Holla, minna-san! Bagaimana kabarnya? Baik? Saya sepertinya baik. Setelah fic nekat saya yang membuat Hidan OOC sekali, akhirnya saya menerbitkan cerita multichap lagi. Nggak tau lama atau nggak updatenya. Saya sedang banyak tugas soalnya. Saya juga masih punya fic lain yang mangkrak sebenarnya. Namun ide fic itu seakan menguap di kepala saya. Kalo minna punya solusi gimana nanganin tolong beritahu saya ya~ ada juga fic lain yang saya buat namun masih saya simpan. Rencananya saya upload ketika sudah tamat. Hehehe.. oke, tanpa banyak bicara lagi.
Selamat membaca!
Harmoni
Naruto itu punyanya MK
Saya Cuma pinjem beberapa karakternya saja
Maaf, bang MK. Di fic ini karakter ente jadi berantakan.
Femsasu, Typo(s) mungkin, OOC, GB, netto 1275 word
Summary
Bagaimana perasaanmu jika hidup di dunia konspirasi. Dijalankan dengan konspirasi dan diatur oleh konspirasi. Menyedihkan, bukan? Dan siapa yang terkuat? Konspirasi itu sendiri.
Harmoni
Malam yang pekat menaungi langit Distrik Konoha. Malam itu adalah malam terburuk yang pernah kualami. Malam terkelam dalam hidupku. Batinku benar-benar terguncang. Pikiranku sudah hampir melampaui batas kewarasan. Benar-benar malam terkutuk.
Malam itu, aku yang masih terbilang usia anak-anak dihadapkan pada kenyataan bahwa keluargaku, tidak bahkan seluruh klanku dibantai tanpa sisa terkecuali aku. Apalagi yang membantai mereka adalah keluargaku sendiri. Kakak kandungku. Kakak yang kuidolakan selama ini. Kakakku yang dielu-elukan oleh semua orang selama ini. Semua ungkapan serta perasaan itu lenyap dalam gelapnya malam itu.
HARMONI
KRAK! Suara pedang kayuku patah. Pedang itu adalah pemberian kakakku dan menjadi barang kesayanganku. Sontak saja aku sedih membuatnya patah. Namun rasa itu tidaklah sebeesar kekhawatiranku sejak tadi. Firasatku benar-benar buruk. Aku merasa sesuatu terjadi pada keluargaku terutama kakakku. Cepat-cepat aku menghampiri senseiku di dojo ini. Sebuah dojo yang khusus diperuntukkan untuk kader samurai pelindung Daimyou Distrik Konoha.
" Sensei, aku izin pulang. Aku merasa tak enak badan." Ucapku. Untung saja wajahku mendukung alasanku. Wajahku dari lahir memang tampak pucat seperti orang sakit. Walaupun aku sehat, wajahku tetap terlihat pucat.
" Oh, souka. Baiklah, kau juga terlihat pucat. Segeralah istirahat, Uchiha-san!" Kata Guruku mengijinkan. Iruka Umino namanya. Guru yang ramah dan menyenangkan menurutku. Namun kukesampingkan dulu itu. Bukan saatnya diriku memikirkan hal itu.
Aku berlari sekuat tenaga supaya cepat sampai. Aku sempat tersandung dengan batu kerikil di jalan karena kurang awas. Tas yang kusampirkan di pundakku berayun tak tentu arah. Menandakan lariku yang sangat cepat.
Kurang tiga komplek lagi aku sampai di perumahan khusus Uchiha. Peluh sudah membasahi seluruh wajahku. Rambutku juga sedikit basah karena teraliri peluhku yang bejibun.
Akhirnya aku sampai. Perasaanku semakin resah karena baru jam segini perumahan Uchiha sudah sangat gelap. Aku mencoba berpikir positif. Mengatakan bahwa mereka tidur lebih awal.
Kulangkahkan kaki memasuki jalan utama. Suasana tampak sangat sepi. Tak ada penjaga seperti biasanya. Pikiran negatif semakin menggelayuti pikiranku. Kuenyahkan jauh-jauh pikiranku itu. Menjernihkan pikiran supaya aku lebih berkonsentarasi.
Aku terus melangkah melewati jalan yang menuju rumahku. Seketika itu aku terkejut. Banyak sekali mayat-mayat Uchiha di jalanan. Mereka semua tewas dengan luka tebas yang dalam. Bukan hanya sekali, namun berkali-kali. Bahkan ada yang sampai di sekujur tubuhnya. Reflek, aku menutup mulutku. Menahan rasa mual yang merasuki perutku. Tak tahan dengan pemandangan yang baru kuhadapi.
Hatiku semakin cemas. Teringat akan keluargaku. Aku langsung berlari lagi menghiraukan mayat-mayat yang bergelimpangan di sepanjang jalan.
Rumahku yang juga terlihat sepi. Aku semakin panik. Kubuka lebar-lebar pintu rumah. Suasana ruang tamu yang kosong yang kutemui. Aku berlari ke ruang keluarga. Sangat langka sekali aku berlari di lingkungan rumah. Karena ayah melarangku melakukannya. Namun rasa cemas mengalahkan ajaran ayahku selama ini.
Mataku terbelalak. Kakiku mendadak lemas. Pandanganku mengabur. Cairan bening mulai terkumpul di kelopak mataku. Dalam pandanganku, tampak kedua orang tuaku tergeletak tak berdaya. Lututku lemas, seakana kehilangan kekuatannya. Aku jatuh terduduk menghadap jasad orang tuaku. Tiba-tiba aku menangkap bayangan mendekat ke arah jasad orang tuaku yang tergeletak. Mata merah menyala menatapku dengan tajam. Tubuhku mendadak kaku.
" Sasuke..." suar serak itu membuatku takut. Ia seperti berniat buruk padaku. Tubuhku gemetar. Tanpa berpikir panjang lagi aku langsung berlari keluar rumah. Langkahku terseok-seok akibat tubuhku yang gemetar hebat. Beberapa kali aku juga terjatuh.
" Sasuke..." suara itu lagi. Aku semakin mempercepat lariku. Menyadari bahwa pembunuh itu mengejarku. Aku semakin kelimpungan dalam berlari. Hingga akhirnya...
BRAKK! Punggungku terhempas ke dinding rumah dan membuat nyeri di sana. Aku terperangah. Tak pernah kuingat kakakku memperlakukanku dengan kasar. Bahkan berkata kasar ia tak pernah. Air mata meluncur tanpa kusadari. Antara nyeri di punggungku atau di hatiku aku tak tahu yang mana.
Aku mendongak. Menatap maniknya yang menyala. Perlahan kegelapan merasuk ke dalam indraku. Membuatku terlelap meninggalkan kakakku menatap diriku lekat.
HARMONI
Aku terbangun. Memandangi sekitarku dengan bingung. Ruangan yang sangat sepi melingkupiku. Baru kusadari bahwa itu ruang perawatan di Rumah Perawatan Sipil Konoha. Aku tak ingat kapan aku kemari terakhir kali. Setahuku, aku datang ke sini ketika aku lahir. Selebihnya aku tak yakin pernah datang ke sini. Aku bertanya-tanya. Kenapa aku ada di sini.
Kepalaku mendadak pusing. Berbagai ingatan tadi malam masuk ke pikiranku bertubi-tubi. Peluh menetes dari dahiku. Tetesan air mata juga mengaliri kedua pipiku. Saat semuanya terasa berputar-putar di kepalaku, aku menjerit histeris.
" IEEEE!" Aku tak tahu kenapa, mulutku tak bisa kukendalikan untuk tak berteriak. Bahkan kakiku dan tanganku memukul dan menendang ke sana – ke mari tak tentu arah. Aku juga tak berusaha mengontrolnya dengan pikiranku. Karena di pikiranku yang tercipta hanyalah rekaman kejadian itu yang berulang-ulang tak dapat kuhentikan.
Kudengar derap langkah orang yang berjumlah sekitar dua orang menuju ruanganku. Hal itu semakin membuatku kacau. Pikiranku dipenuhi oleh hal-hal negatif. Aku semakin berteriak histeris dan bergerak tak terkontrol.
Pintu ruangan terbuka. Menampakkan dua orang wanita dengan seorang pria yang tak kuketahui siapa. Mereka mendekatiku yang semakin ketakutan. Aku berteriak, menendang, memukul dua perempuan itu ketika mereka mencoba menahanku. Aku takut. Sangat takut. Rasa takutku tidak pernah terbayangkan olehku selama ini.
" Shintakunai! Shinitakunai, yo! Onegai, shinitakunai!" Aku menjerit keras-keras. Ketakutanku sudah tak terhingga rasanya.
" Tabib, kita harus menidurkannya. Dia semakin liar." Entah mengapa kalimat itu kuterima dengan perubahan yang menjurus ke hal negatif. Aku semakin memberontak dan berteriak lebih histeris lagi.
" Tidak! Jangan! Jangan sakiti aku! Pergi! Tinggalkan aku sendiri! Pergi!" aku memberontak semakin kuat. Namun tak cukup kuat untuk melepaskan cengkraman kedua perempuan yang membelengguku. Aku merasa lemas tiba-tiba. Ada sesuatu yang menutupi mulut serta hidungku.
Tubuhku melemah. Peganganku pun juga melemah. Hingga akhirnya aku terlelap lagi.
HARMONI
Malam itu sangatlah buruk. Tak pernah terlupa dalam ingatanku. Bahkan sampai terbawa ketika kubermimpi.
Ketika kuterbangun dari pengaruh obat bius itu, aku seperti mayat hidup. Aku tak punya tujuan hidup lagi. Aku tak punya alasan untuk hidup lagi. Aku sering mencoba bunuh diri. Namun itu tindakan yang sia-sia karena aku akan digagalkan terus. Hingga akhirnya seorang pria tua yang tak kuketahui namanya datang padaku. Memberiku tujuan hidup. Memberiku alasan hidup.
Mulai saat itu, aku. Sasuke Uchiha. Bersumpah tidak akan mati sebelum membunuh kakakku dengan tanganku sendiri.
Untuk tujuan itulah aku menjadi samurai dan masuk ke pasukan pengaman demi mengasah kemampuanku.
Setiap anggota baru pasukan pengaman, akan dimasukkan ke divisi yang paling lemah. Dan pasukan pengaman terdiri dari sembilan divisi. Setiap divisi dipimpin oleh seorang komandan dan didampingi oleh seorang wakil komandan. Yang keduanya merupakan jajaran terkuat dalam divisi tersebut.
Setiap divisi memiliki orientasi masing-maing. Semua itu ditentukan oleh komandan dari divisi tersebut.
Namun, sepertinya Tuhan ingin menghambatku dengan perlakuan komandanku. Selama dua tahun aku masuk ke pasukan ini, peringkat wakil komandan saja yang dapat kuraih. Hebat? Tentu tidak! Aku menjadi wakil kapten dari divisi terlemah.
Aku sudah mengajukan untuk naik ke divisi lainnya, namun sepertinya niatku itu seperti dihalang-halangi oleh komandanku. Pasalnya, syarat untuk naik ke divisi berikutnya adalah rekomendasi dari komandan divisi asal. Dan komandanku tak sekali pun memberiku rekomendasi. Tak pelak, aku harus terus mendekam di divisi lemah ini tanpa mengalami perkembangan.
Komandanku itu orangnya brengsek, bodoh, lemah, dan berisik. Aku heran kenapa ia bisa menjadi komandan. Apa mungkin ia menyuap Komandan Agung? Entahlah~ itu masih menjadi rahasia Ilahi.
" Yo, Sasuke-chan! Genki?" Sial. Panjang umur dia. Moodku seketika buyar. Orang itu sangat pandai membuatku kesal tak henti-henti.
" Apakah kau buta?" Jawabku sarkastik. Sudah jelas aku berdiri di depannya dengan tegak dan bugar. Masih saja bertanya.
" Hahaha... Garang seperti biasa, ya, Suke-chan. Eh, ngomong-ngomong, kita dapat misi dari Daimyo. Kau tau 'kan maksud dari kata kita?" Sial. Lagi-lagi misi duo. Dunia benar-benar telah mengutukku. Harus berdampingan menjalankan misi dengan pria pirang berisik tak jelas.
" Ha'i, Naruto-sama." Aku berkata dengan nada remeh. Lagi-lagi dia tertawa. Ugh, rasa-rasanya aku ingin sekali membelah muka kumis kucing itu menjadi dua. Apa hanya itu saja yang dapat ia tampilkan dari wajahnya itu. Benar-benar mengesalkan.
To be continued
Akhirnya selesai chap pertama. Gimana minna? Memuaskan kah? Atau megecewakan? Tuangkan semua di review ya! Kelanjutan fic ini tergantung mood saya. Jadi maaf kalau tiak bisa update cepat.
Sekian dari saya. Wassalamu'alaikum Wr. Wb.