.
.
.
.
.
.
Tittle : The Red Eyes
Author : Alan Sahlan 65
Disclaimer : I do not OWN anything. Naruto belong to Masashi Kishimoto & Highschool DxD belong to Ichie Ishibumi.
Rate : Muntuk jaga – jaga.
Warning : Typo(s), Gaje, Ancur, First Story, Alternate Universe!, Strong!Naru, Maybe OOC, OC!
Keterangan :
"Hai." – berbicara
'Hai.' – membatin
"Bodoh." – Dewa, Monster, God, Jurus, Dll – berbicara
'Bodoh.' – Dewa, Monster, God, Dll - membatin
[Bagus.] - Sacred Gear berbicara
[Boost!] – Kekuatan Sacred Gear
Kuoh Academy – Keterangan Tempat
Summary : Hitam–Putih adalah Naungannya. Berjalan dalam abu–abunya kehidupan dunia. Tak peduli halangan, tak peduli rintangan, ia akan melewatinya. Satu–satunya Survivor dari percobaan massal, namun ia tak berhenti, Terus melangkah lurus kedepan. Karena ialah pewaris sah dari Mata berkah, The Red Eyes.
Perhatian! :
Latar cerita dimulai setelah scene penyelamatan Asia!
Kekuatan Mata Synesthesia Naruto memiliki 3 tahapan.
Naruto akan menjadi Godlike! secara bertahap.
Bahasa (mungkin) susah dimengerti.
DON'T LIKE DON'T READ! Jika tidak suka silahkan tekan tombol "Back".
Let's Begin The Story Nyan~
La~
La~
La~
.
.
.
.
.
.
Chapter 9 : Emosi yang membuncah
Dia adalah perempuan yang cantik. Senyuman menawannya mampu membuat hatiku bergetar tak karuan. Rambutnya yang berkilau tertimpa sinar matahari pun sama, sama saja membuatku diam mematung tak berdaya.
Lidahku selalu kelu. Berbicara dengannya saja sudah serasa menjadi berkah padaku. Rasa cinta yang melebihi batas seakan membuatku gila nan mabuk kepayang. Aku tak mengerti, darimana aku dapat perasaan bernama cinta ini?
Apakah ini perasaan khusus?
Kalau iya, apa yang harus kulakukan? Aku bukanlah apa-apa, melainkan setitik debu dihadapannya. Ia yang berdiri anggun, dipuja-dipuji disana-sini, dan aku.. apa? Bukanlah sesuatu yang spesial, namun seorang pemuda yatim-piatu.
Aku meracau dalam tidurku. Mengharapkan sebuah mimpi yang mungkin bisa menjadi kenyataan. Kalian boleh mengatakan ku sebagai orang yang gila akan cinta, namun inilah diriku. Tak berguna lagi tak berdaya.
Entah apa yang perlu kulakukan. Dimataku ia begitu indah. Bak bidadari yang berupa sempurna. Yang selalu dielu-elukan.
Dan aku berhasil mendapatkannya. Bersanding dengannya.
Ia cinta pertamaku. Mungkin berharap menjadi cinta terakhirku. Aku ingin dia berada disampingku. Menggenggam tanganku. Dan hidup bahagia hingga hari akhir bagiku dan dirinya tiba.
Rambutnya seputih salju, wajah rupawan yang sangat ayu. Namun tetap saja, takdir seakan benci padaku. Semua yang kucintai musnah, semua yang kusayangi hilang. Takdir mempermainkanku layaknya setitik debu yang diterbangkan kesana-kemari.
Ayahku, Ibuku, bahkan sekarang dia. Kutemukan dirinya terbalut kimono putih tergeletak tak berdaya. Dengan wajah penuh darah, sebuah luka tusukan menganga di perutnya sudah menjadi bukti bahwa ini adalah pembunuhan.
Aku.. aku tak percaya. Ia pergi terlalu cepat. Aku bahkan tak dapat mengejarnya lagi. Ia meninggal dengan senyuman tepat dihadapanku.
Diriku menangis. Meratapi kehidupan yang tak berguna kujalani. Ingin rasanya menghujamkan sebuah pisau tajam pada jantungku, dan membiarkan diriku mati dengan tenang. Menemuinya di kehidupan yang kedua.. namun itu hanya sebuah angan-angan.
Dia tersenyum untuk terakhir kalinya.. dan berkata..
"A-ai..shiteru.."
Naruto mengeratkan pegangannya pada kunai hitam miliknya. Matanya menajam seiring Bikou yang mulai berlari dengan cepat kearahnya. Tubuh Naruto dengan sigap menghindar dari tumbukan Replika Ruyi Jingu Bang milik Bikou.
"Kha, boleh juga Naruto!"
Naruto terdiam tanpa membalas ucapan Bikou. Tanpa babibu lagi, Naruto berlari kearah Bikou, tangannya memegang erat Kunai pemberian Jiraiya. "Heaa!"
Trank!
Layaknya besi, Ruyi Jingu Bang menahan serangan Kunai dari Naruto. Berputar kebelakang Bikou, Naruto melakukan swipe kick pada kaki Bikou, namun sudah selayaknya sebagai Pendekar keturunan Sun Wukong, keterampilan dan kelincahan Sang Pertapa diturunkan juga pada keturunannya.
Bikou melompat keatas guna menghindari tendangan menyapu dari Naruto. Tak menyia-nyiakan kesempatan, Bikou mengarahkan Ruyi Jingu Bang tepat pada Naruto.
Besh!
Deru angin terdengar kencang saat tongkat sakti replika Ruyi Jingu Bang asli melesat cepat kearah Sang Pemuda Yukigami. Merasakan tanda bahaya, Naruto segera melakukan Back Flip kebelakang. Benar saja, sedetik kemudian, tongkat milik Bikou telah menancap kedalam tanah meninggalkan kawah seluas satu meter.
Wush!
Dalam debu-debu yang berterbangan, Bikou mengambil tongkat nya dan melesat kearah Naruto yang masih bersiaga. Bunyi benturan dua senjata kembali terdengar mengalun dalam heningnya malam.
Keduanya beradu senjata dengan sengit, tak lupa, Naruto mengalirkan sedikit chakra pada Kunai miliknya agar tahan terhadap benturan replika Ruyi Jingu Bang. Tanpa ada sedikitpun pembicaraan, Naruto dan Bikou kembali melesatkan jurus mereka masing-masing.
Naruto yang telah memasuki mode Sage Naganya menembakan sebuah bola emas destruktif dari kedua tangannya dengan gaya a la Goku dengan Kamehamehanya.
"Sage Art: Dragon Blast!"
Psyiuu!
Bola penuh daya hancur tersebut melesat kearah Bikou. Mengahancurkan bahkan meniadakan segala objek yang terdapat pada jalur utama nya. Sang Youkai Kera melebarkan matanya, namun sedetik kemudian kembali tertutup.
Perlahan namun pasti, aura Youjutsu dan Senjutsu mulai menyelimuti replika Ruyi Jingu Bang. Bikou tetep menutup matanya dan fokus menyelimuti senjatanya dengan aura destruktif. Saat Dragon Blast milik Naruto tersisa hanya satu meter dari Bikou, pemuda keturunan Sun Wukong tersebut membuka matanya dan menghantamkan senjatanya tepat pada inti emas dari Dragon Blast.
BLAAR!
Serangan Naruto dihantam oleh Bikou layaknya Pemain Baseball handal, ledakan yang besar tercipta. Kedunya menjauh, melompat kebelakang, mencoba saling mengobservasi dibalik pekatnya kabut bekas ledakan.
"Sage Art: Dragon Claw!"
Sing!
Wush!
Kembali, Bikou menghindari sebuah serangan cakar naga emas dari Naruto. Bikou sedikit melotot melihat serangan Naruto yang membelah tanah dibelakangnya dan kemudian meledak. "APA KAU BERNIAT MEMBUNUHKU NARUTO!? INI HANYA SPARING!"
"Te He~ He, maaf Bikou.. Aku terlalu terbawa suasana." Naruto tertawa renyah menyadari kesalahan fatal yang mungkin dapat merenggut nyawa Bikou itu.
Tap!
Tap!
Tap!
Naruto mulai berlari kearah Bikou. Dengan tangan kanan memegang Kunai berlapis chakra, ia melakukan gerakan membelah secara vertikal pada kepala Bikou. Trang! Dengan skill bertarung di atas rata-rata, Bikou menahan serangan mematikan Naruto.
Buagh!
Ujung dari Ruyi Jingu Bang yang bebas, menghantam pipi kanan Naruto. "Ugh.. Itu sakit, Kera!"
"Kha! Rasakan itu Duren! Khakhakha!" tawa Bikou seakan-akan menjadi ejekan yang begitu mendalam bagi Naruto.
"K-Kau!" Naruto mendorong Kunai berlapis Chakra miliknya hingga membuat Ruyi Jingu Bang terlempar jauh dari Bikou.
Sang Youkai Kera mendecih pelan menyadari dirinya tak memiliki pertahanan apapun kecuali Youjutsu dan Senjutsu miliknya. Naruto memanfaatkan celah yang ada, tangan kirinya yang bebas, dilapisinya dnegan aura Senjutsu Naga. Brukh! Tangan kiri Sang Yukigami Muda memukul keras pipi kiri Bikou.
Duar! "Akh!" tubuh keturunan Sun Wukong itu terlempar cukup jauh, dengan armor yang mulai retak. Sebuah retakan laba-laba terlihat saat Bikou menabrak sebuah batu besar.
Melapisi kakinya dengan Aura Senjutsu, Naruto mulai menghilang meninggalkan after image di tempatnya berdiri sebelumnya. Wush, brak! Lutut Naruto yang hendak mengantam wajah Bikou, ditahan oleh dua lengan Bikou yang terbalut aura Youjutsu.
"Heh, boleh juga Bikou."
Tanpa menjawab ucapan Naruto, Bikou lalu memegang pergelangan kaki Naruto, lalu menghempaskannya ke bawah, "GUAH!" sebuah retakan laba-laba tercetak dengan jelas.
Dengan seringai a la kera miliknya, Bikou menginjak pelan perut Naruto. "Kha, mengaku kalah, hm, Naruto?"
Menutup matanya, Naruto berucap pelan.. "Ya..."
Nadanya terdengar menggantung, tapi Bikou mungkin tak mendengar perubahan intonasi dari suara Naruto yang terkesan licik.
Seringai Bikou makin melebar, kakinya perlahan mulai diangkat dari perut Naruto."Berarti kau kal-"
"... Dalam mimpimu! Heyaaah!" tangan Naruto memegang kencang kaki Bikou yang berada di atas perutnya. Sang Youkai Kera melebarkan matanya. Naruto membuat seringai lebar.
BRAK!
Dalam sekali banting, tubuh Bikou menghantam tanah di samping hasil retakan Naruto. Mata Bikou menutup menahan sakit pada punggungnya. "U-ugh.. S-sialan kau Duren."
Naruto menarik seulas senyuman meremehkan, "Jangan pernah meremehkan murid didikan Sannin Legendaris, Bikou! Bagaimana? Mengaku kalah?"
"B-baiklah, kau sialan! Aku mengaku kalah." Bikou lagi-lagi mendecih kesal akibat ulah dari Naruto yang selalu membuatnya kesal bukan kepalang.
"Seperti biasa Bikou, akulah yang akan menjadi pemenang dalam setiap sparing." Sang Yukigami Muda tersenyum puas kearah Bikou yang masih terlentang di tanah. "Ayo.." Naruto mengulurkan tangannya untuk membantu Sang Youkai berdiri.
Menyambut uluran tangan Naruto, Bikou kembali berucap kesal, "Ya, ya, ya, kau dengan segala kemenangan licikmu." Bikou memutar bola matanya bosan.
"Jadi.. Bagaimana dengan ucapanmu tadi Bikou? Setuju memberitahuku tempat Kera Tua itu?"
"Atas imbalan kemenanganmu yang entah ke beberapa belas kalinya, aku akan memberitahukan lokasi Wukong-jiji. Kau cukup pergi ke Hutan Youkai di bagian utara sana, jika telah sampai, hati-hati saja, pengawasan dan penjagaannya cukup ketat.." Bikou menjeda ucapannya sebentar untuk menarik sepasok oksigen demi memenuhi paru-parunya yang mulai kosong akan udara segar.
".. Jangan pernah berbuat aneh disana Naruto, atau kau akan tahu akibatnya bila berhadapan dengan Youkai." Bikou mendesis pelan begitu mengakhiri kalimat terakhirnya.
Tanpa membalas ucapan Bikou, Naruto berjalan membelakangi Sang Youkai untuk menuju kearah Utara kota Kyoto. Dengan sekali lambaian tangan, Naruto telah melesat meninggalkan Bikou di belakangnya.
'Semoga berhasil Naruto..' Bikou membatin penuh harap pada sohibnya satu itu. Ia telah mengenal betul bagaimana watak dari Naruto yang suka seenaknya sendiri dan Leluhurnya yang paling tidak suka dengan orang yang tidak disiplin maupun seenaknya sendiri. Bikou hanya berharap Naruto dapat membuat Wukong-jiji untuk mengangkat menjadi murid.
"Tunggu...
.
.
APA AKU YANG HARUS MEMBERESKAN TEMPAT INI!?"
Dan teriakan Bikou yang cetar membahana badai.
.
.
OiO
.
.
Azazel mendecih kesal saat serangan berupa Light Spear miliknya, ditahan dengan mudah oleh seorang perempuan berkacamata yang berdiri di ujung sana.
"Sebenarnya apa maumu, Katerea!?" Suara dari Serafall Sitri, Sang Maou Leviathan baru, terdengar sangat keras, disamping karena suaranya memang sangatlah cempreng.
Perempuan yang dipanggil Katerea itu hanya memandang sinis pada Serafall. "Heh, tujuanku? Tujuanku tak lain dan tak bukan adalah melenyapkan kalian yang telah mengusir kami dari Underworld! Serafall, kau jugalah yang telah mengambil tahta Leviathan milikku, dasar jalang!"
Serafall melebarkan matanya, setetes liquid bening terjun dari mata indah miliknya. Liquid bening itu menganak sungai membentuk dua aliran sungai dari dua mata Sang Leviathan. "T-tidak.. hiks, a-aku tak mengambil posisi mu itu.. Hiks, Hiks.."
"SUDAH CUKUP KATEREA!" Sirzech Gremory menatap garang kearah Katerea, sudah cukup ia menahan emosi nya dari tadi karena kelakuan Katerea yang kelewat menjengkelkan.
Berbicara mengenai Katerea, ia adalah seorang Iblis perempuan golongan Old-Maou Faction, yang telah kalah perang dengan golongan Anti-Old Maou Faction. Menyebabkan, para golongan iblis lama hijrah ke tempat yang lain, sama halnya dengan Katerea yang posisinya sebagai Old Maou Leviathan direnggut oleh Serafall.
Penampilan Katerea saat ini terlihat sangat sexy, dengan wajah oriental berbingkai kacamata, rambut pirang tua yang diikat ponytail, serta tubuh bak Guitar Spanyol yang terbalut baju minim yang memperlihatkan bagian-bagian tubuhnya walaupun tak secara keseluruhan.
Tak ada lagi kata maaf.
Kebencian yang mendalam dalam lubuk hati Katerea sudah bisa dibilang mencapai batas maksimal. Tak ada lagi yang namanya welas asih, semua harus dilenyapkan!
"MATI KALIAAAN!" Katerea menembakkan sebuah Demonic Power skala besar kearah para pemimpin ketiga fraksi. Tak menunggu lama, Azazel, Michael, Serafall maupun Sirzech bersatu membentuk sebuah pelindung amat kuat.
BLAR!
Ledakan tercipta begitu tabrakan antar kekuatan terjadi. Saat kepulan asap mulai menghilang, terlihatlah Pelindung milik pemimpin tiga Fraksi yang masih utuh.
"Hahaha, Pemimpin Ketiga Fraksi, bersatu bahu-membahu demi menciptakan pelindung untuk menghalau serangan dari satu iblis? Oh oh, sungguh luar biasa~ Hahaha." Katerea tertawa sinis terhadap hal yang dilakukan oleh musuhnya.
Azazel menggeram marah, "Semuanya, mundur, biarkan aku yang melawan Iblis tak tahu malu itu."
Menuruti perkataan Sang Gubernur Malaikat Jatuh, pemimpin kedua Fraksi yang lain mundur secara teratur. Ketika barrier pelindung telah menghilang, Azazel telah terbang di udara bersama dengan keenam pasang sayap hitam miliknya. Sedangkan tangan kanannya telah memegang sebuah benda berbentuk tombak kecil yang lebih mirip dagger berwarna emas dengan sebuah permata ungu di ujung pegangannya.
"Mari kuperkenalkan Sacred Gear buatanku.. Down Fall Dragon Spear!" Azazel kemudian mengangkat Sacred Gear yang di dalamnya terdapat kekuatan dari salah satu Dragon King, Fafnir, itu. "I'ts Show Time... Down Fall Dragon Spear Balance Breaker.. Down Fall Dragon Spear Another Armor!"
Singgg!
Cahaya emas terang keluar dari Sacred Gear buatan Azazel. Cahaya emas itu menutupi tubuh Sang Gubernur, melapisi tiap inchi tanpa terkecuali. Saat cahayanya menghilang, kini terlihatlah Azazel tengah melayang di udara dengan armor Naga berwarna emas dengan beberapa permata ungu di beberapa bagian dari armor tersebut.
Azazel menyeringai dari dalam helm Armornya. Mengibaskan tangan kanannya, muncullah sebuah Light Spear ukuran sangat besar dengan dua cabang mata tombak di ujungnya. Menggenggam Light Spear itu, Azazel melesat dengan cepat kearah Katerea yang melebarkan matanya.
"Heyaat!" Sebuah Demonic Power kembali ditembakan oleh Katerea secara beruntun menuju Azazel.
Trang! Blar! Trang! Blar!
Selayaknya veteran Great War, Azazel menghantam semua Demonic Poweritu dengan Light Spear miliknya tanpa beban yang berarti. Namun, mata Azazel menajam begitu melihat Katerea yang mengeluarkan sebuah ular hitam yang kemudian melingkari tubuh Katerea.
"HAHAHA! Inilah.. INILAH KEKUATAN DARI OPHIS!" Azazel melebarkan matanya saat mendengar perkataan Katerea yang kelewat gila. Kekuatan dari Ophis.. Azazel tak habis pikir apa yang membuat Dewa Naga itu memberikan kekuatannya secara cuma-cuma pada bawahannya.
"Sekarang.. Matilah kau!"
Wush!
Demonic Power ukuran besar secara beruntun melaju kearah Azazel yang masih tak bergeming di tempatnya berdiri. Sang Gubernur melebarkan matanya, ia segera membuat sebuah Barrier Pelindung demi menghadapi serangan ganda dari Katerea yang telah berlipat kekuatannya sekarang,
Blar!
Ledakan kembali tercipta di malam yang tegang di langit Kuoh. Sebagian bangunan Kuoh Academy juga runtuh akibat serangan acak dari Katerea yang mulai kehilangan akal sehatnya.
"Tch, semua akan hancur jika ia terus seperti ini.. Apa yang harus kulakukan?!" Gumam Azazel yang masih mempertahankan barriernya, meski tubuhnya sudah dipenuhi peluh. Napasnya semakin memberat tatkala energinya semakin terkuras habis.
Sirzech yang melihat Azazel kelelahan memulai inisiatifnya. Ia melangkah maju, zirahnya berkilat tertimpa sinar rembulan sabit. Surai merah crimsonnya juga bergerak tertiup angin hasil benturan kekuatan antara Azazel dan Katerea.
"Aku tak bisa berdiam diri sementara Azazel hanya berjuang sendiri.. Aku harus membantunya!" Sirzech berlari cepat menuju Azazel yang berada jauh di depan.
"Sir-" UcapanSerafall terpotong karena tangan Michael yang menahan laju tubuhnya. Dengan gelengan kepala dan senyum menenangkan dari Michael, Serafall paham apa yang harus mereka lakukan saat ini.
Sementara itu, Sirzech yang telah sampai di dekat Azazel mulai membentuk sebuah bola padat berwarna crimson seukuran bola basket. "Sirzech.." Azazel bergumam pelan di balik helm Armornya.
Blar!
Satu-dua Demonic Power hancur terkena Power of Destruction milik Sirzech yang terkenal amat kuat itu. Dengan kemampuan alami keturunan Sang Ibu, Maou Lucifer yang baru itu segera melaju kearah Katerea dengan tubuh yang telah terlapisi oleh Power Of Destruction.
Kemampuan absolut yang mampu mengguncang Underworld ini, dengan lihai Sirzech gunakan dalam pertempuran kali ini. Ia dengan sigap melewati, menghindari, bahkan memukul Demonic Power yang berada dalam jalur larinya.
Zirah miliknya seakan bukan menjadi beban berat bagi tubuh atletis Sirzech. Bersama dengan Azazel yang telah terbang di angkasa mengikuti larinya, Sirzech memukul hancur kembali sebuah Demonic Power.
BLARR!
Julukan orang terkuat seantero Underworld memang bukan julukan belaka bagi seorang Sirzech Gremory. Melihat Katerea di depan mata, Sirzech menembakan sebuah Power Of Destruction, namun sepertinya itu bukanlah halangan bagi Katerea dengan kemampuan pemberian Ophis.
BUMM!
Demonic Power super besar menghantam Power Of Destruction. Kedua serangan tersebut bersaing saling mendominasi. Tak ada yang menang, sebuah ledakan besar menghancurkan seperempat Kuoh Academy.
Tak mau kalah, Azazel menembakan beberapa Light Spear ukuran besar kearah Katerea yang masih berdiri dengan sedikit luka di tubuhnya. Sang Leviathan golongan lama menepis segala serangan dari Azazel.
Kelalaian bagi Katerea yang fokus hanya pada Azazel. Ia tak menyadari Sirzech yang telah berpindah kebelakangnya, BRAK! Tubuh Katerea menabrak sebuah pohon besar disana.
"AKH!" Pekikan sakit Katerea terdengar keras di malam yang tegang itu.
"Baiklah, mari kita selesaikan Sirzech!"
"YA!"
Duo antara Gubernur Malaikat Jatuh dengan Maou Lucifer yang baru tersebut menghajar Katerea sampai babak belur. Tak mengidahkan fakta bahwa yang mereka lawan sekarang adalah seornag perempuan. Bagi mereka, Katerea tak ada ubahnya dengan monster gila.
"Ada kata-kata terakhir, ne, Katerea-chan?" Azazel mengeluarkan kekehan kecil dari dalam mulutnya.
"K-kalian pasti ak-akan len.. nyap.."
"Kata-kata terakhir yang menyedihkan. Sirzech, giliranmu kurasa?" Azazel menatap Sirzech yang tengah berdiri di sampingnya.
"Giliranku? Oh ya, baiklah." Sirzech berjalan mundur diikuti oleh Azazel, setelah berjarak hampir sekitar dua meter.. Sirzech membentuk sebuah bola destruktif berwarna crimson, namun kali ini jauh lebih terkonsentrasi.
Wush!
Power Of Destruction berubah bentuk menjadi laser crimson besar yang melaju kearah Katerea.
"TIDAAAAAK!" Katerea lenyap. Dilahap habis oleh Power Of Destruction yang melegenda seantero Underworld. Tak menyisakan apapun, bahkan mungkin setitik debu telah hilang darinya. Tak meninggalkan apapun.
Kematian yang tragis bagi seorang Maou Leviathan yang lama. Setitik harapn perdamaian mulai muncul. Satu pion musuh telah disingkirkan. Namun perdamaian belum bisa menuju titik terang yang penuh, satu musuh utama masih mengintai.
Khaos Brigade.
Naruto POV..
Bulan sabit bersinar terang di atas langit bertabur ribuan bintang. Awan-awan kelabu bergerak perlahan seiringan dalam tiap hembusan angin yang begitu memabukan. Panorama indah pada malam yang tenang.
Dan di sinilah aku berada. Berjalan santai beriringan dengan awan yang bergerak di atas sana. Sekali lagi, aku mendongak pada bulan sabit, meresapi keindahan alami dari sebuah hal sederhana yang dianggap sepele.
"Sudah lama sekali.." Aku bergumam kecil, hampir tak terdengar. Setidaknya.. mungkin seperti itu. Tepat pada hari ini, aku kembali melayangkan pikiranku tepat pada tragedi pedih delapan tahun yang lalu.
Dua hal yang sangat.. sangat berharga bagiku telah pergi. Pergi jauh dari dunia ini, sebuah tempat dimana aku tak mungkin bisa menggapai mereka. Tepat pada hari ini, aku kembali menuangkan segala emosi yang selalu kupendam dalam sebuah topeng keceriaan.
Air mataku mengalir, tiap tetes liquid bening itu membasahi bagian per bagian dari jaket hitam milikku. Emosiku membuncah, tiap pecahan amarah, kesedihan, keputus asaan, kebencian dan dendam.. semua menyatu tepat pada hari ini.
Dan lagi, ketika kelopak mataku tertutup untuk menghentikan tangisan penuh derita ini.. semua mulai terulang kembali secara jelas. Bagaimana Orochimaru membunuh dua hal berharga bagiku, senyuman terakhir mereka, suara penuh kesakitan mereka.
Tiga orang yang spesial bagiku selalu saja meninggalkan ku terlebih dahulu. Semua selal berakhir dengan senyuman sedih.
Aku... aku merasa seperti seorang pecundang.
Seorang pecundang yang hidup dalam bayang-bayang memori masa lalu, tanpa bisa melawan balik takdir yang telah mengutuk diri. Aku merasa hampa. Void. Kosong.
Diriku sudah tak bisa lagi menahan derita yang teramat dalam. Sudah cukup dengan kedua orang tuaku, tak ada lagi yang boleh terluka karena ku. Sekarang, lihat diriku, terjerat dalam perasaan gila yang dinamakan cinta.
Gadis itu telah merubahku. Dia spesial bagiku, teramat sangat malah. Karenanya, emosi ku yang telah tenggelam dalam lautan kehampaan, mulai berenang ke permukaan dan membuat diriku frustasi karena ini.
Tak bisakah aku berharap sebuah keadilan bagi hidupku? Tolong jangan lagi. Jangan lagi ada yang terluka. Terlebih bagi Tomoe Meguri. Ia sudah masuk terlalu jauh dalam kehidupan dendam ku, dia akan menderita jika aku tak menjauh darinya, walau hanya sebuah rasa pahit yang akan kukecap nantinya. Dan pada akhirnya.. aku bisa berharap apa? Lagipula aku dan ia tak akan bisa bersatu, bukan?
AKU FRUSTASI! AKU BENCI HIDUPKU!
Ditemani rintik-rintik hujan yang mulai turun dari langit yang gelap, aku menangis.. aku menangis meratapi hidup penuh deritaku. Wajahku basah, topiku juga basah, mata heterochrome milikku pun hanya bisa menutup menikmati tiap tetesan air kehidupan yang menghanyutkan ini.
Malam hujan kali ini cukup sepi. Hanya ada diriku yang berjalan menapaki tanah berlumpur bertabur kerikil ini. Atau mungkin karena cuaca sedang tak mendukung? Ah ya, mungkin juga begitu. Aku tak berharap lebih daripada sebuah ketenangan rintik hujan menghanyutkan.
Mengingat tujuan awal ku datang ke Kota yang asri ini, aku tersenyum kecil. Mungkin Tomoe akan marah padaku karena akan meninggalkannya dalam kurun waktu yang tak sebentar. Bertahun-tahun akan kulewati dengan jalan penuh batu sandungan, luka-luka akan jadi teman sejatiku.
Dimulai dari Pertapa Agung dari Timur, The Great Victorious Fighting Buddha, Sun-Wukong. Aku akan belajar arti dari sebuah kebijaksanaan dan ketenangan. Mengalir seperti air dan tenang namun mematikan.
Jika ini sebuah jalan menuju arti dari kehidupanku dalam dunia fana ini, aku bersedia.
Setidaknya, inilah awal perjalanan ku, demi mencapai sebuah tujuan penuh darah.. Inilah hidupku.
Aku akan terus belajar. Kebijaksanaan, kepandaian, keterampilan, kehormatan dan kekuatan akan menjadi bekal ku melawan Sang Predator sejati. Demi sebuah ambisi yang kelam, aku rela harus menapaki jalan penuh derita ini.
Sebagai penerus keluarga Yukigami, aku akan bertambah kuat, kuat, dan kuat.. memenuhi takdir sejatiku dalam pertempuran penuh darah.
Aku, Naruto Yukigami, tak akan menarik kata-katanya kembali..
.
.
... Karena inilah jalan hidup kelamku!
.
.
.
.
Well, aku terkekeh pelan dalam rinai hujan malam ini, "Hehe.."
To Be Continue
A/N :
Seperti biasa, saya ingin mohon maaf pada reader sekalian karena telah menunda update Fic ini. Kendalanya tak lain dan tak bukan karena tugas yang menumpuk sebagai anak SMP, Hehe.
Hal itu dipicu oleh yeah, ya know, Writer Block, kendala paling Sialan yang saya temui. Lepas dari itu, kali ini saya ingin membalas beberapa review dari Reviewer Non-Login. Ok, Cekidot! :
sahabat fiksi : Ah, tentu saja saya masih di fandom ini sahabat-san, saya tidak kemana-mana kok ^
Arashi31 : Untuk sifat Issei, itu masih menjadi misteri, hehe, namun kedepannya akan diungkapkan walaupun masih samar-samar, karena kalau mau dibilang Bipolar juga benar, tapi itu bukan poin utama mengapa Issei jadi begitu, pokoknya ada sesuatu yang memicu terjadinya Bipolar tersebut. Terima kasih atas pujian tulisan cukup rapinya, saya tersanjung atas hal itu Arashi-san. Terima kasih juga atas dukungannya Arashi-san, itu sangat membantu saya ^^
Rei01 : Hei-o! Ini udah dilanjutkan? Hehe. Yosh, saya bakal terus semangat buat lanjutin fic ini kok Rei-san, saya juga ga mungkin kan down mulu? Gimana jadinya fic ini kedepannya? Hehe. Soal cepet update.. angkat tangan saya. Wkwkwkw ^^
Itu saja saya kira review dari reviewer Non-Loginnya, untuk reviewer ber-akun(?), sudah saya balas pada masing-masing PM.
Saya ucapkan terima kasih pada seluruh readers, silent-readers, reviewers, followers, dan favoritenya. Saya sangat mengapresiasi hal tersebut! Thanks a lot!
MSS 65 undur diri,
Jaa ne!