Kiseki no Gakudan! © autumngirl2309

Kuroko no Basuke © Fujimaki Tadatoshi

Kiseki no Sedai, Nijimura Shuuzou, dll

AU!Music, friendship, school-life, pair! (ex : AkaKuro, AoKise, AkaMido, KuroKise, dll /temukan dalam cerita/)

Catatan : Sebelumnya Liuzi ingin menyampaikan bahwa cerita fiksi ini bukan hasil plagiat. Liuzi membuat cerita ini berdasarkan inspirasi yang Liuzi dapatkan di waktu sekolah Liuzi mengadakan lomba band. Karena Liuzi juga baru seneng-senengnya buat cerita, akhirnya dari acara lomba band itu, Liuzi memutuskan untuk buat cerita fiksi. Jadi, bila ada kesamaan unsur cerita fiksi yang Liuzi buat dengan cerita fiksi orang lain, mohon jangan dikata-katain. Karena ini benar-benar murni dari pikiran Liuzi. Selain itu, cerita ini juga diterbitkan di akun wattpad pribadi Liuzi :))

Apabila terdapat kesalahan kata tulisan mohon dimaafkan :))

.

.

.

Alunan melodi yang mereka ciptakan telah berakhir. Konser tunggal sang pendatang baru telah usai diselenggarakan. Riuh para penonton memenuhi seluruh sudut lapangan tempat konser tersebut dilangsungkan. Aroma kebahagian tercium dari para penonton. Pelantun lagu serta pemain musik tersenyum haru, memberi salam hormat dan berterima kasih pada para penonton.

"Sekian dari kami, terima kasih banyak atas kehadiran kalian!" Seseorang berambut merah menyala mengajak para personil untuk memberi salam hormat. Ia lantas melambai pada para penggemar dan berjalan menuju bawah panggung. Semua personil tersenyum dan memberikan tanda cinta pada para penggemarnya. "Nyanyian penutup! Nyanyian penutup! Nyanyian penutup!" Sorak para penonton pada pelantun lagu "Regal Generation" itu. Para personil tersenyum sebelum memasuki pintu menuju panggung bawah.

"Akashi-kun, bolehkah kita sekali lagi saja membuat mereka tersenyum?" Pinta seorang berambut biru langit pada pemimpin kelompok musik pendatang baru itu—Akashi Seijuurou. Akashi berfikir sejenak, "Baiklah, kita akan memberikan satu lagu terakhir untuk mereka. Lagi pula waktu kita masih sepuluh menit lagi," ucap Akashi. Kuroko mengulas senyum simpul.

"Yosh!" Sontak mereka bersemangat dan kembali ke tengah panggung. Sorakan para penonton menyambut mereka, sang pemimpin menarik nafas dalam. Menuju alat musik kesukaannya—piano. Sementara yang meminta pertunjukan lagi—Kuroko Tetsuya—menyiapkan biolanya.

Permainan drum mulai menghentak, disusul kemudian suara gitar serta string bass. Tak hanya itu, alunan melodi keyboard, piano, beserta biola sebagai pemanis irama ikut memeriahkan. Ya, lagu mereka dipertunjukkan kembali.

Suara bariton hingga suara bas para personil memenuhi tempat konser itu. Tak lupa riuh penonton yang bahagia menyambut, terkadang juga bernyanyi bersama. Siratan kepuasan dan kebahagiaan telah memancar dari kedua pihak hingga lagu penutup itu usai. Setelah permainan musik mereka selesai, mereka berpamitan dan benar-benar turun dari panggung.

"Konser perdana kita sukses!" ucap para personil dalam hati.

Akashi menyeringai penuh dengan rasa bahagia. Pasalnya apa yang ia inginkan akhirnya tercapai. Bukan hanya keinginannya, namun juga keinginan para personil Kiseki no Sedai—grup musik—yang baru berusia biji jagung muda itu dapat mengadakan konser perdana dengan sukses. Akashi tak mengira bila gagasannya akan mendapatkan hasil sebesar ini. Ya, GAGASAN SEORANG AKASHI SEIJUUROU. Tak terbayang di dalam pikiran orang normal bahwa seorang yang absolut seperti Akashi menyatakan pendapat sedikit aneh itu—membuat grup musik. Kentara sekali itu ide konyol dari pemikiran disiplin, tegas, keras, dan penuh keseriusan itu terjun di dunia yang penuh dengan keluwesan dan perasaan. Ia memulai dari siang itu, di dalam ruang musik SMA Teikou. Bersama para kawan dekat yang tengah bersantai dengan memainkan alat musik kesukaan mereka, ia mencetuskan gagasannya.

[Sorot balik, SMA Teikou]

"Apa kalian pernah berpikir menjadi musisi terkenal?" tanya Akashi seraya menekan tuts piano di hadapannya. Kawan-kawan Akashi menoleh, memperlihatkan berbagai raut wajah, mulai dari yang datar hingga yang serius.

"Aku pernah," semua menjawab dengan serentak, seperti paduan suara yang indah di telinga Akashi. Akashi lantas memainkn sebait nada dari partitur di hadapannya dengan piano. Suara bariton Akashi juga mengiringi alunan itu.

"Bagaimana pendapat kalian bila kita membuat grup musik?" Ucap Akashi seraya memberikan seringaian di bibir tipisnya. Teman-teman Akashi terdim, terkejut dengan ucapan Akashi.

"Apa kau bercanda, nanodayo?!" Tanya pemilik mata zamrud pada Akashi, setengah berteriak tak percaya. Akashi menatap tajam kawannya itu, kembali memainkan nada-nada indah dari partitur, "Apakah aku pernah bercanda, Shintarou?" Akashi kembali menyeringai, namun ia masih memainkan tuts piano. Pemilik mata zamrud itu mendesah, ini gila! Pikirnya.

"Kalau begitu, aku mau!" Sahut seorang berkulit tan dengan rambut biru tua. Ia lantas mengikuti alunan melodi Akashi dengan ketukan drum yang pas, "Baiklah, Daiki. Mainkan bagian drum!" Titah Aakshi pada pemain drum—Aomine Daiki. Runtutan melodi masih berjalan, namun belum terlalu sempurna. Tiba-tiba saja gesekan biola mengikuti, Akashi merasa bahagia pada pemain biola itu, walaupun kebahagiaan itu tak ia pancarkan.

"Akhirnya apa yang aku tunggu telah muncul," batin Akashi. Kuroko dengan santai menggesek biolanya, mengikuti melodi-melodi yang tercipta, "Aku ikut denganmu, Akashi-kun. Mungkin dengan ini aku dapat mengasah kemampuanku bermain biola." Laki-laki berambut biru muda mengukir senyum kepada Akashi, lantas melanjutkan permainan biolanya.

Tersisa tiga dari enam teman Akashi yang belum ikut bergabung. Setelah lima menit berlalu melodi yang dihasilkan Akashi, Aomine, dan Kuroko semakin menarik dan indah. Lelaki bersurai kuning madu akhirnya ikut meramaikan dengan permainan gitarnya yang lumayan bagus, "Aku ingin ikut, Akashicchi. Aku ingin menjadi terkenal dan mempunyai banyak penggemar-ssu!" Jawabnya riang penuh semangat. Akashi mengangguk, "Bagus, Ryouta. Lanjutkan permainan gitarmu!"

Seorang bertubuh titan berdiri dan menghampiri Akashi, menatap Akashi tanpa ekspresi yang serius. Namun perlahan jemari lelaki itu bergerak, mencocokkan nada string bass dengan permainan gitar Kise, "Kau berhasil membuat rasa cintaku pada musik bangkit, Akachin." Ucap lelaki itu, "Akhirnya kau bangkit, Atsushi." Akashi tersenyum pada lelaki bertubuh titan itu—Murasakibara Atsushi. Permainan Akashi semakin diperindah tanpa melihat partitur. Midorima tertegun, ia tak menyangka bahwa permainan melodi yang dihasilkan kelima kawannya dapat seindah ini. Ia membenahi kacamatanya, kemudian memainkan keyboard.

"Karena ramalan Cancer mengatakan bahwa bidang musik membawa keberuntungan, aku akan mengikutimu, nanodayo," ucap Midorima pada Akashi. Ia memalingkan wajahnya menahan gejolak dalam dadanya, perasaannya bercampur aduk—senang, malu, sedikit kesal—pada Akashi. Namun Midorima hanya dihadiahi sebuah senyuman penuh kemenangan dari sang pemilik mata dikromatik itu, "Akhirnya kau luluh juga, Shintarou."

Dalam waktu kurang lebih lima menit, mereka bermain musik bersama. Terkadang olah suara juga memperindah alunan melodi mereka. Hingga akhirnya seseorang datang, ia terlihat begitu terkagum-kagum oleh permainan musik mereka—Akashi dan kawan-kawannya.

"Permainan kalian sangat bagus, aku akan merekomendasikan kalian agar mewakili sekolah dalam lomba grup musik se-provinsi Jepang," ucap orang itu yang mereka panggil Nijimura Shuuzou—kakak kelas yang menjadi ketua dalam klub musik SMA Teiko. Akashi terdiam begitu juga dengan yang lain, Aomine berdiri dari tempatnya, "Apa senpai serius? Kenapa senpai tidak mengambil anak-anak dari ..." Belum sempat melanjutkan kalimatnya, Akashi menyuruh bocah berkulit tan itu untuk diam.

"Kami terima, Nijimura senpai," seringaian Akashi membuat Aomine, Kise, dan Midorima menatapnya tak percaya (lagi). Nijimura tersenyum senang dan menyerahkan undangan lomba itu pada Akashi, "Persiapkan grup musikmu! Aku percayakan padamu, Akashi-kun." Nijimura berlalu dan memberikan salam terakhir sebelum tubuhnya menghilang dari tatapan anak-anak berambut layaknya pelangi. Akashi membaca undangan itu, di lembar undangan telah tertera berbagai kebutuhan yang harus dipersiapkan, sehingga tidak perlu adanya Technical Meeting. Tentu, karena Nijimura telah melakukan Technical Meeting sebelum undangan itu diserahkan pada Akashi.

"Daiki, aku akan menjawab pertanyaanmu yang kau ajukan pada Nijimura senpai. Dia tidak mengambil dari klub musik karena penyelenggara meminta bahwa lomba grup musik ini beranggotakan enam orang dengan kemampuan bermain dan bernyanyi dengan baik, serta umur diharuskan 16 tahun. Tak hanya itu, mereka harus dapat menciptakan lagu," jelas Akashi pada Aomine. Aomine terdiam, Midorima menghampiri Akashi, "Bukankah anak klub musik memenuhi semua persyaratan itu?"

"Iie, mereka belum dapat membuat lagu sendiri. Klub musik baru ada selama dua tahun ini, mereka masih dalam proses berkembang, belum menjalankan program seperti membuat grup musik, menciptakan lagu, dan sebagainya," terang Akashi pada Midorima. Hening, mereka kalut pada pemikiran masing-masing. Ini terlalu mendadak bagi mereka, terkecuali Akashi. Ia menyeringai, "Ternyata ini semakin menarik."

"Ano ...Akashi-kun, kapan kita akan mengikuti lomba itu?" Pertanyaan Kuroko memecah keheningan. Akashi menatap manik biru langit milik Kuroko, "Bulan depan, Tetsuya."

"Nani?!" Lagi-lagi paduan suara dengan melodi yang memekikkan telinga kembali terdengar, khususnya suara Kise yang begitu melengking. Akashi menutup matanya, menenangkan pikiran, "Kita akan melakukannya, itu harus! Atau kalian ingin mendapatkan sapaan dari gunting manisku?" Oh tidak, sisi lain Akashi kembali bangkit. Kawan-kawan Akashi bergidik. Jika telah berhadapan dengan sisi lain Akashi, mereka tak ingin berbuat aneh-aneh, itu demi nyawa mereka.

"Baiklah, besok kita akan mulai berlatih. Sampai jumpa esok hari, Kisedai" setelah membereskan peralatan, Akashi keluar dari ruang musik. Kawan-kawannya masih tak percaya dengan kejadian barusan. Apa ini nyata? Pikir mereka.

"Ne, apa itu Kisedai? Sebuah makanan?" Murasakibara keluar dari ruang musik setelah meletakkan string bass pada tempatnya, menyusul Akashi yang telah berlalu. Setelah kepergian Murasakibara, Aomine nampak berfikir, wajahnya tersenyum aneh. Mungkin dapat dikatakan senyuman yang ia ukir saat melihat majalah-majalah kesukaannya. Aomine langsung menyambar tasnya dan berlari mengikuti Akashi. Midorima mendesah, "Baka!"

"Kise-kun, Midorima-kun, kapan kalian akan pulang?" Tanya Kuroko kemudian. Midorima serta Kise mengambil tas mereka, kemudian menghampiri Kuroko, "Ayo, sekarang kita pulang-ssu!" Ucap Kise semangat. Kuroko tersenyum dan mereka pun berjalan pulang.

[Sorot balik berakhir]

"Evaluasi selesai. Selamat, anak-anak! Kerja bagus!" Tutur manajer grup musik Kisedai pada para personil. Semua tertawa bersama lantas mengistirahatkan tubuh yang mulai lelah.

"Akashicchi, ternyata gagasanmu waktu itu sangat menguntungkan. Kita akhirnya dapat mencapai kesuksesan besar seperti ini-ssu!" Tampilan berbinar Kise membuat Akashi menarik senyum kecil, "Dan akhirnya kau mempunyai banyak penggemar, Ryouta. Tak hanya itu, kau akhirnya juga ditawari untuk menjadi model majalah. Benar begitu, Ryouta?" Kise tersenyum malu, menggaruk pipinya yang tak gatal.

"Hehehe, itu benar, Akashicchi. Hontouni arigatou, Akashicchi!" Kise melukiskan senyuman bahagia lantas pergi menghampiri Kuroko yang tengah menyeruput vanila kocok dan Aomine yang asik bermalas-malasan. Akashi yang melihat kejadian itu, hanya tersenyum. Tiba-tiba sebuah camilan yang masih utuh berada di hadapannya. Makhluk titan yang berdiri di hadapan Akashi menawarkan camilan untuk pemilik mata dikromatik itu, "Akachin ingin? Aku akan membaginya untukmu," tawar Murasakibara pada Akashi. Akashi menerima maibou dari Murasakibara, "Terima kasih, Atsushi."

"Akashi! Ayahmu!" Seru Midorima pada Akashi tak lama setelah Murasakibara datang. Akashi terpaku, "Otou-sama ..."

.

.

.

Bersambung

Akhirnya satu bagian telah terselesaikan /bersihin peluh/ :D
Ehem, gimana menurut kalian? Apa mau dilanjut? Kalo pada mau, bakal Liuzi terusin :D Kalo gak, ya akan Liuzi hapus :')
Jangan lupa berikan jejak kalian ya :D Kritik dan saran juga Liuzi butuhkan, jadi jangan segan XD Tapi gunakan bahasa yang baik dan sopan ya :D
Okey, sekian dulu dari Liuzi. Liuzi tunggu jawaban dan pendapat kalian di cerita ini :)
Jaa ne, minna ^^)/