'Dasar licik! Tapi, biarlah.. khukhukhu.. batin Naruto melihat ke arah Shikamaru yang terlihat menyeringai, seakan mengejek dirinya. Terlihat juga pria yang memakai kaca mata canggih tadi bersandar di pagar besi sudar berdiri di samping Choji dengan kedua tangan di masukan ke saku celana.

"Baiklah, kalau itu mau kalian!" tepat setelah mengatakan itu Naruto berlari ke arah Shikamaru, Choji, Temujin dan Shino.

Retaliation The Fighter

Disclaimer :

Naruto © Masashi Kishimoto

Author : yusufnur321

Warning : OOC, Typo (s), Gore,...Dll

[Rencana!]

Bel pulang beberapa menit lalu sudah berbunyi, membuat Naruto tak heran tidak menemukan satupun Murid yang berlalu lalang, menengok ke arah gedung sebelah gedung Murid khusus Laki-Laki juga para Murid Perempuan mungkin sudah pulang semua mengingat matanya tidak melihat satu pun siswi yang berlalu lalang ataupun berjalan pulang. Kakinya terus melangkah di jalan terotoal dengan tangan kirinya di masukan ke dalam saku celana. Sesekali iris matanya bergerak untuk menghilangkan kebosanan dengan menatap kendaraan yang berlalu lalang di jalan utama. Menghiraukan cahaya jingga ke orange'an yang sesekali menyilaukan matanya saat dirinya melewati cela gedung-gedung atau perumahan penduduk. Ya sebenarnya dirinya berniat tidak akan ke apartemennya langsung, namun karena dua orang yang ia cari setelah pertarungannya di atap tidak memunculkan batang hidungnya. Ya, ia terpaksa langsung ke apartemennya, lagi pula itu tidak buruk juga.

Masih melangkah di terotoal Naruto berpikir bagaimana nanti kedepannya, mengingat saat ini dirinya di Kota ini bukan hanya Sekolah saja tapi juga untuk menjalankan rencananya yang sudah ia susun saat masa pelatiannya dengan kake tua itu.

Mengumpulkan pasukan.

Ya, itulah rencana pertamanya. Yaitu mengumpulkan pasukan sebanyak mungkin di Kota ini atau lebih jelasnya rencana pertamanya ini adalah mengumpulkan brandalan-brandalan yang menguasai berbagai tempat di Konoha. Dan dari perkataan kake tua itu Kota Konoha, kota yang masih liar. Ya, mungkin kata liar dapat di artikan dengan tidak ada satupun brandalan yang dapat menguasai Kota Konoha. Bahkan saat ini Kota-Kota seperti Kirigakure, Kumogakure, Sunagakure dan Iwagakure telah ada yang menguasainya. Apa memang benar yang di katakan kake tua itu, kalau brandalan-brandalan kota ini tangguh-tangguh. Tapi yang jadi permasalahan untuk menjalankan rencana pertamanya adalah bagaimana ia dapat mengumpulkan pasukan sebanyak mungkin.

Hmm.. Menantang satu persatu ketua Genk yang ada di Konoha?

Atau

Berperang satu persatu dengan Genk yang menguasai Kota ini? Hm.. Mungkin kedua cara itu yang muncul di kepalanya dapat ia gunakan untuk menjalankan rencana pertamanya. Membuat seringaian Naruto tercipta merasa kalau hari-hari kedepannya akan menarik dengan berbagai pertarungan.

Tepat saat melangkah di depan mulut gang sepi dari ekor matanya yang di balik topeng Naruto dapat melihat tiga pria tengah menghempit seorang gadis bersurai pirang pucat yang tengah menangis. Namun oleh Naruto hiraukan dan kembali melanjutkan langkahnya.

'Tunggu! Pirang pucat!?' batin Naruto seketika menghentikan langkahnya, namun dalam hatinya merasa ragu kalau gadis tadi adalah anak teman kake tua itu, mengingat kota ini luas gadis yang berambut pirang pucat pasti banyak, tapi..

"Baiklah hanya kali ini saja.. " guman Naruto kemudian membalikan tubuhnya dan melangkah ke gang sepi tadi yang masih terlihat di matanya karena memang jarak antara gang tadi dengannya belum terlalu jauh.

XX•

Flashback!

Tidak ada rasa takut di hatinya meski lawannya empat pria yang mempunyai kemampuan berkelahi tidak bisa di pandang sebelah mata, Naruto kini berada di atap gedung berlari ke arah Shikamaru, Choji, Shino dan Temujin dengan tangan kanan mengepal.

Dalam keadaan berlari Naruto dengan sengaja menginjak sebuah balok kayu yang tadi digunakan olehnya untuk menggampar kepala sahabatnya. Balok kayu tersebut berputar melayang ke atas disamping kiri tubuhnya saat kaki kirinya yang berlapis sepatu menginjak tepat bagian ujung balok kayu tersebut dan hal itu membuat balok kayu itu berjengit ke atas.

Hap!

Dengan cepat Naruto menggapai balok kayu tersebut tanpa menghentikan larinya. Bersama dengan itu Naruto meloncat ke depan dengan kaki mengangkat ke depan dimana tepat di depannya terdapat Choji pria berbadan besar tengah berlari ke arahnya dengan kedua tangan mengepal bersama tiga temannya.

"HAAA!" Dengan teriakan Naruto menjejek Choji saat jarak antara mereka menipis. Kemudian dengan cepat pula Naruto mengantamkan balok kayunya ke pipi Temujin.

Bugg!

Tubuh besar Choji sedikit terpental kebelakang akibat menahan jejekkan kaki kanan Naruto.

Tap!

Bersamaan pula Temujin menangkap balok kayu yang mengincar pipi mulusnya.

WUSS!

Naruto segera merunduk saat Shikamaru disamping kanannya berniat memukulnya.

BUGH!

"Uggh!" Tubuh Naruto sedikit tersered ke kanan saat setelah menghindari serangan pria berkuncir tadi Choji dengan cepat malayangkan tendangan ke arahnya. Namun dengan cepat pula ia membalas dengan tendangan kaki kanannya. Memanfaatkan jarak antara mereka berempat, Naruto kembali menggerakan kaki kanannya untuk menjejek tulang kering Temujin. Namun bersamaan Naruto merasakan sakit di pipi kirinya, melihat melalui ekor matanya, ia melihat Shino tengah menonjok pipi kirinya.

SSREEKK!

Kedua kaki Naruto yang berlapis sepatu hitam bergesekkan dengan lantai atap akibat pukulan dari Shino membuat tubuhnya tersered ke samping kanan hampir menghantam pagar jaring besi atap. Sambil memegang pipi kirinya yang terasa peri Naruto meludah dengan kasar.

'Ugh! Sakit juga.'

Kedua iris matanya yang di balik topeng menatap tajam tiga orang di depannya. Tunggu! Tiga..

Tap!

Hanya mengandalkan dari sudut matanya Naruto dengan cepat menangkap kepalan tinju dari arah kirinya. Kemudian dengan kecepatan yang ia latih dengan kake tua itu, tangan Naruto bergerak mencekik leher pelaku pukulan tadi yaitu Temujin.

BUGH! . BUGH!

Naruto kembali menggerakan kaki kanannya untuk menjejek perut Shino sebelum menendangnya dengan kuat hingga terpental kebelakang. Tangan kananya masih mencekik Temujin. Naruto menengok ke kiri saat menyadari suatu pergerakan dan benar saja, terlihat dari ekor matanya pria berbadan besar itu tengah melayangkan sebuah pukulan ke arahnnya.

'Cih! Mereka merepotkan juga!' batin Naruto. Tidak menyadari pria berkuncir tengah meloncat dengan bantuan meja yang ada di atap ke arahnya dari kanan dengan lutut kanannya terarah ke arahnya.

"AKU BALAS YANG TADI! NARUTO!" Teriak Shikamaru dengan seringaian kejam, lutut kanannya dengan keras menghantam rahang Naruto yang terlihat kaget. Hal itu membuat cekikannya pada Temujin lepas.

Memanfaatkan tubuh Naruto yang terhempas ke arahnya, Choji dengan tangan mengepal menonjok wajah Naruto sampai membuat tubuh Naruto terpental ke arah Shikamaru. Seolah masih belum puas, pria berkuncir tersebut menonjok wajah Naruto yang sebagian di tutupi oleh topeng kemudian menghantamkan lutu kananya dua kali ke perut Naruto yang membuatnya batuk darah, sebelum dengan tenaga penuh Shikamaru menyikut kepala Naruto dan menendangnya sampai menabrak pagar besi berjaring atap gedung ini.

BRAK!

Tubuh Naruto menabrak pagar besi pembatas berjaring. Tidak menyangka dirinya mendapatkan serangan beruntun, apa lagi tepat di wajahnya ini.

Krakh!

"Aragg!"

Suara kecil saat Naruto membetulkan rahangnya yang sedikit bergeser dari tempatnya meski dirinya harus menahan rasa sakit saat melakukan itu. Mematahkan kepalanya ke kanan dan ke kiri untuk melemaskan kepalanya yang kaku akibat serangan beruntun tadi. Naruto menatap tajam ke Shikamaru, Choji, Temujin dan Shino.

"Ku akui kau cukup tangguh.. Tapi tetap kau tidak dapat mengalahkan kami!" ucap Shikamaru dengan seringaiannya, apa lagi darah sedikit kering mengalir di pelipisnya yang menambah kesan tersendiri siapapun yang melihatnya.

Choji, Temujin dan Shino hanya memasang posisi siap menyerang kembali walau ada beberapa bagian di tubuh mereka yang sedikit panas akibat pukulan atau tendangan dari Naruto.

"Kalau hanya ini kemampuanmu, aku tidak yakin tentang perkataanmu yang berniat menguasai sekokah ini." Tambah Shikamaru menatap Naruto yang hanya diam saja. "Hahh.. baiklah Choji, Temujin Shino beri dia pelajaran." intruksi Shikamaru kepada tiga temannya.

"Hm tidak di perintahpun aku akan beri dia pelajaran, lagi pula leherku terasa sakit di cekik olehnya!" pria paling rapih mengenakan pakaian tersebut berlari ke Naruto dengan kedua tangan mengepal erat. Di ikuti dibelakangnya dua temannya yaitu Choji dan Shino.

DESS!

Naruto memiringkan kepalanya ke kanan saat sebuah kepalan tinju mengincar wajahnya, hal itu membuat kepalan tinju dari Temujin mengantam pagar besi pembatas. Tidak menyiakan kesempatan lawannya melakukan serangan kembali, Naruto dengan cepat mengarahkan lutut kanannya ke perut bagian samping kiri Temujin. Bersamaan dengan itu Naruto menangkap pukulan dari Shino dan melintirnya yang membuat ringisan tertahan dari mulut Shino.

BUGH!

Tubuh yang memakai kaca mata seperti Super hero itu terpental kebelakang saat Naruto menarik lutut kanannya dari perut Temujin kemudian menendang dada Shino dengan keras. Baru saja akan menengok ke Shikamaru untuk menyombongkan diri, Naruto meringis merasakan sebuah pukulan keras di bagian dadanya dan bersamaan dengan itu tubuhnya terhempas kebelakang menghantam pagar besi pembatas atap. Mencoba melihat siapa pelakunya di sela-sela menarik oksigen ke paru-parunya Naruto melihat Choji pria berbadan besar tengah menyeringai tanpa berniat melepaskan kepalan tinjunya pada dada bidangnya.

"Hahahaha.. Apa kau ingin aku tertawa. Dengan kempuan seperti ini kau berniat menguasai sekolah ini!.. hahahah.. " Choji kembali mengangkat tangan kananya lalu menonjok wajah Naruto.

Berniat kembali menonjok wajah Naruto, namun sebelum itu terjadi Naruto dengan keras menonjok perut besar Choji, membuat pria berbadan besar tersebut melotot dengan keringat dingin merasakan pukulan dari Naruto.

"Khukhukhu.. " Naruto hanya terkekeh aneh tanpa berniat melepaskan pukulannya dari perut Choji.

GERB!

Dengan cepat tangan kiri Naruto mencekik kuat leher Choji dan dengan tenaga besar Naruto mengangkat tubuh besar Choji hingga kedua kaki pria berbadan besar tersebut meninggalkan lantai atap setinggi sepuluh senti. Masih belum dengan cepat dan memanfaatkan berat tubuh Choji, Naruto membanting tubuh besar Choji ke permukaan lantai atap dengan punggung duluan yang menyentuh lantai.

BUGHH!

"Arghh!"

Suara gedebug saat tubuh besar Choji bertemu permukaan lantai atap. Shino, Temujin hanya melotot melihat tubuh besar temannya itu di banting. Berbeda dengan Shikamaru, ia hanya diam melihat kejadian itu.

"Berhenti! Naruto.. Baiklah aku akan membantu mu!" ucap Shikamaru sedikit keras. Sekaligus menghentikan kepalan tinju Naruto yang berniat menonjok wajah Choji.

Menengok sedikit ke Shikamaru, Naruto berkata. "Hm.. Itu yang ingin aku dengar darimu." kemudian kembali menatap wajah kesakitan Choji.

"Tapi... sebelum itu.. " ucap Naruto kemudian menonjok wajah Choji yang tadi sempat berhenti.

END!

•XX•

Saat ini Naruto hanya menatap wajah Gadis bersurai pirang di atas ranjang tempat tidurnya yang terlihat tengah terlelap puas. Tangan kanannya memegang sebuah selembar poto persis seperti gadis di hadapannya ini. Menghela nafas, ternyata benar gadis pirang pucat ini anak teman kake tua itu yang bersekolah di Kota ini. Ya. Setelah menghajar tiga orang tadi dirinya langsung membawa gadis ini ke apartemennya, mengingat tadi gadis pirang pucat ini pingsan setelah dirinya menghajar tiga pria yang berniat memerkosanya. Mengingat itu, ia beruntung tiba tepat waktu, kalau saja telat, mungkin ke perawanan gadis ini sudah tudak ada. Namun ia juga sangsi apa gadis pirang pucat ini masih perawan, mengingat pergaulan remaja di Negara Jepang sedikit errr gimana gitu. Apa lagi gadis ini memiliki porsi tubuh menurutnya 'Sexy!' jadi jangan salahkan dirinya sedikit sangsi kalau anak teman kake tua ini sudah tidak perawan lagi. Menghela nafas kembali, memikirkan hal itu membuat hormon yang ada di dalam tubuhnya mulai meningkat, bahkan ia merasa saat ini penisnya sudah tegang. Bagaimanapun di dalam apartemen kecil bersama gadis sexy telanjang membuat dirinya harus menahan hormon sexynya. Soal gadis ini telanjang, memang seluruh pakaian yang di kenakan gadis ini ia lepas, mengingat pakaian yang di kenakan gadis ini tadi sudah robek sana-sini jadi ia lepas saja, lagi pula dirinya dapat...

'Aarrghhh SIAL! Baiklah lagi pula dia sedang pingsan..' batin Naruto. Gara-gara memikirkan itu hormon sexy nya yang ia tahan sekuat tenaga lepas dan menuasai tubuhnya.

Perlahan namun pasti Naruto bergerak mendekat antara dua kaki gadis pirang yang tengah pingsan itu. Menarik pelan selimut yang menutupi tubuh Gadis pirang tersebut ke bawah hingga perlahan satu persatu bagian tubuh gadis pirang pucat tersebut terlihat di mata Naruto yang terlihat menggiurkan.

'Persetan!'

Manik matanya Naruto tertuju dua gundukan 'imut' di antara selangkangan kaki gadis itu. Meneguk ludah, beruntung benda 'itu' tdak di bejad oleh ke tiga pria tadi, kalau saja dirinya tidak tiba tepat waktu. Mungkin benda 'ini' tidak akan semenggiurkan ini. Posis di antara kaki gadis pirang ini membuat Naruto dengan jelas melihat lekuk Vagina gadis pirang pucat ini. Mengikuti insting, Naruto perlahan menekukan kedua kaki gadis pirang pucat ini dan sedikit mendekatkan ke arahnya hingga dirinya bisa dengan sangat jelas melihat vagina merah gadis ini. Perlahan kepalanya di dekatkan ke mulut vagina di hadapannya ini..

Lima seniti..

Dua senti...

Satu senti...

Hap!

Detak jantung Naruto semakin menggila, saat mulutnya merasakan tekstur mulut vagina gadis pirang ini, bau khas vagina tercium hidungnya membuat nafsunya semakin meningkat. Dengan perlahan Naruto mengeluarkan lidahnya dan menjilat mulut vagina gadis tersebut. Perlahan tapi jilatan Naruto semakin menggila mengobok ngobok vagina gadis pirang pucat tersebut.

"Ughhh!"

Mata Naruto melotot, mendengar lengkungan desah dari gadis ini. Menandakan gadis yang tadi ia tolong ini sadar..

~_To. Be. Continued_~

A/N : Author membawa Chapter 4 ini. Hahh..apa masih ada yang nungguin?

Tidak banyak author sampaikan. Dan disini Naruto bersifat biasa saja namun sedikit kejam dan dingin saat waktunya.

Tentang Naruto culun jadi seperti di atas. Pasti itu ada alasannya. Lalu membalas dendam ke pada temannya? Sepertinya tidak. Mengingat Naru tidak mempunyai musuh saat di SMP.

Fic ini author hanya terinspirasi dari Crows Zero. Jadi mungkin plot-plot sepenuhnya dari imajinasi author.

Sampai disini..

Out~