-Adult Experiment-

Cast :

*Lee Sungmin

*Cho Kyuhyun

*Choi Siwon

*Kim Kibum

Rate : T+ s/d M

WARNING(!) : Yaoi!, Typo(s), humor garing, etc

Desclaimer : mereka semua milik Tuhan, keluarga, dan diri mereka sendiri

….

Chapter 1

Seoul high sChool

Class 12b

"hey! Apa kau Lee Sungmin?" tanya seorang laki-laki

Sungmin yang sedang mengobrol dengan teman-temannya segera menoleh ke sang penanya. Dia mengerutkan keningnya sedikit karena merasa tidak kenal dengan laki-laki di hadapannya.

"iya, ada perlu apa ya?" tanya Sungmin ramah

"ini soal pacar temanku, im yoona" seru laki-laki tersebut dengan muka yang tidak bersahabat. "apa kau benar-benar 'tidur' dengannya?" tanyanya dengan penuh penekanan

"AAPAAA!?" teriak Sungmin shock

"hey tunggu dulu, dasar anak kecil! Kenapa kau bicara tidak sopan seperti itu! Mau berkelahi ya!?" teriak Heechul, teman sekelas Sungmin.

"sudahlah! Hentikan, sudah cukup" seru Siwon menahan pundak Heechul agar tidak memulai keributan. Kemudian dia melirik Sungmin yang sudah mulai sadar dari shocknya "Sungmin, apa kau ingat pernah melakukannya?" tanya Siwon

"hhh~ tentu saja tidak" jawab Sungmin menghela nafas lelah. Dia sangat yakin tidak pernah melakukannya. Tidak mungkin!

"nah, kau sudah dengar kan? Aku rasa ada kesalahpahaman disini" ujar Siwon tersenyum ramah

"kau kira aku bisa terima jawaban itu" balas laki-laki yang masih satu tingkat dibawah Sungmin.

"eumm.. maaf, sepertinya aku yang telah meniduri gadis itu" ujar seseorang yang berada di belakang punggung Siwon, dengan perlahan dia menatap Kyuhyun yang balik menatapnya tajam

"Kibum? Jadi itu kau?" tanya Sungmin tidak percaya, yaah~ bukan sekali dua kali sih Kibum melakukan perbuatan yang 'iya-iya' pada perempuan tapi tidak sampai ada yang melabraknya, karena perempuan yang dinodainya itu rata-rata single semua.

BUAGH!
"kyaaa! Bummie!" teriak Sungmin horror begitu melihat Kyuhyun tiba-tiba memukul Kibum tepat di pipinya.

Belum sempat Kibum berdiri, dia sudah diseret keluar oleh Kyuhyun.

"wonnie, apa bummie akan baik-baik saja?" tanya Sungmin cemas tapi yang ditanya terlihat santai-santai saja.

"kau tenang saja, dia pasti bisa menyelesaikan masalahnya, paling juga hanya wajahnya yang berubah" jawab Siwon mulai membuka buku yang sempat ia baca sebelum ada pengganggu

Sungmin hanya menghembuskan nafasnya perlahan. Jika Siwon sudah bilang begitu, dia bisa apa? Temannya Kim Kibum itu benar-benar badboy dan playboy tapi dia sebenarnya baik dan pintar hanya saja tidak bisa mengendalikan nafsunya.

"kalau tidak salah dia murid pindahan itu kan?" seru Siwon membuat Sungmin mengangkat kepalanya

"siapa?" tanya Sungmin

"laki-laki tadi, tapi aku lupa namanya" ujar Siwon mencoba mengingat-ingat

"sudahlah, tidak penting juga" jawab Sungmin cuek

.

.

.

.

Lee's House

Sungmin's room

Di sebuah kamar yang bernuansa putih itu terlihat seorang laki-laki berambut pirang sedang berada di bawah kukungan seorang laki-laki kekar.

"bagaimana?" tanya Siwon yang masih meneruskan gerakan tangannya

"ti—tidak ada respon sama sekali" lirih Sungmin.

"kalau begitu, kita coba gunakan lebih banyak lube agar lebih lembut" seru Siwon kembali menuangkan lube ke penis Sungmin yang mulai terlihat mengkilat saking banyaknya lube yang dipakai Siwon ke penisnya.

Sungmin pov

Aku menghela nafas sedih, ini sudah 3 jam dan tidak ada perubahan sama sekali. Usai sekolah berakhir dan rumahku sedang kosong, aku dan Siwon memang ada hal yang biasa dilakukan yaitu menyembuhkan penyakitku.

Sejujurnya aku ini impoten

Hal ini hanya Siwon dan Kibum yang tahu, karena aku sangat malu jika semua orang tahu akan hal ini. Bisa hancur harga diriku sebagai seorang laki-laki. Setelah Siwon mengetahui penderitaanku ini, dia menyarankan agar aku melakukan terapi dengan merangsang penisku.

Seperti yang dilakukan Siwon saat ini, dia melakukan handjob pada penisku agar menunjukkan sedikit reaksi. Tapi setelah 3 jam melakukan handjob penisku tidak berdiri. Aaaakhhh! Ini membuatku frustasi!

Makanya aku sangat shock begitu digosipkan aku meniduri seorang wanita! Helloooo itu sangat tidak mungkin meskipun aku ingin.

Siwon terus mengocok penisku dengan tempo yang tidak beraturan, aku menghela nafas. 'sampai kapan ini akan berlanjut' pikirku sedih

"ini tidak akan berhasil" gumamku menahan tangan Siwon yang basah karena lube

"baiklah, kita gunakan cara 'itu'" seru Siwon lagi

Mengerti maksud Siwon, Sungmin segera menelungkupkan badannya untuk mempermudah Siwon melakukannya.

"wonnie, jika aku sudah merasakannya kau harus menarik jarimu keluar ya" titah Sungmin dengan wajah sayunya. "aku mau mencoba klimax dengan tanganku sendiri" lanjutnya

"baiklah, aku mengerti" seru Siwon mempersiapkan jarinya agar mudah masuk ke lubang Sungmin

Siwon mulai mengarahkan jari-jarinya ke pantat kenyalku, mengelus-elusnya perlahan sebelum akhirnya mulai menyelipkan jari telunjuknya ke lubangku.

"tenanglah" ujar Siwon saat merasa tubuhku menegang.

"uukkh" aku mulai menggeram karena gerakan jari Siwon yang keluar masuk, cara ini memang terbilang efektif dan cukup cepat untuk merangsang penisku mengeluarkan cairannya. Semenjak menggunakan cara ini, aku mulai berpikir kalau aku akan jadi uke daripada seme.

"hey, jangan hanya diam. Kau harus mulai mengocok penismu" seru Siwon

"a-aku tau" seruku agak tertahan, sepertinya perlahan tubuhku mulai bereaksi

aku terus mengocok penisku seirama dengan jari tangan Siwon.

Keluar.

Masuk.

Keluar

Masuk

Terus seperti itu sampai akhirnya mulai terasa akan ada yang keluar

"ah~ aku rasa aku mau keluar" jeritku tertahan dan semakin mempercepat gerak tanganku

Mendengar jeritanku, Siwon segera menarik jari-jarinya keluar dari lubang sempitku, lalu membiarkanku berusaha untuk meraih kenikmatan sendiri sesuai keinginanku.

"aah! Haah haah haah"

"bagaimana? Kau sudah keluar?" tanya Siwon

"tidak juga.. hanya sedikit" jawabku disela nafas yang terengah-engah

"hmm apa cara ini tidak berhasil juga ya?" gumam Siwon memijat kepalanya yang mungkin mulai pusing karena tidak ada kemajuan sama sekali

Aku hanya memejamkan mata, berusaha untuk tidak menangis dengan keadaanku yang memprihatinkan.

Sebenarnya dulu tidak seperti ini.

Waktu aku kecil, aku selalu dibully karena rambut pirangku yang berbeda dengan anak yang lain. Tapi saat aku mulai masuk ke junior high sChool, keadaan mulai membaik. Aku mendapatkan banyak perhatian karena kemampuanku di bidang olahraga dan akademik. Bisa dibilang aku sangat populer.

Sampai akhirnya aku mendapatkan pacar dan akan melakukan hubungan sex dengannya. Itu adalah pengalaman pertamaku yang tidak akan bisa kulupakan.

Karena waktu itu aku tidak tau apa-apa soal hal-hal dewasa seperti itu, tentu saja aku mulai merasa tertekan. Pacarku sangat berharap aku bisa memuaskannya dan tidak membuatnya merasa kesakitan tapi kenyataannya saat aku mulai ke inti aku yang memang gugup membuat kesalahan dengan langsung memasukkan milikku sehingga itu menjadi sangat menyakitkan.

Semenjak itu, aku putus dengan pacarku dan aku mulai depresi. Begitu aku sadar, penisku sudah tidak bereaksi sama sekali, dokter bilang aku impoten. Hari itu adalah mimpi buruk terbesarku!

Setelah aku jadi impoten, aku tidak pernah menjalin hubungan dengan siapapun dan mulailah tersebar gosip kalau aku tipe laki-laki setia yang hanya mau menjalin hubungan serius sampai ada gosip yang bilang aku hanya pacaran dengan tante-tante.

Aku hanya bisa tersenyum menanggapi komentar-komentar miring tersebut.

.

.

.

.

Adult Experiment

.

.

.

.

Seoul high sChool

Hari esok berjalan seperti biasa, dengan aku yang masih impoten. Hh~ hari ini benar-benar buruk apa lagi yang akan membuatnya lebih parah!

"kenapa kau terlihat murung?" tanya Siwon yang berjalan bersamaku menuju kelas

"menurutmu?" tanyaku balik

Siwon hanya bisa menghela nafas. Dia sangat tau maksud perkataanku. Inilah yang aku suka darinya, dia bisa memahamiku walau hanya satu kata

Kriing kriing

Aku segera mengambil handphone di saku celanaku. Aku sampai lupa mengubah mode deringnya jadi silent. Bisa mati kalau sampai ketahuan aku bawa handphone

"hallo kak? Ada apa?"

"…."

"eh! Tunggu dulu kak! Aku tidak pernah dengar apapun soal ini"

"….!"

"aku tidak mau! Apa yang akan orang pikirkan jika aku mengurus anak"

"…?"

"bukan begitu kak, untuk aku yang seorang siswa tiba-tiba menggandeng anak itu agak…"

"….."

"eh! Tapi kak—"

Aku menatap horror handphoneku yang seenak jidatnya ditutup sepihak oleh kakak perempuanku yang gila. Hanya karena dia mau kencan dengan pacarnya dia menitipkan anak hasil pernikahan pertamanya itu padaku!

Ya ampun! Apa ada hal yang lebih buruk dari ini!

Sret!

Aku segera menoleh pada sosok yang tiba-tiba mengambil handphoneku, awalnya aku ingin marah tapi amarahku langsung lenyap begitu tahu siapa yang ada di hadapanku. Park songsaengnim sedang tersenyum misterius sambil memegang handphoneku

"membawa handphone di sekolah adalah pelanggaran, kau tau itu kan? Jadi ini aku sita" seru park songsaengnim

"tapi pak.."

"oh iya, kau bisa mengambilnya usai sekolah setelah kau membersihkan rumput di halaman belakang" serunya lagi dengan tak berperikemanusiaan. Halaman belakang itu sangat luaaasss!

"tapi pak, aku harus menjemput keponakanku" mohonku berpura-pura mau menangis

"kalau begitu, kau bisa bilang kalau kau akan terlambat" jawabnya santai lalu pergi meninggalkanku yang hanya bisa menatap miris kepergiannya

Astaga! Aku benar-benar sial!

.

.

.

.

Usai sekolah

Aku hanya bisa menghela nafas melihat betapa banyaknya rumput liar yang harus kucabut.

"apa aku harus mencabut semua ini sendiri?" gumamku menunduk sedih

Dengan malas aku mulai mencabut rumput liar itu satu per satu, jika aku terus menggerutu ini tidak akan pernah selesai. Jadi terima saja dengan ikhlas

"eh? Kau disini?"

Aku menoleh ke belakang begitu merasa kalau aku tidak sendiri di halaman belakang.

"apa kau dihukum juga?" tanya laki-laki yang kemarin membuat keributan di kelasku. Aku tidak tau namanya, jadi sebut saja dia murid pindahan.

"bisa dibilang begitu" jawabku. Tunggu dulu! Apa mungkin dia juga dihukum

"aku juga sama denganmu. Karena aku masih banyak urusan jadi ayo cepat kita kerjakan" seru murid pindahan itu seenaknya. Apa dia tidak bisa sopan sedikit?

Aku kembali meneruskan kegiatan mencabut rumputku ditemani laki-laki yang cukup good looking. Setidaknya aku tidak sendirian walaupun suasananya agak canggung

"Sungmin-ssi"

"ya?"

"aku mau minta maaf soal kesalahpahaman kemarin"

"ah? Tidak apa-apa"

"setelah aku kembali ke kelasku, teman-temanku mengatakan kalau kau tidak mungkin melakukan hal hina seperti itu"

"te-terima kasih"

Aku hanya bisa tersenyum gugup, sedikit miris mengingat aku yang memang tidak bisa melakukannya. Haaah~ kenapa dia membahas hal ini sih

"oh iya? Soal Kibum, apa masalahnya sudah selesai?" tanyaku hati-hati. Well, aku tidak mau sampai sahabatku kembali dipukul dia

"iya, setelah aku cari tau ternyata pacar temanku itu yang menggodanya duluan, katanya perempuan itu terkenal playgirl. Aku yang terlalu terbawa emosi tanpa cari tau kebenarannya" ujarnya terlihat menyesal

"sejujurnya, aku sama sekali tidak mengerti perempuan" lanjutnya kemudian melirikku. "hal-hal seperti sex atau hal-hal dewasa lain mereka menganggapnya biasa, bahkan mereka berpura-pura kalau itu semua salah laki-laki. Mereka bahkan menyebutku terlalu kuno karena tidak memahami hal-hal dewasa seperti itu"

"aku rasa aku juga begitu" gumamku hampir tak terdengar. 'jika saja aku tidak impoten' lanjutku dalam hati

"sungguh? Apa pacarmu tidak melakukan sesuatu?" tanyanya

"a-aku tidak punya pacar" jawabku gugup. Eeh? Kenapa aku gugup?

"ah gawat!" teriaknya dan berdiri tiba-tiba, mengundang tatapan bingung dariku. "ada seseorang yang menungguku. Aku harus pergi" lanjutnya kemudian pergi tanpa persetujuan dariku

Aku memasang ekspresi tidak percaya, seenaknya saja dia pergi dan membuatku mencabut rumput sendirian.

'Ya tuhaaan! Kenapa ada orang seperti dia sih!' rutukku dalam hati

.

.

.

.

Aku mengatur nafasku agar teratur. Karena aku harus berlari sekitar 1km untuk menjemput keponakanku yang aku yakin pasti marah-marah karena membuatnya menunggu lama

"hhaa~ haaa~ maaf aku terlambat" sesalku membungkuk akibat terlalu lelah berlari.

"Minnie! Kau telat 2 jam!" protes Lizzy

"maaf ya, tadi aku ada urusan. Apa kau lama menunggu?" tanyaku setelah berhasil mengatur nafasku

"tidak apa-apa, woobin menunggu bersamaku sampai kau datang" jawabnya tersenyum tipis

"jadi, Sungmin-ssi itu pamannya Lizzy?" tanya seseorang yang sangat aku kenal

"KAU!" teriakku begitu sadar siapa dia. Dia murid pindahan menyebalkan itu!

"kalian saling kenal?" tanya Lizzy menatap dua orang yang lebih tua darinya secara bergantian

"kau kemari dengan pakaian seperti itu?" tanya murid pindahan itu menahan tawa

Cih! Ini semua kan salah dia juga. Jika dia membantuku mencabut rumput tadi, aku tidak akan terlihat kotor sekarang

"umm.. maaf aku Cho Woobin, senang bertemu denganmu" sapa anak laki-laki yang kira-kira seumuran dengan Lizzy, sepertinya dia adik murid pindahan ini

"se-senang bertemu denganmu juga" sapaku lagi. 'saudaranya terlihat seperti anak baik-baik' pikirku mengetahui betapa sopannya adiknya dibanding kakaknya

"kalau begitu sampai nanti Sungmin-ssi" pamit murid pindahan itu menggandeng adiknya keluar dari gerbang sekolah

'aku harap tidak bertemu denganmu lagi' umpatku dalam hati

"Minnie, besok aku mau ke rumah woobin untuk mengerjakan tugas sekolah. Temani aku ya" seru Lizzy saat kami di perjalanan pulang

"EH!? Kenapa tidak minta ibumu saja?" mohonku. Jika aku menemani Lizzy berarti aku akan bertemu anak kurang ajar itu. Memikirkannya saja sudah merinding

"tidak bisa! Ini hukumanmu karena telat menjemputku" seru Lizzy tidak terima bantahan

.

.

.

.

Adult Experiment

.

.

.

.

Cho's House

"ini untukmu" ujar murid pindahan itu memberikanku kopi hangat lalu duduk di sebelahku, ikut memperhatikan interaksi Lizzy dan woobin

"terima kasih" jawabku menerima kopi buatannya

Hh~ jika bukan karena Lizzy yang terus merengek dari kemarin, aku tidak akan rela duduk berdua dengannya di rumahnya. Aku harap ini cepat berakhir.

"oh iya! Apa kopinya terlalu manis? Maaf ya, soalnya aku suka yang manis-manis" seru murid pindahan itu tepat setelah aku meminum kopi

"ti-tidak apa-apa" jawabku tersenyum kaku, jujur saja ini terlalu manis untukku, bisa-bisa aku kena diabetes

"aku tidak tau kalau kau akan ikut datang ke rumahku. Aku sangat terkejut" ujarnya tersenyum tipis sambil meminum kopinya

"mana mungkin aku membiarkan anak perempuan manis seperti Lizzy sendirian dengan dua laki-laki" jawabku agak kesal, kenapa juga dia harus bertanya seperti itu

"aku rasa aku sulit dipercaya ya. tapi kakakmu selalu meninggalkannya disini sendirian tanpa khawatir" ujarnya santai

'kakak!' geramku dalam hati, kakakku yang satu itu tidak ada perhatiannya sama sekali. Terkadang aku heran kenapa dia bisa jadi seorang ibu

"apa kau masih belum memaafkanku?" tanya murid pindahan itu menatapku dengan serius

"hah?" ditanya tiba-tiba seperti membuatku tidak bisa memprosesnya dengan cepat

"kau tau, aku benar-benar ingin berteman denganmu Sungmin-ssi" serunya masih setia menatap lurus padaku. "apa aku membuatmu tidak nyaman?" lanjutnya

"hah? Ti-tidak kok, tentu saja tidak"

"kalau begitu kenapa kau terlihat gugup sejak datang kemari?"

"karena aku agak pemalu" jawabku yang sangat berlawanan dengan hatiku. Padahal aku sangat ingin menjawab karena perkataannya

"aku ingin berteman dengan Sungmin-ssi, syukurlah kau tidak membenciku" ujarnya kembali fokus meminum kopinya

'dia sangat sulit dimengerti' pikirku yang hanya bisa menatap kopi manis buatan murid pindahan ini.

Oh iya! Sepertinya aku melewatkan sesuatu

"namamu… aku belum tau namamu" seruku yang baru ingat aku selalu memanggilnya 'dia'

"akhirnya kau bertanya juga! Aku Kyuhyun, Cho Kyuhyun. aku pikir kau tidak akan pernah bertanya" jawabnya dengan penuh semangat dan senyum lebar menghiasi wajahnya.

Kyuhyun… jadi namanya Cho Kyuhyun

.

.

.

.

Adult Experiment

.

.

.

.

Seoul High SChool

Class 12b

"itu karena kau kurang peduli pada sekitarmu, makanya dia sangat bahagia begitu kau menanyakan namanya" seru Siwon setelah aku menceritakan seluruh kejadian kemarin di rumah Kyuhyun

"tapi aku selalu merasa aneh saat bersamanya, aku selalu terpojok" seruku sambil memakan dengan perlahan roti melonku. Istirahat makan siang harus dimanfaatkan baik-baik kan?

"Minnie, ada yang mencarimu" seru Heechul tiba-tiba datang menghampiriku

"siapa?"

"anak temperamental itu"

Setelah dia mengatakan itu, dia pergi dengan muka kesal. Karena penasaran, akupun menoleh dan betapa terkejutnya aku saat tau kalau orang yang dimaksud Heechul itu Kyuhyun.

Aku segera berdiri dan berjalan menemuinya. Aku harap dia ada perlu dengan orang yang benar kali ini.

"ada apa?" tanyaku begitu sampai di dekatnya

"Sungmin-ssi, bagaimana kalau kita menjemput Lizzy dan woobin bersama?" ajaknya dengan sangat serius

"aku… kemarin aku hanya diminta untuk menjemputnya karena kakakku sibuk, hari ini kakakku yang akan menjemputnya" jawabku

"oohh… aku mengerti" ujarnya yang terlihat seperti kecewa

"maaf ya, kau bahkan khusus kesini untuk mengajakku" seruku sedikit tidak enak. Jarak kelas 11 ke kelas 12 itu kan cukup jauh

"kalau begitu, sampai jumpa" seru Kyuhyun pergi meninggalkanku

"iya.. sampai jumpa" balasku walau Kyuhyun sudah agak jauh

Tapi tiba-tiba Kyuhyun berbalik dan berjalan kembali ke arahku. Apa dia melupakan sesuatu?

"ada apa?" tanyaku heran

"aku rasa, Lizzy besok akan datang ke rumahku, apa kau mau datang juga?" tanya Kyuhyun terlihat seperti memaksa daripada bertanya

"o-o-oke"

.

.

.

.

Adult Experiment

.

.

.

.

Cho's House

Kyuhyun's room

Aku duduk di lantai memperhatikan Kyuhyun yang sibuk memilih-milih kaset game yang akan kami mainkan, membiarkan Lizzy dan woobin di lantai bawah mengerjakan tugas mereka. awalnya aku tidak terima tapi setelah Kyuhyun menjelaskan kalau mereka mungkin merasa tidak nyaman akhirnya aku menyetujuinya

"kau suka game apa?" tanya Kyuhyun

"mm… aku tidak terlalu mengerti tentang game, jadi mungkin lebih baik memainkan game yang mudah saja. Terserah game apapun itu" jawabku membuatnya menatapku dalam diam

"kau tau, aku sangat bersyukur kau datang lagi kali ini" seru Kyuhyun lalu menatapku dengan tatapan yang sulit diartikan. "jika kau tidak datang, mungkin aku akan menyerah" lanjutnya semakin membuatku tidak mengerti

Tiba-tiba Kyuhyun merangkak dengan pelan ke arahku dan mulai mendekatkan tubuhnya padaku. Apa yang akan dia lakukan?

Kyuhyun mulai mendekatkan wajahnya ke wajahku sampai bibir kami hanya berjarak 3cm.

"aku.. aku mencintaimu" seru Kyuhyun sebelum dia melakukan hal yang tidak terduga

Chupp

Aku reflex menutup mataku saat Kyuhyun tiba-tiba mempertemukan kedua bibir kami. Tidak lama dia segera menarik kembali bibirnya dari bibirku lalu menatapku dengan penuh keseriusan

"pacaranlah denganku"

Aku hanya bisa terpaku mendengar perkataannya yang lebih ke perintah daripada memohon. Aku sama sekali tidak menyangka dia akan menyatakan perasaannya padaku.

Blush

Tanpa sadar aku jadi merona, mengetahui fakta bahwa laki-laki tampan di depanku ini sangat mencintaiku.

Belum sempat aku menjawab pertanyaannya dia kembali mencium bibirku dan mulai mengeluarkan lidahnya. Merasakan ada lidah yang membelai bibirku, refleks aku langsung memukul wajahnya sampai dia tersungkur dengan luka di sudut bibirnya.

"ma-maafkan aku.. ini karena kau mengagetkanku. Apa aku memukulmu terlalu keras? Sakit?" tanyaku panik karena melihat darah di sudut bibirnya, aku mulai mengelus pelan pipinya yang kupukul. Aku tidak menyangka pukulanku bisa menyebabkan dia berdarah. Aku tidak bermaksud membuatnya terluka

"ti-tidak apa-apa. Ini hanya tergores" jawab Kyuhyun gugup dan sedikit memerah, aku tidak tau dia memerah karena aku memukulnya atau karena dia malu

"ini karena tiba-tiba melakukan hal yang aneh. Jadi…" aku tidak bisa melanjutkan kata-kataku, aku merasa bersalah membuat wajah tampannya terluka

"apa kau tidak mau?" tanya Kyuhyun mengabaikan rasa sakit di pipinya

"Kyuhyun.. ada hal yang sulit kau mengerti. Aku… hh~" aku benar-benar tidak bisa mengatakan kondisiku yang sesungguhnya padanya.

"aku tidak peduli.. seperti yang kukatakan.. aku mencintaimu" jawab Kyuhyun tegas lalu kembali mendekatkan wajahnya padaku, kali ini bukan bibirku yang menjadi pendaratan bibirnya melainkan leherku

"nngh…!"

Kyuhyun mulai mencium leherku berkali-kali sebelum akhirnya dia mulai menggigit dan menghisap berbagai tempat di leherku. Sepertinya dia akan meninggalkan tanda disana

"ugh… Ahn! Aah~ ti-tidak, sa-sakith kyuuhh~" desahku tak tertahan saat dia mulai menghisap dan mengigit dalam leherku. Tapi dibalik rasa sakit itu aku merasa mulai melayang.

"aah kyuh! Su-sudahhh" mohonku dan Kyuhyun akhirnya menyudahi hisapannya di leherku membuat leherku basah karena air liurnya

Mungkin karena aku terlalu menikmati permainan Kyuhyun di leherku, aku tidak sadar kalau Kyuhyun sudah membawaku ke tempat tidurnya dan menindihku.

Belum sempat aku mengumpulkan tenagaku akibat serangan Kyuhyun, tangan Kyuhyun mulai bergerak menjamah seluruh tubuhku sampai dia menyentuh penisku yang masih tertutup celana.

Mengerti apa yang akan terjadi selanjutnya aku segera bangun dan mendorong tubuhnya menjauh sampai jatuh dari tempat tidur

"a-adduuh" rintih Kyuhyun memegang belakang kepalanya. Pasti sakit, hari ini sudah berapa kali aku membuatnya terluka

"ma-maaf"

"aku tau, aku rasa aku terlalu terburu-buru. Apa kau mau ke kamar mandi untuk mengurus 'itu'?" tanya Kyuhyun yang membuatku tidak mengerti

Aku segera mengikuti arah pandang Kyuhyun yang ternyata ke arah celanaku yang menggembung tepat di daerah selangkanganku. Tunggu.. menggembung?

"KYAAAAAA!" teriakku terkejut dengan apa yang kulihat. "ti-tidak mungkin! di-dia berdiri!" gumamku tidak percaya

.

.

.

.

To Be Continue

.

.

.

.

a/n :

hallo hallo author kembali membawa fanfic yang ga 'HOT'

hehehe fic ini untuk merayakan kelahiran author yang hanya beda sebulan sama selingkuhan saya Choi Siwon #PLAK

jadi author harap kalian suka yaaa…

oke kembali ke dunia per-FF-an, kali ini author kembali ngeremake komik yaoi. Apa atuh author kita yang satu ini ga ada kreatif-kreatifnya. *PundungDiPojokan* tapi untuk sequel biasanya author selalu memeras otak kiri author demi kalian semua.

Oh iya, untuk Fic 'Complex 17 years old' g tau kenapa dihapus sama adminnya, author bingung salahnya dimana, jadi kalau ada yang ga bisa nemu fic itu jangan sedih nee.. itupun kalo ada. Mungkin kalau banyak yang minat author post ulang. #mungkin

Thanks to readers, new readers and silent readers

Last, review please… :)