Naruto – Masashi Kishimoto

Daun-daun yang Berguguran – Kei Dysis

.

F/SC/AR, OOC, Typo, etc.

.

23/07/2017

Happy reading!

Helaan napas Sasuke berderu panjang, ketika akhirnya berhasil mencapai mulut gua. Ribuan entitas bening mulai jatuh. Cahaya senja meredup dengan iringan gemuruh.

Sejenak pandangan Sasuke beralih ke belakang. Pada kunoichi berambut panjang yang masih menyembunyikan sepasang lilac. Juga pada bayang hitam yang kian jauh mengepakkan sayap.

Lalu Sasuke melangkah pelan, semakin memasuki gua yang kecil dan sempit. Dengan hati-hati, diturunkannya Hinata dari gendongan. Ringisan kecil tercipta dari bibir mungil. Sambil duduk menghadap mulut gua, Sasuke membiarkan Hinata bersandar pada punggungnya, alih-alih pada dinding gua.

"U-Uchiha-san." Suara itu terbentuk lirih. Nyaris tak terdengar.

"Diam," Sasuke berdesis tajam, saat dirasakannya Hinata mulai bergerak. "Diam sajalah."

"Ke-kenapa?"

Sasuke termenung, lantas memejamkan mata. "Aku tidak ingin melihatmu."

Hening. Tak ada tanggapan dari Hinata. Hanya laju napasnya yang terdengar kian lemah. Namun bibir Hinata lantas kembali bergerak. "Ma-maaf," ucapnya lambat-lambat.

Sasuke bergeming. Menggigil. Tangan mengepal di kedua lutut yang menekuk.

"Selamat ulang tahun, Sasuke." Hinata berusaha menarik napas. Tersenyum sendu. "Dan... aku mencintaimu. Sangat."

Netra Sasuke kontan terbuka lebar. Tercengang dengan tubuh menegang. "Bodoh," bisiknya kemudian. Dingin. "Kau baru mengucapkannya sekarang? Kau tahu benar cara untuk membuatku semakin membencimu, Hyuuga." Sasuke berputar pelan, membiarkan tubuhnya bersandar pada dinding gua di sampingnya, sebelum akhirnya membawa Hinata ke pangkuan.

Kelembutan bulan telah pudar di wajah pucat. Keindahan lilac telah layu di balik kelopak.

Sasuke menenggelamkan wajah di puncak kepala Hinata, memeluk Hinata dengan keseluruhan dirinya. Dengan setiap jengkal jiwanya. Surai indigo kini basah oleh hujan merah dari bibir dan pelupuk jelaga.

"Aku juga mencintaimu, Hinata." Sasuke tersenyum. Hampa. "Sampai bertemu lagi."

Elegi sang hujan tak memelan. Api hitam membakar daun-daun yang berguguran.

.:.

THEEND

.:.

THANKS! :')