Sex Toys
Chapter 5
.
.
Naruto belong to Masashi Kishimoto
SasuSaku
Sci-fi, Crime
M for Gore and Hard Lemon
Alternative Universe
.
.
#Warning : DARKSasuke. NC-21. HARD LEMON! HARD GORE! BDSM! PWP! DLDR! NOT FOR UNDERAGE. Please be wise, readers!
Sumber Inspirasi Author :
-Fanspage : CreepyPasta Indonesia
-Buku : 24 another Billy, The Untold Story of Ryan
-Film : Wrong Way, Unrested, The Texas Chainsaw Massacre, SAW
.
.
#BiniPertamaCanon Uchiha Itachi
Odes
-0000000-
Kamar itu begitu gelap dan sunyi. Hanya sebuah cahaya temaram dari sebuah jam digital yang berada di atas meja tepat di samping sebuah ranjang besar sumber cahaya di kamar tersebut. Suara dengkuran lembut pun terdengar, menandakan sang empunya kamar sedang terlelap dalam buaian mimpi.
Sementara di ruangan yang berbeda, seorang gadis terlentang di atas sebuah tempat yang menyerupai meja operasi. Tubuh polosnya tak tertutup sehelai benang pun, diikat dengan posisi terlentang membentuk huruf X. Iris hazelnya bergerak gelisah, memandang berkeliling dengan tatapan was-was. Sungguh, gadis itu ingin menjerit sekencang-kencangnya andai bulatan baja tak menutupi mulut mungilnya.
Air liurnya sebagian menetes keluar kala gadis itu berusaha menekan bulatan baja itu untuk keluar. Namun tak bisa. Lidahnya sakit luar biasa. Dan gadis itu dapat merasakan dengan jelas perubahan signifikan yang terjadi pada bagian-bagian tubuhnya, terutama di bagian indera pengecapnya tersebut.
Matanya mengerjap beberapa kali, bersamaan dengan sebuah cairan bening yang meleleh turun ketika manik hazelnya terpaku pada sesuatu di seberang meja. Potongan lidah dan kaki bagian kanan tergeletak begitu saja di sana. Dan meski tidak dapat mengingat kejadian pasca dirinya tak sadarkan diri, Tenten cukup yakin bahwa 2 potongan tubuh itu adalah miliknya!
Aroma ketakutan menjalari setiap jengkal pori-pori di tubuhnya. Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa pemuda itu tega memperlakukannya seperti ini? Sebenarnya apa kesalahannya? Apa yang menjadi tujuannya?
Segala pertanyaan yang tak mampu gadis itu jawab berseliweran di otaknya saat ini. Gadis itu dapat merasakan kekejian pemuda itu masih akan terus berlanjut! Dan dia tidak ingin mati... tidak di tempat ini. Tidak dengan cara seperti ini.
Gadis itu mencoba menggerakkan kaki dan tangannya. Namun bagian kakinya mati rasa. Dicobanya kembali menggerakkan, namun hasilnya masih sama. Kali ini gadis manis itu mencoba menggerakkan perlahan kedua tangannya yang diikat ke atas oleh professor gila tersebut. Namun hanya dengan satu gerakan pelan, Tenten menghentikan usahanya. Rasa sakit seketika menyengat pergelangan tangannya membuat gadis itu segera menoleh melalui ujung matanya untuk melihat jebakan apa yang dipasang sang professor muda untuknya.
Ternyata di setiap ikatannya, pemuda tampan itu menyiapkan bagian-bagian runcing yang akan langsung menggores dan melukai kulit jika tangan atau kaki tersebut digerakkan. Tenten bahkan melihat benda-benda runcing itu telah mengoyak lapisan kulitnya dan membuat daerah di sekitar pergelangan tangannya berdarah. Meski tak terlalu dalam, namun pendarahan di bagian tersebut membuatnya merasakan perih yang amat sangat.
Merasa tak mungkin dengan kedua tangannya, gadis itu kembali berusaha melalui kaki kirinya yang mati rasa. Terus digerakkan kakinya tersebut agar terbebas dari belenggu kekejaman ini.
Sekian lama terus mencoba membebaskan kakinya, Tenten akhirnya merasakan sesuatu. Sesuatu yang... menyengat bagian kakinya tiba-tiba. Perih yang luar biasa, bercampur rasa sakit dan ngilu dan juga cairan yang terasa membasahi bagian bawah kakinya. Gadis itu menggigit bagian bawah bibirnya. Tubuhnya kaku dan sedikit mengejang. Rasa sakit ini... tak pernah dia rasakan seumur hidupnya.
Bulir-bulir keringat mulai membasahi wajah cantiknya. Sulit baginya untuk melihat apa yang terjadi dengan bagian kakinya karena sang professor muda, Sasuke juga memasang ikatan pada lehernya. Memang bukan ikatan besi meruncing, namun ikatan itu justru yang paling ketat dibanding ikatan yang lainnya. Bergerak sedikit saja, Tenten akan merasakan ikatan itu mencekiknya sedemikian kuat.
Manik hazelnya kembali terpejam. Mengingat kehidupannya sebelum terjebak dalam perangkap pemuda psychopath ini. Bayangan wajah kedua orangtuanya, sahabat-sahabatnya, kekasihnya membayang di pelupuk matanya.
Aahh... memikirkan pemuda yang dicintainya itu membuat Tenten kembali gundah gulana. Dia tak ingin seperti ini. Dia ingin selamat. Terbebas dari semua kegilaan ini. Andai semua bisa diputar, dia akan melakukan apa saja agar tak perlu mengalami semua penderitaan ini.
"Neji-kun..." ucapnya dalam hati dengan lirih.
Gadis itu hanya berharap, semua mimpi buruk ini akan segera sirna.
-0000000-
Gadis berhelai merah muda itu bergerak gelisah di ranjangnya. Ini sudah larut malam, namun emeraldnya belum juga mau diajak untuk terpejam. Gadis itu masih memikirkan banyak hal. Terlalu banyak yang mengganggu pikirannya saat ini. Menghilangnya sang sahabat, Karin adalah salah satunya.
Namun ada yang lebih mengganggu pikirannya. Belakang ini Naruto selalu mengganggunya. Bahkan lebih berani dibanding sebelum-sebelumnya. Pemuda berambut kuning itu merupakan putra tunggal dari teman karib sang Ayah, yang juga sudah menolongnya saat dia harus hidup sebatang kara akibat kecelakaan yang menewaskan kedua orangtuanya beberapa bulan lalu..
Karena itu Sakura selalu diam jika Naruto mengganggunya. Gadis itu merasa banyak berhutang budi pada kedua orangtua pemuda klan Uzumaki tersebut yang telah bersedia merawat dan menampungnya. Dan tak ingin menimbulkan masalah lebih jauh bagi pemuda itu. Lagipula, Naruto merupakan kekasih dari sahabat baiknya, Hyuuga Hinata. Nona muda pewaris klan Hyuuga yang terhormat.
Tapi kelakuan pemuda itu sudah sedemikian meresahkan Sakura. Bahkan gadis itu selalu merasa ketakutan jika berada di dekat Naruto. Karena pemuda itu selalu mencari kesempatan untuk menjamah tubuhnya dengan liar dan nakal. Gadis itu juga pernah memergoki pemuda itu bermasturbasi menggunakan pakaian dalam miliknya di kamarnya! Terus digosokkan kain berenda berwarna putih itu ke kejantanan sang pemuda yang sudah mengacung tegak. Deru nafasnya memberat disertai desahan-desahan kecil yang membuat telinga Sakura memerah saat mendengarnya. Naruto mendesahkan namanya dengan begitu sensual dan menggoda. Dan ternyata pemuda itu ternyata berfantasi melakukan seks dengannya!
Karena itu Sakura sekarang selalu mengunci kamarnya rapat-rapat. Dia tak ingin memberi kesempatan pemuda itu untuk mewujudkan fantasinya. Terlebih bila melihat tingkah laku pemuda kuning itu belakangan ini. Bukan tidak mungkin hal itu dilakukan.
Namun beberapa saat kemudian terdengar sebuah suara. Seseorang mengetuk pintu kamarnya perlahan.
"Sakura... aku tahu kau belum tidur. Cepat buka pintunya!" Dan sumpah demi apapun, gadis merah muda itu mengenali suara seseorang di balik pintu tersebut.
Tubuhnya gemetar. Gadis itu mulai merasa tak nyaman, dan juga ketakutan. Kami-sama... tolong aku ! TOLONG !
"Aku tahu kau belum tidur. Buka pintunya sekarang juga! Jika tidak..." pemuda itu sengaja menggantung kalimatnya. Sakura masih terpaku dan belum beranjak dari ranjangnya. Bibir mungilnya terus menggumamkan doa agar terhindar dari kejadian buruk.
"Jika tidak... aku akan menyebarkan rekaman video bugilmu saat sedang mandi di sekolah dan internet!"
Sakura merasa seluruh tubuhnya kaku mendengar ancaman itu...
-000000000-
Tenten sungguh berharap ketika dia membuka mata maka semua mimpi buruk ini telah berakhir. Sayangnya saat manik hazel-nya membuka perlahan, gadis itu justru menemukan sang professor muda tengah berasyik masyuk dengan sesuatu di bagian bawah tubuhnya. Bulatan baja yang menutupi mulutnya pun sudah dilepaskan, sehingga gadis itu mampu mengeluarkan suara meskipun terdengar lirih dan menyerupai bisikan.
"Aa-aap..am..aa…" tak ada kalimat yang terdengar jelas keluar dari bibirnya. Hanya suara serupa gumaman yang tak bermakna. Meski gadis itu sesungguhnya sedang bertanya apa yang dilakukan pemuda itu dengan tubuhnya.
"Ada apa, pelacur kecil? Kau sudah bangun?" Suara baritone dalam itu terdengar begitu lembut dan indah, namun di telinga Tenten justru terdengar sangat menakutkan.
"Aa..aa…aaap…" Gadis itu kembali mencoba, sekali lagi untuk berbicara dan mengungkapkan beribu tanya di benaknya. Namun berapa kalipun dicoba mulutnya tak pernah mengeluarkan kalimat seperti apa yang diingankannya.
"Kau ini bicara apa? Aku tidak mengerti…" Pemuda raven yang berpakaian serba putih lengkap dengan jubah dann sarung tangan steril miliknya itu terlihat menyunggingkan senyum penuh pesonanya. Pemuda itu tampak mendekatkan wajah tampannya dengan wajah sang gadis yang penuh dengan rona ketakutan. Dalam manik hazel itu Sasuke menatap bayangan dirinya dengan seringai puas.
"Kau tidak perlu takut, muridku… aku hanya sedang bereksperimen dengan tubuh indahmu…" Tangan yang dilapisi sarung tangan bedah itu meraba nakal puncak bukit sang gadis yang menggelantung indah.
"Kau seharusnya berterimakasih padaku… karena aku akan membuat tubuhmu lebih indah dibanding sebelumnya. Tentu kau juga akan mampu memuaskan kekasihmu kan ?!" Dengan satu tangan pemuda itu mengambil sebuah pisau bedah dengan ujung meruncing tajam yang terlihat berkilau. Ketakutan makin jelas membayang di wajah gadis manis tersebut.
Sang professor muda kembali beralih ke tubuh bagian bawahnya. Tenten dapat merasakan dingin pisau tersebut saat menempel di kulit mulusnya.
"Kali ini kita akan sedikit bermain, muridku yang nakal…" Tanpa ragu dan tanpa member peringatan terlebih dulu, Sasuke menggores sepanjang pangkal paha gadis yang sudah melemah antara ketakutan dan juga kekurangan asupan energy tersebut. Bahkan untuk sekedar menjerit kesakitan akibat luka terbuka yang digoreskan di tubuhnya saja gadis itu sudah tak mampu melakukannya.
Darah segar segera mengalir dari luka terbuka itu. Tenten hanya sanggup menangis menanggung rasa sakit dan nyeri yang menghantam tubuhnya. Terlebih saat pemuda it uterus menusukkan benda tajam tersebut di dalam bagian pahanya. Sasuke sengaja menyuntikkan obat dengan dosis rendah agar Tenten dapat merasakan semua yang dia perbuat pada tubuhnya.
Dengan cekatan, professor muda itu memotong Adductor Longus, Iliopsoas serta Sartorius Tenten lewat sebuah gerakan cepat dan tanpa ragu. Semakin dalam pisau bedah tersebut mengoyak daging serta memutus jaringan otot, semakin besar rasa nyeri yang harus ditanggung gadis manis yang hanya dapat pasrah tubuhnya diperlakukan sesuka hati oleh gurunya tersebut.
Tenten berusaha berbicara, memohon, menawar, namun semua itu sudah tak mampu lagi dilakukannya. Hanya airmata yang merembes melalui sudut hazel-nya yang menjadi saksi betapa berat penyiksaan dan rasa sakit yang harus ditanggungnya.
Sasuke sengaja membuat sebuah lubang dengan menyingkirkan bagian daging serta otot yang menghalanginya. Lalu diambilnya sebuah peralatan dari meja tempatnya meletakkan pisau bedahnya. Tenten sudah tak tahu lagi apa yang diperbuat guru biadab itu di bawah sana karena memang keterbatasan jarak penglihatan. Yang dia tahu adalah sebuah rasa nyeri yang teramat sangat menyentak bagian pahanya dalam satu serangan!
Terdengar suara alat yang bergerak seperti berputar dengan suara desingan yang jelas terdengar bersamaan dengan rasa ngilu yang tak tertahankan. Professor gila tersebut hendak melubangi tulang femur nya. Terdengar bunyi nyaring tinggi beradu dengan sesuatu yang keras. Sang professor muda begitu terpaku dengan keasyikannya sehingga tidak menyadari gadis manis itu sudah terkulai lemah tak berdaya dengan sepasang manik hazel yang perlahan mengatup rapat.
-00000-
Apa yang harus dia lakukan? Harus tinggal dimana dia mulai sekarang? Bagaimana dengan sekolahnya? Seperti apa kehidupannya kelak? Apa dia akan hidup terlunta-lunta di jalan seperti anak kucingyang ditinggal induknya? Apa yang harus dia jelaskan pada sahabat-sahabatnya bila mereka mengetahui fakta bahwa dia telah diusir dari kediaman Uzumaki karena tertangkap basah tengah bercumbu mesra dengan satu-satunya putra mereka? Dengan mengabaikan fakta bahwa sang putra tunggal keluarga terhormat itulah yang memaksa Sakura untuk melakukannya.
Sesaat setelah melontarkan ancaman akan menyebarkan rekaman video bugilnya yang sedang mandi di sekolah dan internet, Sakura memang membuka pintu dan membiarkan Naruto –yang tengah dikuasai nafsu birahi- langsung menerobos ke kamarnya. Tanpa basa-basi, seolah sudah memendam hasrat yang cukup lama, pemuda berambut kuning itu menerkam gadis merah jambu yang juga teman sekelasnya bak singa kelaparan.
Diciuminya sekujur wajah Sakura seolah tak ingin menyisakan ruangan yang tak sempat dijelajah. Tangannya meraba liar kesana-kemari. Berusaha menyusup dibalik piyama tidur yang dikenakan Sakura. Gadis itu berusaha berontak sekuat tenaga namun pemuda berambut kuning itu menindih tubuhnya lebih kuat.
Diremasnya gundukan dada Sakura dengan tak sabar. Dengan sebelah tangan dinaikkan bra yang dikenakan gadis merah muda itu sehinggal menyembul-lah gundukan surgawi yang sangat digemari oleh setiap pemuda. Dipilinnya putting coklat muda itu dengan gemas, sementara wajahnya gantian menyuruk di wilayah berbahaya tersebut. Mulutnya tak mau kalah, dengan cepat dihisapnya buah dada gadis itu dengan penuh semangat.
Sakura sendiri sudah berusaha menjambak helaian kuning pemuda itu dan menjauhkannya dari tubuhnya. Tapi apa daya, setiap kali Naruto menjauh, pemuda itu selalu mengulangi ancaman yang membuat Sakura merasa tak berdaya.
Setelah merasa puas bermain di wilayah dada gadis merah muda itu, Naruto bergerilya menyingkap piyama bagian bawah Sakura. Tak dipedulikannya desisan permohonan gadis itu yang memintanya menghentikan aksinya, pemuda itu sudah terlanjur dikuasai nafasu dan malam ini dia harus bisa menikmati tubuh sahabat dari kekasihnya ini. Apapun caranya!
Sakura sendiri dapat merasakan saat Naruto menindih tubuhnya, kejantanan pemuda itu sudah ereksi penuh dan beberapa kali menggesek kewanitaannya dari luar. Ada rasa birahi yang juga butuh penuntasan, namun gadis itu tak ingin melakukannya seperti ini. Dan tidak pula dengan kekasih dari sahabatnya sendiri. Padahal selama ini Sakura selalu menganggap Naruto seperti kakaknya sendiri.
Saat perbuatan sang pemuda akan lebih jauh lagi, saat itulah kedua orangtua Naruto emmergoki sendiri aksi asusila putra kebanggaan mereka. Sebagai orangtua, keduanya tentu malu dengan tindakan putra semata wayangnya. Namun Naruto begitu lihai mengarang cerita bahwa Sakura-lah yang menggodanya. Bahwa cintanya hanya pada Hinata. Kejadian ini terjadi karena gadis merah muda itulah yang duluan merayu dan menjebaknya.
Minato dan Kushina pun murka luar biasa. Mereka selama ini bersikap baik dengan mengijinkan Sakura tinggal bersama mereka. Namun kejadian ini membuat keduanya sepakat mengusir gadis yatim piatu itu dari rumah mereka saat itu juga!
Dan seperti inilah nasib gadis itu sekarang. Terlunta-lunta di jalan pada malam hari dengan udara dingin yang terasa menusuk kulit. Tak ada tempat yang bisa gadis itu datangi karena memang dirinya tak memiliki sanak saudara lagi.
Cukup jauh dirinya berjalan dari kediaman Uzumaki. Hingga kakinya terasa lelah dan dirinya memutuskan untuk beristirahat sejenak di pelataran sebuah gedung. Dengan posisi sedikit meringkuk, gadis itu menyandarkan kepalanya ke tembok dan memejamkan mata.
"Oh Kami-sama…" lirihnya sendu.
Keesokan paginya, seseorang tampak mengambil surat dari sebuah tempat yang berada tepat di tempat gadis malang itu tertidur. Sebuah kotak surat bertuliskan sang pemilik gedung apartment tempat gadis itu tertidur dengan nyenyaknya.
Uchiha Sasuke.
Sebuah tangan menggoyangkan lengannya. Dengan susah payah emeraldnya terlihat mengerjap dan membuka. Sinar mentari pagi menerpa wajahnya.
"Bangun… bangunlah!" sebuah suara baritone terdengar menyapanya. Sakura harus memfokuskan pandangan pada sosok di hadapannya ini.
"Aahh… Sensei." Gadis itu berdiri dengn gerakan terburu dan sedikit terhuyung. Beruntung pemuda raven chicken butt di depannya segera memegang lengannya.
"Apa yang kau lakukan?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. Onyx pemuda itu menatapnya dengan tatapan tajam
"Sa-saya…" Sakura bingung bagaimana harus menjawab pertanyaan gurunya ini. Haruskah dia ceritakan masalahnya pada pemuda ini?
"Masuklah…" Sasuke dengan tak sabar memencet tombol agar pintu kaca di hadapannya terbuka. Gadis itu masih diam terpaku, tak tahu apa yang harus dilakukan.
"Kau ingin terus berdiri di situ?" tanyanya dengan nada memaksa. Merasa tak memiliki pilihan lain, gadis itu mengikuti langkah pemuda di depannya dengan langkah canggung.
"Selamat dating di mansion pribadiku, Sakura…"
Sebuah senyuman menawan, namun terlihat begitu ganjil…
Gadis itu tak pernah tahu jika sang guru mengingat namanya.
Tentu saja dia mengingatnya, bukan?!
-00000-
TO BE CONTINUED
Haiii Minna no Readers :*
Sekian abad gak apdet ini fic ampe ada yang rajin neror PM odes nyuruh ngapdet #digaplok
Wkwkwkkw
Yaahh makasih untuk bentuk perhatian dan apresiasi kalian lewat komentar ataupun PM. Yang sering minta odes buat cepet apdet kelanjutannya, ini udah diapdet yak.
Terus yang sering nanya interaksi SS, mungkin kemarin-kemarin emang secuil banget interaksinya, itu karena odes pengen ngebangun feel cerita. Apalagi ini genrenya bukan Romance loh
Yang nanya odes pernah diving deepweb apa kagak, boro-boro dah. Odes rada tulalit kalo masalah begituan #apaandeh
Yang suka protes masalah adegan nganuhnya, duh jangan protes dong
Bisa baca warningnya kan yaa?
Aahhh oke deh, odes kebanyakan bacot. Sekian dan terima tempeh :D
Makasih buat semua readers, silent readers,
Kalo ada yang mau ditanya dan dikomplain, review aja.
Alhasil, ketjup saying dari odes