Nijimura membuka pintu kelasnya menghampiri Miyaji yang sedang memakan sarapannya dengan lesu. Ia menaruh tasnya diatas meja, duduk lalu melamun.
"Kenapa lu?" —Miyaji Kiyoshi meneguk air putih yang dibawanya lalu bertanya pada Nijimura. "Berantem sama Juuzo?"
Nijimura menggeleng pelan, masih —antara—galau atau entah apa. "Gua bakal pindah ke Amerika setelah lulus SMA."
.
.
.
Kuroko's basketball © tadatoshi fujimaki
.
Best friends © kapten pelangi
.
Nijimura Shuuzou—Mayuzumi Chihiro—Miyaji Kiyoshi
.
Warning :
Miss typo, typo(s), out of character, gaje, bahasa kasar, silahkan absen penghuni kebun binatang, dan lain-lain.
.
.
.
Mayuzumi Chihiro menghela napasnya, sesekali menampar wajah sahabatnya hingga membuat bibirnya semakin lama semakin maju—uhuk, maaf. Tangannya bergerak-gerak melambai didepan mata berwarna kelabu yang sama dengannya.
Tidak ada respon. Tidak ada sahutan. Tidak ada teriakan kesal. Pokoknya tidak ada tanda-tanda kehidupan dari seorang Nijimura Shuuzou.
"Oi, Monyong!"
Sebuah nanas dilemparkan pada Nijimura tepat dikepala dengan teriakan kesal. No respon again. Entah apa yang terjadi, tapi si pemuda yang dipanggil Monyong itu tetap tak bergeming—padahal, darah sudah mengucur dari kepalanya.
"Nij, gua nggak tahu lu kenapa, tapi..." Mayuzumi menaruh pembatas disalah satu halaman Light Novelnya. "... Cepet sadar, nyet! Udah jam pulang!"
Sebuah novel mengenai kepala Nijmura, membuat yang ditimpuk mengerang kesal dan melotot pada dua sahabatnya. Bibirnya maju beberapa centi, "Berisik sia lu berdua!"
Miyaji mengangkat salah satu alisnya, memandang pada sosok pemuda monyong tersebut, posisinya sudah siap melempar nanas. "Lo yang susah banget sadar, bodoh! Gua sama Mayu jadi nungguin lama. Dua puluh lima menit waktu kita kebuang!"
"Lo kerajinan ngitung, Miya!"
"Waktu berharga, monyong!"
"Ya tapi jangan timpuk gua pake nanas! Mening kayak si Ma— anjas, Mayu kemana?!"
Miyaji melirik, tidak ada orang selain mereka berdua. Oke, artinya, Mayuzumi Chihiro menghilang dengan mengunakan kemampuan dan situasi ini.
"Anjir, Mayu geblek, gua sita semua LN-nya, tau rasa tuh orang!"
.
.
.
Weekend. Siapa yang nggak suka dengan yang namanya weekend? Waktu di mana kita bisa menghabiskan waktu dengan sahabat, kakak, adik, keluarga, pacar atau malah memeluk dakimakura karakter anime lalu disangka jones alias jomblo ngenes—uhuk, abaikan yang terakhir.
Nijimura Shuuzou, Mayuzumi Chihiro dan Miyaji Kiyoshi paling suka kalau weekend telah datang. Why? Alasannya, sih, setiap dua minggu sekali, mereka akan menginap di rumah salah satu dari ketiganya —dua minggu lalu mereka nginep di rumah Miyaji sambil nge-idol dan main game bareng Yuuya.
Sekarang, giliran rumah Mayuzumi yang akan ditempati oleh ketiga uhukjonesuhuk ini. Barang-barang macam baju sampe bantal bergambar Onodera dan Chitoge pun dibawa oleh kedua pemuda berinisial Nijimura dan Miyaji.
Ketiganya paling seneng tidur dilantai, gelar futon yang emang dibeli Mayuzumi kalau kedua sahabatnya datang lalu menatap kerlap-kerlip bintang—oke, maksudnya cat yang bisa menyala dalam gelap.
"Haaa..." helaan napas terdengar dari Nijimura, "Gua bakal kangen sama masa-masa ini di Amerika nanti."
"Halah, paling nanti lu bakal lupa sama gua dan Mayu."
Nijimura mengerutkan keningnya, "Ya kagaklah, nyet. Lu sama si Mayu udah jadi temen gua sejak si Fukui-senpai menghukum kita. Iya, 'kan, May?"
Tidak ada jawaban dari Mayuzumi, yang ada hanyalah suara dengkuran yang terdengar pelan dan teratur.
"May?" Miyaji bangkit dari posisi tidurnya, lalu menatap temannya yang memiliki wajah sedatar tembok yang tidak bisa dihancurkan oleh Titan—oke, salah anime.
Mayuzumi tertidur lelap, sembari memeluk dakimakura Ringo kesayangannya.
"Oke, time to sleep!"
"Nggak usah sok inggris, lu, Monyong."
.
.
.
Nijimura nggak bolos latihan basket. Sang pemuda yang merupakan kapten itu tidak bolos latihan hanya... berdiam diri di pinggir lapangan—ehem, dipojokkan kayak orang yang mesum atau pundung. Sesekali matanya melirik pada Mayuzumi yang mengarahkan siswa-siswa klub basket dibantu oleh Miyaji.
Inget, bentar lagi Winter Cup, bro. Bentar lagi ketiga senpai absurd itu bakal keluar buat fokus ujian masuk universitas. Yang artinya, waktu buat Nijimura bersama kedua sahabatnya itu tinggal sebentar lagi —njir, kenapa kayak mau mati, ya?
"Oi, kapten!"
Sebuah suara mengalihkan duni—eh, mengalihkan pandangan Nijimura ke arah suara yang memanggilnya. Sosok yang memanggilnya, mantan kaptennya dan wakilnya dua tahun—atau satu? Kagak inget sumpah— lalu.
"Imayoshi-san dan Kasamatsu-san? Tumben berdua, biasanya malah jaga jarak kayak kucing dan anjing, berantem melulu." Sapa Nijimura acuh.
"Si kacamata brengsek itu pake neror, sih." Ujar Kasamatsu. "Lu ngapain mojok? Kagak merhatiin latihan?"
Nijimura melirik sekilas ke arah lapangan, "Ada Mayu sama Miya, ko—"
"Elu kaptennya, bego!" Sebuah jitakkan mendarat dengan sayang dikepala Nijimura.
"Banyak masalah, Nij?" Kali ini, Imayoshi yang bertanya.
"Nggak sih, cuma mikir aja, kalau misalnya gua pergi dari tuh dua orang, bakal gimana, ya?"
Tidak ada yang bersuara. Imayoshi dan Kasamatsu langsung cengo ditempat, sesekali salah satu dari mereka menempelkan tangannya pada dahi si kapten pelangi.
"Sehat?"
"Lu mau mati, ya?"
"KAGAK, LAH!" Ups, sekarang malah seenak jidat ngebentak kakak kelasnya. "Satu, gua sehat. Dua, gua bukan mau mati, tapi mau pindah ke Amerika abis lulus."
"... Oh."
—hanya kata 'oh' yang keluar dari mulut Imayoshi dan Kasamatsu, membuat Nijmura kembali mojok dengan aura suram.
.
.
.
"..."
"..."
"Anjir, gua lupa mau ngomong apa."
"Mampus lu, makanya, ketuaan, sih."
"Eh, rambut uban, yang paling tua tuh elu. Lu lahir lebih dulu dari gua sama Miya, mana rambut lu warnanya putih! Kayak ubanan!"
"Tampang lu kayak lebih tua, sih. Dan ini bukan uban, nyet."
"Bacot."
"Najis, bilang aja nggak tahu mau bales apa lu."
"Tau, monyong mah bisa apa. Hah."
"Uban. Nanas complex. Diem."
"Kagak sudi, ah, monyong brengsek."
—Seketika, ketiganya malah main kejar-kejaran di lapangan basket deket rumah.
.
.
.
*SkipperChen :Banzeeeeeeeng—SENPAI SOK SADO NGGAK USAH NGESPAM KELES. UDAH, GUA TAHU, GUA MAH TYPO MULU, CUKUP TAHU SEKALI. /pudung dipojokkan/
Muach, iya, dong, gua gitu, loh. Sama, hahaha, kalau temen bikin malu pasti sering kayak gitu juga kok saia. Eh, jadi pengen punya misdirection, ih
* momonpoi : eh, sankyuu~
*ayumimystery : niji muncul di animenya cuma bentar, jadi, saia mau bully dia dulu :"v
* haruka and mimi : awas, nanti dikira gila sama orang, lol. Emang, ya, tugas bikin capek. Bikin keoala pusing :") oke, nanasnya bakal dikirim, mau dikirim ke mana? Kena kepala ata wajah? /plak
* kira nara : kalau buat kamu mah telat nggak apa, kok /plak/ BIARLAH SI NIJI DIBULLY ASAL HAPPY. DAN APA PULA ITU MAYU SADO DARI MANANYA? JANGAN MATI OOOOIIII
* kurohime : duh, saya nulisnya tiga, ya? Ini efek kebanyakan yang uktah sih pas bulan maret
* sakazuki123 : JAGAN! JANGAN BIKIN NIJI OPERASI BIBIR. BIAR GITU AJA, ENAK DIBULLY
* caupicakeu : mayu mah emang gitu, sih—datar banget
* shilafantasy : iya, biar mori nambahin uang jajan gitu, jadi jual cd bajakan. Boleh juga, tuh, dipake soal hantunya XD
* bluebubbleboom : JANGAN GITU DONG SAMA NIJI YA AMPUN
* nabila hana btl : sip, dah lanjut, nih
* macaroon waffle : dirumah saya ada telpon, gimana, dong? Mungkin efek jadi setan, jadi pas liat 'sesama' jadinya gitu ._.
* yumi murakami : ah... posesif, kah? Duh, lagi nggak konek /alesanmunak/ a—aku nggak ngapa-ngapain mereka, cuma menistakan saja (;ω;)
ITU BONEKANYA BUAT DIAPAIN?! /ngumpet/
.
a/n :
Akhirnya gua update lagi, njir— HAHAHA, INI FANFIC GUA DIEMIN BERAPA LAMA? DUA BULAN? ATAU MALAH TIGA? HAHAHA—GUA MALAH BIKIN FANFIC BARU— ehem, gua nggak punya mood buat lanjutin, sih. Nggak ada ide, trus, temen gua juga susah dikontak, lol. Trus, trus, trus, trus, SELAMA LIBURAN INI GUA MALAH KEASYIKAN PEDEKATE AHAHAH.
INI CERITA MAKIN ANEH, MANA YANG CHAPTER INI GARING, LAGI—ATUH MOOD GUA MALAH MINTA NGE-ANGST PAGI-PAGI /banting hp/
Ehem, MASA GUA MIKIR, FRIENDSHIP!IMAFEMMAYUMIYA, TRUS NANTI IMAMIYANYA KAYAK KAKAK COWOK BAGI FEM!MAYU, NGELARANG INI-ITU— AHAHAHHAHHA MAAFIN DAKU YANG STRES INI /plak
Oke, bye. Jangan kaget kalau saya nanti lanjutinnya lama. Jangan kangen /peluk cium/ /plak