Kuroko No Basuke © Tadatoshi Fujimaki

Summer in Love © nyancatfangirl

AKAKURO | AOKISE | DUO JONES MURA & MIDO

Fanfiksi pertama di kawasan Kuroko No Basuke

For this chapter: T

Genre: Gado-gado (Romance, Drama, Humor yang renyah dan gosong)

Mereka semua masih kelas satu tingkat SMA. Mungkin rate bisa berubah menjadi M jika kuat membuatnya.

Warning: Typo(s) everywhere, just for fun, meningkatkan AkaKuro shiper, dan lain-lain.

Bila ada kesamaan dalam cerita, judul maupun kawan-kawannya, itu semua adalah ketidaksengajaan. Mencuri karya orang lain tidak akan ada untungnya, kecuali ada kesepakatan antara kedua belah pihak. (Plis ini apaan)


Maji Burger adalah tempat favorit yang sangat cocok dikunjungi di musim panas bulan ini. Tempat yang menyediakan makanan dan minuman yang disukai oleh kaum muda maupun lanjut usia. Tapi bukan hanya di musim panas saja, musim yang lainnya pun cocok untuk mengunjungi Maji Burger. Bagaimana tidak? Mereka selalu membuat tambahan menu baru di setiap pergantian musim.

Bulan ini telah memasuki musim panas, tentu saja Maji Burger tidak mau melewatkan kesempatannya untuk meraup keuntungan yang banyak. Pelanggan yang datang pun sudah memenuhi tempat kasir, kebanyakan dari mereka adalah para pelajar yang tidak beruntung mendapatkan tempat duduk yang sudah penuh diisi oleh para pelajar lainnya.

Sebenarnya ada tempat duduk yang kosong, tapi diatas mejanya ada papan kecil berukuran 15 x 10 cm yang bertuliskan 'Akashi Seijuuro/6'. Papan itu menjadi peringatan bahwa tempat yang kosong tersebut sudah menjadi milik Akashi Seijuuro untuk enam orang. Para pelanggan yang melihatnya sempat kecewa dan memutuskan Take Away.

Tidak lama kemudian suara lonceng yang menggantung diatas permukaan pintu masuk dan keluar Maji Burger berbunyi, menandakan bahwa ada pelanggan yang datang. Lima pemuda yang memiliki surai berbeda warna pun masuk. Dilihat dari penampilannya mereka adalah para pelajar SMA, sempat beberapa pelanggan yang berada di Maji Burger terpesona melihat wajah dari lima pemuda yang sedang berjalan menuju ke tempat duduk yang kosong dan mereka langsung mendaratkan bokongnya masing-masing diatas tempat duduk yang menyatu dan empuk.

Salah satu pelayan dari Maji Burger langsung menghampiri mereka dan menyapa pelanggannya.

"Selamat siang, mau pesan apa?" Pelayan bergender laki-laki memberikan daftar menu Maji Burger kepada lima pemuda tersebut. Hampir sepuluh menit pelayan Maji Burger menulis pesanan mereka masing-masing dan setelah itu si pelayan pergi ke tempat kasir untuk memberikan selembar kertas yang berisikan pesanan.

Tiba-tiba saja salah satu ponsel dari pemilik surai biru langit berdering cukup panjang, menandakan bahwa ada panggilan masuk. Kuroko Tetsuya─pemilik surai biru langit, merogoh saku jeans navy blue untuk mencari ponselnya, tidak membutuhkan waktu lama untuk menemukannya dan ia pun langsung menerima panggilan dari temannya.

"Halo. Ada apa Midorima-kun?"

'Kuroko, beritahu yang lainnya enam menit lagi aku akan sampai, nanodayo.'

"Um. Hati-hati dijalan, Midorima-kun."

Pip.

Kuroko memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku. Tiba-tiba saja pemilik surai kuning menanyakan kepada Kuroko.

"Kurokocchi, ada apa dengan Midorimacchi-ssu?"

"Midorima-kun akan sampai enam menit lagi, Kise-kun."

"Midorimacchi selalu paling terlambat datangnya-ssu." Kise Ryota, pemilik surai kuning seperti bunga matahari yang duduk di seberang Kuroko mengeluh sambil menjatuhkan dagunya di atas meja, wajahnya sangat tampan yang membawa dirinya menjadi model terkenal di majalah Teens Action yang peminatnya mayoritas adalah gadis tingkat SMP dan SMA. Kesempurnaannya sangat didambakan oleh para penggemarnya yang tiada henti-hentinya selalu berteriak 'Kise-sama' kalau di sekolah.

"Ya. Si kacamata jelek itu sangat lamban."

Disebelah kanan Kise ada pemilik surai biru tua, Aomine Daiki, kulitnya berwarna cokelat yang mengkilat, memberi kesan pria kuat tahan banting. Aomine yang duduk disebelah Kise selalu mengurak telinganya dengan jari kelingking karena suara Kise yang terlalu berisik.

Sedangkan disebelah kanan Aomine ada pemilik surai ungu, tubuhnya besar hampir mencapai dua meter, rambutnya panjang sampai bahu besarnya, Murasakibara Atsushi, pemuda yang memiliki kebiasaan makan berlebihan, dimanapun dia berada makanan akan selalu hadir di tangan besarnya. Murasakibara selalu asik sendiri, tampangnya memang seperti orang yang putus asa dan tidak peduli, tapi semua itu tidak benar. Murasakibara sebenarnya kebalikan dari apa yang orang-orang pikirkan.

Murasakibara peduli terhadap sekitarnya, hal kecil maupun hal besar selalu diperhatikan olehnya. Seperti sekarang ini, walaupun dia sedang asik menguyah tapi diam-diam memperhatikan keributan yang dibuat oleh Kise dan Aomine─duo sejoli yang rapet.

Diseberang Murasakibara ada pemilik surai merah delima, Akashi Seijuuro. Salah satu pemimpin dari kelima teman-temannya. Akashi adalah pemuda yang memiliki mata heterokrom mengancam bagi siapa saja yang melawannya dan jangan lupakan seringai yang selalu menemaninya saat dia melihat sesuatu yang menarik.

Akashi salah satu anak dari pengusaha terkenal di Tokyo, namanya Akashi Corp perusahaan yang menghasilkan produk elektronik ternama. Selain itu dia tidak suka jika ada yang membentak, apalagi menolaknya. Jika ada yang menolak, gunting merah yang manis siap meluncur kapan saja. Akashi itu absolut dan selalu benar. Dan jangan lupakan, diantara kelima teman-temannya ada satu yang sangat istimewa. Kuroko Tetsuya merupakan teman yang istimewa dan indah, Kuroko yang sedari tadi duduk disampingnya tidak sadar bahwa sedang diperhatikan oleh Akashi.

Menurut Akashi pemuda bersurai biru langit ini cantik. Perempuan manapun masih kalah cantiknya kalau disandingkan dengan Kuroko Tetsuya. Diam-diam Akashi menyimpan perasaaan kepada Kuroko yang entah tidak pernah peka, mengingat Kuroko adalah salah satu berwajah datar yang memiliki hawa keberadaan tipis.

Lima belas menit berlalu, pelayan Maji Burger pun datang membawakan pesanan mereka dan meletakannya di atas meja dengan hati-hati. Setelah melakukan pekerjaannya, Akashi memberikan tip yang bisa dikatakan berlebihan bagi siapa saja yang melihatnya. Pelayan itu berterima kasih dan langsung kembali ke tempatnya.

"Akhirnya makananku datang-ssu!"

"Hoi, Kise, jangan berteriak! Kau terlalu berisik."

"Aominecchi jahat sekali-ssu. Kurokocchi bela aku!"

"Aomine-kun benar, Kise-kun."

Tiba-tiba Kise merasa disambar petir karena ucapan Kuroko yang membuatnya menangis seperti anak kecil yang tidak dibelikan permen.

"Mido-chin belum sampai juga, padahal ini sudah lewat dari enam menit." Ucapan Murasakibara membuat Kise dan Aomine berhenti dari acara bertengkarnya. Midorima yang sedari tadi berjanji akan datang enam menit belum menampakan batang hidungnya di Maji Burger.

"Biarkan saja, Atsushi. Sebentar lagi dia akan datang."

Akashi yang sedang santai memakan ice cream vanilla mengeluarkan suaranya. Mereka semua percaya dengan apa yang Akashi katakan, karena semua yang dia lontarkan mutlak dan absolut benar. Dalam hati Akashi dia mulai menghitung mundur.

Tiga..

Dua..

Satu..

Tring Tring.

Pintu masuk Maji Burger terbuka menampilkan pemuda bersurai hijau dan kacamata setia bertengger manis di pangkal hidungnya, Midorima Shintarou, jalan dengan tegap menuju tempat yang sudah diisi oleh kelima teman-temannya.

"Kau lama sekali, Midorimacchi."

Midorima mengambil tempat duduknya disebelah Akashi, dia tahu kalau Akashi sengaja mengosongkan tempat duduk disebelah kiri agar Kuroko tidak dihimpit oleh dirinya dan Akashi.

"Shintarou, kau terlambat lebih dari yang enam menit kau janjikan."

"Maaf, tadi aku kembali ke rumah karena lucky item hari ini tertinggal di rak sepatu."

Midorima menunjukkan lucky itemnya yaitu boneka kelinci berwarna putih. Tiba-tiba mereka merasakan ada cahaya terpesona dari seseorang yang ada disamping Akashi.

"Midorima-kun, boneka kelincinya sangat lucu."

"Terima kasih, Kuroko, tapi maaf aku tidak bisa memberikan ini padamu, nanodayo." Midorima melirik ke arah Kuroko, sontak saja dirinya terkejut ketika cahaya terpesona dari mata bulat berwarna baby blue Kuroko meredup. Detik berikutnya ada tatapan tajam dari sang pemimpin. Midorima langsung keringat dingin, tenggorokannya seketika kering ingin dibasuh minuman segar.

"A-Akashi, aku minta maaf karena ini salah satu lucky item yang sangat penting, nanodayo."

"Memangnya lebih penting mana, Shintarou? Tetsuya atau lucky item?"

'Tentu saja lucky itemku, Akashi!'

"Sudahlah, Akashi-kun. Lagipula aku hanya terpesona, tidak memilikinya juga tidak masalah."

"Tetsuya, aku akan membelikannya untukmu. Kau mau berapa banyak? Ukuran yang besar atau kecil? Jangan ragu-ragu, dengan senang hati akan kuberikan untuk Tetsuya." Akashi tersenyum penuh modus. Kuroko terkejut, karena pada dasarnya dia menyukai sesuatu yang lucu tapi dia tidak mau merepotkan Akashi. Sementara itu Murasakibara, Kise dan Aomine mengatakan dalam hati mereka masing-masing 'dasar modus' secara serempak.

"Terima kasih, Akashi-kun, tapi tidak usah repot-repot."

"Ho, Tetsuya, kau ingat apa yang aku katakana ini adalah absolut? Penolakan tidak pernah ada dalam kamusku."

Kuroko kicep, lupa kalau Akashi adalah absolut. Mengangguk ragu-ragu sebagai persetujuan, Akashi tersenyum lembut kepada Kuroko. Suasana semakin panas karena ada bunga-bunga disekitar Akashi dan Kuroko. Midorima─penghancur suasana─berdeham, meminta perhatian.

"Sepertinya aku ingin memesan makanan, nanodayo. Kise, tolong panggilkan pelayan."

"Hee? Midorimacchi, aku sedang makan-ssu. Kenapa tidak kau saja yang memanggilnya?"

"Berdasarkan ramalan Oha Asa, aku tidak boleh memanggil pelayan, nanodayo."

"Hoi kacamata, kau terlalu berlebihan."

"Kalian kejam sekali, nanodayo," Midorima membenarkan letak kacamatanya yang sedikit bergerak kebawah. "Murasakibara, aku meminta tolong padamu."

Murasakibara tidak menggubris permintaan tolong Midorima karena dia terlalu asik memakan dua puluh Cheese Burger. Merasa perjuangannya sia-sia, Midorima langsung melirik Kuroko.

"Kuroko, tolong panggilkan pelayan, aku sangat lapar dan haus sekali, nanodayo."

"Baiklah, Midorima-kun." Bagaikan malaikat, Midorima bahagia karena Kuroko telah menolongnya. Dia tahu karena hari ini adalah hari keberuntungannya, berkat boneka kelinci putih ini dia terselamatkan.

Beberapa menit kemudian Midorima memesan beberapa makanan dan minuman yang tertera di daftar menu, sedangkan Murasakibara memesan untuk ronde kedua, Kise dan Aomine meributkan kentang goreng siapa yang lebih banyak, Kuroko tidak peduli dan dia dengan khidmatnya meminum vanilla milkshake kesayangannya, lalu Akashi hanya memandangi sosok calon pendamping hidupnya dengan khidmat.

Sebenarnya hari ini mereka ke Maji Burger karena Akashi yang mengajaknya sekaligus mentraktir mereka. Liburan di musim panas ini tidak ingin dilewatkan dengan malas-malasan. Mereka juga punya rencana untuk berlibur ke pantai dan menginap, semua fasilitas Akashi yang menanganinya, mereka tinggal datang dan menikmati.

"Oh, ya Akashi, besok kita berangkat jam berapa?" Tiba-tiba saja fokus mereka sekarang beralih ke pembicaraan liburan ke pantai.

"Jam delapan kalian harus sudah sampai di tempat."

"Akashi-kun, kita semua jadi menginap di hotel yang dekat dengan pantai, bukan?"

"Tentu saja, Tetsuya."

Midorima dan Aomine memperhatikan wajah Akashi yang menyeringai puas. Pasti ada rencana penuh modus, mereka berdua mengucapkannya dalam hati. Hari itu enam pemuda yang bersekolah di SMA Teiko menghabiskan hari pertama musim panas dengan penuh kesenangan.


Hari yang sangat melelahkan untuk Kuroko, namun hari ini juga sangat menyenangkan. Kuroko merasa dirinya beruntung mempunyai teman-teman yang memiliki kebiasaan unik, karakter yang bermacam-macam, dan segala tingkah laku mereka. Rasanya ini kali pertama dia merasakan bahagia dan menikmati waktunya. Sesampainya Kuroko di kamar, dia langsung merebahkan di atas kasurnya yang empuk. Kamar yang begitu sejuk karena Air Conditioner dan nyamannya kasur membuat dirinya mengantuk.

Beep. Beep.

Getar sekaligus ringtone membuat dirinya membuka matanya kembali. Bunyi itu menandakan ada pesan masuk. Jari jemari Kuroko lihai membuka ponselnya untuk memeriksa siapa yang mengirimkan pesan padanya.

From: Akashi-kun

To: You

Subject: Malam.

Date: 19.45 pm.

Tetsuya, bagaimana hari ini? Apa kau menikmatinya?

Tanpa ia sadari, senyum lembut mengembang di wajah manisnya. Kuroko langsung menekan Reply dan mengetik sesuatu, lalu menekan Send.

To: Akashi-kun

From: You

Subject: Re: Malam.

Date: 19.46 pm.

Aku sangat menikmatinya, Akashi-kun. Bagaimana denganmu?

Beberapa menit kemudian ponselnya kembali berbunyi.

From: Akashi-kun

To: You

Subject: Re: Malam.

Date: 19.48 pm.

Tentu saja aku juga sangat menikmatinya, Tetsuya. Jangan tidur terlalu malam, kau tahu, besok kita akan berlibur ke pantai, Tetsuya.

Entah kenapa Kuroko merasakan dirinya menghangat. Bukan, bukan karena demam, melainkan kata-kata yang dikirimkan dari Akashi.

To: Akashi-kun

From: You

Subject: Re: Malam.

Date: 19.51 pm.

Syukurlah. Ya, aku tidak akan tidur terlalu malam, Akashi-kun. Akashi-kun juga tidak boleh tidur terlalu malam.

"Ah, kenapa aku gugup sekali." Kuroko bergumam sambil memeluk ponselnya.

Hampir empat menit Kuroko menunggu balasan dari Akashi, tapi ponselnya belum berdering sama sekali.

"Mungkin Akashi-kun sudah tidur." Ada rasa kecewa saat Kuroko memikirkannya, tapi kalau Akashi memang sudah tidur, seharusnya dia memberikan ucapan─

Beep. Beep.

Sontak saja Kuroko langsung membuka ponselnya dengan cepat.

From: Akashi-kun

To: You

Subject: Re: Malam.

Date: 19.56 pm.

Bagus. Baiklah karena hari ini kita sudah bersenang-senang lebih baik kau istirahat, Tetsuya. Kau harus mengumpulkan energimu untuk besok.

Jadi, selamat malam, Tetsuya. Semoga mimpimu indah, kita akan bertemu lagi besok di pantai.

Lagi, Kuroko tersenyum lembut tanpa ia sadari. Hangatnya kata-kata dari Akashi membuatnya tenang dan melupakan rasa lelah dalam tubuhnya. Ibu jarinya kembali mengetik balasan untuk Akashi.

.

.

From: Kuroko Tetsuya

To: You

Subject: Re: Malam.

Date: 19.58 pm.

Ya, Akashi-kun. Terima kasih juga untuk makanan dan minuman di Maji Burger. Selamat malam juga, Akashi-kun. Semoga mimpimu indah, Akashi-kun.

Akashi tiada henti-hentinya tersenyum, mungkin dia akan menyimpan semua percakapannya dengan Kuroko. Akashi masih sabar, meskipun dia bisa mengatakan perasaannya tapi dia masih harus menahannya. Dia ingin pendekatan dengan Kuroko tidak terlalu cepat, mengingat Kuroko tidak peka dan masih belum mengerti.

Namun tanpa sadar Akashi mengucapkan sesuatu dengan tulus.

.

.

.

"Kau benar-benar membuatku jatuh cinta, Tetsuya."


Terimakasih untuk yang sempat meluangkan waktunya membaca cerita fiksi abal ini. Oh ya, saya ganti username yang dulunya Rivaille Yuki Gasai 2 berubah (wuidih) menjadi nyancatfangirl.

See u next chapter. Thanks!