Sebelumnya :

"Oh man! Apa yang aku pikirkan," gumam Naruto setelah sadar dari fikiran liarnya. "Hahh, daripada begini, lebih baik aku kejembatan," lanjutnya. Setelah itu, remaja berrambut unik itu mengubah rutenya kearah Jembatan yang membelah dua desa Clannya itu.


.

"Decepticons." = Bicara.

'Decepticons.' = Bicara dalam hati.

"Decepticons." = Bicara (Monster/Bijuu)

'Decepticons.' = Bicara dalam hati (Monster/Biju)

"Decepticons!" = Tekhnik/Jutsu.

Decepticons! / Decepticons! = Sound Effec (Kecil / Besar)

Cybertron : Decepticons Gate = Keterangan tempat dan waktu

.

(OST, Opening : Asian Kung-Fu Generation – Haruka Kanata)

.

Chapter 10 : Honoka's Feelin'


Skip : One Week Leter.

Hari berganti begitu cepat, setidaknya itu menurut Naruto yang saat ini sedang bersantai diteras rumahnya sambil menikmati suasana sore hari ini. Ia hanya sendiri dirumahnya sekarang, Tayuya? Entahlah, selama seminggu ini gadis itu tidak pernah pulang karena harus melatih anak semata wayang pemimpin desanya yang sekarang. Naruto kadang mencoba membayangkan, seberat apa latihan yang dijalani Honoka dibawah pelatihan gadis itu, karena sebelum mereka pergi berlatih minggu lalu, Tayuya bilang mereka tidak akan pulang selama satu minggu ini, ia fokus untuk meningkatkan kontrol chakra Honoka serta Honoka wajib dan harus menguasai Tekhnik pemberian Avatar wanita masa lalu itu, sekurang-kurangnya setengah dari seluruh tekhnik itu.

Seminggu ini juga terjadi beberapa kejadian yang menarik, dimana salah satunya adalah kedatangan Godaime Mizukage aka Mei Terumi untuk memenuhi undangannya serta menyepakati Aliansi antara Uzushio dan Kiri, sehingga mungkin sekarang kebangkitan Uzushio sudah menyebar diluar sana. Entah apa yang akan mereka lakukan terutama dari pihak Iwa dan Kumo setelah mereka mengetahui masalah itu.

Kedua, beberapa hari yang lalu. Sekelompok Anbu bertopeng polos yang Naruto sangat tau jika sekelompok Anbu itu adah Anbu Ne ditemukan di wilayah pulau. Rupanya Danzou sudah mengetahui perihal kebangkitan Clan Uzumaki dan entah apa yang diinginkan oleh salah satu orang yang namanya tercatat dalam target buku kematian sang Avatar. Saat itupun Naruto langsung membabat habis sekelompok Anbu tersebut dengan sangat kejam, ya aksinya itu menunjukkan bahwa Avatar muda itu sangat muak dan benci terhadap tetua bajingan tersebut.

"Hahhh.." Naruto menghela napas. Seminggu ini tanpa gadis Dai Li-nya itu rasanya tidak enak juga. Ya, kadang itulah yang ada dikepala Naruto. Bukannya apa, tapi ia jadi merindukan sosok gadis sanga- maksudnya tegas dan cemburuan itu.

Poff!

Kemunculan seseorang dengan menggunakan tekhnik Shunshin barusan membuat fikiran Naruto buyar karena dengan cepat Naruto menolehkan kepala kuningnya kearah sosok tersebut. Dan naruto bisa melihat, kalau sekarang yang menjadi tamu tak diundang itu adalah Jounin bermata Emerald yang menjadi Sensei timnya. Eiji, yaa. entah kenapa pria itu datang disaat-saat dia sedang merindukan Akaseishin no Kyoshi-nya.

"Ada apa kau kemari Sensei?" tanya Naruto dengan alis yang terangkat sebelah. Jounin muda bernama lengkap Uzumaki Eiji itu tersenyum mendengar pertanyaan murid kuningnya itu.

"Hanya ingin menjemputmu. Tayuya-chan dan Honoka-hime sudah kembali, sekarang mereka sedang berada di kantor Sandaime-sama."

Dan setelah mendengar jawaban itu, Naruto tersenyum senang karena gadisnya sudah kembali. Namun itu hanya beberapa detik.. "Kalau begitu tunggu apa lagi Sensei. Ayo kita kesana." ..sebelum akhirnya mereka berdua pergi dari rumah itu dengan Sunshin yang diaktifkan oleh Eiji.

][The Avatar][

Poff!

Naruto dan Eiji muncul didepan pintu ruangan Uzukage, Naruto yang tak mau berlama-lama langsung membuka pintu tersebut dan setelah itu Naruto bisa melihat 3 orang berrambut merah sedang duduk disofa yang tersedia didalam ruangan tersebut, dan sekarang ketiga orang itu sedang menatap dirinya.

Naruto menaikkan sebelah alisnya saat melihat kedua orang gadis seumurannya disana. Bukan karena apa, tapi Naruto hanya heran karena pakaian yang dikenakan oleh kedua orang itu benar-benar sama, setelan pakaian yang menandakan ciri khas seorang pengendali tanah (Tayuya dan Honoka disini memakai pakaian seperti Toph Bei Fong. Tambahan untuk Honoka yang juga memakai Bando Emas yang sama seperti Toph). Naruto melihat penampilan Honoka yang sama seperti yang dipakai Tayuya selama beberapa saat, dan membuat yang punya merona karena terus diperhatikan.

"Ahh.. Akhirnya kau datang Naruto-kun." Naruto sedikit tersentak dan langsung mengalihkan kearah pria dewasa yang duduk disamping kedua gadis muda itu. Namun dengan sikap tenang Naruto berjalan kearah mereka bertiga diikuti oleh Eiji dibelakangnya.

"Kapan kalian kembali?" tanya Naruto setelah duduk disamping Tayuya.

"Beberapa menit sebelum Eiji-sensei pergi menjemputmu," jawab Tayuya singkat.

Naruto yang mendengar itu mengangguk mengerti. Lalu dia mengalihkan pandangannya kearah Honoka yang juga kebetulan sedang menatap dirinya. Merasa malu ditatap tiba-tiba oleh pemuda kuning itu, Honoka menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan rona merah dipipinya.

"Hmm.. kalau boleh tahu, kenapa Honoka-chan memakai pakaian yang sama sepertimu?" Naruto kembali menatap Tayuya dan juga untuk menanyakan pertanyaan barusan. Honoka sedikit tersentak setelah mendengar pertanyaan Naruto tadi yang menyangkut dirinya.

"Ya, untuk merayakan keberhasilannya menguasai setengah Tekhnik yang diberikan oleh Kyoshi-sensei. Aku memberikan baju itu padanya. Juga karena Honoka memiliki Element Doton, jadi kurasa dia cocok memakainya. Memang kenapa Naruto-kun?" tanya Tayuya diakhir penjelasan singkatnya.

"Begitu ya. Honoka-chan kelihatan semakin cantik menggunakan baju itu, hehe." Naruto terkekeh setelah menyampaikan kesan penampilan Honoka yang sekarang. "Ah iya, juga selamat atas keberhasilanmu menguasai setengah tekhnik itu Honoka-chan. Sebuah prestasi yang hebat mengingat kau menguasainya dalam seminggu ini." Lanjutnya.

"Te-terima kasih Na-naruto-kun." Honoka tidak dapat memungkiri bahwa ia merasa sangat senang mendengar pujian dan ucapan selamat yang diucapkan Naruto tadi. Ia menyampaikan kata terima kasihnya dengan langsung menatap wajah Naruto dengan semburat merah dikedua pipinya.

Arashi dan Eiji yang sedari tadi melihat interaksi ketiga Genin itu hanya tersenyum. Terlebih Arashi juga senang melihat Anaknya yang sudah sepenuhnya kembali ke sifatnya yang dulu. Namun yang berada dalam fikiran Arashi sekarang adalah, semoga saja si pirang bergelar Aoi Seishin itu bisa membuka hatinya untuk Honoka dan membuat anak semata wayangnya itu menjadi gadis yang Istimewa seperti Tayuya di hati pemuda itu. Ia tak masalah kalau anaknya itu menjadi yang kedua, mengingat anaknya itu menyukai pemuda pirang itu.

"Ehem!" Arashi berdehem untuk meminta perhatian tertuju padanya, dan berhasil. Ketiga Genin baru itu mengalihkan pandangannya kearahnya, begitupun Eiji yang sedari tadi diam.

"Karena semuanya sudah berkumpul. Jadi mari kita bicarakan masalah Ujian Chuunin yang akan kalian ikuti itu." Arashi memberi jeda dalam ucapannya untuk menatap ketiga Genin didepannya. "Ujian Genin akan dilaksanakan sekitar seminggu lagi. Jadi untuk itu aku hanya ingin bertanya, kapan kalian berangkat?" tanya Arashi.

"Hmm, menurut pengamatanku. Melakukan perjalanan dari Uzushio ke Konoha hanya memakan waktu sekurang-kurangnya 4 hari. Namun karena Naruto-kun bisa mengatur kecepatan kapal, perjalanan kita bisa dipersingkat kira-kira menjadi 2-3 hari," komentar Tayuya. Sedangkan Naruto sendiri menganggukkan kepalanya menyetujui ucapan Dai Li muda itu. "Dan jika diperkenankan. Aku ingin kita berangkat besok pagi. Aku ingin bertemu dengan Ayah dan Adikku Jii-san. Bagaimanapun berpisah selama 3 tahun tentu membuatku tidak sabar ingin bertemu dengan mereka," sambung Naruto. Kalau dilihat secara teliti, kedua mata Avatar muda itu mengeluarkan secercah kerinduan terhadap kedua orang yang dirindukannya.

Dan Arashi bisa melihat itu, laki-laki paruh baya yang menyandang gelar Sandaime Uzukage itu hanya tersenyum tipis. "Bagaimana menurut kalian?" tanya Arashi setelah memandang Tayuya, Honoka, dan Juga Eiji.

"Saya setuju-setuju saja Sandaime-sama. Saya juga tidak sabar untuk bertatap muka dengan Konoha no Kiiroi Senkou-sama," komentar Eiji mendukung keinginan Avatar muda itu.

"Saya juga setuju Arashi-jii. Saya juga tidak sabar bertemu dan cengkrama dengan Ayah dan adik masa depanku," ucap Tayuya yang mengeluarkan semburat tipis dipipinya setelah mengatakan kata-kata diujung kalimatnya. Naruto terkekeh mendengar perkataan gadisnya tadi, Arashi hanya tersenyum tipis, dan Honoka yang kembali menundukkan kepalanya karena merasa iri dengan Tayuya.

'A-apakah Ayah Naruto-kun ju-juga akan menjadi Ayahku dimasa depan nanti?' ya, itulah pertanyaan yang bersarang dikepala gadis berbando itu. Bolehkah ia sedikit berharap? walaupun ia tidak yakin pada dirinya sendiri apa yang ia harapkan akan terjadi atau tidak.

"Bagaimana pendapatmu Honoka-chan?"

Honoka tersentak tatkala mendengar pertanyaan Ayahnya barusan, lantas ia melihat wajah Ayahnya langsung yang saat ini sedang tersenyum tipis padanya. "U-umm.. aku setuju Ayah." Jawabnya singkat dan pelan.

Mendengar jawaban putri semata wayangnya itu, kembali membuat Arashi tersenyum. Lalu pandangannya bergulir kearah Eiji dan Tayuya. "Baiklah, cuma ini saja yang ingin ku bahas dengan kalian. Dan sekarang kalian boleh pergi, kecuali Naruto-kun kau tetap disini. Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan padamu," ucap Eiji dengan tatapan yang berakhir pada Naruto.

Naruto mengangguk pelan. Eiji yang sudah merasa tak ada keperluan lagi akhirnya memohon undur diri, disusul oleh Tayuya dan juga Honoka meninggalkan Naruto dan Arashi yang sekarang salim menatap satu sama lain diruangan tersebut.

"Jadi, apa yang akan Jii-san padaku?" tanya Naruto langsung pada intinya setelah ruangan itu hanya ada dia dan Arashi, kedua Anbu pendamping Arashi itu juga sudah pergi setelah menggunakan kode tangannya.

"Ini hanya masalah Honoka, Naruto-kun." Arashi memberi jeda sejenak untuk melihat remaja didepannya, ia tersenyum tipis melihat Naruto saat ini sedang menaikkan sebelah alisnya. "Aku tahu sebenarnya kau sudah menyadari apa yang anak itu rasakan padamu bukan?" lanjutnya serta memberi sentuhan pertanyaan diakhir pertanyaan.

Naruto yang sudah mengerti kemana arah pembicaraan Uzukage didepannya itu tersenyum. "Ya, aku tahu Jii-san. Aku sudah tahu kalau Honoka-chan memiliki perasaan khusus padaku, juga aku tahu kalau ia sering merasa iri dengan Tayuya-chan saat Tayuya-chan berinteraksi denganku, gerak gerik dan bahasa tubuhnya sudah sangat jelas menunjukkannya," jawab Naruto.

Arashi kembali tersenyum mendengar jawaban cucu dari sang Nidaime Uzukage didepannya itu. "Kalau begitu maukah kau menjaga Honoka untukku Naruto-kun? Maukah kau menjadikannya sebagai gadis yang menggenggam tanganmu seperti halnya Tayuya-chan? Aku tahu ini permintaan yang terkesan memaksa, tapi aku hanya ingin putriku selalu tersenyum dan tidak seperti dulu lagi. Dan kaulah orang yang cocok untuk menjaga senyumnya Naruto-kun." Naruto melebarkan senyumnya mendengar permintaan Uzukage didepannya, sebuah permintaan yang sebenarnya memudahkan untuk menjadikan Honoka sebagai gadis kedua yang menempati tempat spesial dihatinya selain Tayuya.

Jujur saja, sebenarnya Naruto mulai menyukai sosok Putri kebanggaan Uzushiogakure itu. Awalnya ia hanya merasa biasa-biasa saja, namun melihat tingkah dan senyuman gadis itu yang menurutnya gemas itu perlahan membuat hatinya tergerak untuk memiliki gadis itu. Terdengar egois dan serakah memang saat dirinya ingin memiliki pendamping yang lebih dari angka satu. Namun karena merasa Naruto bisa membagi rata kasih sayang dan cintanya kepada dua gadis sekaligus, itu membuat yakin dan untuk menjadikan gadis manis bernama Honoka itu menjadi kekasihnya.

Lagipula Tayuya juga sudah memberikan Lampu hijau bukan?

"Aku akan dengan senang hati akan melakukannya Jii-san, karena aku merasakan perasaan yang sama seperti Honoka-chan. Tapi, apakah Jii-san tidak keberatan kalau Honoka-chan menjadi yang kedua?" tanya Naruto sedikit ragu pada kalimat terakhirnya.

Arashi tersenyum senang sekarang, ia senang karena Avatar muda itu menyanggupi permintaannya. "Tidak Naruto-kun. Ini bukan masalah yang pertama atau kedua, yang penting kau sudah mau menerima Honoka-chan menjadi bagian dari dirimu sudah membuatku senang dan yakin akan hal itu. Lagipula aku yakin kau adalah orang yang mampu membagi rata perasaannmu dan adil terhadap 2 gadis sekaligus, mengingat kau adalah makhluk yang melambangkan keseimbangan dunia ini," kata Arashi lagi.

Yap, sebelumnya Arashi sudah mengetahui siapa dan apa sebenarnya Naruto. Ia tahu hal itu karena Naruto sendiri yang menceritakan siapa dirinya yang sebenarnya, karena ia (Arashi) bersukur menjadi salah satu orang yang dipercaya untuk mengetahui informasi tersebut.

Naruto yang mendengar ucapan Arashi barusan hanya tersenyum simpul, dan sekarang ia mulai berpikir bagaimana cara yang tepat untuk mengklaim gadis manis yang suka memakai bando tersebut.


Mentari sudah tenggelam dan kembali keperistirahatan sementaranya, digantikan dengan sang malam yang menggantikan sang raja siang. Keindahan Uzushio begitu mempesona kala melihat bangunan-bangunan disekeliling desa itu dihiasi cahaya lampu didalamnya. Jembatan besar yang menghubungkan kedua sisi desa tersebut juga sekarang terlihat indah karena disetiap pembatas ditaruh dan dinyalakan puluhan lentera sederhana namun indah pada waktu bersamaan.

Beralih ke tempat Avatar, saat ini ia sudah sampai didepan kediaman miliknya dan kekasihnya. Avatar muda itu tanpa buang-buang waktu membuka pintu depan rumahnya dan masuk kedalam, tak lupa menutup pintunya lagi. Berjalan santai didalam rumahnya menuju ruang tamu, Naruto melukis senyumnya karena merasakan 2 buah chakra yang sangat dikenalinya, walaupun yang satunya lagi baru ia rasakan beberapa minggu, namun karena pemilik chakra yang satu itu membuat dirinya senang dan nyaman, dan itu membuatnya berkeinginan untuk menjadikan gadis itu sebagai miliknya.

Dan benar saja, Naruto saat ini bisa melihat kedua gadis berrambut merah itu bercengkrama ria sebelum perhatian mereka beralih kearah Naruto. Naruto yang menjadi objek pandangan kedua gadis itu hanya tersenyum dan mulai menghampiri mereka. Naruto tertawa dalam hati kala melihat Honoka bertingkah malu-malu dengan semburat merah dikedua pipinya saat melirik kearahnya.

"Darimana saja Naru?"

Naruto mengalihkan pandangannya kearah Tayuya setelah gadis itu tiba-tiba mengeluarkan suaranya. Naruto hanya tersenyum dan menggeleng pelan, "Tidak, aku baru saja kembali dari kantor Uzukage. Yah, aku dan Arashi Jii-san hanya menghabiskan waktu untuk bercengkrama." Balas Naruto pelan. Lalu pandangannya berali lagi kearah Honoka. "Nee Honoka-chan. Boleh aku bertanya sesuatu padamu?" tanya Avatar muda itu kearah Honoka yang saat ini menundukkan kepalanya.

Honoka yang sedari tadi menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan rona merah dipipinya lantas mendongak dan menatap langsung kedua iris mata remaja itu. Dan rona merah dipipinya yang tandinya memudar kini kembali lagi saat melihat tatapan lembut serta senyum yang tertuju kearahnya. "Te-tentu saja Naruto-kun. K-kau mau bertanya apa?" balas Honoka sedikit gelagapan karena tidak bisa mengatur rasa malunya melihat pandangan jemaja itu.

Naruto melirik Tayuya dan menatap gadis itu seolah menyampaikan sesuatu dari pandangannya, Tayuya yang melihat dan mengerti arti bahasa tubuh yang ia lihat dari kedua iris pemuda yang dicintainya itu hanya menganggukkan kepalanya pelan disertai senyum tipis gadis itu. Naruto yang melihat respon gadis itu hanya tersenyum, lantas ia kembali menatap Honoka yang sepertinya bingung melihat apa yang ia lakukan barusan, Naruto kembali tersenyum tipis.

"Nee. Tolong jawab dengan jujur ya Honoka-chan." Honoka mengangguk ragu setelah kalimat barusan keluar dari mulut Naruto. "Bagaimana menurutmu aku ini dan bagaimana perasaanmu terhadapku Honoka-chan?" tanya Naruto memulai aksinya untuk memancing gadis yang masih memakai bando emas dan setelan pakaian pengendali bumi tersebut.

Honoka tersentak dengan mata yang sedikit melebar. Sungguh, pertanyaan tadi membuatnya terkejut. Sekarang ingin rasanya ia meninggalkan tempat itu karena belum siap untuk menjawab pertanyaan tersebut. Namun ia tidak bisa, ia meremas tunik kuning kecoklatan yang ia kenakan karena ia sudah berjanji untuk berkata jujur, apalagi disitu ada Tayuya, bagaimana kalau gadis itu marah padanya nanti kalau ia menjawabnya dengan jujur, apalagi mengatakan perasaan yang ia alami pada Avatar muda itu.

"A-aku.. aku.." bibir Honoka bergetar karena tak sanggup mengeluarkan apa yang menjadi jawabannya. Naruto yang melihat itu hanya diam menunggu, ia terus saja melihat Honoka yang diam sambil menunduk menyembunyikan wajahnya, Naruto juga melihat tangan gadis itu juga sampai bergetar karena terlalu kuat meremas tuniknya.

Tayuya yang melihat itu tentu saja iba. Ia mengerti apa yang dirasakan oleh temannya itu sekarang ini. Ia tahu kalau Honoka saat ini ragu dan takut untuk menjawab karena takut karena dirinya yang selaku kekasih si pirang itu ada disini. Melihat itu Tayuya yang sebelumnya duduk bersebrangan dengan Honoka kini berdiri dan berjalan menghampiri gadis tersebut, Tayuya duduk di samping gadis itu dan memeluk tubuh bergetar Honoka dengan lembut.

"Sudahlah Honoka-chan, jawab saja semua yang dikatakan hatimu tentang perasaanmu yang sebenarnya pada Naruto-kun. Aku sama sekali tidak marah kok." Honoka yang tadinya terkejut karena Tayuya yang tiba-tiba memeluknya kini bertambah terkejut setelah mendengar bisikan halus gadis yang menjadi Sensei satu minggunya itu.

"B-baiklah.." Honoka membalas bisikan halus tadi dengan nada yang pelan. Setelah Tayuya membisikkan kalimat tadi, Honoka akhirnya bisa menghilangkan sedikit keraguannya. Ia perlahan mendongakkan kepalanya dan kembali menatap Naruto yang masih menunggu jawaban darinya.

"N-naruto-kun sangat ramah dan terbuka kepada se-semua orang disekelilingnya. N-naruto-kun juga adalah laki-laki y-yang lembut dan so-sopan." Honoka yang tadinya menatap wajah Naruto kembali menundukkan kepalanya, ia juga merasakan Tayuya mengeratkan pelukannya. "Te-tentang perasaanku pada Na-naruto-kun. A-aku me-menyukai Na-naruto-kun dan be-berharap Naruto-kun menjadi ke-kekasihku. T-tapi.." Honoka menghentikan perkataannya karena tiba-tiba merasa hatinya diremas kuat karena laki-laki yang disukainya itu sudah mempunyai tambatan hatinya. "T-tapi hiks.. a-aku sadar kalau Na-naruto-kun sudah mempunyai Tayuya-chan hiks.. hiks.. tidak mungkin hiks.. aku bisa me-memiliki Naruto-kun hiks.. hiks.. a-aku tidak mau me-menjadi pengganggu hiks.. hiks.. di-diantara kalian hiks..hiks.." Honoka tersiak begitu menyampaikan perasaannya, Tayuya yang mendengar pengakuan gadis yang dipeluknya tersenyum lembut tanpa diketahui oleh Honoka, ia kembali mengeratkan pelukannya yang sempat melonggar tadi.

Namun Tayuya perlahan melepas pelukannya begitu Naruto duduk di samping Honoka. Pria muda itu hanya tersenyum lalu menangkup kedua pipi Honoka sambil perlahan mengangkat wajah gadis itu untuk menatap kearahnya. Naruto tidak bisa untuk tidak tersenyum melihat air mata yang berjatuhan dari kedua mata yang berkaca-kaca itu. Perlahan ia menggerakkan kedua ibu jarinya untuk menghapus air mata gadis tersebut. Honoka yang diperlakukan begitu merasa hatinya menghangat, tapi kembali lagi karena tamparan kenyataan yang menyadarkan dirinya kalau laki-laki itu tidak mungkin mau menerimanya.

"Selamat datang dan selamat bergabung dalam keluarga kecil ini Honoka-chan." Honoka yang sudah bisa mengatur air matanya berubah bingung mendengar perkataan ambigu pria muda itu. Ia juga merasakan Tayuya kembali memeluknya dari samping. "Maksud Naruto-kun adalah, ia sudah menganggap dan menjadikanmu sebagai kekasihnya. Mulai sekarang kau adalah bagian dari kami, dan bagian dari keluarga kecil kami ini," kata Tayuya memperjelas perkataan ambigu Avatar muda tadi.

Honoka melebarkan matanya dan langsung mengalihkan pandangannya kearah Tayuya hingga tangkupan tangan Naruto terlepas dari pipinya. Perkataan Tayuya tadi sungguh tak pernah terlintas difikirannya sebelumnya. "T-tapi, a-aku hanya ak-akan menggangg—" Ucapan Honoka terhenti karena tiba-tiba Tayuya mencium pipinya, sebaliknya Honoka malah mematung karena kejadian itu.

"Jangan pernah berpikiran seperti itu lagi ya. Aku senang kau jujur dengan perasaanmu terhadap Naruto-kun. Aku justru senang kau menjadi bagian dari kami dan aku senang karena aku bisa berbagi Naruto-kun denganmu. Mulai sekarang bukan Cuma aku saja kekasihnya, tapi sekarang kau juga," kata Tayuya lembut setelah ciumannya pada pipi Honoka. "Lagipula, Naruto-kun juga sebenarnya menyukaimu Honoka-chan, atas dasar itulah ia sengaja menanyakan hal tadi hanya untuk melihatmu apakah kamu bisa jujur dengan perasaanmu atau tidak. Sesuai dengan yang diharapkan, kau sudah melakukannya. Dan itu membuat Naruto-kun tak mempunyai alasan lain untuk tidak menjadikanmu sebagai kekasihnya," lanjutnya sambil melirik Naruto sebentar, yang ditatap pun hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

Honoka sudah tak tahu apa yang harus ia lakukan saat ini, jujur hatinya serasa menghangat dan dirinya merasa sangat senang dan bahagia mendengar semua perkataan Tayuya tadi. Honoka hanya mampu mengekspresikan perasaannya melalui air mata bahagia yang kembali turun membasahi pipinya. Ia juga kembali mematung saat laki-laki disampingnya ikut memeluk tubuhnya dari samping. Seketika ia menoleh dan mendapati Naruto tengah tersenyum kearahnya. "Aku sangat menyayangi dan mencintai kalian berdua. Dan aku harap kau tidak kecewa menjadi yang kedua Hono-chan. Namun aku berjanji untuk adil kepada kalian." Air mata Honoka semakin merembes mendengar perkataan lembut Naruto barusan. Seketika tangannya yang sedari tadi menganggur langsung melingkar dipinggang Naruto dan Tayuya yang masih memeluknya.

"Tidak hiks.. Aku tidak masalah hiks.. menjadi yang ke-kedua hiks.. hiks.. Naruto-kun. Menjadi kekasihmu saja sudah sangat lebih dari cukup untukku hiks.. hiks.." Honoka menangis haru dan bahagia mendengar perkanaan laki-laki yang menjadi kekasihnya sekarang ini. Naruto dan Tayuya hanya tersenyum melihat gadis yang berada di tengah-tengah mereka itu.

Naruto tiba-tiba menengok kearah jendela yang berada di belakang Tayuya. Seketika ia tersenyum melihat ternyata Arashi sudah berdiri dibalik jendela itu. Sandaime Uzukahe itu sekarang tengah tersenyum membalas dan menganggukkan kepalanya kearah Naruto.

"Hmm, sepertinya sekarang aku tidak khawatir lagi dengan anak itu. Ia sudah mempunyai dan memiliki seseorang yang ia cintai dan memiliki seseorang yang akan melindunginya tatkala nanti ada bahaya yang mendekatinya. Tak kusangka begitu cepatnya waktu berlalu ya."

Itulah gumaman terakhir dari sang Sandaime Uzukage, sebelum laki-laki yang memimpin desa Uzushiogakure itu pergi dan menghilang ditempatnya berdiri.


TBC

(OST, Ending : Rythem –Harmonia)


AN : inilah chapter lanjutan dari Adventure of The New Legend. Semoga layak untuk dikatakan menghibur ya, hehe.

Chapter kali ini adalah chapter spesial untuk Honoka, saya tidak tahu apaka kesan romansanya terasa atau tidak karena saya sendiri tidak begitu tahu menahu terlalu banyak soal percintaan. Saya juga masih butuh bantuan untuk hal ini juga untuk komponen-komponen lainnya seperti jalan cerita dan yang lainnya.

Chapter ini adalah penutup dari Arc pembuka, dan kedepannya arc isinya akan dimulai dan saya akan berusaha untuk lebih baik lagi tentunya dengan bantuan teman-teman yang mau mengoreksi dan memberikan masukan-masukan cerita buatan saya. Jujur saya mengakui kalau saya tidak bisa bergerak dan berkembang tanpa bantuan teman-teman sekalian. Jika teman-teman sekalian berkenan membantu dan memberikan saya bimbingan, carilah akun FB saya yang bernama Riell Cho Lien's.

Inilah dulu yang bisa sampaikan, saya mohon undur diri dan sampai jumpa di chapter berikutnya.

Salam [Rule Breaker!]