Chapter 10 : (Disaster) Date (part I)
Jongin sudah mengira kalau kencannya dengan Sehun akan berbeda dari kencan-kencan yang pernah ia alami sebelumnya. Bertentangan dengan harapannya, Sehun sama sekali tidak memperlakukannya sebagai pasangan. Melainkan, sebagai sekertaris yang lebih mendekati budak pribadi pria itu. Sehun bertingkah seperti anak kecil dan itu bukanlah hal yang baru bagi Jongin. Namun, jujur saja, rasanya lelah juga jika harus menghadapi sifat kekanak-kanakan pria itu pada saat seperti ini.
"Selama satu jam lebih, kau memperbudakku berkeliling Itaewon dan membuatku membelikan semua makanan yang kau inginkan. Apa kau tidak punya tujuan yang lebih pasti? Aku tidak ingin berkeliling Hongdae setelah ini dan kembali diperbudak olehmu," cerca Jongin. Sehun yang sedang asyik dengan Bubble Tea-nya hanya meliriknya sekilas. "Oh my God, berkencan saja sana dengan Bubble Tea-mu!" bentak Jongin lalu melangkah pergi meninggalkan Sehun.
Ia sudah mengambil dua langkah dan ia yakin Sehun sedang mengamati punggungnya dengan penyesalan sekarang. Hingga, pada langkah kelima Jongin berhenti dan ia yakin ketika ia menoleh ke belakang Sehun pasti sudah berada di belakangnya bersiap untuk meminta maaf dengan kata-kata romantis yang selalu dilihatnya di drama TVn. Namun, kenyataannya.. Sehun bahkan tidak beranjak dari tempatnya dan tampak sibuk mengecek sesuatu di ponselnya.
"Ya! Kenapa kau tidak mengejarku, Bodoh?!" teriak Jongin. Masa bodoh dengan para pejalan kaki yang mulai memperhatikan mereka. Dan bahkan, ada beberapa di antara mereka yang mengenali Sehun serta menunjuk ke arahnya. Kala itu, yang Jongin pedulikan hanyalah cara membunuh Oh Sehun secara perlahan dan sadis.
Sehun mengangkat kepala dari ponselnya dan menatapnya seolah Jongin gila. "Bukannya, kau yang meninggalkanku? Itu artinya kau ingin mengakhiri kencan ini, kan? Aku tidak mau memaksamu jadi, yah, kubiarkan saja kau pergi," oke, penjelasan Sehun ada benarnya juga. Jongin segera memutar otak untuk mendebat pernyataannya dan sialnya ia tidak menemukan apapun.
"Dasar tidak peka!"
"Aku bukan tidak peka. Tapi, kau saja yang aneh!"
"Fuck you, Oh Sehun!" Jongin memberikan dua jari tengahnya pada Sehun membuat pria itu geram.
Untungnya, sebelum Sehun menggendong Jongin secara paksa untuk membawanya pergi dan kemudian mencari gang sepi untuk memperkosanya. Dua orang petugas Itaewon segera mengamankan mereka dan meminta secara baik-baik pada mereka untuk meninggalkan kawasan tersebut. Namun, tetap saja, bagi Jongin ini adalah suatu pengusiran. Ia berharap tidak ada stasiun tv yang meliput kejadian memalukan ini. Karena jika sampai Taemin dan ibunya mengetahui kejadian ini, Jongin yakin mereka adalah orang pertama dan kedua yang akan merasa bahagia melihat kencan pertamanya selama beberapa tahun berjalan kacau.
"Aku tidak akan pernah bisa berbelanja lagi di Itaewon," gumam Jongin begitu mereka berada di dalam mobil Sehun.
Sehun berbalik menatapnya dan tiba-tiba saja mengacak rambut pria itu. "Hey, kau tidak menanggung malu ini sendiri. Aku juga tidak akan pernah berbelanja di sini lagi. Setidaknya, sampai mereka memecat kedua petugas bajingan itu," Jongin langsung berbalik membalas tatapan lembutnya dengan seutas senyuman.
Entah dirinya terlalu berlebihan atau tidak, tapi momen ini cukup romantis jika dirinya pikir-pikir lagi. Mungkin, memang tidak seperti drama yang selama ini Taemin tonton. Namun, meski begitu ia tetap menyukai semua momen (yang kebanyakan menyebalkan) kencannya yang belum berakhir ini. Sebab yang terpenting ia melewati semuanya bersama dengan Sehun.
"Jadi, kita mau kemana sekarang?" tanya Sehun. Satu tangannya berada dikemudi, sementara yang satunya lagi bertopang pada pintu mobil. Jongin akui terkadang bajingan itu bisa keren juga.
"Bagaimana kalau ke COEX Aquarium?" usul Jongin.
Jika, Jongin melewatkannya. Mungkin, ia tidak akan melihat senyum kecil yang tersungging di bibir Sehun. "Oke, kita ke COEX sekarang!" seru Sehun. Wajahnya tampak lebih bersemangat daripada sebelumnya. Jongin bersorak dan kemudian menyalakan tape mobil.
"Kau tahu, ini adalah kedua kalinya aku ke COEX," ujar Jongin.
Sehun melirik ke arahnya sekilas lalu mengulum senyum. "Seriously?"
"Serius! Terakhir kali aku ke COEX, sepertinya aku pergi bersama ibuku. Ngomong-ngomong, ini lagu favoritku," kata Jongin lalu mulai menggumamkan lagu yang memenuhi seisi mobil.
"Love Me Like You Do?"
Jongin menganggukkan kepala, sekalipun Sehun tidak menoleh ke arahnya. "Aku punya mimpi kalau suatu hari nanti ada orang yang melamarku dengan lagu ini," begitu menyadari ucapannya, Jongin langsung menutup mulut dan membuang mukanya. "Aku tidak bermaksud untuk memberikan kode atau, umm, pokoknya, lupakan saja,"
Dalam hati, Jongin langsung merutuki dirinya sendiri karena telah memberikan kesan kalau ia ingin Sehun melakukan hal tersebut padanya. Hubungan mereka masih tidak jelas status dan kelanjutannya. Namun, ia sudah berani bicara seperti itu pada seseorang yang baru-baru ini menjalin satu hubungan yang cukup spesial dengannya. "Give me your hand," titah Sehun tiba-tiba. Jongin mendelikkan mata padanya, tapi tetap memberikan satu tangannya pada Sehun.
"What are we waiting for? Love me like you do," Sehun menggenggam satu tangannya dan tangannya yang satu lagi berada pada kemudi. Ia menyanyikan reff lagu tersebut dengan sangat buruk sampai-sampai Jongin nyaris akan menutup telinganya.
Meski begitu, ia tetap menyukai nyanyian buruk Sehun yang ternyata terus berlanjut sampai mereka tiba di COEX. Jongin hanya tersenyum kaku setiap Sehun memamerkan keahlian menyanyinya yang buruk. Setiap pria itu mulai berceloteh memuji dirinya sendiri, Jongin selalu menatap lurus ke arah tangan mereka yang saling mengait. Dan meskipun, gendang telinganya akan pecah. Setidaknya, tangannya akan terus terasa hangat.
.
.
"Aquarium ini sangat besar. Bagaimana kalau aku sampai tersesat?"
"Kau punya ponsel untuk menelponku,"
"Bagaimana kalau ponselku mati?"
"Kau bisa datang ke pusat informasi untuk mencariku atau pulang ke apartemenmu,"
"Goddamnit, you fucking asshole! Cepat genggam tanganku!"
Sehun nyaris tertawa karena tingkah Jongin yang justru dianggapnya super cute. Padahal, bagi para pengunjung lainnya, Jongin terlihat seperti iblis yang terbakar oleh amarah untuk membunuh. "Kenapa kau tidak to the point saja, huh?" tanya Sehun dan kemudian segera menggenggam tangan Jongin dengan erat. "Percaya padaku, aku tidak akan pernah melepaskan genggaman ini. Bahkan, saat kau pergi ke toilet,"
"Dasar mesum," gumam Jongin. Namun, seutas senyum tersungging di bibirnya lalu ia tertawa keras membuat Sehun secara refleks mencium keningnya.
Ada banyak pasang mata yang memperhatikan mereka. Beberapa dari mereka mengenali Sehun yang akhir-akhir menjadi sorotan utama acara-acara gosip dan yang lainnya hanya mengamati saja karena jarang ada pasangan gay yang secara terbuka mengumbar kemesraan mereka seperti ini. Walaupun, pemandangan itu terlihat ganjil di mata beberapa orang. Seutas senyum diam-diam tetap tertarik di bibir mereka.
"Lihat, lihat, belut listrik!" Sehun menarik tangan Jongin yang sedang terkesima menonton pertunjukan ikan hiu. Sadar kalau Jongin tidak mau mengikutinya, Sehun langsung merajuk, merengek dan membuat anak-anak kecil yang berada di sekitar mereka meringis serta memcibirnya. Hingga akhirnya, pertunjukan itu selesai dan barulah Jongin berbalik menghadapnya dengan wajah malas. "Ayo, lihat belut listrik!" rengek Sehun.
"Aku mulai meragukan kedewasaanmu Oh Sehun," gumam Jongin cukup keras untuk Sehun dengar.
"Terserah, Jongin. Setelah kita melihat belut listrik, kau bisa memberikanku blowjob," balas Sehun. Bajingan itu menyeringai pada Jongin. Ia sama sekali tidak peduli dengan beberapa orang yang refleks menoleh ke arahnya begitu ia mengucapkan satu kata frontal itu.
Jongin memutar matanya lalu berkata, "Sangat romantis, Oh Sehun. Kau bahkan tidak mengajakku ke restoran mewah dan langsung memaksaku untuk memberikanmu blowjob."
"Hey, aku tidak memaksa, oke? Aku yakin kau akan melakukannya dengan senang hati," seringai yang tersungging di bibir Sehun semakin melebar. Jongin menelan ludah karena seringai bajingan itu memberikan satu efek pada dirinya. Entah sejak kapan, celananya terasa sesak.
"Ya, ya, ayo kita lihat belut listrik sekarang,"
Kali ini, giliran Jongin yang menyeret Sehun sebelum para pengunjung yang daritadi menguping pembicaraan mereka memanggil security–yang sebenarnya sudah memperhatikan mereka juga. FML, Jongin benar-benar mengutuk Oh Sehun dan belut listrik yang menggeliat-geliat di dalam aquarium. FML! FML!
Seperti dugaannya, Sehun kembali berubah menjadi bocah lima tahun begitu melihat belut listrik yang dianggapnya jauh lebih keren daripada Iron Man. Sehun bilang belut listrik ini memiliki kekuatan listrik yang blablabla. Jujur saja, Jongin tidak tertarik mendengarkannya. Namun, ia juga tidak bisa bohong kalau Sehun terlihat adorable saat menjelaskan asal-usul belut idolnya itu.
Melihat seorang Oh Sehun yang terkenal dengan title Sex God, Cassanova atau seorang CEO-brengsek-karismatik, terobsesi dengan belut listrik serta binatang laut lainnya membuat Jongin merasa lebih dekat dengan pria itu. Ia tidak hanya ingin mengenal Oh Sehun yang berada di dalam kantornya atau Oh Sehun yang diberitakan oleh para wartawan yang setiap hari memburu pria itu. Ia ingin mengenal Oh Sehun yang menciumnya di hadapan publik tanpa peduli akan image-nya. Ia ingin mengenal Oh Sehun yang menyanyikan lagu favoritnya dengan suara fals. Ia ingin mengenal Oh Sehun yang diam-diam masuk dan menjadi salah satu bagian dalam hidupnya.
"Goddamnit, Sehun! Setelah ini, aku akan memberikanmu blowjob," gumam Jongin begitu melihat Sehun berlari mengejar belut listrik yang berenang di dalam aquarium. FML.
.
.
Jongin menepati janjinya.
Ia mendorong Sehun ke kursi belakang mobil pria itu lalu mulai menurunkan retsleting serta celana jeans Sehun. Jongin dapat melihat dengan jelas kalau penis Sehun sudah menegang di dalam boxer-nya. "Calvin Klein? Klasik, Oh Sehun," bisik Jongin ketika Sehun mengubah posisinya menjadi duduk agar Jongin dapat lebih leluasa mendapatkan akses bebas pada penisnya.
Untungnya, basement COEX Aquarium kala itu sangatlah sepi. Para pengunjung yang menantikan pertunjukkan hiu dan pawangnya pasti sedang memadati ruang Aquarium tersebut dan meninggalkan Jongin bersama Sehun di parkiran basement yang sepi dan panas. "Diam, Jongin!" Sehun menggeram dan itu membuatnya semakin hot.
Jongin segera berlutut di tengah selangkangannya. Diam-diam, ia bertanya-tanya mengapa jarak kursi di jok belakang Sehun sangatlah luas. Apa pria itu sengaja membeli mobil dengan jarak kursi seluas ini agar bisa mendapatkan blowjob dari para model yang dengan senang hati menyentuh penisnya? Well, mungkin saja. Namun, entah mengapa Jongin tidak ingin memikirkan atau membayangkannya sekarang. Itu hanya akan membuatnya turn-off karena somehow ia tidak bisa membayangkan Sehun berhubungan seksual dengan orang lain, selain dirinya.
Sebelum, menyadari apa yang baru saja dipikirkannya. Sehun sudah menyodorkan penisnya ke muka Jongin dengan wajah tidak sabar. "Kau benar-benar brengsek dan sangat horny, Sehun," ujar Jongin begitu penis Sehun menyentuh pipinya.
Sehun memutar mata lalu menyandarkan punggungnya pada jok mobil. Ia melihat Jongin yang berada di bawahnya dengan sorotan mata penuh nafsu. "Aku tidak bisa menahannya lagi, Jongin. Kau harus bertanggungjawab atas apa yang kau perbuat padaku," dan Jongin dengan senang hati akan bertanggungjawab padanya.
Pria itu mendongakkan kepalanya dan menatap lurus ke arah Sehun. Sementara, tangannya mencengkram penis Sehun yang sudah tegang dan terasa begitu besar dalam genggaman tangannya. Jongin mulai memijat pelan penis Sehun membuat pria itu menggeram rendah, namun tidak memutuskan kontak matanya dengan Jongin. "Talk dirty to me, Sir," mohon Jongin.
Bajingan penggoda itu tahu dimana ia harus menekan Sehun dan bagaimana cara memprovokasinya. Sehun tahu kalau Jongin tidaklah sepolos yang orang pikirkan and maybe he's kind of slut. Jadi, ketika Sehun menjambak rambut Jongin dan menekan kepalanya hingga bibir pria itu menyentuh kepala penisnya. Sehun tahu kalau Jongin sangat menyukai tindakannya. That bitch like to be dominated.
"Suck me off, bitch," perintah Sehun.
Suaranya terdengar tegas dan berbeda dari biasanya. Dan jujur saja, itulah yang membuat semua ini jauh lebih panas dari yang Jongin duga. Jika saja, Sehun memperbolehkan dirinya untuk menyentuh penisnya sendiri. Mungkin, Jongin sudah mengocok penisnya dengan tempo cepat sambil mengisap penis Sehun dan mendengarkan pria itu bicara kotor padanya. "Dengan senang hati, Sir," gumam Jongin dengan senyum merekah di bibirnya.
Pria itu membuka mulutnya dengan lebar dan menuntun penis Sehun perlahan-lahan masuk ke dalam Jongin. Begitu setengah penisnya berada di dalam Jongin, Sehun dapat merasakan kehangatan serta basah yang menciptakan satu sensasi yang membuatnya menginginkan lebih. Ia membiarkan Jongin terbiasa dengan penisnya yang berada dalam mulut pria itu sebelum ia mendorong penisnya dalam-dalam ke dalam mulut Jongin and fuck his mouth until he cant speak.
Ketika, Jongin kembali membuat kontak mata dengannya. Sehun tahu kalau Jongin sudah siap. Namun, ia masih membiarkan Jongin melakukan sihir dengan mulutnya yang super hot itu. Jongin menggerakkan kepalanya maju-mundur dengan sangat pro. Ia mengisap penis Sehun dan menggoda dua balls-nya dengan sangat ahli. Jongin bahkan menggunakan giginya untuk menambahkan sensasi kenikmatan yang langsung menjalar ke seluruh tubuh Sehun. Membuat paha pria itu bergetar serta kepalanya terayun ke belakang. Desahan yang semula masih bisa ditahannya terlepas dan terdengar seperti musik di telinga Jongin.
Sehun tidak bisa menahannya lebih lama lagi.
Ia mendorong kepala Jongin hingga seluruh penisnya berada dalam mulut pria itu. Jongin menarik nafas dan berusaha untuk tetap tenang. Karena dalam situasi seperti ini, mungkin saja ia bisa mati sesak nafas karena terlalu panik. And, hell, ini bukan pertama kalinya ia merasakan penis sepanjang 8 inci di dalam mulutnya, menyentuh ujung tenggorokannya.
Ketika, Sehun menggerakkan pinggangnya menyodok mulut Jongin. Jongin hanya memejamkan matanya dan memercayakan seluruhnya pada Sehun. Ia yakin kalau Sehun tahu apa yang dilakukannya. Jongin dapat merasakan pre-cum Sehun yang mulai keluar dari ujung penisnya. Hingga, tiba saatnya Sehun menginjaki orgasmenya dan menjambak rambut Jongin sebagai isyarat kalau pria itu harus menelan cum-nya dan Jongin tidak memiliki kekuatan untuk bisa menolaknya.
Ia segera menelan cum Sehun yang terasa seperti sperma pada umumnya setelah pria itu mencabut penisnya dari mulut Jongin. Sehun terlihat kelelahan, namun tampak puas karena telah mendapatkan salah satu pengalaman orgasme terbaiknya. Sementara, Jongin.. pria itu hanya menundukkan kepala berusaha menyembunyikan air matanya.
"Hei, Jongin, thanks," Sehun membelai rambutnya dengan sayang.
Jongin bahkan tidak bisa menggunakan suaranya karena tenggorokannya terasa sakit. Persetan dengan penis Sehun yang sebesar belut listrik. Sekarang, ia tahu mengapa Sehun sangat menyukai belut listrik itu.
"Hei, babe, come here," Sehun membantu Jongin berpindah dari tempatnya dan duduk di sampingnya. "Hei, what's wrong? Kumohon lihat aku, Jongin," namun, Jongin tetap menghindari tatapannya. Pria itu tidak ingin terlihat lemah di hadapan Sehun. Karena, sungguh, menangis setelah memberikan blowjob pada kekasihnya? Itu adalah hal paling memalukan yang bahkan dapat dijadikan alasan bagi Taemin untuk mengusirnya.
Dia telah mengecewakan para pria gay di Seoul.
"Kau menangis?"
Jongin langsung menggelengkan kepalanya. Namun, Sehun tahu kalau kekasihnya itu berbohong. Sehun mengangkat dagunya membuat Jongin tidak bisa menghindar lagi. Kini, Sehun dapat melihat jelas mata Jongin yang bengkak serta bibirnya yang.. well, tampak seperti baru ditinju oleh seseorang. "Aku minta maaf, Jongin," bisik Sehun sambil mendekatkan keningnya pada kening Jongin. Jongin kembali memejamkan matanya lalu menganggukkan kepala. Ia tahu kalau Sehun tidak pernah bermaksud menyakitinya.
Sehun menariknya ke dalam dekapan pria itu. Kepalanya bersandar pada dada Sehun yang ternyata jauh lebih nyaman daripada jok mobil. Tangan Sehun berada pada punggungnya mengelusnya dengan penuh perhatian penyesalan. Jongin masih belum bisa menggerakkan mulutnya. Namun, jika ia bisa melakukannya sekarang. Mungkin, hal pertama yang akan diucapkannya adalah you are stupid, Oh Sehun.
"Aku benar-benar minta maaf, Jongin. Kencan ini benar-benar bencana," bisik Sehun.
Jongin tahu kalau apa yang dikatakan Sehun sangatlah benar. Kencan ini benar-benar sebuah bencana. Namun, bukan berarti ia membenci semua ini. Karena dengan berbagai macam bencana yang menimpahnya hari ini, ia bisa melihat seorang Oh Sehun dari sisi yang baru.
Ia dapat mengenalnya jauh lebih dekat. Ia dapat melihat sisi romantis (and kind of gross) seorang Oh Sehun, sisi kekanak-kanakannya yang jujur saja menggemaskan, dan sisi rentannya setelah ia melakukan kesalahan yang sebenarnya tidak sengaja ia lakukan. Intinya, hari ini ia dapat mengenal seorang Oh Sehun lebih jauh dan lebih dekat disaat yang bersamaan.
"Dasar bodoh," bisik Jongin.
Dan sebelum Sehun mendebat perkataannya, Jongin sudah terlebih dahulu mencubit nipple pria itu membuatnya menjerit meminta ampun.
"RASAKAN ITU, YOU FUCKING PERVERT!"
.
.
Rin's note :
Dan kencan mereka nggak berakhir di sini aja. Next chapter bakal lebih banyak kegilaan yang mereka lakuin bareng lol
Tbh aku agak lupa sama plot awal ff ini jadi it's kind of hard when i was writing this fic. Tapi, well, aku enjoy banget pas nulis ff ini karena konfliknya nggak terlalu berat dan gimana ya.. mereka itu idiot jadi nulis karakter mereka yang sama-sama idiot menghibur banget buat aku hehe
Sebenarnya, aku nggak ngerencanain kalau Jongin bakal nangis di scene bj itu. Tapi, entah kenapa tiba-tiba aku dapat inspirasi aja entah darimana so, yeah, he cried. Dan Sehun yang ngerasa bersalah itu kind of so sweet. Dia perhatian dan jelas peduli banget sama Jongin. GUHHH kenapa karakter osh di setiap ff ku bikin baper?!