"Che, lemah sekali!"

Buk!

Telapak kaki senior Slytherin itu, menendang keras perut Fred Weasley II. Sang putra pemilik toko Sihir Sakti Weasley hanya pasrah saat isi perutnya terasa seperti jungkir balik. Ia meringkuk, tubuhnya terbaring di lantai koridor Hogwarts. Cairan merah yang sedikit keluar dari mulutnya, tak sengaja ia menyesapnya.

Pasrah. Satu kata yang menggambarkannya.

"Hei, hentikan!"

"Oh, shit! Itu prefek, ayo lari!"

Derap langkah kaki para senior Slytherin yang menindasnya sedikit menjauh. Fred diangkat bangun dari posisinya dengan lembut, dan kini Fred dapat melihat malaikat penyelamatnya.

Atau lebih tepatnya bidadari?

Itu Victoire. Victoire Weasley, sahabat karib Teddy Lupin.

"Oh, ya Tuhan. Freddie, apa yang terjadi? Mereka menindasmu—lagi?" sang prefek Gryffindor bertanya, kekhawatiran tercetak jelas dalam nada suaranya.

"Ya..." Fred bergumam lirih "maaf, aku tak bisa melawan seperti biasa... padahal kau sudah mau repot-repot mengurusiku..."

Victoire menggeleng, kemudian tersenyum "Jangan pikirkan itu, Fred. Itulah gunanya menjadi kakak sepupu, melindungi adik sepupunya." Victoire menariknya berdiri, lalu setengah menyeretnya ke koridor tempat para senior itu kabur. Punggung senior-senior itu masih terluhat dekat.

"Listen," Victoire tersenyum jahil—hampir terlihat seperti seringai—seraya mengeluarkan tongkat sihirnya "watch and learn,"

—satu ayunan tongkat, dan banyak sekali bom kotoran jatuh ke tubuh para senior. Dapat terdengar suara-suara seperti: 'eew!', 'apa-apaan ini?!', dan 'menjijikkan!' dari bibir para senior-senior itu.

"Dan," Victoire merangkul bahu Fred "Itulah bagaimana para Weasley bekerja,"

[End]


Harry Potter © J.K Rowling

Review and flame are appreciated


[Bonus #1]

"FRED WEASLEY, AKU BERSUMPAH AKAN MEMBUNUHMU SIALAN!"

Teriakan geram Scorpius Malfoy menggema hingga mencapai Great Hall. Tampak sosok Fred Weasley II berlari dari kejaran sang Slytherin Prince, sambil tertawa keras-keras. Scorpius Malfoy berlari di belakangnya, mengejar putra George Weasley tersebut dengan wajah yang berubah seperti kucing, plus bulu-bulunya. Tubuhnya juga ikut berubah penuh bulu kucing!

"Aaaw! Kau tidak akan marah hanya karena aku memberimu ramuan polijus dengan bulu kucing, 'kaaaan?! Ahahahahaa~!" Fred tertawa semakin keras—jika Anda bertanya dia dapat ide kejahilan dari mana, salahkan aunt Hermione yang menceritakan petualangannya di tahun kedua.

Mata Fred dan Victoire bertenu pandang, dan sembari diam-diam tertawa geli, Victoire menaikkan dua jempolnya seakan memberi tanda 'selamat-ya' pada pemuda itu.

Two thumbs up for you, Freddie!


[Bonus #2]

"Jadi?"

"Jadi? Jadi apa?"

"Jadi, kapan kau akan nembak Teddy? Atau kalian harus kuberi Veritaserum dahulu?"

"Oh, Fred, jangan bercanda, aku tidak—"

"HEI, TEDDY! KAU SUKA VICTOIRE 'KAN?!"

"IYA!"

"Nah, itu katanya Victoire. Apa jawabanmu? Omong-omong, aku memasukkan Veritaserum pada minumannya,"—inosen.

"DARI MANA KAU BISA MEMBUATNYA, HAH?! KUBUNUH KAAAAUUU!"—Victoire dan Teddy, secara bersamaan.

"Dari aunt Hermione. KABUUR~!"

[Real End]