris menatap Luhan dengan wajah memerah. Luhan menatap bingung hingga tak berselang waktu lama Kris sudah tertawa terpingkal-pingkal.
Luhan semakin bingung dengan tingkah kris yang selalu tak bisa dia duga.
"ah jinjayo. Jinja. Jinja."
Kris masih terpingkal hingga airmatanya keluar.
"apa ada sesuatu yang lucu dari nama ku?" Luhan mengerutkan keningnya.
"ah jinja. Kau memang benar-benar tidak ada kerjaan. Untuk apa kau melempar kayu kepada binatang buas itu. Apa kau sedang ingin melawak huh? Ah jinja!" kris masih terpingkal dengan penjelasan yang ia lontarkan dengan mati-matian.
"seumur hidupku baru pertama kali melihat orang seperti mu. Aku jadi bingung kau ini penakut atau pemberani?"
Kris semakin terpingkal dengan wajah memerah. Melihat tingkah Kris yang menyebalkan Luhan jadi ingat dengan Kai dan Chanyeol yang juga menyebalkan. Kenapa semua orang jadi suka menertawakannya seperti ini?
Luhan menekukan wajahnya dan berlalu begitu saja meninggalkan Kris dengan kesal.
Kris tersadar dengan sikapnya yang berlebihan dan dengan segera menghentikan tawanya. Ia berlari mengejar Luhan dan meraih tangan pria mungil itu.
"ya mianhae. tadi aku memang sedikit berlebihan." Ucap Kris kini dengan lebih serius.
Kris membalikkan badan Luhan dan dengan cepat membuat kedua mata lelaki itu terbuka lebar.
Luhan yang menangis.

"y-ya. Tadi aku cuman bercanda. Mianhae jinja. Aku tidak tertawa lagi sekarang. Ya uljimma~"
Kris kini tampak khawatir. Sikap menyebalkannya kini sudah benar-benar hilang 180%.

"itu tadi tidak lucu sama sekali. Kenapa semua bisa tertawa di saat aku merasakan ingin mati? Apa aku begitu pantas untuk di perlakukan seperti itu? Apa aku begitu menyedihkan? Itu tidak lucu sama sekali HUWEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE…..!"
Luhan benar-benar merengek seperti anak kecil sekarang. Ia sudah tidak memperdulikan Cap MANLY ataupun PRIA SEJATI untuk hari ini. Semuanya terasa seperti neraka baginya.

Dan ia sudah tidak perduli dengan kris yang menariknya ke dalam pelukan.

***

"aku merasa bersalah dengan Luhan. Dia pasti benar-benar di terkam Oh Sehun."
Ujar Xiumin di antara laju jalannya dengan Kyungsoo. Mereka tengah mencari Luhan yang mereka khawatirkan. Pasalnya mereka baru mendengar jika tak sengaja Luhan melempar kayuu ke arah Sehun langsung dari mulut Kai dan Chanyeol. Mereka sangat khawatir jika Sehun akan benar-benar memukul Luhan.
"apa kau yakin Sehun sunbae akan memukul LuLu kita?"kyungsoo menatap Xiumin dengan tatapan ragu.
"molla. Menurutmu?" Xiumin juga memasang wajah ragunya.
"bukankah seseorang yang marah bisa lupa diri?" lanjut Xiumin. Keduanya menegukan ludahnya dengan tegang.
Dengan cepat mereka mempercepat langkah untuk mencari sosok Luhan yang mereka khawatirkan.

"apa ketemu?"
Dari arah lain tampak Kai dan Chanyeol menghampiri Xiumin dan kyungsoo. Kedua lelaki itu juga tengah mencari Luhan.
"belum. Hampir seluruh bagian sekolah sudah aku cari."
Xiumin berujar dengan sedih.
"ah dimana dia? apa Sehun benar-benar memukulnya?"
Kai menggaruk rambutnya frustasi.
"persentasenya 90%. Karena ada Irene yang menyeramkan juga di sana. Mereka berdua pacaran kan? Sudah pasti Luhan akan habis." Chanyeol menebak dengan muka yang juga frustasi.
"ah jinja! Kenapa saat itu juga kalian tidak membela Luhan agar selamat?!"
Amuk kyungsoo dengan muka kesal menatap Kai dan Chanyeol.
"saat itu kita juga tidak berani. Sehun terlempar kayu tepat di kepalanya. Jika kami mengaku kami juga akan habis." Kai membela dirinya sendiri, diikuti anggukan cepat Chanyeol.
"bukankah itu lebih adil! Kan yang membuat Luhan kesal kan kalian sendiri! Tidak ada solidaritasnya jadi teman!" balas kyungsoo dengan cepa
Kai dan Chanyeol tidak bisa berkutik. Apa yang kyungsoo katakan memang benar. Seharusnya mereka bisa membela Luhan sedari awal dan menyelamatkan pria cantik itu. Meski hanya sekali.

"apa kalian tidak ada kelas?"
Tiba-tiba suara berat menyahut di antara keterdiaman mereka. Mereka menoleh ke arah suara itu dengan cepat, takut-takut jika guru yang memergoki mereka karena tidak mengikuti kelas.

"ah Chen hyung. Mengagetkan ku saja."
Ujar kai seraya menghelus dadanya, diikuti Chanyeol,kyungsoo dan Xiumin yang lega karena sosok itu bukanlah guru. Tapi senior mereka yang bernama menatap mereka dengan bingung.
"apa kalian sedang bolos?" chen menyenggol lengan kai dengan tatapan menggoda.
"seharusnya tidak boleh seperti itu. Kalian kan baru tingkat satu. Bersikap rajin lah, baru jika sudah tingkat dua seperti ku kalian boleh sedikit bebas." Nasihat chen dengan muka yang lumayan menyebalkan bagi kyungsoo dan xiumin. Toh, kedua pria manis itu baru pertama kali menjumpai chen.
"aniya hyung. Kami hanya sedang mencari teman kami yang hilang."
Helak kai dengan cepat.
"mencari teman yang hilang? Kasus kalian sama dengan ku dong." Ekspresi chen mulai berubah.
"apa kalian melihat Kris?" kini chen bertanya kepada ke empat orang di hadapannya dengan tingkah celingak-celinguk.
"kris hyung hilang?" Chanyeol menyahut terkejut.
"apa dia masih anak kecil sampai bisa menghilang seperti itu? Seandainya sekolah ini punya pusat anak hilang." Ujar kai lagi hingga akhirnya kai dan chanyeol serta chen yang tertawa terbahak mendengar lelucon itu. kyunsoo dan xiumin saling menatap bingung, karena bagi mereka ini bukan saat yang tepat untuk tertawa atau bercanda.

"ah. Tapi itu seperti Kris."
Chen menghentikan tawanya dan mengerutkan keningnya ke arah lain.
"mana?"
kai dan chanyeol ikut menoleh mengikuti arah tatapan chen. Begitu juga dengan kyungsoo dan xiumin.

Mereka bisa melihat sosok lelaki yang seperti 'kris' bagi chen-kai dan chanyeol tengah memeluk seorang lelaki mungil yang tengah menangis yang juga tampak seperti 'Luhan' bagi kyungsoo-xiumin dan juga kai-chanyeol secara bersamaan.

Mereka melihat keduanya dengan terpaku tanpa ada yang berbicara satu pun.

*

"sehunnie~ gwaenchana?"
Irene terus meraih tangan Sehun dengan tatapan khawatir. Mengikuti langkah lelaki itu yang seperti tak ingin di ganggu. Tapi itu tak membuat gadis itu takut, Irene enggan melepas lengan Sehun. Berharap lelaki itu mau berbicara dengannya.
"apa kayu itu membuat kepalamu terluka? Mungkin aku bisa melaporkan pria itu pada kepala sekolah karena telah bersikap bodoh di lingkungan sekolah. Bagaimanapun juga-"
BRET!
Dengan kasar Sehun melepaskan tangannya pada genggaman Irene dan menatap gadis itu dengan tatapan seramnya.
"TAK BISA KAH KAU PERGI DAN BERHENTI MENCAMPURI URUSAN KU HAH!?"
Semua yang lewat di dekat mereka menoleh dan dengan cepat berlalu karena terlalu takut dengan amuk Sehun yang bisa merembet kemana saja.
Irene menghela nafasnya dengan senyuman.
"aniya, Sehun. Aku tahu kau tidak seharusnya ditinggalkan untuk sendiri." Ucap Irene dengan tenang. Perlahan gadis itu kembali meraih tangan Sehun dan menggegamnya dengan lembut.
Bisik-bisik para murid yang membicarakan mereka kembali terdengar di telinga keduanya.
Semua memang tahu dengan gosip yang menyebar di sekolah.
Bukankah hanya Irene yang bisa mendinginkan amarah dan sikap panas seorang Sehun?
Bahkan gosipnya mereka berdua sudah berpacaran.
BRAT!
Sehun melepaskan genggaman Irene dengan kasar lagi. Tapi kini tatapan seram lelaki itu tidak terarah pada Irene. Lelaki itu menatap seram dan sinis ke arah lain tepat di belakang Irene.
Dengan langkah cepat dan penuh amarah sehun berjalan melewati Irene. Irene ikut menoleh ke belakang, mencari tahu sebab ke marahan sehun yang begitu besar.

Sehun berjalan dengan langkah penuh amarah kearah dua sosok insan yang tengah berpelukan tanpa dosa di hadapannya. Dengan brutal dan tanpa peduli lagi ia melepaskan pelukan keduanya dengan paksa hingga kedua makhluk itu menatap ke arahnya dengan ekspresi bingung-terkejut dan malu menjadi satu.
Sehun meraih tangan pria cantikitu yang memasang tampang bingung di hadapannya itu dengan kasar. Semua menatap ke arah Sehun dan Luhan itu dengan penasaran.

"KAU ITU PEMBANTU KU SEKARANG! KENAPA MALAH BERPELUKAN TAK JELAS DI SINI HUH?! HARUSNYA KAU MELAYANIKU DENGAN BAIK!"

Bentakan serta teriakan Sehun begitu sangat sangat sangat terdengar dengan jelas di telinga setiap murid yang berada di koridor dan taman belakang sekolah. Bahkan guru yang hanya sekedar lewat sampai menghentikan langkah mendengar bentakan Sehun yang kencang.
Semua terdiam hening.
Dan Luhan baru pertama kali merasakan runtuhnya hidup dalam hidupnya.

***

"Xi Luhan! Kau mau tidur sampai kapan? Ini sudah siang!"
sang Mama terus menggedur pintu kamar Luhan dengan muka cemas dan kesal. Ini sudah ke-4 kalinya anak nya itu terus mencari alasan untuk terus tidur sebentar. Kali ini jika Luhan tidak bangun juga mungkin pria bermata rusa itu akan kesiangan dan siap menerima konsukuensi hukuman telat dari gurunya.
"Xi Luhan! Kau tidak mendengar ucapan Mama?"
Mama nya terus menggedur pintu dengan decakan kesal. "ini sudah siang! Kau bisa telat!" geduran pintu semakin kencang.
"kenapa Ma?"
Mama Luhan menoleh dengan tampang kesal ke arah kakak Luhan yang tampak baru keluar dari kamar mandi.
"urus adikmu, Lay. Dia sepertinya ada masalah di sekolah."
Mama Luhan menunjuk pintu kamar Luhan dan berlalu ke dapur dengan decakan kesal. Menyerah dengan sikap keras kepala anak nya.
Zhang Yixing, kakak Luhan menatap pintu kamar Luhanyang sudah dari semalam terdapat tulisan "JANGAN BANGUNKAN AKU" tertempel di depannya. Sudah pasti pria yang selalu mengaku Manly itu sedang ada masalah di sekolah yang membuatnya malas masuk.
Lay menoleh ke arah jam di dinding. Mendesah dengan malas. Padahal waktu berangkatnya ke tempat kerja sudah sebentar lagi dan kini ia harus menambah kegiatan di pagi hari yang pasti akan menambah alasan potensi telatnya.
Lay mengetuk pintu kamar Luhan dengan sabar.
"pria manly apa kau ada masalah di sekolah? Bangunlah. Pikirkan dengan kepala dingin. Jika kau seperti ini masalah itu akan semakin bertambah besar."
Ucap Lay dengan mati-matian menjaga emosinya.

Luhan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut. Seperti enggan mendengar setiap ucapan yang keluar dari mulut kakak nya itu.
Semua tidak akan mengerti dengan masalahnya sekarang karena hanya dia dan dia yang harus menghadapi dan menyelesaikan masalahnya. Jadi tak ada gunanya juga jika ia mendengarkan nasihat orang lain.
"YAKKKK RUSA JELEK ! KELUAR SEKARANG DAN BERSIAP SEKOLAH! AKU TAK AKAN MEMAAFKAN MU JIKA JABATAN BARU KU TERCEMAR HANYA KARENA KAU!"

Lay menggedur kencang kamar Luhan dengan emosi.

"KAU MAU AKU MENDOBRAK PINTU INI DAN MENGGUYURMU DENGAN AIR DINGIN HAH?!"

*

"makan sarapanmu sekarang Lu. Kau akan telat."
Mama Luhan menatap putra nya itu dengan lamat. Tapi Luhan hanya tertunduk lesu dengan seragam sekolah yang lengkap. Roti selai panggang di hadapannya tak sama sekali ia sentuh.
Mama Luhan menatap jam di dinding dengan cemas.
"ayo berangkat sekarang."
Lay membenarkan letak dasinya seraya menenteng tas dan kunci mobil. Ia menatap Luhan yang masih tertunduk lesu tanpa semangat. Luhan menoleh ke arah Lay. Mata Luhan yang bengkak dan menghitam di bagian bawahnya karena tak bisa tidur tampak begitu suram dan menyeramkan sekarang.

''Ge, kau benar-benar akan membunuhku sekarang."

Ucap pria cantik itu, lemas.

*

XI LUHAN!
Kini setiap langkahnya menjadi sorotan setiap murid di sekolah tanpa terkecuali. Mereka menatap dan berbisik untuk membicarakan pria itu.
Tatapan mereka bermacam jenis. Ada tatapan kasihan, tak tega hingga datar. Yang pasti semua tatapan itu terlihat menyedihkan baginya.

"dia pria cantik yang di sebut-sebut pesuruh Sehun itu, kan?"

"bukankah itu terlalu menyedihkan?"

"apa dia bisa bertahan?"

"dia juga akan mati di tangan Irene."

"kasihan sekali dia."

Luhan membuka lockernya dengan muka suram dan datar. Pagi yang begitu buruk baginya dan kehidupan di SMA nya.

"annyeong, LuLu Sayang."

Luhan menoleh ke arah suara di sampingnya.
Tampak kyungsoo dan xiumin yang menatap Luhan dengan cemas dan takut.
"mwoya? Apa kalian juga akan membicarakanku dan kabur ketika aku mendapat masalah? Ne~ lakukan saja. Aku sudah terbiasa." Luhan menatap kesal kedua temannya itu dan berlalu dengan langkah lemas.
kyungsoo dan xiumin saling bertukar pandang dengan ekspresi menyesal. Dengan cepat mereka berjalan dan menggandeng cepat lengan Luhan.
"mianhae. kita benar-benar tidak tahu masalahmu akan sebesar ini Lu."
Kyungsoo menatap sahabatnya itu dengan lemas.
"lagipula saat itu terlalu tiba-tiba. Mana mungkin kami menyelak begitu saja." Tambah Xiumin dengan cepat di sambut anggukan Kyungsoo.
"tapi kami berjanji akan melindungimu juga! tidak perduli seberapa seramnya seorang OH SEHUN itu!" kyungsoo memeluk Luhan dengan erat. Begitupun juga xiumin.
Luhan menatap kedua temannya dengan terharu.
Ia menghentikan langkahnya dan tersenyum menatap kyungsoo dan xiumin.
"kalian memang sahabatku!" Luhan memeluk kyungsoo dan xiumin dengan berdua membalas memeluk Luhan dan mereka melakukan kegiatan tak jelas sebagai tanda persahabatan mereka.

"oiya ngomong-ngomong siapa lelaki kemarin?"
kyungsoo menghentikan kegiatan tak jelas mereka dan menatap Luhan dengan muka ingin tahu. Luhan diam menatap kyungsoo dengan muka bingung.
"siapa?" Luhan mengerutkan keningnya. xiumin menatap Luhan dan menerawang mengingat kejadian kemarin yang ia dan kyungsoo lihat.
"AH YE! BENAR! Siapa dia Lu?! Lelaki kemarin! Yang memelukmu itu!" xiumin memegang tangan Luhan. Berharap pria itu mau jujur dan memberi tahu semuanya.
Luhan semakin mengerutkan dahinya dengan bingung. Lelaki apa? Oh Sehun? Memeluknya?
Bahkan ia yakin Sehun tidak akan melakukan itu meski Korea berubah menjadi negara kerajaan lagi.
"siapa dia? bukankah dia temannya dari teman Kai dan Chanyeol? Dia kakak kelas kan?"
kyungsoo menatap xiumin sekarang.
"jinjayo? Aku tidak dengar dengan pasti pembicaraan mereka kemarin." Sambut xiumin dengan mata melebar menatap kyungsoo.
Luhan mencoba mengingat soal kemarin.
Lelaki yang memeluknya? Memeluknya? Memeluknya? Siapa?

"ah. Kau. Yang kemarin."

Luhan menoleh ketika sebuah suara terdengar begitu saja dari arah depannya.
kyungsoo dan Xiumin terkejut mendapati sosok yang mereka tahu 'siapa'. Jelas mereka masih sangat mengingat siapa lelaki yang kini berdiri di hadapan Luhan dengan senyum ramahnya.
"annyeong, Luhan. apa tidurmu nyenyak semalam?"
Lelaki itu tersenyum.
Luhan mengedipkan matanya, mengingat siapa lelaki yang dengan entengnya menyapa dengan gaya sok cool. Entahlah, gara-gara Sehun ingatannya sekarang sedikit memburuk.
Hingga mata Luhan melebar begitu saja.
Ingatan apa yang terjadi kemarin tiba-tiba muncul di dalam otaknya. Siapa lelaki ini dan apa yang lelaki ini lakukan.
"ah. Ma-maafkan ketidak sopananku kemarin." Luhan membungkukan badannya ketika ia mengingat insiden pelukannya dengan lelaki di hadapannya itu.
Kris –nama lelaki itu- tersenyum.
"aniya~ akulah yang pertama kali memelukmu. Jadi kau tidak usah minta maaf soal itu." Jawab Kris dengan pelan dan lembut.
"dan, jangan terlalu memikirkan perkataan Sehun kemarin. Dia memang sedikit gila." Lanjut Kris lagi dengan sangat entengnya tanpa takut Sehun mendengar perkataannya.
Luhan menatap Kris dengan lamat.
Ia seperti melihat seberkas sinar surga dari lelaki itu.
Penyelamat.
Dia sudah punya penyelamat hidupnya.

Kris menepuk kepala Luhan dengan lembut dan tersenyum penuh arti.
"tenang. Aku akan melindungimu dari Sehun."
ucapnya dengan setengah berbisik. Tapi kyungsoo dan Xiumin masih sangat bisa mendengar ucapan lelaki itu.
Kris pun berlalu meninggalkan Luhan yang masih terpaku menatap punggung Kris yang menjauh.
Di mata Luhan punggung itu seperti mengeluarkan sayap malaikat yang menyibak-nyibak indah dan lonceng surga seperti terdengar di telinga nya.
"kau dengar itu, Lu? Aku pikir dia menyukaimu!"
"kyaaa! Kau harus mentraktir kita berdua jika kalian jadian!"

Luhan sudah tak memperdulikan suara berisik kedua temannya itu.
Persetan untuk cinta.
Yang dia pentingkan sekarang adalah malaikat penyelamat yang bisa membebaskan dirinya dari terkaman binatang buas. Dan itu kris, harapannya.

kyungsoo dan xiumin saling pandang melihat ekspresi aneh Luhan ketika pria cantik itu tengah menatap punggung kris yang sudah mulai menghilang.
Hingga mata kedua pria mungil itu melotot lebar ketika mendapati sosok buas di hadapan mereka.
Sosok buas itu seperti mengeram layaknya harimau siap menerkam, itu hanya di mata mereka. Karena sesungguhnya sosok Sehun itu hanya menatap sinis keduanya dengan tampang malas.
"ya, XI LUHAN."

Luhan diam. Tubuhnya merinding. Dia sudah sangat tahu siapa pemilik suara itu.
Luhan menoleh dengan lemas. Menatap Sehun yang juga menatapnya dengan sinis dan malas.
"aku lapar. Kau carikan aku makanan yang enak dan minuman. Kau harus ingat aku tidak suka minuman yang mengandung stowberry. Antarkan semua itu ke kelasku nanti. Arraseo?" perintah Sehun dengan dingin.
Perintah pertama seorang Sehun dan pertanda bell neraka bagi Luhan.
"ne sunbaenim…"
jawab Luhan dengan lemas.
Sehun mengagguk-angguk dengan sinis, menatap sinis kyungsoo dan xiumin membuat kedua pria manis itu takut. Lalu ia berlalu begitu saja meninggalkan Luhan dan kedua temannya.

Luhan menghela nafasnya.
"tenang saja,Lu. Kami akan menemanimu mencari makanan untuk Sehun! Sampai dapat!" kyungsoo memeluk lengan Luhan dan tersenyum lebar di sambut anggukan dari xiumin.
Luhan menatap kedua temannya dengan pandangan suram, sesuram hidupnya saat ini.

-Selubiyy1004-

"apa Sehun sunbae ada di kelas?"
Luhan bertanya pada seorang lelaki yang baru keluar dari kelas. Lelaki itu berhenti melangkah dan menatap Luhan serta kedua temannya dengan lamat.
"ah~ kau ini pria yang jadi pesuruh Sehun itu kan?" tebak lelaki itu membuat ekspresi Luhan berubah menjadi suram dan datar kembali. Lelaki itu seperti tersadar dengan perubahan ekspresi Luhan dan tatapan kesal kedua temannya.
Lelaki itu berdehem.
"Sehun sedang mengikuti kegiatan basket pagi. Kau bisa menemuinya di lapangan basket." Jawab lelaki itu.
Luhan, kyungsoo dan xiumin saling bertukar pandang.

Kini ketiga pria manis itu itu menatap kegiatan basket dengan sikap mematung.
Khususnya Luhan yang mendapati sosok yang sangat ia kenal selain Sehun tengah bermain basket.
Ya, sosok penyelamat hidupnya.
WU YIFAN.

"dia itu lelaki yang menyukaimu itu kan, Lu?"
kyungsoo menunjuk ke arah Kris dan menatap Luhan. Luhan tidak menjawab pertanyaan kyungsoo.
Tentu kalaupun ia menjawab pasti jawabannya adalah "ya"

Di lapangan juga tampak kai dan chanyeol tengah ikut berlatih. Dengar-dengar mereka juga termaksud tim inti di klub basket.
kai dan chanyeol sadar dengan keberadaan Luhan dan kedua temannya itu. Mereka berdua berjalan mendekat ketika kyungsoo melambaikan tangan.

"kalian sedang apa di sini?"
kai menatap ketiga pria mungil itu satu persatu.
"menyerahkan makanan kutukan ini pada binatang buas." Jawab Luhan dengan muka datar dan menunjukan kantung plastik berisi roti serta jus buah.
kai dan chanyeol menggaruk rambut mereka tak tahu harus menjawab apa.
"apa Sehun dan Kris sunbae termaksud anggota tim inti juga?" tanya Xiumin tiba-tiba memecahkan suasana suram di antara Luhan dengan Kai dan Chanyeol.
"ah, Sehun? Kemampuan basketnya sangat hebat. Dia itu kapten klub basket kita."
Jawab kai dengan menatap sehun yang tengah mendribble basket dari kejauhan dan dengan mudahnya lelaki itu melakukan 3 point dari jarak ring yang lumayan jauh dari tempatnya berdiri.
Sangat hebat dan keren.
"dan lelaki itu?"
kyungsoo menunjuk lelaki yang tengah mengamati sehun dan bertepuk tangan. Lelaki berambut coklat rapih dengan wajah terbilang sangat tampan itu tampak asing di mata mereka.
Lelaki itu meraih bola basket dan berbicara santai dengan sehun.

"ah, dia itu Suho. Dia hanya mahasiswa sahabat Sehun yang suka ikut latihan basket." Jawab kai sambil meneguk air dari botol mineralnya.
"tampan sekali. Pantas saja aku tidak pernah melihat tampangnya." Ucap kyungsoo dengan tatapan berbinar melihat sosok Suho.
kai menatap datar kyungsoo.
"dia itu buruk dalam basket." Ujar kai memasang tatapan tak suka. kyungsoo tak memperdulikan kai dan tetap menatap Suho dengan kagum.
"bahkan dia juga tidak bisa mendribble bola dengan benar." Ucap kai lagi tepat di depan telinga kyungsoo dengan kencang. Chanyeol, Xiumin dan Luhan mengerutkan kening melihat sikap kai.
"YA! Apa jadi menurutmu permainan basketmu sudah hebat hah?!" bentak kyungsoo dan dengan lancarnya memberi jitakan di kepala kai hingga lelaki itu meringis.

"bisa titipkan ini pada si binatang buas itu?"
"Tidak bisa."
Jawab Chanyeol dengan cepat ketika Luhan bertanya. Luhan menatap Chanyeol dengan tatapan sinis.
"bukannya aku tidak mau membantumu. Tapi yang Sehun harapkan untuk datang itu bukan makanannya, tapi kau." Jawab Chanyeol dengan muka sedikit tak enak.
"ah jinjayo? Kalau begitu bilang saja sekalian pada dia. jangankan aku, makanannya pun tidak akan datang!" Balas Luhan lagi dengan cepat dengan menahan emosi yang sebenarnya sudah ingin meledak dari tadi. Tapi ia mencoba untuk sabar.
Tiba-tiba sosok pria mungil berpakaian jersey dengan celana sekolah datang dan membagikan minuman vitamin dingin pada Chanyeol dan Kai. Dia tersenyum dan tampak mengobrol akrab dengan seluruh anggota klub basket sedari tadi.
SRET
Luhan menoleh ketika pria mungil itu menyodorkan orange juice vitamin padanya dengan senyum ramah dan manis.
Luhan masih terdiam melihat sikap pria itu, ia belum meraih orange juice vitaminnya.
"apa kau tidak suka minuman vitamin?" tanyanya dengan kerutan kening yang lucu. Hingga Luhan tersadar dengan sikap tak sopannya.
"ah ne, gomawoyo~" Luhan meraih botol orange juice vitamin itu dengan ragu.
"apa tidak apa-apa kami juga menerima minuman ini? Ini kan buat klub basket." Xiumin menatap pria dengan eye smile yang imut itu. Ia sendiri juga masih ragu untuk menikmati orange juice vitamin pemberian pria yang diketahui sebagai manajer tim basket itu.
Pria bernama Byun Baekhyun itu tersenyum sangat manis.
"tidak apa-apa. Biasanya minumannya juga suka bersisa jadi tidak masalah memberikan pada sahabat anggota klub yang datang. Tolong dukung klub basket ya." Ujar baekhyun dengan nada riang. Xiumin, Kyungsoo dan Luhan membalas senyuman manis pria itu hingga pria mungil itu berlalu melaksanakan kesibukan yang lainnya sebagai manajer.
"jadi dia manajer tim basketnya?" kyungsoo menunjuk ke arah baekhyun yang berlalu. Menatap kai agar lelaki itu mau memberi tahunya.
"ne. namanya Byun Baekhyun, satu angkatan dengan kita." Jawab kai yang juga menatap baekhyun dari kejauhan tengah menata letak bola basket di keranjang besar.
kai melirik ke arah chanyeol yang sedari tadi tampak salah tingkah.
"ah~~~ aku lupa satu hal. Disini ada orang yang menyukai baekhyun si manajer itu."
Goda kai yang langsung membuat kegiatan meneguk minuman chanyeol terhenti.
"ah jinja? Siapa?" kyungsoo dan xiumin menoleh ke arah kai.
Chanyeol menatap Kai dengan kerutan kening serta muka memerah menahan malu. Ia tak percaya jika kai akan membocorkan semuanya. kai juga menatap Chanyeol dengan tatapan berbeda. Matanya seperti berbicara sesuatu.

"apa Chanyeol?"

DEG
Jantung chanyeol seperti akan berhenti ketika namanya di sebut. Tapi bukan kai yang menyebut namanya karena kai sendiri juga terkejut mendengar nama Chanyeol tersebut.
Chanyeol dan kai serta kyungsoo dan xiumin menolehkan kepalanya ke arah Luhan yang masih asik meneguk orange juice vitaminnya dengan santai.
"aku tahu itu Chanyeol. Siapa yang tidak menyadari sikap anehmu itu. Lelaki yang bodoh akan bisa di tebak saat sedang jatuh cinta." Ucap Luhan lagi dengan santai.
Luhan menatap Chanyeol dengan tatapan mengejek.
"mulutku ini sangat bocor loh."
Lutut Chanyeol terasa lemas ketika mendengar perkataan itu dari mulut Luhan. Luhan yang dapat dengan cepat menyadari suatu hal yang sepele. Seharusnya kai bisa lebih berhati-hati di hadapan LUHAN!

"SEHUN! INI LUHAN YANG KAU CARI ADA DISINI!"

Teriakan Kai langsung membuat mata Luhan hampir keluar. Ia menatap tak percaya sahabat di hapadannya dan xiumin juga mengerutkan keningnya. Kenapa kai bisa melakukan itu?
Padahal Sehun yang tidak menyadari keberadaan Luhan dan lebih serius pada dunia basketnya adalah hal yang sangat menguntungkan bagi Luhan.
Tapi sekarang? Dengan bodohnya seorang Kim Kai membangunkan macan yang sedang tertidur, Oh Sehun.
Sehun menoleh dan langsung menatap Luhan dengan tatapan yang lebih seperti serbuan peluru tajam. Luhan meneguk ludahnya dengan perasaan tegang. Ia meremas kantung plastik berisi makanan pesanan Sehun.
"kenapa kau melakukan itu kai? Apa kau sudah gila huh?!" bentak kyungsoo setengah berbisik. kai seperti tak perduli, dia lebih mengasihani nasib chanyeol sekarang. Lihat saja, muka chanyeol terlihat pucat sekarang.

Sehun mendatangi Luhan dengan perlahan. Bahkan di penglihatan Luhan di belakang tubuh Sehun seperti muncul cahaya hitam serta sayap hitam, di kepala Sehun terdapat tanduk hitam menyeramkan.
Iblis. Iblis.
Tidak salah lagi Oh Sehun adalah iblis!

"kau membawa pesananku?"
Tanya Sehun dengan tatapan sinis dan seperti siap menerkam Luhan hidup-hidup. kyungsoo dan xiumin yang berada di samping kiri dan kanan Luhan pun hanya bisa diam takut karena atmosfir seram yang di tularkan Sehun dari semenjak lelaki itu datang menghampiri mereka.
Dengan menyembunyikan gemetar pada tubuhnya Luhan menyerahkan sekantung plastik yang berisi roti-roti dan minuman. Dan ia tidak akan memberitahu Sehun jika ia membeli semua itu dengan harga yang paling murah.
Luhan menatap takut setiap gerak-gerik Sehun ketika lelaki yang selalu memasang tampang dingin itu melihat isi dari kantong plastik itu.
"mwoya?" Sehun mengerutkan kening ketika mengamati bungkusan roti yang di beli Luhan
"ya. Kau tahu ini roti rasa apa?" Sehun menunjukan roti yang ada di tangannya tepat di depan wajah Luhan, suaranya seperti menahan amarah.
"i-itu roti rasa stowberry. Hanya ada itu." Jawab Luhan langsung.
"bukannya aku sudah mengatakan kalau aku tidak suka hah!"
Sehun memang tidak berteriak keras ketika membentak Luhan saat itu. Tapi semua yang sangat mengetahui hubungan Luhan dan Sehun akhirnya ikut menoleh juga ke arah mereka. Mereka berdecak mengasihani hidup Luhan yang begitu sial bisa terlibat dengan seorang oh sehun.
"bukannya aku sudah bilang kalau hanya ada itu!" Luhan ikut menaikan suaranya. Ia sudah mulai muak dengan sikap Sehun yang tak berhenti mempermalukannya di depan murid-murid sekolah.
Persetan dengan statusnya sebagai adik kelas.
Sehun menatap Luhan dengan seram dan penuh dengan amarah yang siap meluap kapan saja.
SRAT
Sehun menoleh ketika roti yang ia genggam dengan kasar tiba-tiba sudah berpindah ke tangan lain dengan mudahnya.
Luhan ikut menoleh ke arah sosok yang dengan berani ikut campur dengan urusan antara sunbae yang menyeramkan dengan hoobae yang menyedihkan itu.
"kalau memang tidak suka dengan rotinya, biar buat aku saja. Lagipula roti ini kan enak."
KRIS, lelaki dengan gaya cool nya itu akhirnya menolong Luhan juga.
Luhan tersenyum lega, cahaya surga pun seperti muncul ketika Kris datang.
Dengan santainya kris langsung membuka bungkus roti itu dan memakannya dengan lahap, sepertinya ia memang benar-benar lapar.
sehun mengerutkan kening dan juga menatap kris penuh emosi.
"YA!"
Sehun mendorong tubuh Kris dengan kasar membuat lelaki di depannya itu sedikit terhuyung ke belakang meski ia berhasil menjaga keseimbangan dengan benar.
"ah kenapa kau marah? Bukannya tidak suka roti ini?" kris benar-benar pintar menyulut emosi sehun. Lelaki itu tampak memasang ekspresi polos yang sangat dibuat-dibuat dan itu membuat sehun muak.
"berhenti mencampuri urusanku. Kau minta ku hajar huh?"
Luhan tak bisa meneguk ludahnya sendiri ketika melihat tatapan murka Sehun yang lebih terlihat seperti ingin membunuh.
"ya, hentikan mereka. Mereka mungkin akan berkelahi."kyungsoo menyenggol lengan kai dengan ekspresi cemas. Tidak lucu jika kedua lelaki di tingkat atas mereka harus berkelahi hanya karena sebungkus roti.
"aniya. Sudah biarkan saja. Lagipula kris hyung itu tidak suka berkelahi. Jadi tidak mungkin terjadi perkelahian." Ujar kai dengan enteng. Meski sebenarnya batin namja itu juga sedikit cemas dengan keadaan genting di depannya itu.
"jadi menurutmu aku harus diam ketika melihat orang tidak bersalah harus diperlakukan seperti ini? Dia bukan budak." Kris masih berbicara dengan nada dan muka yang santai dibanding Sehun yang penuh dengan emosi dan kemarahan. Tapi senyum santai kris sudah tidak terlihat lagi.
"tidak bersalah?" sehun tertawa setengah mendengus dengan sinis.
"kau tahu apa hah?! Kau bisa tanyakan langsung padanya kesalahan apa yang telah ia lakukan! Jangan membuatku tertawa!" mata sehun melotot emosi dan menunjuk Luhan membuat pria cantik yang masih terdiam itu bergidik seram.
"aku tidak perduli apa kesalahannya. Tapi bukannya itu sangat payah jika memperbudak seseorang yang hanya melakukan satu atau dua kesalahan saja pada kita. Itu PAYAH."

Keringat Luhan mengucur deras ketika mendengar ucapan berani kris. Ayolah, itu sama saja cari mati..
Sehun melotot penuh amarah dengan cepat lelaki itu memasang aba-aba untuk meninju wajah kris dengan tinju yang terkenal mautnya.
Dengan gerakan cepat Luhan beranjak dari duduknya.

BUG!

kyungsoo, xiumin, kai, chanyeol dan semua yang berada di tempat kejadian mengangakan mulutnya dan melotot kaget. Tak percaya dan tak menyangka dengan pemandangan di depan mereka.
Sehun sang pemilik tinju dan Kris juga terkejut dengan sosok yang terhuyung di depan mereka dengan wajah pusing.
Luhan mengerjap-erjapkan matanya dengan tatapan kosong menatap sekelilingnya. Ia meraih pipinya yang terasa bengkak dan memar.
"LUHENNNNNNNNNN…." teriak kyungsoo dan xiumin

Luhan menatap kyungsoo,xiumin lalu Sehun yang masih menatapnya tak percaya.

"LUHAN! GWAENCHANAAA!?"

Hingga penglihatannya menggelap dan kesadarannya mulai menghilang.

NAH LOH SI SEHUN SALAH MUKUL wkwkwkwkwkw akhirnya beres juga Saya ucapkan terima kasih untuk sahabat tersayang saya istri nya Park Chanyeol AreesavR hatur tenggkyu

Nida Rebing :V jangan jadi pembaca doang Review nya mana? /Bhaq

Siy yu tumorow :V

DELETE OR NEXT?