Disclaimer : Naruto belongs to Masashi Kishimoto

Author : NikStar96

Pairing : NaruHina

Genre : Romance

Typo(s), Gaje, Canon, After The Last Naruto The Movie

Chapter 1: Promotion

*KRAAK*

Bola-bola gelembung yang ada disekitar mereka terbelah dan hancur berkeping-keping, menandakan bahwa jika Naruto dan Hinata tidak keluar dari portal penghubung antara bumi dan bulan secepatnya, mereka akan terperangkap disana selamanya.

Naruto dan Hinata berlari berpegangan tangan. Naruto menyadari bahwa pijakan Hinata sudah mulai hancur. Dia pun menggendong Hinata ala Bridal Style. Kemudian dia melompat ke udara.

Naruto dan Hinata melayang. Hinata melihat wajah Naruto yang begitu tampan. Hinata menyadari bahwa Naruto menggendong dirinya dengan penuh perasaan. Perasaan yang begitu menghangatkan hati Hinata.

"Naruto-kun?" Gumam Hinata bahagia.

Hinata begitu terharu. Raut wajahnya memperlihatkan kebahagiaan yang begitu dia impikan. Naruto yang dia cinta kini benar-benar menjadi miliknya. Naruto yang dia cinta ternyata juga mencintai dirinya. Naruto yang dia cinta sekarang memperlakukan dirinya layaknya seorang putri. Dia tidak menyangka Naruto bisa memperlakukan dirinya dengan begitu romantis.

Hinata merasakan tangan Naruto yang memegangi punggungnya. Ia merasakan kehangatan tangan Naruto yang sangat menghanyutkan dirinya.

Naruto memandangi wajah Hinata. Naruto begitu terpesona dengan kecantikan Hinata. Wajah Hinata begitu menawan. Mata Lavender Amethyst itu begitu menyejukkan jiwa Naruto. Dan bibir mungil Hinata yang berwarna merah muda itu terlihat menggiurkan. Bibir mungil Hinata terlihat begitu lembut bagi Naruto.

Naruto juga memperhatikan kulit Hinata yang berwarna putih mulus tanpa cacat sedikitpun. Naruto sedikit mengelus punggung Hinata. Sangat halus dan lembut.

Naruto berusaha untuk tidak berpikir macam-macam. Dia berusaha terlihat keren di hadapan Hinata. Tidak mungkin Naruto mempermalukan dirinya di hadapan wanita yang sangat sempurna baginya.

"Hinata, rangkullah aku dengan erat." Kata Naruto dengan penuh perasaan.

"Eh?" Hinata sedikit gugup ketika Naruto menyuruhnya merangkul dirinya dengan erat.

"Uhm." Hinata mengangguk lembut dan menuruti perkataan Naruto. Dia melingkari sekitar leher Naruto dengan kedua tangannya. Hinata memeluk Naruto erat-erat.

"Jangan pernah pergi lagi." Kata Naruto dengan lembut.

Blue Sapphire dan Lavender Amethyst itu saling berpandangan satu sama lain. Kedua pasang mata itu terlihat seperti mengirimkan suatu pesan yang hanya diketahui maknanya oleh kedua insan tersebut.

Hinata mendengar perkataan Naruto. Hinata begitu bahagia mendengar suara Naruto yang begitu lembut hanya untuknya.

"Hai." Jawab Hinata lembut.

Hinata semakin mempererat pelukannya. Dia begitu nyaman memeluk Naruto.

"Aku tidak akan pernah pergi."

Hinata berjanji tidak akan meninggalkan Naruto. Hinata berjanji akan menemani hidup Naruto. Hinata berjanji tidak akan membiarkan Naruto sendirian lagi.

Naruto merasa bahagia. Dia ingin sekali menangis. Tapi seorang pria tidak boleh menangis, kan?

Naruto melepaskan tangan kirinya dari punggung Hinata. Ia mengarahkan tangan kirinya kebawah dan kemudian mengeluarkan Rasengan berwarna biru.

"N..nani?" Hinata hanya heran melihat apa yang akan Naruto lakukan.

Naruto ternyata menembakkan Rasengan itu ke bawah agar mereka bisa naik lebih tinggi dengan cepat.

*SPLAASSH*

"Nee-sama?" Kata Hanabi.

Sakura, Shikamaru, Sai, dan Hanabi kaget dengan Naruto dan Hinata yang tiba-tiba keluar dari kolam. Padahal awalnya mereka khawatir karena Naruto dan Hinata belum juga sampai ke atas.

Shikamaru menyadari Naruto dan Hinata akan menabrak langit-langit

"Naruto, kau akan menabrak langit-langit." Kata Shikamaru.

"Apa kau kira aku akan berhenti-ttebayo?" Kata Naruto sambil mengarahkan Rasengan-nya ke langit-langit.

*DRUUAAKKK*

Naruto dan Hinata berhasil menembus langit-langit. Namun karena kuatnya Rasengan, Naruto dan Hinata melayang tinggi.

Dengan bulan sebagai latar belakang, Naruto dan Hinata saling berhadapan dan berpegangan tangan. Waktu seakan berhenti berputar. Gravitasi terasa menghilang. Seakan-akan mempersilahkan dua insan yang sedang berbunga-bunga untuk menikmati keindahan cinta mereka. Seakan-akan dunia ini hanyalah milik mereka berdua.

"Hinata." Kata Naruto lembut sambil tersenyum penuh perasaan.

Hinata tidak kalah bahagianya. Senyum yang menandakan kebahagiaan itu terpancar di wajah cantiknya.

"Naruto-kun." Balas Hinata lembut sambil tersenyum penuh kebahagiaan.

Setelah kedua insan terhanyut dalam tatapan cinta mereka, Naruto kemudian memegang pipi Hinata. Naruto perlahan menarik wajah Hinata untuk lebih dekat dengan wajahnya. Hinata memahami keinginan Naruto.

Mereka mulai menutup mata. Wajah mereka semakin berdekatan. Dan...

*CHU*

Bibir mereka bertemu. Bibir mereka bersentuhan. Tidak ada lagi jarak diantara mereka. Mereka berciuman dibawah cahaya rembulan.

Naruto mencium bibir Hinata dengan lembut. Naruto merasakan kehangatan napas Hinata. Ia juga merasakan kelembutan bibir Hinata yang seakan sudah menjadi candu baginya. Hinata juga merasakan hal yang sama dengan Naruto. Ciuman yang lembut dan penuh perasaan. Ciuman yang penuh kebahagiaan. Ciuman pertama mereka.

Setelah masing-masing insan merasa kekurangan oksigen, mereka menghentikan ciuman bibir mereka. Kemudian mereka saling bertatapan dengan tatapan penuh cinta. Mereka saling memperlihatkan senyuman kebahagiaan mereka.

"Hinata, Arigatou." Kata Naruto.

Hinata tersenyum mendengar ungkapan terima kasih Naruto.

Setelah lama terhanyut dalam cinta, Hinata menyadari sesuatu..

"Emm.. Naruto-kun..." Kata Hinata.

Naruto melirik wajah Hinata.

"Duh manisnya. Wajah dan suara Hinataku benar-benar manis." Pikir Naruto.

"Iya, Hinata?" Tanya Naruto lembut.

"Ano..Bagaimana caranya kita turun?"

.

..

...

?

Satu detik...

Dua detik...

Tiga detik...

Empat detik...

Lima detik...

.

.

.

..

..

...

...

...?! ##?!&?*?

...?

..

.

"EEEEEEEEEEEHHHHHHHHHHH?"

Naruto kaget. Dia bahkan tidak memikirkan hal itu. Seketika dirinya mematung.

"Bagaimana ini-ttebayo? Aku terlalu terhanyut dalam ciuman pertama kami sampai-sampai aku tidak memikirkan bagaimana caranya turun. Lagipula kenapa kami masih melayang dan tidak turun-turun juga?" Pikir Naruto.

"Ehh.. Iya, Hinata..Itu.." Naruto bingung bagaimana menjelaskannya.

"Oy, Naruto. Apa yang sedang kalian lakukan?"

Terdengar suara Shikamaru. Naruto menoleh kebawah. Ia melihat Shikamaru, Sakura, Sai, dan Hanabi sudah keluar dari gua.

"Anu...Kami tidak bisa turun-ttebayo. Aku tidak mengerti penyebabnya." Kata Naruto panik.

"Mungkin Tuhan menghentikan gravitasi supaya kalian bisa menikmati momen indah kalian, Naruto." Kata Sai.

"Tapi kami tidak bisa turun, Sai baka. Bagaimana ini, Shikamaru? Bisakah kau menolong kami? Kau pasti bisa memikirkan sesuatu." Tanya Naruto khawatir.

"Maaf Naruto. Untuk kasus ini diluar pemikiranku." Kata Shikamaru santai.

"Ng? Bukankah kau bisa terbang dengan Rikudo Sennin Mode, Naruto?" Kata Sakura.

Naruto yang mendengar itu kemudian tersadar. Bahkan dia tidak sempat memikirkan untuk menggunakan Rikudo Sennin Mode. Dia benar-benar bodoh.

"Eh, iya. Aku lupa. Hehe." Kata Naruto sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

*BOONNGGG*

Semua yang mendengar perkataan Naruto sweatdrop kecuali Hinata. Hinata hanya tertawa kecil melihat begitu lucunya belahan jiwanya.

*BZZT BZZT*

*GROO*

Naruto berubah wujud dengan Rikudo Sennin Mode. Kemudian Naruto kembali menggendong Hinata dengan posisi Bridal Style.

"Hinata, pegangan yang kuat." Kata Naruto lembut.

"Hai." Jawab Hinata mengerti.

Hinata memeluk Naruto erat-erat. Naruto kemudian terbang. Namun bukan untuk turun, melainkan terbang untuk membuat tulisan di langit.

"Na.. Naruto-kun.. Apa yang kamu lakukan?" Tanya Hinata.

Naruto tidak menjawab. Dia hanya terbang untuk membuat sebuah tulisan. Jubah Kyuubinya memancarkan cahaya yang berkilauan yang dapat mengikuti gerakan Naruto. Cahaya yang berkilau-kilau itu membentuk sebuah tulisan...

***(Naruto 'LOVES' Hinata)***

"Naruto-kun."

Sekali lagi, Hinata dibuat bahagia atas perlakuan romantis Naruto.

"Sugoi." Komentar Shikamaru dan Sai.

"Kawaii." Komentar Sakura dan Hanabi.

Setelah itu, Naruto terbang bersama Hinata untuk turun ke bawah.

*TAP*

"Naruto, aku tidak menyangka kau bisa begitu romantis." Kata Sakura kagum.

"Iya, Kau begitu mengagumkan, Naruto nii-san. Pantas saja nee-sama begitu mencintaimu. Hehe." Kata Hanabi menggoda mereka.

"Itu.. Itu pasti merepotkan." Komentar Shikamaru.

Sai hanya tersenyum dalam diam.

Setelah melakukan aksi itu, Naruto, Hinata, dan kawan-kawan bergegas untuk kembali ke Konoha.

-oOoOo-

-Sesampainya di Konoha-

"Okaeri, minna." Kata semua orang menyambut kedatangan tim penyelamat Hanabi.

Setelah memasuki gerbang, semua orang berbondong-bondong mengerumuni mereka.

"Naruto, apa aku tidak salah lihat? Aku melihat kau berciuman dengan Hinata di bawah cahaya bulan." Tanya Kiba menggoda Naruto.

"KYAAA... Sai, kau pasti melihatnya kan? Mereka romantis sekali." Kata Ino kepada Sai.

"Indah sekali tulisan yang kau buat di langit malam, Naruto." Kata Shino kepada Naruto.

"Wah. Artinya kalian sudah resmi pacaran kan?" Tanya Tenten kepada Hinata.

"Itu adalah semangat jiwa muda. Selamat, Naruto-kun, Hinata-san." Kata Rock-Lee.

"KYYAAA... Naruto-senpai berciuman.. Hinata-san, kami sangat iri denganmu. Huhuhu..." Kata para fangirls Naruto kepada Hinata.

Naruto, Hinata, dan kawan-kawan berusaha untuk menembus kerumunan yang mengerubungi mereka. Mereka harus melaporkan hasil misi kepada Rokudaime Hokage.

-oOoOo-

-Di kantor Hokage-

"Kerja bagus. Aku bangga pada kalian." Kata Kakashi.

"Hai." Kata tim penyelamat Hanabi serentak.

"Baiklah. Selama satu bulan ini, kalian akan aku beri istirahat. Upah misi kali ini akan kami serahkan kepada kalian seminggu lagi." Kata Kakashi.

"Arigatou Gozaimasu." Kata mereka serentak.

"Baiklah, sebelum tim ini dibubarkan, aku akan memberikan penghargaan khusus kepada Hinata."

"Eh?" Hinata hanya kaget. Sedangkan keempat orang satu timnya termasuk Naruto tersenyum kepadanya.

"Hyuga Hinata. Kontribusimu begitu besar terhadap keberhasilan misi ini. Kau benar-benar seorang Kunoichi profesional, kebanggaan Konoha, serta penyelamat dunia ini. Untuk itu, aku akan mempromosikanmu sebagai Jounin. Selamat, Hinata." Kata Kakashi sambil tersenyum dibalik maskernya.

Hinata kaget mendengar itu. Sedangkan Naruto dan yang lain begitu bahagia atas promosi Jounin yang diterima Hinata.

"Selamat ya, sahabatku." Kata Sakura sambil memeluk Hinata.

Sai dan Shikamaru mengucapkan selamat sambil berjabat tangan dengan Hinata.

"Hinata, omodetou-dattebayo. Aku sangat bangga denganmu, kekasihku." Kata Naruto sambil memeluk dan mengecup pipi Hinata.

Hinata merasa bahagia. Setelah menjadi kekasih Naruto, dia juga telah menjadi seorang Jounin.

"Ngomong-ngomong, bagaimana denganku, Kakashi-sensei?" Tanya Naruto.

"Emm. Maaf, Naruto. Kau tidak bisa kupromosikan. Kau belum menjadi Chuunin. Kecuali jika kau mengikuti ujian Chuunin terlebih dahulu dan lulus ujian, baru aku bisa mempromosikanmu." Jawab Kakashi.

*BOONG*

Naruto tertunduk lesu. Dia sadar bahwa hanya dirinya saja yang belum menjadi Chuunin. Naruto hanya bisa pasrah dengan keadaannya.

"Naruto-kun, kamu tidak perlu bersedih. Kamu bisa mengikuti ujian Chuunin berikutnya. Lagipula walaupun kamu menjadi Genin selamanya, kamu tetap bisa menjadi Hokage, Naruto-kun." Kata Hinata mencoba menenangkan.

Naruto baru mengingat. Bahkan Garra saja bisa menjadi Kazekage. Tentu dirinya bisa menjadi Hokage.

"Yosh. Aku akan berusaha-ttebayo. Arigatou, Hinata karena sudah membangkitkan semangatku." Kata Naruto sambil tersenyum.

-oOoOo-

-Setelah Itu. Di Rumah Sakit Konoha-

Naruto dan Hinata memasuki ruangan Hiashi. Disana sudah ada Hanabi yang menjaga ayahnya.

"Tou-sama, bagaimana keadaanmu?" Tanya Hinata.

"Maaf sudah membuat kalian khawatir, Hinata, Hanabi." Kata Hiashi sambil menarik kedua putrinya untuk memeluk mereka.

Hinata dan Hiashi menangis bersyukur karena ayah mereka selamat. Naruto tersenyum senang melihat kebahagiaan keluarga Hinata.

"Hanabi, ayah ingin berbicara dengan kakakmu dan Naruto. Bisakah kamu meninggalkan kami sebentar, nak?" Tanya Hiashi.

"Hai, Otou-sama."

Hanabi keluar dari ruangan Hiashi menyisakan Naruto, Hinata, dan Hiashi sendiri.

"Naruto, terima kasih. Terima kasih atas jasamu yang begitu besar terhadap dunia Shinobi. Dan terima kasih sudah menyelamatkan Hanabi serta menjaga Hinata. Klan Hyuga sangat menghargai jasamu." Kata Hiashi.

"Ah, tidak kok. Hiashi-san. Justru Hinata yang telah berkontribusi besar terhadap keberhasilan misi. Bahkan dia sudah dipromosikan menjadi Jounin. Hehe." Kata Naruto malu-malu.

Seketika suasana menjadi hening. Hiashi pun membuka pembicaraan lagi..

"Naruto, aku mengetahui bagaimana perasaan Hinata kepadamu. Aku titip Hinata kepadamu. Jagalah dia. Lindungilah dia. Perlakukanlah dia dengan sebaik-baiknya. Cintailah Hinata sepenuh hatimu, Naruto." Kata Hiashi.

"Eh? Hiashi-san bisa membaca pikiranku ya? Padahal aku ingin memohon restu darimu. Jadi, apakah Hiashi-san mengizinkan kami menjadi sepasang kekasih?" Tanya Naruto

Hiashi tersenyum. Kemudian dia menjawab...

"Tentu saja aku mengizinkan putriku berpasangan dengan Shinobi kebanggaan Konoha."

Naruto dan Hinata bahagia karena sudah memperoleh restu dari Hiashi.

"Arigatou, Hiashi-san." Kata Naruto.

"Sama-sama, Naruto anakku." Jawab Hiashi.

Kemudian dihadapan Hiashi, Naruto menggenggam kedua tangan Hinata dengan erat. Dipandangnyalah mata amethyst Hinata dengan penuh perasaan.

"Hinata, maafkan aku karena sudah membuatmu menunggu selama dua tahun. Aku tidak pernah melupakan pengakuan pertamamu terhadapku. Aku bukan tidak ingin menjawab pengakuan cintamu. Aku hanya tidak tahu bagaimana harus menyikapi perasaanmu. Setiap kali melihatmu, aku sangat bahagia. Tapi aku belum tahu perasaan apa itu. Tapi, selama misi ini, kita semakin dekat. Aku merasakan kebahagiaan yang tidak pernah kurasakan sebelumnya. Kebahagiaan yang hanya kurasakan ketika bersamamu. Dan aku menyadari bahwa aku mencintaimu. Karena itu, kamu akan menjadi yang pertama dan terakhir dihidupku. Aku akan selalu melindungimu. Aku akan membuatmu bahagia. Aku tidak akan mengecewakanmu. Aku janji, Hinata."

Hinata tertegun. Dia begitu bahagia mendengar semua perkataan indah Naruto. Hinata sudah tidak tahan ingin memeluk Naruto. Dia kemudian memeluk Naruto dengan erat.

*GREP*

"Naruto-kun, Aishiteru."

Naruto membalas pelukan Hinata. Dia merasa bahagia karena Tuhan telah memberikan Hinata di hidupnya.

"Aishiteru mo, Hinata."

Kebahagiaan mereka tidak hanya dirasakan oleh mereka berdua, tetapi juga dirasakan oleh Hiashi serta teman-teman mereka yang mengintip dari balik jendela.

"Ima made arigatou, Hinata."

-oOoOo-

-Diluar kamar Hiashi-

"Hei, Naruto. Aku kira kau akan menjadi seorang pengecut dihadapan ayah Hinata. Ternyata aku salah." Goda Kiba.

"Berisik. Kau keterlaluan sekali, Kiba." protes Naruto.

Hinata yang melihat perkelahian itu berusaha melerai mereka.

"Sudah sudah, Naruto-kun, Kiba-kun. Jangan berkelahi lagi." Kata Hinata.

Naruto menuruti Hinata. Dia tidak ingin Hinata marah kepadanya.

"Baiklah. Karena kesuksesan misi, adanya pasangan yang baru lahir, serta promosi Jounin Hinata, bagaimana kalau kita merayakannya di Yakiniku-Q?" Saran Sakura.

"Ide bagus, Sakura." Kata Chouji ngiler.

"Kau bersemangat sekali, Chouji." Kata Shikamaru sweatdrop.

"Tentu saja, karena aku sudah sangat lapar. Lagipula aku punya kupon diskon makan sepuasnya. Kita bisa menggunakan kupon itu agar bisa makan banyak." Ujar Chouji.

"Benarkah? Baiklah. Aku setuju. Bagaimana, Hinata?" Tanya Naruto.

" Aku setuju, Naruto-kun." Jawab Hinata.

"Yosh. Ayo kita berangkat ke Yakiniku-Q." Ajak Chouji bersemangat.

"YEAAAHHHH." Sorak mereka semua.

Mereka mulai bergerak menuju Yakiniku-Q. Sepanjang perjalanan, terlihat Naruto yang merangkul pinggul Hinata sedangkan Hinata bersandar di lengan kiri Naruto. Hinata begitu nyaman dengan kehangatan Naruto. Naruto melirik wajah Hinata dan melihat ekspresi nyamannya. Wajah Hinata begitu polos, cantik, dan imut. Naruto bersyukur karena menyadari bahwa Hinatalah orang pertama yang mengakui keberadaannya jauh sebelum Iruka.

"Hinata, terima kasih sudah mengawasiku selama ini. Kali ini giliranku untuk menjadi pengawasmu. Aku berjanji akan membahagiakanmu, lavenderku."

Chapter 1 END


Terima kasih buat teman-teman yang sudah mau membaca cerita gaje ini. Saya iseng-seng buat fanfic ini karena kepengen banget buat cerita Naruto Canon dari imajinasi saya. Kira-kira cerita ini hanya bakal sampai 5/6 chapter dimana plotnya bakal melompat-lompat.

Jika masih ada kekurangan, saya minta maaf yang sebesar-besarnya. Maklum saya kurang ngerti buat cerita romance.-,-

Sekali lagi, terima kasih buat teman-teman yang menyempatkan waktunya untuk berkunjung ke fanfic saya.

Kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan. Jadi jangan lupa tinggalkan jejak, sobat.^^