Penggambaran karakter L pada ff ini tidak bungkuk, tidak suka berjalan dengan kaki telanjang, tidak bermata panda. L pada cerita ini sangat formal layaknya Light.

Bila malam telah terlewati, dan mentari kembali tersenyum,

aku hanya ingin cintamu, L.

namun, kini aku kehilangan bayanganmu

dan hatimu...

tahukah kau jalan hatiku?

tidak?

mengapa engkau lari, L?

mengapa kau menutup matamu di saat hatiku terluka?

-NoMoreLove?Ch6-

WARNING : LIME ABAL-ABAL

LXLIGHT


Light melangkahkan kaki ke apartemen lantai 13 kamar 1310. Tempat dimana ia menghabiskan hari-harinya selain di kampus atau pergi keluar bersama teman-temannya. Light membuka kunci pintu itu, kemudian menutup dan menguncinya kembali. Light melepaskan sepatu, melangkahkan kaki dan membuka jaket sambil menyalakan saklar lampu.."tadai.."

"..."

Light melihat L duduk membelakanginya di sofa ruang tamu. Light tidak sadar kapan ia pernah memberikan kunci kepada L, namun ia tak bisa menyembunyikan senyumnya, "tadaima..."


Light terbaring tanpa busana di atas kasurnya. Kali ini tidak dengan paksaan. Light tersenyum gila mengharap merasakan cinta yang sebenarnya dari pria bernama asli Lawliet ini. L tidak berekspresi sama sekali, namun ia mendekatkan wajahnya ke wajah Light, mengeliminasi jarak yang ada.

"...Mmmhh..." L menciumi Light lembut. Light membalas ciuman, melingkarkan tangannya di leher pria yang paling ia cintai di seluruh dunia.

L memberhentikan ciuman manisnya sebentar, mengelus pipi Light. Light tersenyum.

"Light..."

"Ya, L..."

"...kau milikku, dan hanya milikku. Dan kau sungguh belajar dengan baik..."

"...apapun L...selama kau mencintaiku."

L mulai mencium bibir Light, kali ini dengan sedikit kekuatan. Kepala L bergeser dari kanan ke kiri kembali lagi ke kanan, menjilati bibir Light dan mulai menggigit bagian bawah bibir Light meminta izin untuk masuk.

Light membuka bibirnya, membiarkan lidah L menelusuri tiap ruang di mulutnya. Membiarkan L mengulum lidahnya, membiarkan L memiliki semua yang ia punya. Semua...bahkan harga dirinya.

"...mmmhh..." L berperang dengan lidah Light, dan akhirnya Light mengaku kalah. L mengulum lidah Light dan tangannya kini mulai merambat, turun memainkan puting indah pemilik mata madu ini.

"ah..." Light terangsang. Ia mulai agresif dan tidak membiarkan ciuman L menang lagi darinya, namun L mengakhiri ciumannya, "...good spot, Light?" Light tidak merespon, wajahnya merah, nafasnya berat dipenuhi hawa nafsu. L tersenyum.

L mendorong Light, terduduk di tepian kasur mewah miliknya. menurunkan tubuh dan tangannya hingga kini L terduduk di lantai dengan bertumpu pada kakinya, melepas kancing kemeja Light dan membukanya hingga tubuh mulus Light tidak lagi dilindungi oleh apapun. L tersenyum, memegang puting kemerahan Light dengan jarinya "...ngghhh..." Light mulai terangsang.

"another good spot..." L menurunkan wajahnya dan mulai menempatkan bibirnya di puting Light, menjilatinya. "..ha..ahh!" Light berjengit. Tangan kiri L sibuk memainkan puting Light yang menganggur. Menghisapnya. "...ahhh...L..."

Dan kini mulut L berada di puting Light yang lain..."mmmhhhh..." Light menahan rangsangan hebat yang sukses dihantarkan oleh motor sensorik menuju otaknya. L menjilati dan menghisapnya seperti permen. Dan tangan kanannya turun, meraba benda keras yang menempati bagian bawah Light..."ah...ah! ah! L!..." Light bereaksi dengan cepat dan merapatkan kedua kakinya, sehingga tangan L terjepit disana.

L menghentikan aktivitasnya di puting Light dan mengangkat wajah dan tubuhnya agar dapat melihat Light dari atas, namun tangannya terjepit.

"Light, tanganku terjepit..."

"..."

L meletakkan tangannya di salah satu paha Light dan menariknya lembut. Kini terlihatlah penis Light yang sudah berdiri dan mengeluarkan sedikit cairan precum.

"Light, kau sungguh indah..."

L memegangi batang kemaluan Light yang telah mengeras. Mengelus ujung kemaluan Light sehingga Light mengejang nikmat tanpa suara. L membasahi seluruh penis Light dengan cairan bening yang sedaritadi keluar terus tanpa henti, meremas kemaluan itu dan menaik-turunkan tangannya dengan lambat.

"hhhmmm...ah..ah..L, ja..jangan L..." mulut Light ternganga dengan mata yang terpejam. Bukti bahwa Light menikmati ini walau menyanggahnya. Pinggul Light sudah mulai ikut mengikuti irama naik turun tangan L.

L meningkatkan sedikit kecepatan tangannya.."na..ah...ahhh...emmhh...ahhhh...L aku tidak...aahhhh...L!" L melepaskan tangannya, menyebabkan Light tidak bisa mengeluarkan spermanya. Light bernafas berat dan memandang sinis ke L.

"..tidak Light, semua dalam dirimu tak boleh keluar sia-sia...tidak dengan tangan ini..." L mencium bibir Light dan kini mengarahkan mulutnya ke batang kemaluan Light.

L menjilati puncak kemaluan L beberapa kali dan mengulumnya "haaa...ya..ahhh..."

Kemudian ia menjilat melingkar di batang penis L yang putih bersih itu sambil mengocok bagian kepala kemaluan Light dengan tangannya..."aaahhhh...L...yaaa..aaahhhh...lebih cepat, L..." nafas nafsu sudah memburu Light.

L berhenti memainkan tangannya, kini ia memasukkan kemaluan Light di mulut dan memajumundurkan mulutnya dengan sedikit cepat...

"L...ah..L! aku...ahhh L! Mmhh!" L mempercepat gerakan mulutnya.

"AHHH! L! YYAAAAHHHHH!" Light menggelinjang, cairan cinta Light pertama kali yang memenuhi mulut L. L melahap semuanya, namun ia tidak menelannya.

L mengangkat tubuhnya, Light mengehembuskan nafas yang terus menderu dan tubuhnya masih gemetar. L memegang pipi Light yang merah dan panas itu, dan mengeliminasi lagi jarak diantara mereka. Light membuka mulutnya, L juga membuka mulutnya, menjatuhkan sperma Light yang berada di mulutnya dan mencium Light, memaksa Light menelan sebagian dari spermanya..

"mmhh!" L melepaskan ciumannya. Jejak sperma dan saliva masih terlihat jelas. Light masih membuka mulut yang berjejak sperma di bagian bawah bibirnya. L memasukkan dua jari tangan kanannya dan Light langsung mengulum kedua jari L, hingga jari-jari itu basah dan L mengeluarkan jarinya meninggalkan jejak saliva yang tipis. Light masih bernafas tidak beraturan, mukanya memerah...

L memandangi wajah Light, memandangi matanya, memandangi warna wajahnya, memandangi lehernya...

"Light..." tatapan mata L terus turun ke arah dada bidang Light.

"..." Light tidak menjawab..irama jantungnya masih kencang, nafasnya masih menderu.

"Yagami..." turun ke arah pinggul Light.

"Raito..." turun ke paha Light yang sangat bersinar.

"..." L terdiam, kedua tangannya mengelus lembut pergelangan kaki Light. Mengangkat kedua kaki Light dan meletakkan kedua kaki jenjang kaki Light di bahunya, dan kini bagian bawah tubuh Light terangkat setengah dan bagian atas tubuhnya tertidur.

"...hn uh!" Light mengejang. Light melihat mata L, dan melihat kilatan merah.

"!" Light tidak bisa mengekpresikan ketakutannya. Matanya melebar. L tersenyum melihat wajah Light.

"Na...Light..." L melihat dan menyentuh kemaluan Light yang kini tak jauh dari wajahnya.

"...kau baru saja ejakulasi..." mengelusnya mulai dari bagian atas ke bawah...memainkan kedua buah zakar yang tergantung indah dengan tangannya

"..ngghh..." Light memejamkan mata dan meremas seprei di atas kepalanya.

"namun kau sudah seperti ini lagi? What are you? A slut?" L mencium kemaluan Light dan menjilatnya.

"...naa..mmhh..." Light menggigit bagian bawah bibirnya dan setitik air mata mulai nampak di mata indah yang kini sedang terpejam.

"ara? No slut? Then what are you?" L menghentikan aktivitasnya di kemaluan Light dan mulai meletakkan jari-jarinya di anus L. L tersenyum..L memajukan wajahnya dan mulai menjilati anus Light.

"L!" Light berjengit terkejut. Tangannya langsung menahan kepala L.

"..." L tidak bergerak. Ia mendongakkan kepalanya melihat wajah L yang berada di bawahnya. Light melihat mata L...berkilat, menggambarkan kegilaan yang tidak dapat digambarkan dengan kata2...

Light gemetar...ia melepaskan tangannya dari kepala L. L masih memandangnya.

"...L...ma..." Light ketakutan...

"..." L memejamkan matanya..."you ruin my mood, slut." L menarik wajah dan tubuhnya dari hadapan bagian intim Light. Berdiri dari tempat tidur itu, membalikkan badan.

Light masih dalam posisi tertidur, wajahnya melihat ke arah lain sambil menahan sesuatu yang ingin keluar dari matanya.

L melirik ke belakang, melihat Light dan mengalihkan pandangannya ke kemaluan Light yang masih tegang dan memerah. L berjalan perlahan, menarik kursi yang berada di sebelah tempat tidur menuju tepian kasur tempat tubuh Light tergeletak indah tanpa sehelaipun busana. L meletakkan kursi tepat di depan tubuh Light dan duduk bersandar di kursi sambil menyilangkan kaki.

Light melihat L, terduduk dan melihat mata L yang kosong.

"I want to see you how you take care of yourself.."


Kedua paha mulus itu terbuka, terkangkang mulus di atas tempat tidur depan mata L. Light mulai memainkan bagian atas kemaluannya dengan tangan kanan dan menumpu-kan seluruh berat badan pada tangan kirinya.

"...hn..." Light memejamkan matanya, menikmati sensasi aneh yang datang dari dalam tubuhnya. Tangan itu terus memainkan kepala kemaluannya hingga muncul cairan bening...precum...

L melihat Light tanpa berkedip dengan tatapan angkuh seakan memandang rendah mahluk indah yang berada di hadapannya. L terus menatapnya..menatap pergerakan tangan Light, melihat tubuh indah Light yang dipenuhi peluh tanpa dibalut sehelai benangpun, memandang wajah Light, namun Light memejamkan matanya...dia tidak menatap L..tidak.

"...buka matamu.."

Seperti hipnotis, Light membuka matanya. Memperlihatkan mata coklat madunya yang berkaca-kaca, nafasnya sedikit menderu dan wajahnya mulai memerah. Namun ia tidak menatap wajah L..ia melihat ke bagian kemaluannya. Dia terus menatapnya...

"..." Light tidak dapat berpikir bahkan sedetik...apakah dirinya sekarang? Siapakah ia?

"...lihat aku..." Light menggeser sedikit padangannya ke depan...namun ia masih menolak kontak mata langsung dengan L. Light hanya melihat tubuh L.

"...hm? mataku..." kini L menumpukan tangan kanannya di pinggiran kursi dan meletakkan kepala di atas telapak tangannya tanpa merubah arah pandangannya.

Light gemetar...ia menelan ludahnya...mencoba berpikir dua kali untuk melihat mata L.

"...Na..Light..."

Light segera mengangkat wajahnya dan seketika matanya dan mata L bertemu. Light melihatnya...sekilas Light merasakan ada sesuatu yang hangat terpancar dari bola mata L yang kelam..setitik kasih...setitik cinta..hanya setitik dan semua hilang hanya dalam hitungan detik.

"..." L menurunkan arah padangannya dari mata Light ke bagian pribadi Light. Tangan Light berhenti bergerak. "...gunakan kedua tanganmu, Light..."

Light tersadar dari mimpinya, dari angan-angan kebahagiaannya. Ia hanya bisa menutup matanya, menarik satu nafas panjang untuk menguatkan dirinya kembali menghadapi kenyataan yang kini ia hadapi, semua demi harga dirinya, harga diri L, dan cintanya...cinta...cinta L...

"Ya, L." Light memindahkan tangan kiri yang awalnya menjadi tumpuannya, menjadi partner tangan kanannya, bermain, mempermainkan dirinya untuk memuaskan Tuan atas cinta dalam hati pria bersurai emas itu, Lawliet.

Light membasahi jari-jari di tangan kiri dengan air liurnya dan mulai meremas-remas batang kemaluannya naik dan turun dalam tempo lambat seirama dengan jemari tangan kanan yang memainkan sepasang buah zakar dibawahnya.

"..mmhh..." badan Light mulai sedikit mengejang, cairan precum Light mulai keluar lebih banyak dari sebelumnya, membasahi batang kemaluan Light yang sudah sangat memerah.

Light mulai menambah temponya..naik turun dengan kedua tangannya..."...mhhh...uunnhh..." terus bertambah, bertambah...

"hnnnn...hnnn...uhhhh...aahhh...aahhh..." Light mulai membungkukkan badannya, menahan sensasi aneh yang lagi-lagi dirasakan dalam tubuhnya.

"stop, Light." Suara baritone nya terdengar merdu di telinga Light, namun Light tidak bisa menghentikan gerakan tangannya. Seperti candu.

Naik, turun, naik, turun, semakin cepat "...na...aahhhh! aaahhh! Aaaa-"

'grreeekkk!' leher Light terasa seperti tergeser. Pipinya panas seperti terbakar. Light menghentikan pergerakan tangannya. Matanya melebar, meringis menahan rasa sakit pada leher dan pipinya. L tidak sembarangan menamparnya. L ingin membunuhnya...

Light memegang pipi dan bagian belakang lehernya dan terdiam sesaat. Ia melirik melihat dari belakang jari jemarinya, ketakutan, tubuhnya gemetar dengan kuat. Bulir-bulir air matanya hampir jatuh. Padangan L kini benar-benar kosong, tidak ada senyum tergambar di wajahnya. L berdiri tepat di depan Light. Bagi Light inilah pemandangan paling menakutkan seumur hidupnya. L tanpa belas kasih, L tanpa cinta...L yang dulu ia kenal, kini sosoknya telah hilang...

"...ti..tida—"

"Light, what do you want me to do?"

Hati Light terasa terbakar...sakit..L bahkan tidak menanyakan keadaannya. L...hanya ingin...hanya..Light menghiraukan rasa sakitnya. Ia tersenyum melihat lurus ke hadapan mata L.

"Do me, L..."

L melonggarkan ikat pinggangnya dan melepaskan setengah celananya...ia tak menghiraukan sedikitpun mata Light yang mulai berair, pipi Light yang merah dan bunyi leher Light yang bergemeretak . L mendorong Light hingga terbaring di atas sprei indah berwarna merah. L menatap mata Light, dan Light menatap mata L. Light tersenyum...penuh cinta, penuh iba...ia rela, Light rela..

Light melingkarkan tangannya di leher L, " I'm yours, Lawliet...I'm yours.."

"...even if I have to be your slave, L..."


TBC

Mind to RnR?

Dua chapter dua hari berturut-turut..phewwww...

Let's see...ini kan adegannya saya gantung...mau lanjut di lime atau langsung lanjut ke cerita lain aja?

tolong di review yahh..

sebagai penulis abal-abal juga saya masih belajar, masih banyak kesalahan.

kalau berhubungan dengan penulisan, boleh langsung PM aja yahhh...kalau review cerita sok atuh silahkeun di kolom review...

makasi cheman-cheman, cenpai-cenpai cemua =_\