Di SMA Teiko, hari ini adalah pembagian nilai ujian tengah semester atau disebut dengan UTS. Sang pemuda bersurai hitam dengan mulut monyong yang dia kategorikan itu adalah mulut terseksi nya sudah kejang-kejang ditempat. Bagaimana jika nilai nya jelek? Atau dibawah nilai kkm? Nilai pas-pasan? Bisa ditabok sama mamah nih!

Semenatara di samping pemuda itu ada pemuda bersurai abu-abu dengan manik yang warna nya serupa dengan rambutnya dan tidak lupa wajah madesu yang dipasangnya sekarang hanya santai membaca novel ringan dengan sampul gambar lolicon. Walaupun dia disebut penggemar lolicon dua dimensi, para teman-teman kadang iri dengan pemuda tersebut. Sudah pintar, punya adik laki-laki manis berambut biru muda (bahkan lolicon pun kalah!), hidup lagi!

"Oi, madesu!" sang pemuda bersurai hitam memanggil. "nama gua Mayuzumi Chihiro, Nijimura. Lu kalo ngomong bibirnya benerin dulu." Balas pemuda bersurai abu-abu tanpa mengalihkan perhatiannya ke arah teman sebangkunya.

"bibir gua udah kayak gini tauk!" pemuda tersebut ngelus-ngelus dadanya supaya nggak termakan emosi oleh ucapan Mayuzumi yang mengandung majas sarkasme itu. "eh, betewe, lu kok santai banget ya? Nggak mikirin nilai yang akan keluar nanti?" tanya Nijimura heran. Mayuzumi menutup novel kesayangannya dan memutarkan bola matanya yang menandakan terpaksa untuk menjawab pertanyaan temannya.

Izinkan Nijimura untuk mencongkel kedua mata yang berputar malas dihadapannya dengan gunting Akashi.

"Yah percuma aja sih kalau pikirin itu terus. Nilai yang udah diberi sensei pun nggak akan berubah." Ucap Mayuzumi sok bijak. Tapi yang buat Nijimura kesal sih wajah madesu dicampur kata-kata yang sok bijak. Itu sangat tidak epic, bung!

"Orang oon seperti kamu pun tidak perlu cemas dengan nilai yang akan keluar. Toh, nilaimu tetap segitu-segitu aja."

.

"SIALAN! WOI, MIYAJI! JANGAN TAHAN GUE! GUE MAU PUKUL DIA!" teriak Nijimura dengan posisi yang sok-sok ditahan oleh seseorang. Pemuda yang merasa terpanggil pun mendelik ke arah Nijimura yang sedang kumat dengan sifat ala sinetronnya.

Sejak kapan gua nahan elu, dasar monyong ababil.

.

Pembagian nilai.

Kategora-sensei membagikan lembar jawaban dengan nilai di atas ujung kanan. Ada yang gembira, terharu, sedih, meraung-raung seperti cewek bersurai pink panjang yang memeluk cewek bersurai cokelat pendek, ada juga yang diabadikan dengan foto (bukan sih, itu untuk kunci jawaban yang akan dijual di kelas sebelah yang belum UTS).

Sementara itu, Nijimura sedang loncat-loncat kegirangan karena mendapatkan nilai 75 di lembar jawabannya. Baru kali ini nilai dia mendapatkan predikat tuntas di pelajaran Biologi. Walaupun ada catatan dari guru lain kali nyontek nya yang pintar ya.

Apa-apaan ini? mentang-mentang Nijimura nggak pernah tuntas diejek sama gurunya. Jangan suudzon, pak! Yah, tapi sempat tanya sedikit sih ke Mayuzumi.

Ah, bodo amat. Yang penting tuntas!

Nijimura melirik ke arah teman sebangku nya. Mayuzumi terlihat sangat murung sekali. Ah, mungkin hanya perasaan Nijimura saja. Dia setiap hari memang memasang muka yang seperti itu kok. Ah, sebagai teman sebangku yang berhati mulia, tidak sombong, rajin menabung, dan pacar terbaik bagI Himuro Tatsuya –yang terakhir abaikan saja, dia bertanya ke Mayuzumi.

"Kok murung banget sih, Mayuzumi. Lu kenapa?" tanya Nijimura sok care. Mayuzumi menghela nafas bertanda kecewa. Nijimura baru kali ini merasa nggak enak dengan Mayuzumi. Si pemuda bersurai abu-abu itu mau menjawab walaupun kedua manik abu-abu nya masih melihat lembar jawaban dirinya.

"Nilai gua jelek."

"HAH?!" Nijimura berteriak histeris. Tidak mungkin Mayuzumi –yang dikenal sebagai murid teladan nan pintar- mendapatkan nilai jelek! Apalagi pelajaran Biologi adalah mata pelajaran favorite nya. Kadang di pelajaran itu –pada saat persentasi—dia bisa membuat semua orang kesal karena melontarkan pertanyaan yang tidak bisa dicari di gugel.

Beneran, lho. Sensei aja sampai garuk-garuk kepala.

"Emang nilai lu berapa?"

"Nggak ah, gua malu."

"Udah, gua aja yang tahu kok."

Akhirnya Mayuzumi memberitahukan nilai sebenarnya. Nijimura berkeringat dingin. Hatinya dag dig dug seperti bedug –ah, Kitakore!- abaikan sebelumnya. Matanya nya pejem melek tak karuan. Dengan dramatis, si pemuda bersurai abu-abu itu membuka mulutnya. Hal itu sudah ditunggu-tunggu oleh Nijimura.

1 detik

2 detik

3 detik

"Nilai gua cuman 98."

.

"OI MIYAJI! LEPASIN GUAA! LEPASIN GUA!"

Miyaji –yang sedang duduk diujung ruangan bersama temannya bernama Kimura—merasa terpanggil dan menatap sekali lagi ke arah Nijimura.

"Oi, Kimura. Masih punya nanas nggak?" tanya Miyaji. Kimura yang sedang meratap nasib karena nilai nya yang jelek melirik ke arah teman sebangku nya.

"Emang mau ngapain?"

.

.

"Gua mau masukkin nanas ke mulut Nijimura. Supaya nggak monyong."

THE END


ini pelampiasan ane TT_TT

sumpah, demi lucky item Oha-Asa, ane HAMPIR nggak pernah tuntas di pelajaran Biologi! :"

ane sangat nggak suka hapalan! lebih suka menghitung !

hehehe, cerita di panpic sebelumnya pun belum kelar nih TT_TT sedih!