Tittle : Innocent Sehun?

[No! Sehun so fucking pervert!]

.

Genre : Romance (failed!) Drama.

Main Cast(s) : Oh Sehun. Lu Han.

Support cast(s) : Chanyeol. Baekhyun. Jongin. Kyungsoo. Luhan and Sehun's Eomma.

.

Disc : Story's By Anggara Dobby. Cast belong to god, agency, and themself.

.

TADA! THIS IS SEQUEL! Karna banyak yang minta sequel, yaudah saya buatkan. Semoga tidak mengecewakan ya! Happy reading ;)

..

..

[Preview]

"Sshh.. hyung.. kau sempit!"

"A-anhh Sehunhh.."

Mata Jongin dan Chanyeol membulat, mereka saling berpandangan curiga. "Kau dengar itu hyung?! Mereka sedang melakukan apaa?"

"Entahlah Jongin." Jawab Chanyeol. Keduanya sayup-sayup mendengar suara mencurigakan yang berasal dari arah lantai dua. Otak mesum keduanya langsung memproses dengan cepat membayangkan Sehun yang sedang anu-anu dengan Luhan.

"Mereka sedang apa? Sepertinya Luhan hyung sedang kesakitan." Ucap Kyungsoo polos.

"bukan kesakitan tapi kenikmatan Kyung!" sahut Chanyeol. Kyungsoo hanya berfikir keras, memangnya Sehun dan Luhan hyung sedang apa sih?

"Ya! Kalian kenapa malah berdiam disana?" bibi Oh tiba-tiba datang dan menegur ketiganya yang masih terdiam didepan tangga menuju lantai dua. "Sehun ada dikamarnya bersama Luhan."

"Ssstthh! Bibi Oh dengarkan!" ucap Jongin. Bibi Oh hendak protes karna Jongin yang membuat ucapannya terhenti.

"Anghh..Aku ingin keluarhh!"

"Aku belum. Tunggu aku!"

"OMO! S-s-suara apa itu?!" mata bibi Oh membulat mendengar desahan-desahan aneh yang berasal dari kamar anaknya. Suara desahan Luhan dan Suara berat Sehun.

"Ayo kita intip bibi!" ajak Chanyeol menyeret lengan bibi Oh dan mengajaknya kearah kamar Sehun. suara-suara aneh itu semakin jelas terdengar membuat keempat orang itu bergidik ngeri. Dan keempat pasang mata itu sontak membulat melihat pintu kamar Sehun yang setengah terbuka, menyajikan pemandangan dua orang pemuda bertubuh polos sedang menghentak satu sama lain.

"Agh.. Lu.. sial! Kau ketat sekali..ugh!"

"Ssehun ahh.."

Fix. Sehun bukan anak yang polos!

..

..

"Ayo, Sehun. jelaskan apa yang sudah kau perbuat pada Luhan semalam."

Luhan menunduk dalam dan memainkan jari-jemarinya dengan gelisah mendengar nada dingin yang dikeluar dari mulut bibi Oh, walau saat ini yang sedang ditanya Sehun namun tetap saja! Luhan juga terlibat disini. Apalagi sekarang ada Mamanya sendiri disinidiruang keluarga Sehun. Oh sialan! Kegiatannya semalam dengan Sehun ternyata dilihat oleh Bibi Oh dan ketiga temannya.

Sial sial sial.

"Pfffft, Sehun bukan anak yang polos bibi." Sahut Chanyeol diseberang sofa dengan toples cookies ditangannya. Disampingnya terdapat Jongin Kyungsoo dan juga Baekhyun. Sehun melayangkan tatapan tajamnya pada Chanyeol. Ini semua 'kan gara-gara pemuda bertelinga Yoda itu yang penasaran dengan apa yang Sehun dan Luhan lakukan semalam, hingga Umma Sehun ikut mengetahuinya.

Tch. Aku pasti kena omelan –pikir Sehun lemas.

"Kau tahu Hun? Aku sangat tidak menyangka kau seliar itu, bahkan kau sudah berani bercinta. Woah!" seru Jongin tak tahu malu membuat Luhan ingin menendang anak itu saja.

"bagaimana kalau Luhan hyung hamil?" bisik Kyungsoo polos yang hanya didengar oleh Chanyeol Jongin dan Baekhyun. Ketiga orang itu menghela nafasnya malas, entah sampai kapan pemikiran Kyungsoo akan dewasa.

"Luhan hyung masih lelaki Soo! Mana mungkin bisa hamil." bisik Baekhyun. Masih jengkel juga karna semalam Chanyeol tidak mengajaknya bermain dirumah Jongin, dan menonton secara langsung adegan dewasa yang dilakukan Sehun dan Luhan. Uh! Baekhyun 'kan juga ingin lihat.

"lagipula kalau Luhan hyung hamil, Sehun pasti akan bertanggung jawab dengan senang hati." Sahut Chanyeol. Tidak menyadari kalau suara besarnya terdengar oleh seluruh orang diruangan itu. Terlebih Luhan yang kini mendongakan kepalanya dengan mata yang membulat dan wajahnya yang semerah sambal.

"Apa?" tanya Chanyeol watados karna mendapat pelototan dari kekasihnya. Baekhyun melirik-lirik kearah bibi Oh dan bibi Lu, memberi kode pada kekasih idiotnya itu kalau perkataannya terdengar oleh kedua wanita berumur itu.

"O-ouh.." Chanyeol memperlihat gigi-gigi putihnya dengan canggung. "A-aku tidak bermaksud mengatakan itu hehe."

Bibi Oh menghela nafasnya dan menatap kearah putra bungsunya yang duduk disamping LuhanIa tidak mau jauh-jauh dari Luhan ternyata. "Sehun, katakan pada Umma. Kenapa kau bisa sampai menggagahi Luhan?"

Sehun mengelus tengkuknya canggung, "Umma, aku tidak bisa menahan hormon-ku yang sedang meledak-ledak. Kau tahu 'kan aku masih dalam masa pertumbuhan, apalagi diumur segini dimana aku masih mengalami masa pubertas. Satu kamar dengan Luhan hyung itu sangat membangkitkan libidoku. Aish."

Semua orang diruangan itu terpelongo mendengar penjelasan frontal yang keluar dari bibir tipis Sehun. terlebih Luhan yang rasanya ingin segera pulang karna wajahnya yang terus terbakar malubelum lagi bagian bawahnya yang masih terasa sakit karna pergulatan panasnya semalam dengan Sehun.

"Dan Luhan, kenapa kau tidak menolak Sehun?" kali ini Mama Luhan yang berbicara. Luhan sudah panas dingin, habislah riwayatku! Aku pasti akan dipulangkan ke China..

"Ma-mama..aku..Sehun memaksaku! Ya, dia memaksaku!" seru Luhan tiba-tiba. Sehun menatapnya protes, apa-apaan tuduhan itu?

"Aku tidak memaksamu hyung. Kau menginginkannya juga!"

"Tapi kan semua karnamu yang tidak bisa membendung hasratmu itu."

"Tapi ini semua salahmu! Kenapa kau menginap dikamarku? Kenapa kau menggodaku?"

"YA! Aku tidak menggodamu Sehun!"

"Kau me"

"Hey hey! Sudah cukup! Kalian ini.." bibi Oh mendesah jengah melihat kedua anak didepannya malah adu mulut. "Tindakan kalian sangat tidak sinkron dengan tindakan kalian yang semalam."

Luhan dan Sehun saling membuang muka.

"Apa kalian saling mencintai?" tanya Mama Luhan.

Semua terdiam. Oke, ini sepertinya sudah masuk ke pembicaraan yang serius.

Sehun menatap Luhan, dan Luhan balas menatapnya. Pipi Luhan diselimuti rona merah mendapat tatapan dari Sehun. sementara Sehun berusaha keras menahan hasratnya untuk tidak melumat bibir merah Luhan. Saling mencintai? Tentu saja! Semalam Sehun sudah mengklaim Luhan sebagai miliknya dan sudah menjelaskan perasaannya pada pemuda cantik itu. Luhan pun begitu, dia sudah mau menjadi milik Sehun.

"Aku sangat mencintainya. Tolong jangan pisahkan kami. Maaf Umma, aku menyukai lelaki…"

"Aku juga mencintai Sehun, maafkan aku Mama. Tolong jangan pulangkan aku ke Beijing."

Luhan dan Sehun menunduk dengan tangan yang saling menggenggam erat. Mereka berdua memejamkan matanya, menunggu kemarahan kedua ibunya yang akan segera memuncak. Yaa, Luhan dan Sehun yakin habis ini ibu mereka pasti akan marah karna kelakuan keduanya. Mereka berdua sudah seperti anak SMP yang ketahuan melakukan seks di kelas.

Satu

Dua

Tig

"KYAAAAAA! KITA AKAN BERBESAN!"

A-a-apa?

Berbesan? S-siapa?!

Luhan dan Sehun mendongakan kepalanya dan mata keduanya melebar speechless begitu melihat kedua Ibu mereka sedang berpelukan dengan bahagianya seraya terus berseru 'Kyaaa! Kita akan berbesan!' 'Kita akan menjadi keluarga besar!' dan 'Aku bangga mempunyai menantu seperti Sehun!'

Mereka…? T-TUNGGU! MEREKA MERESTUINYA?!

Luhan dan Sehun saling berpandangan, "Sehun..kepalaku pusing, aku ingin pingsan.."

"..Hyung, aku ingin menciummu."

Sehun mesum sialan tidak peka keadaan!

..

..

"Hyung, apa Sehun sangat ganas? Bagaimana dia bisa melakukannya? Bukankah dia anak kecil yang masih polos?"

Hidung Luhan kembang kempis dan menatap orang disampingnya dengan kesal, "Tak bisakah kau diam Byunbaek? Aku tidak mau membahas itu."

"Sudah kubilang Sehun bukan anak yang polos, Haha aku jadi kasihan denganmu Lu-ge. kau ingin mengetestnya tetapi kau malah berakhir diranjang dengannya." Yixing menertawai Luhan yang dibalas dengusan oleh lelaki cantik itu. "Untung Ibu kalian merestuinya, kalau tidak mungkin kau dan Sehun sudah dipisahkan jauh-jauh."

Yixing mengangguk menyetujui ucapan Baekhyun. Agak iri karna Luhan sangat mudah mendapat restu dari Ibu Sehun dan Mamanya juga. Bahkan kedua wanita itu sangat excited membicarakan rencana pernikahan kedua putra merekademi Jongin yang sangat maniak ayam goreng! Bumi itu sudah tidak bulat lagi, kawan.

Luhan mengabaikan Baekhyun dan Yixing yang terus menggodanya dan melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda tadimengikat tali sepatu futsalnya. Sebenarnya Luhan ingin izin dulu agar tidak mengikuti jadwal futsal hari ini, karna bagian bawahnya masih terasa sakit, untuk berjalan pun Luhan berusaha senormal mungkinagar tidak terlihat seperti penguin berjalan, itu memalukan. Sehun itu memang sialan! Dia kasar sekali, tetapi Luhan menikmatinya, Ck masokis -_- karna hari ini perlombaan dengan sekolah lain, akhirnya Luhan memaksakan diri untuk ikut. Walau tadi sempat beradu argument dengan Sehun, beginilah adu mulut mereka tadi;

"Ini semua karnamu! Aku tidak bisa berjalan dengan benar dan aku tidak tahu bagaimana aku akan bertahan dilapangan nanti." Luhan melipat tangannya didada dan menatap wajah tampan yang berada dibahunya dengan kesal.

Sehun menyamankan dirinya dibahu Luhan, dan mengeratkan pelukan belakangnya pada Luhan. Sesekali menciumi leher Luhan membuat Luhan menggeliat geli.

"Sudahlah hyung jangan ikut pertandingan itu. Wajah cantik sepertimu tidak pantas bermain bola."

"Lalu aku pantasnya bermain boneka barbie begitu?" dengus Luhan, "Kau harus ingat kalau aku juga lelaki manly."

"Aniyo, kau pantasnya memuaskanku diranjang."

"Dasar anak mesum!" Luhan menyiku perut Sehun membuat Sehun meringis kecil. "Sudah, jangan ikut pertandingan itu. Aku tidak mau kau kenapa-kenapa, dan juga aku tidak mau orang lain melihat sebagian paha dan kakimu! Itu milikku."

Luhan melirik Sehun tajam, kenapa Sehun menjadi cerewet dan posessif seperti ini? "Bermain bola adalah hobbiku Sehun. jangan melarangku!"

"Aku melarang karna aku menyayangimu."

Luhan tidak bisa menahan semburat merah dipipinya mendengar ucapan Sehun. tapi dia tetap pada keputusannya, tetap bermain bola. "Hhh..Sehunnie dengar.."

Luhan membalikan tubuhnya hingga menghadap Sehun, kedua tangannya menangkup wajah Sehun dengan malu-malu. Sehun tersenyum-senyum menatapi wajah Luhan dari sedekat ini, Ah betapa beruntungnya dirinya memiliki kekasih secantik ini. Baru saja Sehun ingin melahap bibir Luhan tetapi Luhan memundurkan kepalanya sedikit dan melanjutkan ucapannya,

"Aku tetap mengikut pertandingan. Jangan melarangku atau aku akan menjauhimu selama seminggu." Kalau aku bisa sih –tambah Luhan dalam hati. "Sebagai kekasih, seharusnya kau mensupportku! Aku saja tidak melarang kau bermain basket dan diteriaki oleh seluruh wanita disekolah ini."

Sehun menghela nafasnya, dijauhi selama seminggu oleh Luhan? Ck itu mimpi buruk. Tidak mencium Luhan selama satu jam saja membuat Sehun gelisah. Apalagi tidak melihatnya selama seminggu. Sehun bisa mati nanti. Tsk hiperbola!

"Baiklah, kau boleh ikut pertandingan itu. Asal kau mau menginap dirumahku lagi."

Luhan menyumpah serapahi Sehun dalam hati melihat Sehun tengah menyeringai setan didepannya. Oh seharusnya Luhan tahu kalau orang didepannya ini bukanlah Sehun manis yang polos dan penurut lagi tetapi Oh Sehun si brengsek nan mesum sialan mempesona.

..

"Hyung, kau cantik dengan apple hair-mu itu!" komentar Baekhyun menunjuk-nunjuk rambut coklat Luhan yang diikat a-la apple hair itu, membuatnya terlihat semakin manis dan cantikwalau sekarang Luhan sedang memakai seragam klub sepak bola sekolahnya. Seragam berwarna merah-putih itu sangat cocok dikulitnya yang putih. Luhan bukan terlihat seperti pemain sepak bola tetapi malah terlihat seperti anak kindergarten yang sedang mengikuti kegiatan olahraga.

"Aku tampan Baek, sadarlah! Wajahmu juga cantik." Sahut Luhan seraya melakukan pemanasan dipinggir lapangan. Matanya melirik kesana-kemari mencari keberadaan Sehun yang (katanya) ingin menonton pertandingannya. Tetapi Luhan tidak melihat tanda-tanda keberadaan Sehun. Jongin dan Chanyeol pun tidak ada.

"Aku memang cantik." Jawab Baekhyun dengan senyum lebarnya. Luhan mendesah jengah mendengarnya.

"Yaa, seterahmu saja."

"Hyung.." Baekhyun tiba-tiba mencondongkan wajahnya kearah wajah Luhan membuat Luhan sedikit terlonjak karna wajah Baekhyun yang dekat sekali dengannya itu.

"A-apa?"

"…Apa penis Sehun besar?"

"DEMI TUHAN BYUNBAEK! KUBILANG BERHENTI MEMBAHAS ITU!"

..

..

"Apa? Kenapa melihatiku seperti itu?!" tanya Luhan galak seraya menatap Sehun dengan mata memicing tajam. Ia meminum air dibotol mineralnya dan mengipas-ngipasi wajahnya yang dipenuhi peluh keringat akibat pertandingan yang baru saja usai. Walau sebenarnya Luhan gugup sekali ditatapi sebegitu intens oleh Sehun.

"Kau cantik." Hanya itu yang keluar dari bibir Sehun setelah seperkian menit terdiam hanya memandangi Luhan. Iya, dia memang benar. Luhan memang benar-benar cantik dengan apple hair-nya dan tampilannya yang seperti ini. Tapi juga menggairahkan, sangat menggairahkan dengan peluh membasahi wajah dan rambutnya. Dan bibir merahnya yang terus menggerutu betapa panasnya cuaca hari ini. Jika Sehun lupa kalau ini masih dihalaman sekolah, mungkin Sehun sudah membuka seluruh pakaian –sialan- Luhan dan menciumi setiap inchi kulit tubuh putihnya membuat tanda kepemilikan sebanyak-banyaknya disana.

Sementara Luhan berusaha menahan senyumnya mati-matian, entah kenapa jika kata 'Cantik' yang keluar dari bibir Sehun untuknya, Luhan tidak kesal sama sekali. Berbeda dengan orang-orang yang memanggilnya cantik, Luhan akan menjadi seperti singa betina yang buas.

"Kenapa kau baru datang disaat pertandingannya mau selesai tadi?" tanya Luhan menatap Sehun dengan pandangan merajuk.

Sehun terkekeh melihat wajah manis itu, "Aku ditahan oleh Jongin dan Chanyeol hyung. Mereka mengajaku menonton film bersama."

"Film apa?"

"Dewasa."

Luhan segera memukul lengan Sehun dengan botol airnya sudah kosong, "YA! Kau iniaish. Bukankah bibi Ohah maksudku umma, sudah melarangmu untuk menonton film-film merusak otak itu?"

"Kau galak sekali, ini sakit!" ringis Sehun seraya mengelus-elus lengannya yang sepertinya akan memerah. Tapi sedetik kemudian Sehun tersenyum miring begitu menyadari ada hal janggal diperkataan Luhan tadi.

"Aku senang sekali, kau mulai terbiasa memanggil Ummaku dengan sebutan Umma. Aku jadi tidak sabar menjadikan kau sebagai istriku."

"A-a..kau baru kelas sebelas bodoh! Pikirkan pelajaranmu dulu, baru m-menikah.." Luhan mengalihkan pandangannya dengan wajah dan telinga yang sudah semerah tomat segar. Uh! Istri katanya? Mendengar kata itu keluar dari mulut Sehun saja membuat perutnya serasa digelitik sesuatu. Yeah walaupun, kedua orang tua mereka sudah merestui keduanyadengan syarat tidak boleh bercinta sampai keduanya lulus (yang ditolak mentah-mentah oleh Sehun) tetapi tetap saja Luhan merasa aneh. dia lelaki.. kenapa disebut istri? Apa karna posisinya yang dibawah?

Tetapi tak apa, jika suaminya adalah seorang Oh Sehun.

"Tapi saat ini pikiranku selalu dipenuhi olehmu, bagaimana bisa itu terjadi?" ujar Sehun dengan nada dibuat-buat heran. Oh jangan lupakan jika saat ini Sehun sudah membawa tubuh Luhan didekapannya. Menggesek-gesekan hidungnya dirambut Luhan yang menguar aroma menyenangkan.

Luhan hanya terdiam, tidak tahu mau menjawab apa. Jantungnya berdeguplebih kencang tidak seperti biasanya. Sehun sungguh membuatnya serasa menjadi patung seperti ini. Apakah Luhan sekarang sudah terlihat seperti gadis-gadis? Aish itu memalukan.

"Aku senang sekali karna kau sekarang sudah menjadi milikku." Sehun mengecup pipi Luhan singkat dan Luhan tidak bisa menahan senyumnya lagi. Ia tersenyum manis dan mendongak menatap Sehun, berniat ingin mengecup bibir merah muda Sehun sebelum

"Jadi..kita bisa selalu bercinta setiap hari."

Senyuman dibibir Luhan lenyap begitu saja. "Hrggh! Dasar Oh Sehunkau! Mesum sialan brengsek! Kau pikir kegiatan itu tidak menyakitkan? Kau sih enak berada diatas dan tugasmu hanya menggenjot! Aku yang menderita, lubangku sakit! Bibirku bengkak! Leherku penuh kissmark! Dan tubuhmph!"

Sehun segera memagut bibir Luhan. Mengeksploitasi bibir yang sedang mengoceh itu, dan mengabaikan pelototan tajam dari Luhan karna dengan seenaknya mencium bibirnya tiba-tiba. Ah jangan salahkan Sehun! salahkan Luhan yang berbicara panjang lebar tentang kegiatan semalam membuat Sehun bernafsu mencium bibirnya.

Suruh siapa menjadi secerewet itu 'kan? Tsk, Sehun jadi merasa kalau Luhan sudah tertular virus kecerewetan Baekhyun.

Sehun memandang Luhan tajam disela-sela ciumannya, membuat Luhan sedikit menciut dan buru-buru memejamkan matanya rapat-rapat. Sehun menyeringai dan menggigit bibir bawah Luhan dengan gemas, yang dibalah lenguhan oleh Luhan.

Sehun terus memagut bibir Luhanmencicipi manisnya bibir namja cantik itu. Hingga posisi mereka saat ini menjadi, Luhan yang berbaring diatas rumput yang sedang mereka duduki dan Sehun yang mengunci Luhan dengan satu tangannya.

"A-anh.." Luhan berusaha menahan desahannya ketika wajah Sehun berada dilehernya dan menciumi bagian sana disertai jilatan dan hisapan yang memabukan, membuat Luhan lupa segalanya. Padahal baru beberapa menit yang lalu Luhan menolak Sehun mentah-mentah.

"Ssehunnah.." Luhan menjenjangkan lehernya memberi akses untuk Sehun melakukan lebih. Dengan senang hati Sehun menjilati leher putih itu.

O-oh kawan ingatlah, ini masih di area sekolah.

Baru saja Sehun ingin melepaskan kaus bola yang Luhan kenakan, karna libidonya yang tiba-tiba naik drastis ingin segera menyetubuhi Luhan tetapi sebuah ah bukan, tiga buah suara –menyebalkan- mengintrupsi kegiatan menyenangkan keduanya..

"Woah! Lihatlah dua anak polos yang sedang melakukan kegiatan dewasa ini! Hahaha"

"OMO! SEHUN-AH KAU HARUS TAHU DIMANA KAU BERADA SEKARANG!"

"Bukankah sudah kukatakan kalau Sehun itu tidak mungkin polos?"

Sialan! Park Chanyeol. Byun Baekhyun. Kim Jongin.

Luhan mendorong tubuh Sehun dan buru-buru membenarkan posisinya. Mengusap bibirnya yang basah dan menatap keempat orang didepannya dengan wajah terbakar.

"Kkalian.."

"Ah hyung, apa semalam belum cukup untuk kalian?" tanya Jongin dengan senyum menyebalkan. Sehun ikut membenarkan posisinya dan duduk disebelah Luhan. "Itu tidak akan pernah cukup, Jongin." Jawab Sehun santai.

Luhan menyumpah serapah dalam hati.

"kau tahu? Aku sudah setahun berpacaran dengan Baekhyun, tetapi tidak senekat kalian yang ingin bercinta diarea sekolah." Sahut Chanyeol diangguki Baekhyun.

"Kami..tidak bercinta." cicit Luhan.

"Kubilang 'Ingin bercinta' hyung, bukan sedang bercinta"

"Terkutuklah kau Park!" umpat Luhan.

"Tapi hyung, tadi aku berniat ingin menyetubuhimu dan bercinta denganmu disinii." ujar Sehun dengan lurus. Chanyeol Jongin dan Baekhyun tertawa mendengarnya. Berbeda dengan Luhan yang menampakan wajah beringasnya.

Pervertyeah itulah Oh Sehun, dan sialnya dia adalah kekasihku bahkan calon suamiku. Sialan!

..

..

"Umma tinggal sebentar, bibi Kim menyuruhku kerumahnya." pamit nyonya Oh pada anaknya yang sedang seru menyusun sebuah puzzle bersama Luhan. Kedua anak itu hanya mengangguk tanpa melihat, terlalu serius oleh permainan mereka.

Nyonya Oh menghela nafasnya melihat tingkah kedua anak itu yang masih seperti anak keciltapi sudah berani melakukan seks. "Ingat, kalian jangan melakukan hal aneh-aneh lagi. Sehun, tahan libidomu! Aku tidak mau kalian bercinta lagi sebelum lulus."

Sehun menatap Ibunya dengan pandangan tak bernyawa, padahal dia sudah berniat ingin menggagahi Luhan lagi karna malam ini Luhan akan menginap dirumahnya. "Nde, Umma.." jawabnya lemas.

Nyonya Oh menggeleng-gelengkan kepalanya melihat reaksi Sehun. Ia tahu kalau Sehun begitu mesum jika sudah menyangkut Luhan, tetapi ini untuk kebaikan keduanya. Wanita berumur 42 tahun itu hanya tidak ingin Sehun berubah menjadi maniak Seks. Itu sama sekali tidak bagus.

Nyonya Oh segera pergi meninggalkan keduanya diruang keluarga.

"Ugh, ini dimana ya?" gumam Luhan menatap potongan puzzle ditangannya dan berganti menatap puzzle yang baru mereka susun. Puzzle yang bergambar kartun Spongebob.

Sehun berbaring diatas karpet bulu-bulu bergambar pandanya itu, dan menatap Luhan yang serius menyusun puzzle yang seharusnya untuk anak SD itu. "Hyung, aku bosan. Kita main yang lain saja.."

"Main apa?"

"Main diranjang OH MAAF AKU HANYA BERCANDA HYUNG!"

Luhan menurunkan gelas susu ditangannya, yang tadi ingin dilemparkan kearah Sehun. Tidak bisakah Sehun menjaga mulut mesumnya itu? Luhan tidak habis pikir, anak yang dulu Ia puja-puja karna kemanisan dan kepolosannya itu telah bertransformasi menjadi pemuda yang tidak bisa jauh-jauh dari hal dewasa. tetapi sekali lagi, Sehun itu sekarang kekasihnya—bahkan calon suaminya. Yang artinya seseorang yang akan terus menemani Luhan sampai tua, mencari nafkah untuknya, tinggal bersamanya, bercinta setiap malamt-tunggu! Kalimat terakhir lupakan saja oke?

Luhan menghela nafasnya dan ikut berbaring disamping Sehun. benar juga, Ia bosan dengan puzzle-puzzle itu karna tidak bisa menyusunnya, padahal itu puzzle untuk anak SD. Sementara disekeliling mereka sudah tercecer bungkus-bungkus snack dan susu coklat yang dikit lagi habis. Hah membosankan.

"Ah! bagaimana kalau aku ajak Chanyeol hyung dan Jongin kesini? Pasti seru jika ada mereka." Seru Sehun tiba-tiba.

"Ide bagus. Coba kau hubungi mereka."

"Baiklah." Sehun meraih ponselnya dan segera mencari nama Jongin dikontaknya. Sebenarnya bisa saja Sehun berteriak memanggil Jongin dari jendela kamarnya, karna mereka bertetangga, tetapi Sehun terlalu malas melakukan itu. Menelfon lebih cepat bukan?

"Hei Jong"

"S-sehun? ini kau? UWAAAA! SEHUN TOLONG AKU! KUMOHON! A-anghh Jongin jangan menggigit leherku! S-sehun! Jongin telah –A-ammhh berubah menjadi Vampire shh.."

Sehun menjauhkan ponselnya dari telinga dan menatap horror kearah ponselnya—begitu juga Luhan karna Sehun sengaja me-loudspeakernya. Itu suara Kyungsoo, bukan suara Jongin.

"Bukankah itu suara Kyungsoo? K-kenapa dia yang mengangkat?" tanya Luhan. Sehun hanya menggeleng tidak tahu. Kenapa Kyungsoo meminta tolong padanya dan suaranya..kenapa sedikit mendesah begitu?

"hyung..aromamu memabukan sekali.."

"Mmhh b-berhenti! Bi-bibi Kim! Tolong aku ahh.."

Sehun menyeringai. Ah dia mengerti sekarang. Jongin, kau busuk juga ternyata!

"Kyungsoo-ya kau kenapa?! Jongin! Kau apakan Kyungsoo hah? Hei kalian melakukan apa? Jelaskan padaku. Kyungsoo-ya! Kyungsoo-ya! Kau masih bisa mendengarkanku kan?" Luhan terus berceloteh didepan ponsel Sehun, wajahnya terlihat panik sekali membuat Sehun mau tidak mau tertawa melihatnya.

"Kenapa kau tertawa? Kyungsoo dalam bahaya, Sehun!"

"Hahaha hyung kau ini astaga! Mereka sedang bermain seru, sudah matikan saja sambungan teleponnya. Tidak baik menganggu kegiatan orang."

"Ttapi Kyungsoo..."

"Kami sedang melakukan apa yang kau lakukan dengan Sehun kemarin malam hyung. Tenanglah Kyungsoo dikit lagi bisa dijinakkan."

PIIIIP!

Luhan menatap ponsel Sehun dengan tidak percaya mendengar suara berat Jongin dan sambungan teleponnya yang dimatikan seenak jidatnya. A-apa? Kegiatan apa? Luhan butuh penjelasan disini!

"Mereka sedang bercinta hyung." Jawab Sehun seolah-olah tahu isi pikiran Luhan. Dalam hati, Sehun ingin segera berlari kerumah bibi Kim dan mengadu pada bibi Kim kalau saat ini anaknya sedang melakukan tindakan asusila pada Sunbae-nya sendiri, dan menonton secara langsung bagaimana Jongin jika diranjang. Sehun ingin balas dendam pada Jongin ternyata, karna kemarin sudah mengintipnya.

"..Apa?" ucap Luhan. "Tapi Kyungsoo itu 'kan..aish Jongin! Anak itu benar-benar kurang ajar. Dia pasti melakukan pemerkosaan."

"Pemerkosaan? Mana mungkin. Nanti juga Kyungsoo hyung mendesah-desah ketagihan, seperti kau kemarin malam hyung. Kau memberontak tetapi malah meminta lebih." Sehun membasahi bibir bawahnya seraya menatap Luhan menggoda.

"Sehun!" bentak Luhan kesal. Ia menutup wajahnya dengan sebuah bantal sofa, sungguh! Luhan tidak mau membahas kegiatan itu lagi. itu membuatnya malu!

Sehun terkekeh melihat tingkah Luhan. Ia meraih ponselnya lagi dan kali ini mencoba menghubungi Chanyeol. "Hyung sudahlah, jangan malu seperti itu. Aku kan sudah melihat seluruh tubuh polosmu, untuk apa kau malu hanya karna membahas kegiatan panas kita kemarin?"

"Diamlah Sehun! lanjutkan saja kegiatanmu." Desis Luhan kesal.

"Kenapa tidak dijawab-jawab, kemana Yoda hyung?"gumam Sehun, sekali lagi mencoba menghubungi Chanyeol. "Ah ini diangkat!"

"Yeoboseyo hyung?"

"Hm, ada apa Sehun?"

"Anhh..l-lebih cepath Yeollie.."

Sehun dan Luhan sontak bergidik mendengar suara berat Chanyeol dan desahan Baekhyun diseberang sana.

"h-hyung, kau sedang apa?" tanya Sehun antara bodoh dan penasaran.

"Melakukan sekssial! Baek jangan diketatkan ughh!"

"A-aku tidak..mmh~ Yeollieh.."

"Ouh Baek ini nikmat!"

Luhan hendak merebut ponsel yang sedang Sehun pegang dan ingin mematikan sambungan teleponnya karna astaga! Dua orang diseberang sana sedang melakukan ekhem. "Sehun cepat matikan!"

Sehun menjauhkan ponselnya dari jangkauan Luhan, "Tidak! Aku ingin mendengar mereka!"

"Sehun, itu tidak bagus! Kemarikan ponselmu!" perintah Luhan dengan wajah yang berangsur-angsur menjadi merah karna desahan Chanyeol dan Baekhyun yang masih terdengar ditelepon. Luhan bisa gila! Sedikit lagi pasti Sehun tidak akan 'tenang' , Luhan tidak mau itu terjadi.

"Tidak hyung!"

"Kemarikan!"

"Aku tidak mau."

"Oh Sehun, kubilang kemari"

SSRRET!

"—kan."

Luhan langsung mematung begitu menyadari posisinya dengan Sehun sekarang. Sehun menyembunyikan ponselnya ditangan yang ditaruh belakang dan Luhan yang berniat mengambilnyahingga posisi mereka seperti Luhan yang berada dipangkuan Sehun seraya memeluknya dengan tubuh keduanya yang saling menempel karna mereka sedang duduk.

Wajah keduanya dekat sekali hingga Luhan bisa merasakan nafas berat yang dikeluarkan Sehun. Luhan tidak bisa lama-lama menatap mata Sehun, terlalu tajam dan menggoda. Uh! Apalagi melihat bibir tipis milik Sehun, yang rasanya Luhan ingin lumat saja. Ck!

"Hyung kau agresif sekali." ucap Sehun dengan mata berkilat jahil. "Mau seperti kemarin malam? Uke on top lagi?"

"B-bukan! Bukan ini maksudku! Aku hanya ingin.."

"Bercinta? Yatuhan hyung, ibu kita 'kan melarang kita untuk bercinta. Maafkan aku hyung, aku belum bisa menggenjotmu untuk sekarang." Ujar Sehun dengan nada dibuat-buat menyesal. Cih mana mungkin kau tahan dengan posisi seperti ini Sehun? sedikit lagi juga kau akan menyerang Luhan –ucap setan dalam diri Sehun.

"Bukan itu maksudku bocah!" dengan segenap kekesalan, Luhan menjambak rambut hitam Sehun membuat Sehun mengerang sakit.

"Ya! Hyung hentikan! Rambutku bisa rontok."

"Kau menyebalkan! Terima ini."

"Hyung! Hentikan!"

BRUGK!

"A-akh!" Luhan meringis ketika tubuhnya didorong oleh Sehun sehingga tubuhnya terbaring dilantai. Punggungnya terasa nyeri sedikit. 'kan sudah Luhan katakan, kalau Sehun itu memang kasar. Menjengkelkan! Luhan akan membalasnya setelah ini.

"Oh Sehun! kau harusO-oh kau mau apa eoh?"mata Luhan melebar melihat Sehun sudah berada diatasnya dengan satu tangan Sehun yang memenjarakannya. Ditambah senyuman penuh makna setan yang terpampang dibibir Sehun, membuat perasaan Luhan tidak enak. Ia takut dipukul atau dicekik Sehun karna sudah menjambak rambut anak itu.

Tetapi, sepertinya Sehun tidak akan berbuat hal semacam itu. Melainkan, hal yang lebih..menyenangkan? mungkin saja.

"Dasar tsundere!" Sehun menyentil kening Luhan dengan kekehan kecil.

Wajah Luhan malah memerah, Astaga! Sehun tampan sekali..

Memang.

"Tapi aku suka.."

Benda lembut dan agak basah itu menyentuh permukaan bibir Luhan, menjepit bibirnya dan melumatnya dengan lembut. Dengan refleksnya, Luhan memejamkan mata dan membalas ciuman memabukan itu. Yeah, tidak ada yang mampu menolak ciuman dari Sehun. sekalipun Luhan habis marah-marah dan memaki-maki Sehun, tetapi tetap saja jika Sehun menciumnya Ia akan segera membalasnya. Dasar!

Sehun melepaskan tautan bibir mereka dan menatap Luhan dengan senyuman menggodanya. "Apalagi tubuhmu. Aku sangat suka."

Luhan menahan lenguhannya saat lidah Sehun menyusuri pipinya serta dagunya. Luhan bisa merasakan nafas Sehun yang mulai memburu menyentuh permukaan kulitnya. Uh, Sehun! kau membuatku gila! –teriak Luhan dalam hati.

"SshhJ-jangan lanjutkan Sehunahh."

Luhan melenguh ketika Sehun beralih ke bagian sensitive-nya. Leher. Luhan menggeliat tak nyaman merasakan lidah dan gigi Sehun bermain-main disana. Luhan ingin mendesah sepuasnya tetapi Ia takut nanti malah membangunkan sesuatu dicelana Sehun, mereka tidak boleh bercinta dulu, ingat itu!

Tetapi sepertinya, malam ini mereka akan melanggar peraturan itu.

"Jangan ditahan desahanmu, sayang." Bisik Sehun tepat ditelinga Luhan dan mengulum daun telinga yang sedang memerah itu. Luhan bergidik mendengar suara berat Sehun.

"Ngh, kita tidak boleh seperti ini Sehunnie.."

"Memangnya kenapa?" tanya Sehun. tangannya membuka satu persatu kancing piyama yang sedang Luhan kenakan, mengabaikan larangan yang keluar dari bibir Luhan. Persetan! Sehun sudah bernafsu, sejak tadi libidonya memang sudah meningkat—ditambah mendengar desahan-desahan temannya membuat Sehun tidak bisa lagi mengontrol hormonnya.

"U-umma melarang kita."

"Umma sedang tidak ada disini. Lagipula, bukankah kau menginginkannya juga hyung?"

Sehun menyeringai melihat Luhan menggeleng seraya menggigit bibir bawahnya, menahan desahannya. Jelas Luhan menginginkannya, terbukti dia tidak menolak ketika tangan Sehun membelai kulit dada dan perutnya. Sehun menunduk dan menciumi kulit Luhan yang terbuka, ini yang Sehun suka. Aroma tubuh Luhan yang alami membuat Sehun selalu ingin menciumnya.

"Kau tahu hyung? Aku sudah sangat 'ingin'. Bisa kita mulai tanpa foreplay?"

"A-apa?" Luhan menatap Sehun meminta penjelasan, karna dia memang tidak mengerti dengan apa yang Sehun katakan.

Sehun tidak berkata apa-apa, dan segera membuka seluruh kain yang melekat ditubuh Luhan membuat wajah Luhan terbakar. Sebisa mungkin menutup bagian tubuhnya yang bisa Ia lindungi. Maksud Sehun apa?

Jangan bilang..dia mau melakukan Seks denganku?

"Kenapa harus ditutupi kalau aku sudah melihatnya?" ingin rasanya Luhan meninju wajah menyebalkan (yang sialnya tampan) itu. Sehun masih dengan seringaian setannya menarik tangan Luhan yang sedang menutupi bagian private-nya.

"K-kau mau apa?!" tanya Luhan dengan bodohnya.

"Jelas bercinta dan menghabiskan malam bersamamu."

"Kau gila? Kita baru melakukannya kemarin! Dan Umma juga sudah melarang kita. Sehun, kau memang mesum sekali. Yatuhan."

"Aku mesum hanya denganmu, hyung." Sehun membasahi bibir bawahnya, tatapannya terus tertuju pada tubuh Luhan yang sudah polos dibawahnya. Argh sial! Celana Sehun sesak, dan ingin segera dimanjakan. Tetapi Sehun sedang tidak mau pemanasan, dia mau langsung menggenjot Luhan dengan liar.

Sehun membuka t-shirt biru yang sedang Ia pakai, membuat tubuh putihnya terpampang jelas dimata Luhan. Luhan segera memalingkan wajahnya ketika Sehun menanggalkan celananya hingga mereka berdua benar-benar naked. Jika sudah seperti ini, Luhan tidak akan bisa kabur. Walau sejujurnya, Luhan juga 'ingin' namun bagaimana jika Umma Sehun mengetahuinya lagi? Luhan tidak mau hal buruk terjadi, seperti mereka harus berpisah, mungkin.

"Ssehun, k-kita belum pemanasan. Kau yakin?" tanya Luhan horror melihat Sehun berniat mengarahkan penisnya yang sudah tegang kearah hole-nya. Astaga! Kemarin malam saja dengan pemanasan, masih terasa sangat sakit untuk Luhan. Apalagi tidak pakai pemasanan? Sehun sepertinya benar-benar ingin menjadikan Luhan sebagai masokis.

"Kau mau Umma melihat kita? Lebih cepat lebih baik hyung."

Sehun menaruh kedua kaki Luhan dibahunya, dan pandangannya segera tersedot oleh lubang Luhan yang seperti meminta dimasuki. Oh shit!

"Tunggu Sehun! sebaiknya kita pakai lube atau kondAKHH!" Luhan menjerit sakit merasakan hal yang sama seperti malam kemarin. Lubangnya terasa penuh sekarang karna Sehun langsung memasukan penisnya dengan sekali hentakan. Bayangkan, betapa sakitnya itu.

"Brengsek Sehun! kau kasar sekali!" maki Luhan dengan mata yang sudah ingin mengeluarkan airmata. Benar-benar keterlaluan, sebenarnya Sehun sayang tidak sih pada dirinya? Aish.

"Aku benar-benar minta maaf hyung. A-aku tidak bermaksud." Sehun menunduk, membelai lembut pipi Luhan dan mencium bibirnya dengan lembut. Benar, Sehun tidak berniat menyakiti Luhan sedikitpun. Tetapi jika sudah dikelabui oleh nafsu, seseorang yang paling lembut sekalipun bisa sangat liar.

"Apa..kita berhenti sampai sini? Aku tidak tega melihatmu." Sehun benar-benar khawatir.

Luhan menggeleng, "Lanjutkan saja, Sehunnie."

"Kau serius?" tanya Sehun ragu, Luhan hanya mengangguk sebagai balasan. Bukankah Sehun pernah mengatakan kalau diawal seks memang menyakitkan, tetapi lama-kelamaan kau akan meminta lebih?

Baiklah, ini hanya sementara Lu.

"B-bergerak Sehun.." perintah Luhan. Sehun mengangguk patuh dan menggerakan pinggangnya, menggeram tertahan merasakan lubang Luhan sama seperti mereka pertama kali bercinta. Sangat sempit, dinding rectum-nya menjepit penuh tekanan kejantanan Sehun.

Luhan menggigit bibir bawahnya dan mencengkeram karpet berbulu dibawahnya. Lubangnya masih terasa sakit to be honest. "A-ahh.." desahan meluncur indah dari mulut Luhan saat kejantanan Sehun menyentuh prostatnya menimbulkan sensasi nikmat yang mengalahkan rasa sakit tadi.

"Anhhlebih dalam Sehun, ngh.."

"Apa? Aku tidak dengar."

Sial. "Percepat gerakanmu ohh.."

"Memintalah dengan kata-kata seerotis mungkin, hyung." Sehun tersenyum nakal dengan tangannya yang mengocok kejantanan Luhan membuat Luhan bertambah frustasi.

Brengsek. "Sehunnie.." panggil Luhan dengan jengkel dan malu-malu, "Percepat gerakan penis besarmu didalam lubangku. Aku sungguh menginginkannya Ahh.."

Sehun menyibak rambut yang menutupi dahinya kebelakang dan menghembuskan nafasnya, bernafsu sekali mendengar dirty talk Luhan. Tapi Ia belum puas. "Katakan sekali lagi!"

"Oh Sehun! bergeraklah dengan liar dan ganas, aku menginginkannya! Aku menginginkan penismu yang besar menyentuh prostatku! Fuck me please, I wan't your fucking dick Sehunnie!" ucap Luhan jengkel dan malu setengah mati. Yaampun, ucapannya begitu..ah kotor.

"Dengan senang hati, Oh Luhan." Sehun menambah kecepatan gerakan in-outnya pada hole Luhan membuat desahan-desahan erotis mulai memenuhi ruangan itu. Sesekali Sehun melumat bibir Luhan disela-sela genjotannya. Sehun tidak tahan untuk tidak menghisap bibir merah yang sedang mendesah nakal itu.

"So fucking your hole, Lu. Mmhh.."

"P-percepathmnghh"

"Kau nikmat, shh.."

Keringat sudah membasahi tubuh keduanya, membuat tubuh keduanya mengkilap dibawah sinar cahaya lampu yang menerangi ruang tempat mereka bercinta. Desahan keduanya mengalahkan suara televise yang masih menyala saat ini. Dan betapa bodohnya Sehun, karna belum mematikan sambungan ponselnya pada Chanyeol.

Membuat kedua orang disana mendengar semua kegiatan mereka. Bisa dipastikan wajah shock Chanyeol dan Baekhyun mendengar semua itu. Kegiatan panas mereka bahkan tertunda hanya karna untuk mendengarkan suara Sehun dan Luhan yang sedan anu-anu.

"S-sehunnie nghh.."

"Teruslah mendesah, hyung."

Sehun meraih kejantanan Luhan yang meminta dimanjakan itu, memijatnya disela-sela kegiatan menggagahi Luhan membuat Luhan berkali-kali lipat merasakan kenikmatan itu. Luhan seperti terbang di awang-awang, ini terlalu memabukan! Sampai Luhan merasakan akal sehatnya hilang sementara.

"A-ahh..aku ingin keluar!" ucap Luhan dengan nafas terengah-engah. Sesuatu didalamnya testisnya sudah ingin segera dikeluarkan—klimaks.

"Shhsebentar hyungamh.."

Selalu seperti ini.

Sehun menambah tempo gerakannya, membuatnya semakin liar, tubuh Luhan terhentak-hentak dan semakin inginlah Luhan menumpahkan spermanya.

"Anhh Sehuuuun!" Luhan mengerang ketika mencapai puncaknya. Tubuhnya langsung lemas, membiarkan Sehun yang masih menggenjotnya—Sehun belum orgasme sama sekali. Masa bodoh dengan Sehun yang melarangnya klimaks terlebih dahulu, yang terpenting sekarang Luhan tidak lagi tersiksa karna menahan orgasmenya.

Tidak lama Sehun menyusul Luhan, menyemburkan cairannya didalam lubang Luhan.

"A-aahh Luhann!"

Pemuda tampan itu mengambil oksigen sebentar lalu melumat rakus bibir Luhan. Menciumnya tidak sabaran dan mengajak Luhan bermain-main dengan lidahnya. Luhan sampai heran, seberapa banyak stamina Sehun? padahal dia baru mencapai orgasmenya, harusnya anak itu berbaring sebentar atau mengisitirahatkan tubuhnya. Ck, benar-benar!

"Ugh su-dah!" Luhan mendorong tubuh Sehun, melepaskan ciuman mereka. Karna Luhan masih butuh oksigen saat ini.

"Kau menggairahkan, hyung." ujar Sehun menatap Luhan dengan pandangan pervert-nya. Luhan membuka matanya berniat mengomel lagi pada anak itu tetapi mulutnya serasa dibungkam melihat tampilan Sehun saat ini.

Rambut hitam pekatnya yang berantakan, dada bidangnya, senyum mempesonanya dan beberapa bulir keringat nakal yang hinggap didahi Sehun membuat Sehun terlihat jauh lebih tampan dan menggoda.

Astaga, Luhan. Itu calon suamimu! Homina homina.

"Kenapa, sayang? Mau minta ronde selanjutnya?"

Luhan salah tingkah. "Iya. Ah tidak! Mak-maksudku, a-akuhmpph!"

BRAKK!

"OH SEHUUUUNNNN!"

O-owh! Suara itu..firasat Sehun tidak enak, jebbal. Buru-buru Ia melepas ciumannya pada Luhan, dan menoleh ke sumber suara melengking itu.

"U-umma?" cicit Sehun melihat sang Ibu yang tengah berdiri diambang pintu dengan tatapan garangnya. Tetapi..tunggu! bukankah itu handycam ditangan Ummanya? Untuk apa?

"Sehun, bagaimana ini?" tanya Luhan panik. Wajahnya pucat, ugh gawat! Bagaimana jika bibi Oh mengadu pada Mamanya? Luhan tidak mau dipulangkan ke Beijing dan dipisahkan dengan Sehun!

"Umma, aku dan Luhan hyung. A-anu, emm k-kam"

"KYAAAAAA! KALIAN HOT SEKALI! UMMA AKAN MEMBERIKAN VIDEO INI KE NYONYA LU! AAAA!"

A-a-apa?

Ck. Fujoshi!

..

END! (dengan tidak elite-nya)

..

BONUS;

..

.

Seorang wanita yang kira-kira berumur 43 tahun namun masih cantik itu menggonta-ganti channel televise-nya dengan bosan. Ya, itu nyonya Kim. Ibu dari Kim Jongin, teman baik Oh Sehun. anak-anaknya sedang sibuk dengan dunia mereka sendiri, suaminya belum pulang kerja dan temannya –nyonya Oh- sudah pulang, membuat wanita itu dilanda kebosanan.

"Mungkin secangkir teh hijau bisa menghilangkan sedikit rasa bosanku." Gumamnya. Wanita itu berjalan menaiki anak tanggadimana kitchen set berada disana. Namun baru beberapa langkah, Ia sudah mendengar suara erangan seseorang dari..

Kamar putra bungsunya?

"Jongin? Kenapa anak itu? Tapi tunggu! Bukankah ini suara Kyungsoo?" nyonya Kim bermonolog sendirian. Dengan rasa penasaran, wanita itu melangkah mendekati pintu kamar anaknya yang tertutup. Menempelkan daun telinganya dipintu mendengarkan apa yang terjadi didalam sana.

"Rgh! Kyungouh! Astaga, kau nikmath!"

"..Ahh Jonginhhpelan-pelan mngh.."

"Aku tidak bisa, Kyung. Shh ohh.."

Mata nyonya Kim membulat. Dengan susah payah Ia menelan salivanya mendengar suara itu. Jelas itu desahan kenikmatan! Jongin dan Kyungsoo..mereka sedang…bercinta?

Dengan gemetar, nyonya Kim menghubungi nyonya Oh—memberitahu kejadian ini. Tapi sialnya, Ibu Sehun tidak menjawab panggilan teleponnya dan malah mengiriminya sebuah pesan singkat.

Mianhae, Hyoyeon-ah. aku sedang sibuk! Kau tahu? Anakku, Oh Sehun sudah besar! Kyaaaaa!

"Mwo? Apa maksudnya?" gumam nyonya Kim.

Tanpa memperdulikan apa-apa lagi, wanita itu menempelkan telinganya dipintu lagi, dan kali ini wanita itu baru mengerti apa maksud ucapan nyonya Oh.

"Ahh J-jongieh..aku mau keluarh.."

"Sshh—nanti saja Kyung..mhh!"

Wanita itu tersenyum misterius, "Kau tahu Sooyoung-ssi? Anakku jauh lebih besar dari pada anakmu, Sehun. KYAAAAA! AKU AKAN PUNYA MENANTU SEPERTI KYUNGSOO!"

..

BENAR-BENAR END!

..

Yo whaddup?!

Ini repost yang kedua, ini sequel. Mind to review? mau dong yaaa? ;;)

Peacesign,

Anggara Dobby.