Dear Diary ...
Kata Mereka hidupku hanya tinggal dua bulan ...
Aku sedih , bahkan aku belum pernah merasakan masa mudaku ...
Hari-hariku hanya aku habiskan dengan bekerja ...
Tak pernah sedikitpun aku melakukan hal-hal seperti perempuan sebayaku yang pacaran , menikah , bahkan punya anak ...
Aku bingung ? Apa yang harus aku lakukan wahai Diary ?
Sona Shitri ...
Diary © Namikaze Yami
Genre:
Romance / Angst
Rate : M
Pairing :
Naruto x Sona slight Naruto x Akone
Warning :
AU, OOC, aneh, abal, LEMON Lime inside, Terakhir, dosa tanggung bareng-bareng.
Awkwkwk
DON'T LIKE DON'T READ!
*~°•yami•°~*
"Maaf nak disini tak menerima lowongan pekerjaan"Naruto tersenyum dengan terpaksa , ini sudah kesepuluh kalinya ia mendatangi berbagai kantor namun hasilnya tetap sama tak ada yang menerimanya . Dengan berat hati ia mulai pergi menjauh , berjalan tampa tujuan yang pasti akan menuju kemana .
Hidungnya mencium bau yang membuat perutnya bergemuruh , ia tenguk ke arah samping sebuah cafe Dengan bermacam-macam aneka menu membuatnya harus meneguk ludahnya berkali-kali dan memegang perutnya yang meminta jatah , di reguhnya kedua kantung Celana yang ia pakai , namun nihil tak ada sepeser pun uang yang ia miliki. Dengan kaki yang serasa berat untuk beranjak dari sana ia mulai melanjutkan kembalu perjalanan tanpa tujuannya.
*~°•yami•°~*
.Sona p.o.v.
'Menbosankan' itulah pikiranku.
Ku alihkan pandanganku pada capcake yang aku makan menuju jendela , disana bisa kulihat seorang pemuda berambut kuning cerah sedang berdiri sambil terus memandang ke arah kafe ini dengan tangan kanan yang memegang perutnya."tampan"tanpa sadar aku mengucapkan hal memalukan seperti itu , aku rasa sekarang wajahku memanas .
"Kau bilang apa Sona?"ucap tsubaki , asistenku .
"Tidak ada" jawabku singkat , sedikit aku perbaiki kaca mataku yang melorot ke hidungku kemudian menuleh lagi padanya yang sedang merenguh saku kantung celananya dengan tergesa-gesa lantas hal itu membuatku tertawa pelan . kemudianku lihat ia mulai melangkahkan kaki pergi dari situ.
Entah apa yang terjadi pada tubuhku , ketika ia pergi tubuhku langsung berdiri dari bangku cafe yang aku duduki dan melangkah pergi keluar cafe tak aku pedulikan Tsubaki yang terus meneriakkan namaku , entah kenapa hatiku menyuruh untuk mengikuti laki-laki itu.
.Sona p.o.v end.
*~°•yami•°~*
Perjalanan tanpa arah Naruto yang di temani panasnya matahari akhirnya berhenti di sebuah taman yang rindang.
Ia dudukkan tubuh lelah dan penat miliknya akibat berjalan dari pagi hingga siang di sebuah bangku Yang di lindung oleh rindangnya pohon sakura.
"Kryuuuuukkk"
'Egh , sial bahkan sepeser uang pun untuk membeli sebungkus roti aku tak punya'batinnya sambil memegang perutnya yang terus berbunyi minta makan.
"Ini makanlah"sebuah tangan kecil berwarna putih menyodorkan sebungkus roti berlapis daging padanya. Di tulehkannya wajahnya kesamping untuk melihat orang yang menyodurkan roti itu padanya.
Dan ternyata yang memberinya adalah seorang wanita berambut hitam seleher dengan kacamata hitam yang membingkai mata indah berwarna hitam malam itu , berbalut pakaian kerja berwarna putih yang terlihat kontras dengan rambut serta roknya yang berwarna hitam selutut."kau laparkan ? Tapi kalau tak mau ya sudah".
"Bukan begitu , tapi terimakasih"ucap naruto sambil mengambil roti itu.
Wanita itu terus memandangnya , hal itu membuatnya sedikit risih sehingga membuatnya membalas menatap wanita itu.
Saphire bertemu onlx , seakan tersihir mereka sama-sama terdiam mengagumi indahnya mata lawan masing-masing.
Mereka tersentak kemudian saling menunduk tak berani lagi bertatap seperti tadi, di masing-masing pipi darivmereka terlihat rona merah yang muncul secara spontan. Kemudian Naruto mulai mengigit roti yang diberi sang wanita."Naruto, namaku Uzumaki Naruto".
"Sona , Sona Shitri"ucap perempuan itu mengenalkan dirinya , kemudian Sona kembali melanjutkan"sepertinya kau ada masalah".
"Bagaimana kau bisa tahu"ucap naruto menghentikan gigitannya pada sang roti dan menatap sona tak percaya.
"Dari sini"ucap Sona sambil menyentuh kerutan-kerutan kecil di kening Naruto. Kemudian ia memijat pelan bermaksud membuat tubuh naruto menjadi relex"kau bisa cerita padaku kalau mau"tambahnya.
Menerima pijatan kecil dari Sona membuat mata naruto terpejam merasakan hangat dan lembutnya tangan Sona yang menyentuh keningnya. Darah naruto mengalir lebih cepat dari biasanya membuat jantungnya berdegup kencang, dirinya seakan tersihir oleh suara lembut itu hingga ia mulai menceritakan masalah-masalah yang menimpanya.
*~°•yami•°~*
Flashback.
"Emmmm ... Eehhhmmm"
Lumatan-lumatan penuh nafsu terus dilakukan Akeno pada bibir naruto yang berada dibawah tubuhnya, mereka berdua tak mengenakan pakaian atas mereka menyisakan tubuh indah putih mengoda akeno yang masih memakai bra berwarna dark blue yang senada dengan rambutnya itu , sementara naruto bertelanjang dada.
"Akeno ... berhenti ..."ucap Naruto , namun akeno tak mengidahkan hal itu, justru ia makin menjadi dengan turun mencium dagu kemudian leher naruto serta tangannya yang mengelus bagian selangkaian naruto memberikan rangsangan lebih kepada naruto.
"Ahhh... Akeno... ahhh.. Kumohon..."rintihnya. Akhirnya Akeno berhenti, lalu menatap wajah naruto dengan pandangan sayu, muka memerah, serta nafas yang naik turun, termakan oleh nafsunya sendiri.
"Kenapa Naruto-kun? Apa kau tak suka?"tanya Akeno.
Bohong bila ia bilang tak suka, sungguh ia sangat menikmatinya. pria normal mana pun yang di perlakukan seperti itu pasti akan sangat menikmati hal ini seperti sama halnya dengan ia. Tapi berbeda dengan keadaan mereka sekarang,demi tuhan mereka masih di sekolah.
Ia berbeda dengan akeno yang di perlakukan berbeda di sekolah ini kerena orang tuanya adalah salah satu pendonor dana terbesar di sekolah ini berbeda denganya yang beruntung masuk di sekolah dengan modal kepintarannya sehingga ia mendapat biasiswa untuk membayar biaya sekolah yang lumayan mahal baginya. Jika ada yang memerguki atau mengetahui apa yang mereka perbuat maka pupus sudah semua yang di bangun naruto.
"Bukan begitu, kita masih di sekolah nanti ada yang tau" dan bingo! Baru saja ia berucap pintu telah terbuka dengan paksa oleh seorang guru berambut perak yang melawan gravitasi serta menggunakan masker, hatake kakashi.
Dengan pandangan datar seperti orang baru bangun dari tidur yang merupakan ciri khas dirinya, kakashi lantas berkata"kalian berdua cepat rapikan baju kalian dan ikut aku ke ruangan kepala sekolah sekarang" skat mat untukmu naruto.
-skip-
Kantor kepala sekolah kini sungguh mencekam bagi naruto entah itu berlaku juga bagi akeno atau tidak tapi ia terus kerah bajunya yang se akan melilit lehernya. Bukan senyum hangat seperti biasa di paras tua sang kepala sekolah yang sudah ia anggap kakeknya itu melainkan tatapan serius yang se akan bisa membunuhnya dalam sekejap .
"Ini tak bisa aku tolerir lagi, berbuat mesum di sekolah adalah pelanggaran berat walau kalian sepasang kekasih peraturan tetap peraturan"Ucap tegas saratobi sang kepala sekolah koah high shcool . Sedirit keringat meluncur turun dari dahinya, naruto tau apa yang akan terjadi padanya.
"Jadi dengan terpaksa aku menskor kalian selama 1 bulan , dan untukmu naruto dengan terpaksa kami harus mencabut biasiswamu."
"Aku mengerti" perintah mutlak , percuma naruto membantah, naruto kemudian berdiri dan berjalan menjauh dari ruangan itu dan menuju kelasnya tanpa mempedulikan akeno yang memanggilnya.
Sesampainya dikelasnya, naruto langsung mengambil tasnya tanpa mempedulikan teman-temannya yang menatapnya heran.
mereka kembali bertemu di sebuah lorong koridor sekolah. Dengan cepat akeno memeluk tubuh naruto"maafkan aku naruto-kun"
"Lepas"ucapnya dingin, kedua tangannya yang dari tadi terdiam dalam pelukan akone mulai bergerak mendorung tubuh akeno hingga terhempas ia mulai berjalan menjauh meninggalkan akeno yang menangis terisak.
*~°`•yami•`°~*
Sepanjang perjalan ke apertemennya naruto hanya menunduk, ia sama sekali tak peduli tubuhnya terserit oleh tubuh orang yang berlalu lalang. Baginya semuanya sudah berakhir, bagaimana pun ia tak akan bisa membayar uang sekolah yang mahal bila biasiswanya di cabut, sementara ia juga harus membayar uang sewa apertemen yang ia tempati padahal uang yang dikirim pamannya tak seberapa. Uang itu hanya mampu untuk membayar sewa dan membeli persediaan makanannya, itu pun hanya berupa Ramen cup selama setengah bulan.
Sesampainya naruto di apertemennya, seseorang sudah menunggunya di depan pintu, orang itu tak lain adalah pemilik apertemen murah yang ia tempati, chiyo.
Nenek chiyo dengan tubuh tuanya mulai berjalan mendekat pada naruto, sementara naruto yang sudah hafal apa yang akan nenek chiyo katakan hanya tersenyum kecut."naruto-san besok sudah jatuh tempo , kapan kau akan membayar sewamu"ucap nenek chiyo sambil tersenyum.
Naruto tertawa pelan kerena tebakannya benar , dengan menghela nafas panjang kemudian tersenyum"maaf baa-chan aku belum mendapat uang kiriman mungkin besok"ucapnya.
"Baiklah, tapi ingat jangan sampai telat naruto-san"ucap nenek chiyo sambil berlalu dari hadapan naruto.
Kemudian naruto berjalan menuju kotak post yang di sediakan di depan apertemennya berharap sang paman sudah mengiriminya uang.
Didalam kotak pos itu terdapat amplog , tapi tak sesuai dengan harapan naruto ketika ia membuka bukan beberapa lembar uang namun malah sebuah surat yang berisi:
Naruto ...
Bukan kami tak menyayangimu , sungguh kamu sudah kami anggap anak kami sendiri ...
Kami tak bisa mengirimimu untuk saat ini , usaha yang kami jalankan dalam krisis dan banyak memerlukan biaya ...
Kami harap kamu mau mengerti naruto-kun ...
Iruka & shizune.
Flashback off.
*~°`•yami•`°~*
Tangan yang semula memijat kening naruto itu naik mengusap surai kuning senada warna emas naruto, ia merasa kasihan dengan masalah yang menimpa naruto, ia berpikir bagaimana cara menolong pria muda di depannya ini. Sepercet ide gila muncul di benaknya, dengan cepat tangan yang semula mengacak surai pemuda itu beralih turun ke pipi berwarna tan naruto.
Selintas siapa pun yang lewat akan berpikir bahwa mereka ini adalah sepasang kekasih dengan tangan kecil berwarna putih yang masih memegang pipi naruto, sedangkan Naruto masih Memejamkan matanya menikmati belaian tangan sang gadis. Takkan terlintas di benak mereka bahwa meraka ini baru saja kenal beberapa menit lalu.
"Kau benar-benar perlu uang ?"naruto hanya mengangguk, entah kenapa berada di dekat wanita ini membuatnya membuatnya merasa nyaman bahkan dirinya menikmati apa yang wanita itu lakukan padanya"kalau kau mau aku punya pekerjaan untukmu dan uang bukan masalah berapa pun yang kamu minta akan aku kasih".
Sontak naruto langsung memegang tangan sona yang memegang pipinya"benarkah?"ucap naruto memandang sona mencari kobohongan di dalam mata indah itu, namun nihil tak ada satu pun kebohongan dalam pancaran matanya, kini giliran sona mengangguk.
Wajah naruto tersenyum , hal itu membuat wajah sona mengeluarkan semberut merah di masing-masing pipinya"pekerjaan apa".
"Jadi pacarku ! Lebih tepatnya pacar kontrakku bagaimana? ".
•
•
•
•
•
To be contined ...
Oyaho reader-san ...
Perkenalkan nama aku yami atau bisa dibilang aku aby shciffer ehehe ...
Entah kenapa akunku yang aby schiffer itu tak bisa di buka dan otomatis aku gk bisa lanjutin growl dech dan terpaksa aku buat akun baru dan tadaaaa hehehe ...
Hensin(niru gaya philip kamen rider w) namikaze yami aroooo hahaa ...
Thanks buat para reader yang telah membaca fic aku
dan maaf kerena saya buat fic drama bukan pertualangan dan fhigt. Maaf sekali lagi. Saya merasa maraton dengan fic bergandre seperti itu hingga saya mbuat seperti ini hehe ...
Oh ya bagaimana fic ini dan
Tanpa basa-basi, saya minta komentar kiritik saran dan review maupun frame ya ehehe?
↓ Click ↓