Blooming Love in Winter
Musim dingin di tahun terakhir Sehun berada di senior high school. Perkemahan musim dingin yang dihadiri oleh seluruh senior high school di Seoul, termasuk namja yang disukainya. Apa yang akan terjadi jika Sehun berada satu tenda dengan namja itu ?
.
.
Warning ! YAOI inside
Casts : Wu Sehun - Kim Jongin - Park Chanyeol - Wu Yifan - Zhang Yixing - Byun Baekhyun
Pair : KaiHun - slight! FanXing
Top! Kai and Bottom! Sehun
No Flame No Bash
.
.
Happy Reading ^^
.
.
.
Udara dingin menyeruak di seluruh penjuru kota Seoul. Butiran putih berjatuhan dari langit dan menyelimuti apapun di bawahnya. Angin yang berhembus semakin memperkuat dinginnya suasana pagi itu.
Tampak seorang namja dengan kulit seputih susu masih bergelung di kasurnya saat kakak laki-lakinya memasuki kamar pribadinya. Sang kakak menggelengkan kepalanya melihat sang adik yang tertidur pulas.
'Dia bukan beruang yang berhibernasi di musim dingin kan ?' batin sang kakak
"Sehun, irreona. Hyung sudah membuatkan sarapan untukmu" sang kakak mengguncangkan bahu adiknya lembut namun tak ada pergerakan sama sekali dari sang adik.
"Sehunnie, irreona" sang kakak kembali mengguncang bahu adiknya
'Ck, baiklah' sang kakak tampak pasrah dan keluar dari kamar sang adik
Namun, beberapa detik kemudian terdengar kegaduhan yang terdengar dari kamar tadi.
"WU SEHUN ! KAU PIKIR INI JAM BERAPA, HAH ? CEPAT MANDI DAN SARAPAN !"
BYUUUUR
"GYAAH ! HUJAN ! HUJAN !" namja seputih susu yang tadi terlelap dengan damai kini berteriak histeris karena diguyur hujan
"Ya, ini hujan buatan Wu Yifan. Bukankah hyungmu ini sangat hebat hingga bisa membuat hujan, hmm ?" Yifan melipat tangannya dan memasang ekpresi menantang
"Ish, kau menyebalkan sekali. Ini kan hari minggu, hyung. Tidak bisakah kau membiarkanku tidur lebih lama ?" cecar Sehun sambil mempoutkan bibir mungilnya
"Kau itu manusia atau beruang, hah ? Manusia harus tetap beraktifitas dalam musim apapun, berbeda dengan beruang yang harus berhibernasi di musim-"
"Yak ! Cukup, hyung. Jangan mentang-mentang kau sudah menjadi dosen, kau seenaknya memberikanku kuliah gratis. Hell no !" Sehun memotong ucapan Yifan dan menyilangkan tangannya di depan dada
"Berani sekali kau memotong ucapanku. Kau ingin dihukum, hmm ?" Yifan melompat ke ranjang dan menarik kedua pipi Sehun tanpa belas kasihan
"Yak ! Sakit, hyung. Lepaskan aku, kumohon" Sehun meronta namun sayangnya tenaganya tak sebanding dengan tenaga Yifan
"Hah, cepat mandi atau aku akan mencubit pipimu lagi" ancam Yifan sebelum keluar dari kamar Sehun
Sehun segera turun dari ranjang dan melangkah menuju kamar mandi.
Lima belas menit kemudian, ia keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melingkari pinggangnya. Ia lantas berpakaian dan turun ke ruang makan. Manik hazelnya menemukan Yifan tengah duduk di meja makan. Posisi Yifan yang membelakanginya membuat Yifan tak menyadari kehadirannya. Ia memeluk Yifan erat.
"Hyung, aku merindukanmu" Sehun mengeratkan pelukannya
"Aku juga merindukan dongsaeng kecilku yang manja ini" Yifan mengacak rambut Sehun penuh sayang
'Aku merindukanmu sebagai seorang pria bukan seorang kakak' batin Sehun
"Sehunnie, kenapa kau malah melamun ? Ayo cepat sarapan"
"A-ah ne"
.
.
Sehun menatap langit-langit kamarnya. Pikirannya melayang pada sang kakak. Ia memang mencintai Yifan, mencintai dalam artian yang sebenarnya. Tapi sayangnya Yifan telah memiliki kekasih yang tengah berada di China sana, namanya adalah Zhang Yixing. Yixing adalah seorang penyanyi dan penari profesional, ia sering mengadakan konser di beberapa negara.
Entah sejak kapan perasaan terlarang ini muncul dan terus bertumbuh tanpa bisa Sehun hentikan. Mungkin karena Yifan adalah satu-satunya orang yang memperhatikan Sehun setelah orang tua mereka meninggal. Ia selalu menyimpan rahasia ini rapat-rapat, ia tak sanggup membayangkan reaksi Yifan jika Yifan mengetahui hal ini.
TOK TOK TOK
"Masuk saja, hyung. Pintunya tidak kukunci" teriak Sehun
"Sehunnie.." Yifan mendudukkan dirinya di ranjang milik Sehun
"Wae, hyung ?"
"Yixing akan datang ke Korea. Tidak apakah jika ia tinggal bersama kita ?"
"Tentu saja, hyung. Aku sangat ingin bertemu dengannya. Selama dua tahun lebih hubungan kalian, tidak pernah satu kalipun aku bertemu dengannya" ucap Sehun penuh antusias, namun hatinya seakan tergores pisau di setiap kata yang ia ucapkan
"Aku senang kau bisa menerima orientasi seksualku yang menyimpang ini" Yifan mengelus surai pirang milik Sehun. Sehun memejamkan matanya, menikmati sentuhan lembut Yifan di kepalanya.
"Aku harus berangkat ke kampus. Jaga rumah baik-baik"
"Yak ! Kenapa malah rumah yang kau khawatirkan ? Yang harusnya kau khawatirkan itu aku, hyuuuung" rajuk Sehun dan diakhiri dengan pout di bibirnya
"Arra, jaga dirimu baik-baik. Aku pergi dulu"
"Hati-hati, hyung" Sehun mengecup singkat pipi Yifan dan dibalas dengan senyum manis oleh Yifand
.
.
Sehun meregangkan tubuhnya, ia merubah posisinya yang tadinya berbaring menjadi duduk. Ia bersandar pada kepala ranjangnya. Ia memegang kepalanya yang terasa pening, tanpa sengaja ia merasakan pipinya basah. Sehun membelalak kaget karena ia menangis dalam tidurnya tadi.
Ia melirik jam yang terpajang rapi di atas nakas, pukul enam sore. Sehun turun dari ranjangnya dan berniat membersihkan dirinya. Lima belas menit kemudian, ia keluar dengan handuk yang melilit di pinggangnya. Tetesan air berjatuhan dari rambutnya yang basah dan turun ke dadanya.
Sehun memakai piyama bermotif larva, kartun favoritnya. Ia turun ke dapur dan mulai memasak untuk makan malam.
"Masak apa ya ?" gumam Sehun sambil mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya di dagu
"Ramyeon sajalah" putus Sehun
Tangan Sehun dengan lincahnya memotong daging dan sayuran. Senandung kecil sesekali terdengar dari bibir mungilnya. Setelah ramyeonnya meletup, Sehun mengambil sesendok kuah dan memasukannya ke dalam mulut. Ia tersenyum tipis saat mengetahui rasa ramyeonnya sudah cukup nikmat.
Sehun menata masakannya di atas meja makan. Setelah selesai, ia melepas apron biru langit yang dikenankannya dan berjalan menuju ruang keluarga. Ia mengambil ponselnya dan menelepon Yifan.
"Hyuuung, kau dimana ? Cepat pulang~" rajuk Sehun saat Yifan mengangkat teleponnya
"Sebentar lagi aku sampai, Sehunnie"
"Baiklah, sampai bertemu di rumah~" Sehun memutuskan sambungan, senyum tipis terlukis di wajahnya
.
.
"Sehunnie, aku pulang"
Sehun buru-buru berlari saat mendengar suara Yifan. Karena terlalu senang, ia tidak berhati-hati dan tersandung sesuatu. Sehun menutup matanya saat tubuhnya terjatuh, ia sudah mempersiapkan diri akan rasa sakit yang akan diterimanya sebentar lagi.
'Kok empuk ?' batin Sehun keheranan
Sehun memberanikan diri untuk membuka matanya. Ia menahan nafasnya saat matanya menatap tepat di manik karamel milik Yifan. Sehun bersorak senang dalam hati karena Yifan melindunginya dari lantai jahanam yang hampir melukainya. Ditambah lagi posisi mereka saat ini terkesan... absurd.
"Sehunnie, kau tidak berniat tidur di atas tubuhku kan ?" Yifan mencubit hidung Sehun pelan
"A-ah g-gomawo, hyung" Sehun menunduk untuk menutupi rona merah yang menjalar di pipinya
"Apa kau sakit, Sehunnie ? Wajahmu memerah" Yifan menempelkan punggung tangannya pada dahi Sehun namun Sehun dengan cepat menepisnya
"Aku tak apa, hyung. Lebih baik kau mandi, setelah itu kita makan malam" Sehun meninggalkan Yifan yang masih terpaku di tempatnya karena tingkah aneh Sehun, tidak biasanya adiknya itu menolak sentuhannya. Yifan menggedikan bahu dan berjalan menuju kamarnya.
Sehun tengah serius menatap layar televisi yang menayangkan drama kesukaanya. Tiba-tiba ia merasakan ada setetes air yang jatuh di ujung hidungnya. Sehun mendongakkan kepalanya dan menemukan Yifan yang berada di belakangnya tengah menundukkan kepalanya sehingga mereka saling bertatapan saat ini.
Dari bawah sini, Sehun dapat melihat wajah Yifan dengan jelas. Alisnya yang tebal berpadu dengan manik karamel nan tajam. Hidungnya sangat mancung. Mata Sehun beralih ke bibir milik Yifan. Bibir itu terlihat begitu menggoda di mata Sehun. Belum lagi tetes air yang berjatuhan dari rambut Yifan. Sepertinya ia baru saja keramas, pikir Sehun.
Badump
Badump
Badump
'Jantung, kumohon berdetaklah dengan normal. Jangan seperti ini'
"Se-"
"Yak ! Apa-apaan kau ini, hyung ?!" Sehun menjauhkan wajahnya dari wajah Yifan saat ia sudah sepenuhnya sadar dari kekagumannya akan wajah Yifan
"Aigoo, kenapa kau bertelanjang dada ?! Dan lagi kenapa kau biarkan rambutmu basah seperti itu ? Kau bisa demam nanti" Sehun mendudukkan Yifan di sofa dan berlari menuju kamarnya untuk mengambil sesuatu
Sehun kembali dengan handuk dan kaos di tangannya. Ia menyuruh Yifan memakai kaos yang dibawanya. Yifan memakai kaos itu tanpa banyak protes. Setelah itu, tangannya dengan cekatan mengeringkan surai kehitaman milik Yifan penuh kelembutan.
"Sudah selesai. Kajja kita makan" Sehun berjalan ke arah meja makan dan diikuti Yifan di belakangnya
"Kau cocok menjadi seorang istri" ucap Yifan sambil mengunyah daging
"Uhuk uhuk" Sehun tersedak kuah ramyeon yang cukup pedas hingga wajahnya memerah dan jangan lupakan matanya yang berair karena kepedasan
Yifan dengan sigap mengambil air putih di depannya dan menmberikannya pada Sehun. Sehun minum terburu-buru hingga beberapa tetes air mengalir dari celah bibirnya.
"Jangan mengatakan hal yang aneh-aneh, hyung"
"Apa kau straight ?" tanya Yifan sambil memainkan sumpitnya dan menatap tepat di manik hazel milik Sehun
"Aku tidak tau"
"Yixing akan tiba di Korea besok tapi sayangnya aku harus pergi ke Jepang selama tiga hari. Apa kau bisa menjaga Yixing untukku ?"
"Kau ini bagaimana sih, hyung ? Kekasihmu datang tapi kau malah pergi. Che, dominan tak bertanggung jawab" cibir Sehun
"Yak ! Ini juga bukan mauku"
"Arra, aku akan menjaganya" ucap Sehun sembari mengangkat piring kotor
"Dan kudengar ia membawa salah satu juniornya. Mungkin kalian bisa berteman atau yang lainnya" Yifan terkekeh di akhir kalimatnya
"Kata-katamu terdengar ambigu, hyung"
"Aku ke kamar dulu, ne ?" ucap Yifan sambil menggeser kursinya
"Hmm"
Sehun masih asyik dengan acara mencuci piringnya namun pikirannya melayang entah kemana. Menjaga kekasih dari orang yang dicintainya ? Terdengar menggelikan di telinga Sehun dan Sehun sendiri tak tahu apa dia bisa menahan air mata yang mungkin akan menetes saat bersama Yixing nanti.
Yixing memang sosok yang pantas mendampingi Yifan. Sifatnya yang lemah lembut dan perangainya yang sopan sangat cocok dengan Yifan yang dingin pada orang baru. Sehun tersenyum kecut saat membandingkan dirinya dengan Yixing. Sungguh, ia hanyalah namja yang tak banyak bicara pada orang baru. Berbeda dengan Yixing yang sangat ramah pada siapapun bahkan orang yang tak dikenalnya.
Sehun mengeringkan tangannya seusai mencuci piring, ia melangkah gontai menuju kamarnya di lantai dua. Samar-samar, ia mendengar suara Yifan tengah berbicara dengan seseorang di telepon.
'Pasti Yixing-ge' batin Sehun
Sehun tak memiliki niat untuk menguping karena Sehun tau pembicaraan keduanya selalu dibumbui kata-kata romantis yang bisa membuat mata Sehun membengkak keesokan harinya. Sehun hanya ingin beristirahat sebelum berperang melawan perasaannya esok hari. Manik hazel itu perlahan menutup diiringi desah nafas yang beraturan.
.
.
.
Aroma embun menguar kala mentari mulai menampakkan eksistensisnya. Burung-burung bersenandung mengiringi setiap gerakan sang mentari.
Tampak seorang namja manis tengah bergelung di bawah selimutnya, ia bahkan tak menyadari jika hari telah menunjukkan pukul tujuh pagi.
"Sehunnie, irreona" Yifan mengguncangkan bahu Sehun
"Eunghh, lima menit lagi"
"Yixing akan segera tiba, cepat bersiap. Kita akan menjemputnya di bandara"
"Arra arra, Tuan Wu" Sehun menyibakkan selimutnya dan melangkah menuju kamar mandi
Sementara Yifan turun ke dapur dan menengok masakannya. Jangan heran, meskipun statusnya adalah dominan ia sangat pandai memasak apalagi masakan barat. Yifan menata masakannya di atas meja dengan sangat rapi. Ini pertama kalinya Yixing berkunjung ke mansion Wu sebab selama ini Yifan lah yang selalu mengunjungi Yixing di China.
"Hyung, aku sudah siap" Sehun berdiri di ambang pintu dapur
Yifan terkekeh melihat penampilan Sehun. Ia sangat yakin adiknya itu akan berbelok, sama sepertinya. Lihat saja pakaiannya yang terkesan girly itu. Kaos v neck berwarna peach yang dipadukan dengan blazer putih gading juga celana yang senada dengan blazernya.
"Apa penampilanku terlihat aneh ?" alis Sehun bertautan saat mendengar kekehan Yifan
"Tidak, kau terlihat... manis" Sehun merona hebat mendengar pujian Yifan, seharusnya ia marah karena Yifan menyebutnya manis padahal ia seorang pria.
"Kajja, kita berangkat" Yifan mendahului Sehun menuju garasi
.
.
Suasana bandara yang begitu ramai seakan menjadi hal yang lumrah di Korea. Entah turis, artis, pejabat, maupun orang biasa selalu memenuhi bandara ini. Di antara kerumunan orang itu terdapat dua orang namja dengan aura yang berbeda. Namja yang satu terlihat manis dan cantik sementara yang satunya lagi tampak manly.
"Hyung, di mana kekasih nagamu ?" tanya si namja manly
"Dia sedang dalam perjalanan, Jongin. Tunggulah sebentar"
"Xing.." Yifan tiba-tiba muncul di hadapan mereka dan langsung memeluk Yixing erat
"Fan, sudah. Ini tempat umum" Yixing mencoba melonggarkan pelukan Yifan
Yixing tampak mencari sesuatu, matanya bergerak kesana-kemari. Yifan dan Jongin tampak heran dengan sikap Yixing.
"Kau mencari sesuatu, Xing ?"
"Di mana Sehun ? Kau bilang akan mengajaknya kan ?" Yixing menatap Yifan seolah meminta penjelasan
"Aku memang mengajak-"
"Yak ! Yifan pabbo ! Kau membiarkanku berjalan sendiran ! Bagaimana kalau aku disentuh oleh om-om mesum ?!" seorang namja dengan kulit seputih susu tiba-tiba datang dan memukuli lengan Yifan dengan brutal
"Aish sakit, Sehunnie. Maafkan aku, aku terlalu bersemangat saat melihat Yixing" Sehun hanya berdecak kesal dan memalingkan wajahnya
"Fan, tidak seharusnya kau meninggalkan Sehun. Bandara ini sangat besar, bagaimana jika ia diculik ?"
"Tenang saja, Xing. Tak ada penculik yang berani menyentuh namja cerewet sepertinya"
"Sehun, maafkan Yifan ne ?" Yixing menyentuh jemari Sehun
"Aku memaafkanmu demi kakak iparku" telunjuk Sehun mengarah tepat di hidung Yifan
"Ya ampun aku lupa ! Kenalkan ini junior kesayanganku, Kim Jongin" Sehun menatap Jongin dari ujung kepala hingga ujung kaki namun yang dipandangi tak menampakkan ekpresi apapun
"Sehun imnida" Sehun mengulurkan tangannya di depan Jongin
"Kim Jongin" ucap Jongin dingin tanpa membalas uluran tangan Sehun
"Apa-apaan itu ?! Seharusnya kau membalas uluran tanganku !" Sehun menghentakkan kakinya kesal
"Cerewet"
"Ngg, lebih baik kita ke mansion sekarang" Yifan mengambil sikap sebelum Sehun lepas kendali
Yifan menggandeng Yixing sementara tangannya yang bebas menarik koper milik Yixing. Di belakang mereka ada dua namja yang masih menyebarkan aura kebencian.
Sehun terus menggerutu kenapa ia harus berjalan di samping namja hitam ini, menyebalkan sekali. Ia sesekali menghentakkan kakinya karena kesal namun saat ia mengangkat wajahnya ia tak menemukan Yifan, Yixing, maupun Jongin.
'Bagaimana ini ?!' batin Sehun frustasi
Tiba-tiba Sehun merasakan tangannya ditarik oleh seseorang. Karena tidak menjaga keseimbangannya, Sehun pun menabrak dada orang itu.
"Kau baik-baik saja ?" tanya orang itu
Sehun mendongakkan wajahnya dan menemukan Jongin tengah menatapnya dengan pandangan yang.. err entahlah, Sehun tak bisa menjelaskannya.
Badump
Badump
Badump
Untuk pertama kalinya, jantung Sehun berdetak kencang untuk seseorang selain Yifan.
.
.
.
TBC or END
.
.
.
Annyeong, readersdeul~
Ini pertama kalinya aku bikin ff Kaihun.
So, saran dan kritik sangat diperlukan disini.
Untuk chapter ini aku pakai sudut pandang author sendiri dan untuk chapter selanjutnya mungkin aku bakal pakai sudut pandang tokoh lainnya.
Dan ff ini akan cepat kulanjutkan jika mendapat respon yang baik dari readers.
Semakin banyak review, aku semakin semangat nulisnya~
Jadi, review please ? ^3^
Love you~~ *hearteu* *hearteu*