My Love

Naruto © Masashi Kishimoto

Pair: NaruSasu for ever

Genre : Family, Romance, sedikit Hurt/Comfort

Warning : Ide pasaran, Ooc, Typo berhamburan, Shone-ai/ mungkin Yaoi juga bisa, Mpreg...

Hai-hai, Nami datang lagi *pura-pura lupa sama hutang fic #kaburrr... . Nami hanya ingin persembahkan fic ini untuk event diGrup fb. Selamat menikmati...

Don't like

Don't read...

Happy reading minna...

.

.

.

.

.

Dulu ia seperti permata Onyx yang pudar

Yang berulang kali terluka

Yang berulang kali terhianati

Dipermainkan oleh takdir

Dipermainkan oleh nasib

Rasa sakit yang ditutupi dengan topeng diwajahnya

Rasa sakit yang ditutupi oleh ketidak pedulianya

Berusaha berlari, bersembunyi dari kenyataan yang ada

Dan tak bisa dipungkiri bahwa ia ingin mencari tempatnya untuk pulang

Benar-benar untuknya pulang

.

.

.

.

Flashback 7 tahun yang lalu

"SASUKE!"

"NARUTO!"

Bhumm...

Terjadi ledakan yang besar akibat hantaman dari Rasengan, dan Chidori. Dengan keadaan mereka cukup dibilang memperhatinkan, tangan yang hancur sampai siku, dengan luka disana-sini. Apa boleh buat jika ingin membawa Sasuke-nya kembali, Ia harus bertarung malawan Sasuke di Lembah akhir.

Tunggu apa tadi Naruto bilang Sasuke adalah miliknya?, Ya Naruto menyayangi Sasuke lebih dari sahabat, lebih dari seorang saudara, Naruto menyayangi Sasuke seperti seorang pria yang mencintai wanita. Karena itu Naruto rela memberikan apa pun asalkan Sasuke mau pulang bersamanya. Hartanya, nyawanya, apa pun yang Sasuke minta akan Naruto berikan. Hanya saja perjuanganya tak semulus yang Naruto kira.

"HENTIKANLAH SEMUA INI !"

"Demi aku, dan seluruh penduduk konoha." Lanjut Naruto dengan suara yang mulai melembut.

"KENAPA?. PERTARUNGAN INI HARUS TETAP BERLANJUT ! APAKAH KAU TAKUT ?!" Teriak Sasuke, dengan Saringan tetap menyala. Hatinya sudah cukup sakit, menghadapi dunia ini. Ia sudah berulangkali percaya terhadap seseorang, dan berulangkali juga ia dihianati.

"Aku tau──." Jedanya sebentar, dan mulai melembutkan suaranya. Api tidak akan padam oleh api, maka dari itu Naruto memcoba lebih bersabar dalam menghadapi Sasuke yang sedang meluapkan emosinya. "Kau sudah cukup menderita, tapi adakah satu tempat saja dihatimu?. Aku akan mencoba mengobatinya, walaupun nantinya akan membutuhkan waktu yang cukup lama. Tapi, kau bisa mempercaya hal itu padaku, karena itu jalan ninja ku."

Flashback End

.

.

.

.

.

Konoha pun mulai mengalami perubahan, baik dari sistim pelajaran, pertahanan, dan teknologi pun Konoha tak mau ketinggalan juga. Sekarang suluruh desa sedang mencoba memulihkan diri, sejak perang dunia Shinobi ke-empat selesai. Walau pemulihan desa mereka tak secepat konoha, tetapi mereka mulai mempertahankan segalanya agar tidak muncul Madara-Madara baru. Semua kegiatan telah pulih seperti semula. Pembangunan di segala bidang, baik dalam sarana maupun prasarana tengah giat dilakukan. Termasuk rumah tangga Naruto dan Sasuke. Apalagi sejak kemunculan Menma di keluarga kecil mereka.

"Menma." Sasuke mulai membangunkan sang Uzumaki junior dengan lembut. Tidak akan ada yang percaya Uchiha Sasuke yang sekarang berubah menjadi Uzumaki Sasuke, bisa memerankan peran 'ibu' dengan baik, sosok yang sadis dan dingin bisa berubah menjadi sosok 'ibu' yang lembut dan penyayang.

"Uhmm... aku masih ngantuk Chichi." Menma pun kembali bersembunyi kedalam selimutnya.

"Cepat bangun──... atau akan aku potong jatah ramenmu selama sebulan penuh." Ucap Sauke dengan lembut tapi diiringi aura dingin yang cukup mencengkam. Menma yang mendengar hal itu langsung bangun dan pergi kekamar mandi sambil berteriak "CHICHI JAHATTT!..." Sasuke yang mendengarnya hanya geleng-geleng kepala, kenapa anaknya yang manis itu bisa sangat mirip dengan Tou-san-nya, walau pun wajah Menma dan kejeniusanya diturunkan dari Sasuke. Kadang Sasuke bingung sendiri kenapa ia mau saja menikah dengan siBodoh itu.

.

"Ohayou Chichi, Tou-san." Sapa Menma sambil mengecup keduan pipi orang tuanya.

"Ohayou Menma." Naruto membalas sapaan Menma juga dengan kecupan ringan dipipi. "Hn. Ohayou." Sedangkan Sasuke? Jangan tanya ia masih saja irit kata, tapi jangan lupa lihat ke arah mulut Sasuke. Dia tetap melekungkan senyuman yang lembut kearah Menma, serasa ingin meleleh bagi yang melihatnya #Nami aja udah jadi cair *abaikan, back story.

"Emm... Suke, maaf nanti malam aku akan pulang telat lagi." Ckckck sudah seminggu ini Naruto pulang telat terus, pernah Sasuke menunggu Naruto diSofa dekat ruang tamu, tapi Naruto tak kunjung pulang hingga esok paginya Sasuke terbangun sudah ada Naruto yang sudah bersiap-siap pergi kekantor. Entah mengapa rasa cemas mulai menghantuinya sejak saat itu, Sasuke takut ia akan ditinggalkan Naruto, Naruto seseorang yang paling berharga untuk dirinya dan juga buah cinta mereka─Menma─, dan juga rumahnya untuk pulang saat tak ada seorang pun yang peduli padanya, hanya Naruto yang mau menerimanya dengan tangan terbuka.

"Hm." Balas Sasuke singkat dan datar, padahal didalam hatinya sudah ketar-ketir dan gelisa.

"Chichi..." Panggil Menma pelan. "Hari sabtu nanti ada pertemuan para orangtua di Academy, Aku ingin memperkenalkan kalian dihadapan teman-temanku. Kalau kalian tidak sibuk, apakah kalian mau datang?." Lanjut Menma dengan wajah menunduk menghadap makanan. Sasuke melirik Naruto sekilas lalu menjawab pertanyaan Menma sambil mengelus puncak kepalanya dengan lembut "Chichi pasti akan datang, Naruto bagaimana denganmu?." Kini Sasuke mengarahkan padanganya kearah Naruto, Sasuke hanya menatap Naruto datar.

"Hm, akan aku usahakan."

"Yey, arigatou Tou-san, Chichi." Ucap Menma sambil memeluk Sasuke dan Naruto dengan erat.

.

"Hinata-chan? Apakah nanti sore kau sibuk?." Tanya seseorang yang mempunyai rambut Blonde, dan mata Shappire yang jernih kepada seorang gadis yang mempunyai rambut berwarna Raven, dan mata Amethyst yang sedikit menjurus keputih.

"A-no... se-sepertinya a-aku tidak si-sibuk." Balasnya dengan senyuman yang lembut, dan diiringi rona merah disekitar pipinya yang membuatnya tampak imut dan cantik disaat bersamaan.

"Hm, oke sore nanti akan aku jemput didekat Ichiraku ramen."

.

.

.

.

.

'Apakah hari ini aku masak ramen dan sup tomat.' Batin bertanya-bertanya sambil melihat-lihat bahan apa yang akan dibeli nanti. "Emm, apa ada yang kurang?." Gumamnya sambil mengingat kembali apakah ada bahan yang kurang.

"Hahaha... kau memang sangat baik Hinata-chan." Terdengar suara dari salah satu bilik dikedai ramen tersebut. Sasuke yang berada didekat kedai makanan tersebut, sepertinya mengenal suara Baritone hanya mempertajam pendengaranya untuk mendegar pembicaraan tersebut lebih lanjut. Omong kosong tentang harga diri Uchiha, keadaan sekarang lebih genting.

"Hihihi... sa-sama-sama Na-naruto-kun." Tunggu tadi Hinata bilang apa? Naruto kan? Uzumaki Naruto sang Shichidaime Hokage, yang katanya akan pulang malam kenapa bisa disini?

"Aku akan memberikan sesuatu untukmu sebagai ucapan terimakasih ku, Hinata-chan."

"Ano─."

'Sialan' Rutuk Sasuke saat ia tak sengaja menjatuhkan kaleng cat disampingnya. Sasuke yang sedang kalang kabut karena takut ketahuan langsung pergi dari sana, dan melupakan barang bawa-anya yang dibelinya tadi.

Klontang...

Ucapan Hinata terrpotong saat mendengar suara kaleng jatuh dari arah samping kedai Ichiraku. Hinata dan Naruto yang penasaran segerah bangkit dari tempat duduk mereka, dan segerah berlari kearah samping kadai makanan cepat saji tersebut. Saat mereka berdua tiba disana, tidak ada siapa-siapa. Tetapi, Naruto melihat sekantung belanjaan, dan sedikit hawa dan Chakra yang terasa familiar baginya.

.

.

.

.

.

.

.

Huh~#ngelap keringat, sepertinya fic ini akan jadi two shot...

Saran dan kritik Nami terima...

Please RnR minna

R

E

V

I

E

W