"Astaga! Si brengsek itu menarik kembali dokumen itu dan membawanya pergi Chanyeol! Bagaimana ini?!" Luhan terduduk lemah di jalan sambil menangis.
"Maafkan aku Chanyeol, maafkan aku hiks" Chanyeol segera menoleh ke arah Luhan dan ikut berjongkok mensejajarkan tubuh mereka.
"Kau tidak usah khawatir Hyung" ucap Chanyeol menenangkan Luhan.
"Bagaimana aku bisa tidak khawatir bodoh?! Hiks" Luhan masih berteriak pada Chanyeol.
Chanyeol lalu memberi kode kepada Jongin untuk mengikuti kemana larinya ketiga orang itu dan langsung di angguki oleh Jongin yang sedari tadi memgantisipasi jika ini akan terjadi.
"Tenanglah Luhan hyung, dokumen yang mereka bawa itu dokumen palsu"
Luhan langsung terdiam mendengar penuturan Chanyeol barusan.
.
.
.
YUTA PRESENTS
DON'T SAY GOODBYE (CHANBAEK)
Main Cast : Park Chanyeol - Byun Baekhyun
Support Cast : EXO Members and others
Rated : M
Summary : "suara apa itu?". "maaf.. semua T-shirt ku sedang dicuci, yang ada hanya kemeja ini" . "siapa nama mu? berapa usia mu? darimana kau berasal? apa yang menyebabkan kau menjadi seperti ini? siapa kau sebenarnya?" . "lindungi.. a-akuhh ku-mohon.." WARNING! YAOI/BL/SHOUNEN-AI/MATURECONTENT. DLDR! CHECK THIS OUT!
Disclaimer : Seperti biasalah, ini ff 100% asli buatan Yuta dan tanpa pengawet juga pemanis buatan(?) Semoga kalian suka aja bacanya, itu udah bikin Yuta seneng kok ^^)/
A/n : kritik dan saran kalian sangat berguna buat saya ^^)/ FF ini terinspirasi dari MV DAVICHI - Don't Say Goodbye tapi Yuta buat ChanBaek Versionnya kkkk~ Semoga suka ^^)/
Backsound : DAVICHI - Don't Say Goodbye
~~Happy Reading~~
"Kyungsoo. Kau pasti tau kemana mereka kan? Tolong beri tau aku Kyung" Jongin mengenggam tangan Kyungsoo dengan wajah memohonnya. Kyungsoo menangguk.
'Mereka kembali ke markas kita'
"Terima kasih Kyung. Aku mencintaimu" Ucapan Jongin barusan membuat Kyungsoo menghangat. Dan kemudian Jongin melajukan mobilnya ke arah yang di tunjukkan oleh Kyungsoo.
.
.
Brak!
Jongin mendobrak pintu markas Baekhyun dengan kuat.
"Keparat! Kenapa kau ada disini?!"
Kris berjalan ke arah Jongin hendak memukul pria tan itu. Namun tangan Kris di tepis oleh Kyungsoo yang tiba-tiba muncul dari baelakang Jongin.
"K-kyungsoo? Bukankah kau? Ohh jadi kau mengkhianati kami dan memberitahunya eoh?!"
Kris geram hampir saja menampar Kyungsoo namun Jongin lebih cepat meninju wajah Kris sampai ia terjungkal dan adu jotos pun tak terhindarkan disana. Sehun dan Baekhyun juga sama terkejutnya dengan Kris ketika melihat Kyungsoo bersama Jongin. Sehun langsung berdiri dan memisahkan perkelahian antara kakaknya dengan teman Chanyeol itu. Sedangkan Baekhyun menghampiri Kyungsoo dan memegang bahu Kyungsoo dengan tangan kirinya.
"Kenapa kau melakukan ini Kyung? Kenapa kau mengkhianati kami dan membela orang jahat itu Kyung?" Ucap Baekhyun lirih pada Kyungsoo yang menunduk menyembunyikan tangisannya.
Namun Kyungsoo tidak menjawab, ia malah menghempaskan tangan Baekhyun dan berlari kearah Jongin yang sudah babak belur itu. Sehun menahan tubuh Kris agar tidak menyerang Jongin lagi. Kyungsoo menangis sesunggukkan sambil memeluk tubuh Jongin.
"Hiks hiks H-hentikan! A-aku mencintainya!"
Semuanya terdiam mendengar apa yang barusan Kyungsoo ucapkan. Jonginlah yang paling terkejut oleh perkataan Kyungsoo.
"K-kyung? K-kau bisa bicara?" Tanya Jongin pada Kyungsoo dengan suara lirih.
Kyungsoo mengangguk mengiyakan pertanyaan Jongin. Jongin segera membawa tubuh mungil Kyungsoo kedalam pelukannya dan dibalas oleh Kyungsoo dengan erat. Dan beberapa detik kemudian Chanyeol dan Luhan tiba dimarkas mereka. Tentu saja Chanyeol dan Luhan bisa menyusul Jongin karena Jongin sebelumnya telah menyalakan gps di ponselnya agar dapat diketahui oleh Chanyeol. Sungguh pintar.
"Luhan hyung, tolong bawa Jongin dan Kyungsoo masuk ke dalam mobil. Biar aku yang menyelesaikan ini" perkataan Chanyeol langsung di turuti oleh Luhan.
Kyungsoo dan Luhan membopong tubuh Jongin menuju mobilnya. Setelah memastikan Jongin, Luhan dan Kyungsoo telah beranjak dari sana. Kini Chanyeol menolehkan kepalanya pada tiga orang yang masih terdiam disana. Yaitu, Kris, Sehun dan.. Baekhyun.
"Aku sudah tidak peduli dengan dokumen itu. Kalian boleh ambil itu dan menjualnya sesuka kalian" mulai Chanyeol.
"Tapi ada satu yang masih ingin aku pertanyakan pada kalian.." Chanyeol menjeda kalimatnya dan menatap pada Baekhyun.
"Kenapa kalian melakukan hal yang tidak bermoral ini? Itu sangat menjijikan sekali jika alasan kalian hanyalah uang. Apa kalian tidak punya pekerjaan sehingga kalian hanya bisa memeras uangku dengan mencuri? Ck! Sungguh aku tidak habis pikir, kalian kemanakan otak kalian it-" ucapan Chanyeol terpotong oleh suara Baekhyun.
"Cukup Park! Tutup mulutmu itu. Kata-katamu sungguh pedas seperti ayahmu yang brengsek itu!" Chanyeol masih tidak mengerti dengan apa yang dikatakan Baekhyun. Kenapa tiba-tiba Baekhyun membawa-bawa nama ayahnya?
"Ya! Ayahmu Tuan Park yang terhormat itu nyatanya tak lebih dari seorang brengsek!" Lanjut Baekhyun dengan penuh emosi. Chanyeol masih membungkam mulutnya untuk mendengarkan Baekhyun lebih lanjut.
"Dia telah membunuh keluargaku! Dia membunuh Ayahku, Ibuku dan juga Hyungku! Dia telah membunuh semua orang yang aku cintai kau tau?! Hiks"
Baekhyun tak kuasa lagi menahan air matanya ketika mengingat kejadian yang sangat mengerikan itu. Chanyeol terdiam berdiri kaku mendengar suara Baekhyun yang terluka itu. Lalu Baekhyun berjalan ke arah Kris dan menarik tengkuk pria tinggi itu lalu menciumnya dihadapan Chanyeol. Chanyeol mengepalkan tangannya menahan emosi agar tidak meninju lelaki yang bernama Kris itu.
"Dan Kris datang untuk menyelamatkan ku. Aku tidak tau apa yang terjadi padaku bila aku ikut terbunuh oleh tangan kotor Ayahmu itu. Dan aku sungguh bersyukur jika Tuhan mengirimkan Kris untuk menyelamatkanku dan membalas semua dendam atas kematian keluargaku" Baekhyun lalu berjalan memutari Chanyeol.
"Dan aku juga sangat bersyukur karena Putra seorang pemilik 'Park Corp' itu sangat bodoh! Ck!" Baekhyun menatap tajam pada mata elang Chanyeol.
"Dan kau harusnya bersyukur karena aku tidak membunuhmu dan keluargamu itu, Park Chanyeol!"
"Kenapa kau melakukan ini Baek? Balas dendam bukanlah cara yang baik" pandangan Chanyeol melemah ketika ia menatap kedalam manik kecoklatan milik Baekhyun.
"Kau tau apa Chanyeol?! Balas dendam adalah cara yang terbaik! Kau tidak tau apa yang aku rasakan selama ini! Aku membencimu Park Chanyeol! Hiks"
Baekhyun kembali menangis di hadapan Chanyeol. Kris dan Sehun tidak berani menghentikan Baekhyun. Mereka kini hanya bisa diam dan melihat apa yang lelaki mungil itu lakukan.
"Kau salah Baek. Aku yakin kau adalah orang yang baik. Jadi hentikanlah ini. Orangtuamu dan Hyungmu juga tidak akan senang melihatmu seperti ini disana. Maafkanlah ayahku, maafkan semua kesalahan ayahku Baek" Chanyeol menggenggam kedua tangan Baekhyun dengan lembut.
Lelaki mungil itu terdiam dan tampaknya sedang berpikir memikirkan perkataan Chanyeol barusan. Mungkin Chanyeol sedikit ada benarnya juga. Orangtua dan Hyung Baekhyun tidak akan senang melihatnya seperti ini. Hati yang kotor dan dipenuhi oleh rasa dendam itu membuat Baekhyun tidak bisa hidup bahagia dan terus merasa tertekan.
"Sekali pembunuh tetap pembunuh!" Kris bersuara. Chanyeol dan Baekhyun kini menatap Kris.
"Jangan dengarkan dia Baek. Rencana kita sedikit lagi akan selesai. Kita tinggal menjual dokumen itu dan kembali hidup tenang di China. Apa kau tidak merindukan China Baek?" Kris kini sudah berada di samping Baekhyun memegang kedua bahu Baekhyun yang masih menunduk menyebabkan tautan tangan Baekhyun dan Chanyeol terlepas.
"Ne.. cepat jual dokumen itu Kris" ucap Baekhyun datar sambil melihat kelantai.
"B-Baekhyun!" Chanyeol memekik heran pada Baekhyun.
Sepertinya Baekhyun memang benar-benar membenci ayahnya dan perlakuan Baekhyun terhadap Chanyeol selama ini hanyalah dusta belaka.
"Diamlah Park! Pergi kau darisini!" Teriak Baekhyun sambil mengusir Chanyeol namun masih enggan menatap Chanyeol.
"Baiklah aku akan pergi.. jangan salahkan aku jika kalian akan berakhir di penjara. Aku sudah memperingatkanmu Baek. Maafkan aku.. dokumen itu palsu, dan polisi akan segera kemari. Maaf" ucapan Chanyeol bagaikan petir disiang bolong bagi ketiga orang disana. Terutama untuk Baekhyun.
Baekhyun langsung menolehkan kepalanya pada Chanyeol dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Chanyeol segera membalikkan badannya dan hendak keluar dari sana. Namun Baekhyun mencekal tangannya.
"C-chanh aku mohon.. lindungi aku"
(ntar dulu(?), kok Yuta ngerasa kalo Beqyon jadi kaya cabe banget ya? -_- Bhaq!)
Deg!
Chanyeol teringat oleh kata-kata itu. Kata-kata terluka yang Baekhyun tuturkan saat pertama kali mereka bertemu. Chanyeol masih mengingat itu sampai sekarang. Chanyeol tidak akan melupakan pertemuan mereka. Chanyeol sungguh terluka. Semua yang terjadi pada dirinya dan Baekhyun adalah hanyalah rencana Baekhyun.
Niu niu niu~ #sirinegagal -,-
"Maafkan aku Baek.."
Chanyeol menghempaskan tangan Baekhyun dan terus berjalan tanpa memperdulikan sosok ringkih Baekhyun. Baekhyun kembali meneteskan airmatanya ketika beberapa pasukan polisi sudah memborgol tangannya dan kedua temannya.
Sehun dan Kris sudah tidak berkutik lagi karena pistol polisi yang sudah menempel pada dahi mereka. Baekhyun dan teman-temannya di giring memasuki mobil polisi. Baekhyun hanya diam memandang Chanyeol.
Sedangkan Chanyeol disana sedang dipeluk oleh si Ayah. Tuan Park nampak khawatir dengan kondisi anak semata wayangnya itu. Sementara Chanyeol hanya terdiam menunduk tanpa memperdulikan sang Ayah, merespon Ayah hanya dengan mengangguk-anggukan kepalanya.
"Maaf, apa aku boleh berbicara sebentar dengan Tuan Park? Aku berjanji tidak lebih dari dua menit" Baekhyun tiba-tiba bersuara berbicara pada polisi yang memborgolnya.
Polisi itu hanya mengangguk, dan berjalan menuntun Baekhyun menuju Tuan Park. Tuan Park dan Chanyeol menoleh ke arah Baekhyun dengan pandangan yang sulit di artikan. Baekhyun berdiri di hadapan Tuan Park dan menatap mata Tuan Park. Tatapan terluka dan emosi yang bercampur menjadi satu.
Diluar dugaan, Baekhyun malah menyunggingkan senyumnya dan menampilkan eyesmile nya walau dimatanya sudah menggenang airmata yang siap jatuh kapan saja.
"Terima kasih banyak Tuan Park. Terima kasih atas semua jasa yang telah kau berikan padaku. Maaf aku tidak bisa membalasnya. Semoga kau dan keluargamu hidup dengan bahagia" Tuan Park tercekat melihat senyuman Baekhyun.
Tuan Park tidak tau siapa Baekhyun sebenarnya. Tapi Tuan Park merasa bila ada sesuatu yang tidak beres dengan sosok di depannya ini. Sepertinya ia pernah melihat senyuman itu.. senyuman tulus dan terluka. Seperti senyuman sahabatnya, seperti senyuman... Tuan Byun?
"Kau telah mengingatnya? Ya.. aku adalah putra dari Tuan Byun yang kau bunuh Tuan" sambung Baekhyun.
Mata Tuan Park membulat sempurna. Ia berkeringat dingin dan tubuhnya serasa kaku tidak bisa di gerakan. Tuan Park ingin memanggil Baekhyun, tapi terlambat sudah. Baekhyun sudah kembali memasuki mobil polisi dan telah berlalu.
.
.
"Ayah.. katakan ini dengan jujur" Chanyeol duduk dikursi hadapan meja kerja Tuan Park.
Chanyeol saat ini tengah berada di ruang kantor ayah nya. Tuan Park menunggu apa yang akan di katakan putranya itu dengan wajah yang datar.
"Benarkah kau yang membunuh Tuan Byun?" Ucap Chanyeol langsung pada titik nya membuat Tuan Park tersentak. Namun sedetik kemudian Tuan Park menampilkan senyumnya.
"Apa yang kau katakan Chanyeol? Apakah ayah terlihat seperti seorang pembunuh? Dan jika ayah pembunuh, seharusnya ayah sudah dipenjara kan?" Tuan Park masih saja seperti biasa. Tuan Park yang ramah, baik dan tenang.
"Baekhyun tidak mungkin bohong Ayah"
"Jangan pedulikan dia, Chan"
"Mana mungkin ayah?!" Chanyeol mulai meninggikan nada bicaranya.
"Diam kau Park Chanyeol! Kau tau apa hah?!"
"Ck! Sudah kuduga kau memang membunuhnya!" Chanyeol berdecih lalu berdiri meninggalkan Tuan Park hendak keluar darisana.
"Dan satu lagi.. Aku akan angkat kaki dari perusahaan ini. Aku tidak sudi bekerja di perusahaan yang sukses atas penderitaan dan tangis orang lain" Dan Chanyeol membanting pintu ruangan Tuan Park begitu saja.
Tuan Park tampak termenung memikirkan apa yang dikatakan Chanyeol tadi. Chanyeol lah satu-satunya harapan bagi perusahaan ini. Perasaan Tuan Park tidak karuan saat ini. Ia menundukkan kepala nya yang serasa ingin pecah itu pada meja berbantalkan lengannya. Tiba-tiba perasaan itu muncul. Perasaan merasa bersalah yang amat sangat mengganggu pikiran Tuan Park. Tuan Park merutuki kejadian itu.
Sungguh itu di luar dugaannya, ia tidak pernah menyuruh orang untuk membantai keluarga Byun. Ia hanya menyuruh orang suruhannya untuk menghajar Tuan Byun sampai cacat. Tapi sepertinya ia salah memilih orang suruhan. Orang-orang suruhannya ternyata adalah sekelomopok pembunuh bayaran bertangan dingin. Tuan Park sama sekali tidak tau, bahwa mereka adalah mafia. Sampai saat Tuan Park mendengar keluarga Tuan Byun telah meninggal, Tuan Park sangat terpukul dan hampir saja menyerahkan dirinya pada polisi. Tapi sisi egois Tuan Park mengambil alih niat awalnya yaitu ia akan tetap menjalankan bisnis ini seolah-olah ia tidak tau apa yang terjadi pada Tuan Byun. Semua ia lakukan demi keluarganya tercinta.
Tidak mungkin ia menyerahkan dirinya pada polisi begitu saja sedangkan anak dan istrinya akan menderita. Dan keberuntungan berada di pihak Tuan Park. Polisi sama sekali tidak mencurigainya dan ia berpikir bahwa ia akan hidup tenang. Ternyata dugaannya salah. Kejadian yang telah 5 tahun silam terjadi itu kini perlahan-lahan terkuak. Mengembalikan memori kelam Tuan Park pada masa itu. Rasa bersalah yang luar biasa pada keluarga Tuan Byun. Tuan Park takut untuk mengakuinya dan meminta maaf. Ia sungguh takut bila keluarganya akan meninggalkannya. Dan kini Chanyeol malah akan meninggalkannya, itu adalah suatu hal yang sangat buruk baginya. Ia tidak akan membiarkan itu terjadi sampai kapanpun. Ia harus mati dengan tenang tanpa perasaan bersalah lagi
"Maafkan ayah Chanyeol. Ayah akan meminta maaf pada anak dari Tuan Byun itu" gumam Tuan Park sambil meremas kepalanya yang terasa pening itu.
.
.
"Hey.. bangunlah. Aku membawakan makan untukmu" ucap seorang polisi bermata panda itu pada Kris yang sedang duduk di sudut sel penjara. Kris hanya melirik sebentar dan menolehkan kepalanya kembali ke posisi semula.
"Cih! Sombong sekali ternyata kau hah? Aku tau kau belum makan seharian ini. Dan ini sudah hampir malam. Tubuhmu yang kurus itu nanti tambah kurus. Cepat ambil ini" polisi itu menyodorkan senampan makanan dan minuman pada Kris dengan suara cempreng dan cerewetnya.
"berisik!" Kris mengambil nampan itu dengan kasar.
"Aku sudah berbaik hati, kau malah membalasnya dengan kasar seperti itu" gerutu polisi yang bername tag Tao di seragamnya itu sambil berbalik meninggalkan Kris.
"Tunggu, kau bisa suapi aku? Aku kesulitan jika tanganku diborgol seperti ini" Tao tersentak dengan suara lemah Kris yang memohon bantuannya itu.
"Baiklah. Ini karena aku kasihan padamu." Tao akhirnya menyuapi Kris dengan jeruji besi yang menjadi pembatas antara mereka. Kris memang hanya sendiri di dalam sel khusus itu.
Itu adalah sel yang disediakan khusus untuk seorang mafia terjahat dan terlicik seperti Kris. Kris terpisah sel oleh Baekhyun dan Sehun. Ternyata kasus Kris bukan hanya kasus pembalasan dendam Baekhyun, tetapi Kris juga adalah seorang mafia narkoba dan pembunuh bayaran sedari dulu tanpa di ketahui oleh semua temannya tentunya. Kris adalah buronan kelas kakap yang sudah diincar oleh para polisi. Dan betapa beruntungnya polisi itu bahwa mereka dapat dengan mudah menangkap Kris pada saat itu. Malah Kris hanya pasrah pada saat mereka di bekuk dimarkas mereka.
"Hey, kau manis juga. Siapa namamu?" Suara Kris memecah keheningan yang terjadi diantara mereka.
"Memangnya penting untukmu jika kau mengetahui namaku eoh?" Tao menyuapi Kris dengan kasar karena ia agak kesal dengan pria berambut blonde ini.
"Ya siapa tau saja jika kita menikah nanti aku bisa dengan lancar menyebutkan namamu" ucapan datar Kris membuat polisi bermata panda itu sedikit merona.
"Jangan bermimpi. Kau itu buronan dan aku polisi. Kita tidak akan mungkin menikah!" Tao yang semakin kesal kini malah memakan makanan Kris.
"Hey aku hanya bercanda. Dan kenapa kau memakan makananku eoh?" Kris juga agak kesal dengan polisi ini yang memakan jatahnya itu.
"Kau membuatku kesal! Lebih baik aku saja yang makan makanan ini" Tao malah menarik makanan itu keluar dari jeruji dan memakannya dengan khidmat di hadapan Kris.
"Yasudah makan saja. Aku mengalah dengan wanita" cuek Kris menggoda polisi itu.
"Yak! Siapa yang kau bilang wanita eoh? Apa matamu buta?" Tao mendelik tajam ke arah Kris dan mengangkat sendoknya.
"Jika kau bukan wanita, coba kau tunjukkan padaku. Buka bajumu sekarang didepanku"
Pletakk!
"Selain mafia jahat kau ternyata orang yang mesum!" Setelah melemparkan sendok itu pada kepala Kris, Tao berlalu begitu saja meninggalkan tempat itu.
"Haishh aku jadi tidak sabar untuk menikahimu Tao-ah!" Teriak Kris pada saat Tao sudah menghilang darisana.
.
.
"Besok adalah hari dimana Baekhyun dan Sehun akan dijatuhkan hukuman yang sesuai dengan perbuatan mereka dipengadilan nanti. Apa kau siap Kyung?"
Tanya Jongin pada Kyungsoo yang sedang melamun di ruang tamu apartemen Jongin. Ya, Jongin menyuruh Kyungsoo untuk tinggal diapartemennya untuk sementara setelah kejadian itu.
Kyungsoo belum menjawab namun ponsel Jongin lebih dulu berbunyi. Jongin segera menjawab panggilan telepon itu dan tiba-tiba ia menjatuhkan ponselnya ke lantai dengan wajah yang shock setelah mendengar suara disebrang sana. Kyungsoo langsung berdiri menghampiri Jongin dengan wajah yang panik juga.
.
"Menikahlah denganku Baek. Ayah sudah menyetujui kita"
Chanyeol memeluk tubuh Baekhyun dari belakang saat mereka kini sedang berada di balkon rumah milik Chanyeol. Baekhyun menarik nafasnya lalu menghembuskannya dengan perlahan untuk menenangkan pikirannya. Baekhyun masih tidak menyangka bahwa pria yang sedang memeluknya ini akan melamarnya begitu cepat.
Ya, Tuan Park menangguhkan hukuman Baekhyun dan Sehun saat mereka berada di pengadilan pada waktu itu. Baekhyun sungguh terkejut tiba-tiba Tuan Park menangis meminta maaf padanya di depan semua orang yang ada disana. Baekhyun langsung lemas dan menangis sekuat tenaga tidak menyangka bahwa ini akan terjadi padanya.
Usahanya selama 5 tahun ini untuk membalaskan dendamnya pada seorang yang telah membunuh keluarga nya ternyata berakhir seperti ini. Semua perasaan dendam dan emosi yang tumbuh semakin hari semakin besar itu menguap begitu saja ketika melihat Tuan Park menangis dan berlutut di hadapannya. Seolah semua beban berat yang berada dalam dirinya terangkat semua. Baekhyun menyesal sebenarnya. Baekhyun sangat menyesal dengan niat buruknya itu pada Tuan Park. Seharusnya ia tidak melakukan ini semua.
Seharusnya ia menyadari bahwa semua yang terjadi pada dirinya itu adalah Takdir Tuhan. Baekhyun tidak bisa menyalahkan takdir yang digariskan oleh Tuhan padanya. Ia harus menerima semua ini dengan lapang dada.
"Maafkan aku. Maafkan aku, ku mohon maafkan semua kesalahanku" itulah yang Tuan Park ucapkan pada Baekhyun berkali-kali.
Baekhyun langsung mensejajarkan tubuhnya dengan Tuan Park dan memeluk pria paruh baya itu. Keduanya menangis dengan keras. Sedangkan Chanyeol yang melihat adegan itu tersenyum bahagia bila ayahnya kini sudah menyadari kesalahannya dan meminta maaf.
Semua orang yang ada disana terharu melihat kejadian yang sarat akan emosi dan kesedihan itu. Akhirnya hakim memutuskan Baekhyun dan Sehun lepas dari tuntutan pidana mereka dan bebas. Sedangkan Kris, ia masih harus menjalankan hukumannya selama 5 tahun didalam jeruji besi nan dingin itu. Kris menerima keputusan hakim pada saat itu. Asalkan melihat Baekhyun bahagia, ia juga akan bahagia.
Jadi seperti inilah akhir dari perjuangan seorang Byun Baekhyun untuk membalaskan dendamnya. Tuhan sungguh baik pada mereka.
Baekhyun meneteskan airmatanya. Ia melepas pelukan tangan Chanyeol pada pinggangnya dan berbalik menghadap pria tinggi itu.
"Kenapa kau menangis Baek?" Chanyeol khawatir dan mengusap liquid krystal Baekhyun dengan ibu jarinya.
Baekhyun menggelengkan kepalanya dan tersenyum. Baekhyun mengalungkan tangannya pada leher Chanyeol dan mengecup bibir pria tinggi itu. Baekhyun memejamkan matanya merasakan emosi pada dadanya dengan airmata yang terus menetes itu. Baekhyun melumat bibir Chanyeol sambil terisak. Chanyeol membalas ciuman Baekhyun sambil mengusap-usap punggung lelaki cantik itu berusaha untuk menenangkannya.
"Aku sungguh mencintaimu Baek.." gumam Chanyeol di dalam lumatannya.
Baekhyun malah mengeratkan pelukannya pada leher Chanyeol setelah mendengar pernyataan cinta dari Chanyeol. Membuat Baekhyun tidak ingin melepaskan pria itu walaupun sedetik saja. Ia membutuhkan pria itu disampingnya selamanya.
Baekhyun memiringkan kepalanya guna memperdalam ciuman mereka. Keduanya kini memejamkan kedua matanya dengan erat. Ciuman itu berlangsung dengan lama karena keduanya memang sama-sama tidak ingin melepaskan ciuman yang memabukkan itu di tambah lagi dengan hembusan angin malam yang membelai lembut kulit mereka.
Baekhyun berjalan mendorong Chanyeol kedalam kamar tanpa melepas tautan mereka. Sungguh Baekhyun sangat bahagia saat ini. Ia merasa nyaman dan aman berada di dalam pelukan Chanyeol. Baekhyun harus membalas perlakuan baik Chanyeol padanya selama ini. Baekhyun harus membalasnya sekarang. Ini adalah waktu yang paling tepat.
Baekhyun terus mendorong Chanyeol hingga pria tinggi itu terduduk dikasur king size miliknya itu. Sedetik kemudian Baekhyun duduk di pangkuan Chanyeol dan melanjutkan french kiss mereka. Tubuh Baekhyun limbung karena Chanyeol kini menggendongnya dan membaringkan tubuhnya dikasur itu. Chanyeol menindih tubuh Baekhyun.
Ciuman itu terlepas saat keduanya benar-benar sudah kehabisan oksigen. Menghirup udara sebanyak-banyaknya dengan nafas yang terengah-engah. Chanyeol hanya menatap Baekhyun tanpa melakukan apapun. Sedangkan Baekhyun menatap Chanyeol dengan pandangan sayunya. Tangan Baekhyun terangkat untuk meraih tengkuk Chanyeol dan mempertemukan kembali bibir mereka. Tangan Baekhyun mulai melepaskan kancing kemeja Chanyeol satu-persatu dan melingkarkan kedua kakinya pada pinggang Chanyeol. Mata Chanyeol awalnya terpejam kini terbuka lebar saat merasakan tangan Baekhyun mulai melucuti celananya. Dengan cepat tangan Chanyeol menahan tangan Baekhyun dan melepaskan ciuman mereka.
"B-baek? K-kau.."
Dengan cepat Baekhyun menaruh telunjuknya pada bibir Chanyeol lalu mengangguk dan tersenyum pada Chanyeol.
"Ne.. mari kita lakukan Chan.."
Chanyeol serasa keruntuhan langit saat melihat senyum manis Baekhyun yang mengizinkannya untuk melakukan ini lebih jauh dan lebih intim. Kepala Chanyeol perlahan merendah dan melumat bibir manis Baekhyun lagi. Sedangkan tangannya juga dengan lincah melepas pakaian yang di kenakan Baekhyun satu persatu. Kini keduanya telah dalam keadaan telanjang bulat. Tidak ada sehelai benangpun yang menempel pada tubuh mereka.
Jantung Chanyeol berdegup dengan keras melihat tubuh polos Baekhyun dibawahnya. Ini serasa disurga bagi Chanyeol. Ia sungguh tidak menyangka momen ini akan tiba secepat ini. Tanpa berpikir panjang lagi Chanyeol segera menenggelamkan wajahnya pada leher mulus Baekhyun dan menyesap leher Baekhyun hingga meninggalkan banyak tanda cinta disana. Baekhyun pun serasa melayang saat menerima semua sentuhan Chanyeol yang di berikan kepadanya.
Chanyeol mencari-cari lubang Baekhyun di bawah sana dan membasahinya dengan air liurnya. Baekhyun merasakan sensasi geli dan nikmat saat jemari Chanyeol bermain di lubangnya. Tanpa menunggu lama lagi Chanyeol segera mengarahkan kejantanannya pada lubang Baekhyun. Mempertemukan ujung kejantanannya dengan cincin berkerut Baekhyun. Sentuhan yang baru pertama kali mereka rasakan itu sungguh luar biasa. Chanyeol tidak mau menunggu lama lagi segera menelusupkan kejantanannya pada lubang itu.
"Ini yang pertama untukku Baek, dan aku juga yakin jika ini adalah yang pertama untukmu. Maafkan aku.. aku mencintaimu"
"Akh!"
Setelah membisikkan kata-kata itu pada Baekhyun. Chanyeol segera melesakkan kejantanannya begitu saja. Membuat Baekhyun terpekik tertahan merasakan sakit yang luar biasa itu. Chanyeol masih belum menggerakkan penisnya di sana.
Ia masih menunggu Baekhyun siap. Ia sungguh tidak ingin menyakiti lelaki cantik ini, ia hanya ingin memberikan kenikmatan penuh cinta pada orang yang sangat dicintainya itu. Baekhyun masih memejamkan matanya dan menggigit bibirnya sendiri menahan sakit. Beberapa menit kemudian Baekhyun menghela nafas dan membuka matanya menatap Chanyeol lalu tersenyum.
"Hah~ bergeraklah Chanh.. aku siap hmmpphh-"
Chanyeol langsung membungkam bibir Baekhyun untuk mengalihkan rasa sakit yang sedang Baekhyun rasakan saat ini. Chanyeol menggenjot lubang perawan Baekhyun dengan cepat karena ia tidak ingin menyakiti Baekhyun bila ia melakukannya dengan pelan. Chanyeol terus berusaha melesakkan penisnya dalam-dalam agar menemukan spot Baekhyun. Tubuh Baekhyun terhentak-hentak seirama dengan genjotan yang Chanyeol lakukan. Chanyeol menaikkan kedua kaki Baekhyun ke bahunya dan melesakkan lebih dalam lagi penisnya. Dan..
"Angh! Eungh Chanh~ itu apahh ahh! Sungguh ni-nikmathh" Pekik Baekhyun saat kepala penis Chanyeol yang terus mencium spot miliknya di dalam sana.
Chanyeol lega mendengar ucapan Baekhyun barusan,membuatnya semangat untuk menyentuh titik itu lagi berkali-kali. Kepala Baekhyun pening bukan main merasakan luar biasa nikmat pada tubuh bagian bawahnya itu. Penisnya juga sedang di kocok oleh Chanyeol, membuatnya tidak berkutik dan hanya bisa mendesahkan nama Chanyeol saja.
"Ah ah ah! Disinihh baekh? Engh!" Ucap Chanyeol sambil terus menggenjot Baekhyun dengan semua tenaga yang ia miliki.
Bukan hanya Baekhyun saja yang merasakan nikmat luar biasa. Tetapi Chanyeol pun juga merasakan itu saat penisnya terasa di remas dan dicengkram oleh lubang hangat Baekhyun. Ranjang yang menopang tubuh mereka kini berdecit dengan kuat menggambarkan betapa ganasnya kegiatan panas yang mereka lakukan. Suara desahan Baekhyun yang bersahutan dengan geraman nikmat Chanyeol menggema diseluruh ruangan itu. Aktivitas mereka sudah berlangsung hampir satu jam. Dan kini keduanya sudah menunjukkan tanda-tanda jika mereka akan sampai pada puncaknya. Tubuh mereka di penuhi oleh peluh dan juga nafas mereka sudah terengah-engah.
"Akuh hah mencintaimu Baek, mau kah k-kau menikah denganku?" Bisik Chanyeol pada Baekhyun yang sedang memejamkan matanya itu.
"Eungh~ a-kuh jugahh mencin-taimuh Chanh.. eumph akuh mau me-menikahh denganmuh akh!" Balas Baekhyun diselingi oleh desahan yang terus keluar dari bibir tipisnya.
Dan dalam beberapa hentakan lagi, akhirnya mereka sampai pada orgasme bercinta mereka yang pertama. Sungguh nikmat tiada tara bagi keduanya. Bercinta dengan orang yang saling mencintai itu sungguh luar biasa.
.
.
"Eung~ Kyung"
Jongin memanggil Kyungsoo dengan nada yang lemah. Sedangkan lelaki yang berada di sebelahnya kini menolehkan kepalanya pada Jongin dengan tatapan penuh tanya. Kini keduanya tengah berada di ruang tv di apartemen milik Jongin. Kyungsoo sekarang menetap di rumah Jongin setelah keduanya resmi berpacaran setelah sidang pengadilan Baekhyun itu.
"Kenapa kau tidak mau mengeluarkan suaramu lagi setelah kejadian itu Kyung? Aku ingin mendengar suaramu lagi yang mengatakan 'aku mencintai Jongin' seperti waktu itu"
Jongin bertanya dengan hati-hati takut lelaki bermata bulat itu tersinggung dengan perkataannya.
'Aku akan mengatakannya jika kita sudah menikah nanti' eja Kyungsoo dengan senyuman tulusnya.
Jongin mendesah kecewa. Namun seketika ia membulatkan matanya ketika ia merasakan sesuatu yang kenyal menyentuh bibir tebalnya. Jongin mengerjap-ngerjapkan matanya. Apa yang ia rasakan saat ini? Apa yang Kyungsoo lakukan saat ini? Apa yang ia lihat saat ini? Kyungsoo sedang memejamkan matanya sambil mencium bibir Jongin?! Astaga! Siapapun cubit Jongin saat ini!
Cpkh
Ciuman itu terlepas dan Kyungsoo perlahan membuka kedua matanya. Matanya yang sudah bulat itu membulat ketika menatap wajah terkejut Jongin. Pipi Kyungsoo langsung memerah menyadari apa yang ia lakukan barusan. Ia langsung menangkup wajahnya dengan kedua telapak tangannya menahan malu pada Jongin. Jantungnya berdegup keras dan bibirnya terasa kaku untuk digerakan sehabis menyentuh bibir Jongin.
Grep
Jongin menarik tangan Kyungsoo tiba-tiba dan menatap tajam ke arah Kyungsoo. Jongin hampir saja tertawa melihat wajah Kyungsoo yang memerah itu. Namun Jongin langsung mendekatkan wajahnya kembali pada Kyungsoo membuat Kyungsoo memundurkan kepalanya tapi gagal karena Jongin terlebih dulu menahan tengkuknya. Dan kedua belah bibir itupun bertemu kembali.
Jongin mencium Kyungsoo dengan lembut sambil memejamkan matanya, sedangkan Kyungsoo masih betah membuka matanya melihat wajah tampan Jongin yang sedang mencium dari jarak sebegini dekat dan merasakan hembusan nafas hangat Jongin diwajahnya. Jongin mulai menggerakkan bibirnya melumat bibir atas dan bawah Kyungsoo bergantian.
Kyungsoo masih menutup rapat bibirnya ketika lidah Jongin mulai mengetuk-ngetuk bibirnya. Sampai akhirnya Jongin menggigit kecil bibir Kyungsoo membuat Kyungsoo mau tidak mau membuka bibirnya dan Jongin tidak akan melewatkan kesempatan itu langsung melesakkan lidahnya kedalam goa hangat Kyungsoo dan bertarung dengan lidah manis Kyungsoo. Kyungsoo memejamkan matanya erat dan meremas kemeja Jongin dengan erat juga, menyalurkan perasaan anehnya yang tengah ia rasakan kini.
"Eumphh~"
Desahan pertama ketika ciuman mereka terlepas yang keluar dari bibir Kyungsoo seumur hidupnya dan itu untuk Jongin. Dan setelahnya Jongin memeluk tubuh mungil Kyungsoo dengan sangat erat.
"Terima kasih Kyung, aku sangat mencintaimu"
.
.
Brak!
"Akh! Kau menyakitiku Sehun! Apa yang kau inginkan dari ku lagi eoh?! Kau bahkan sudah menipuku dan merebut sesuatu yang sangat berharga untukku! Hiks" Luhan menangis saat tubuhnya kini sudah di kunci oleh Sehun di club miliknya.
"Aku minta maaf. Maafkan aku Lu" lirih Sehun.
"Maaf tidak akan mengembalikan sesuatu yang berharga itu Sehun! Pergi kau dari hadapanku!" Luhan masih betah berteriak di hadapan Sehun.
"Aku memang tidak bisa mengembalikan kesucianmu lagi Lu. Tapi aku akan memberikan sesuatu yang barharga yang lainnya untukmu Lu. Maafkan aku" Sehun masih berbicara lirih pada makhluk ringkih di hadapannya ini.
"Omong kosong! Aku sudah membencimu Oh Sehun!"
Luhan menghempaskan cengkraman tangan Sehun dan ingin beranjak begitu saja darisana, namun cekalan tangan Sehun menghentikan langkahnya. Sehun membalikkan tubuh Luhan dengan keras dan menghantam tubuh tingginya. Memeluk tubuh kurus Luhan kedalam dekapannya.
"Sepertinya aku memang sungguh-sungguh mencintaimu Xi Luhan" Mata Luhan membulat mendengar penuturan Sehun padanya.
"Maaf.. aku tidak akan mempercayaimu lagi Sehun" Luhan melepaskan tubuhnya dari dekapan Sehun dan beranjak darisana.
"Aku akan terus memaksamu untuk mempercayaiku sampai kau bersedia untuk menikah denganku Lu" Sehun mengucapkan itu dengan datar membuat Luhan menghentikan langkahnya.
"Lupakan janjimu dulu Sehun, itu hanya dusta"
"Tidak, aku akan menepati janji itu Lu"
.
.
"Tuhanlah yang menetapkan pernikahan ini. Aku mengambilmu menjadi pasangan hidup untuk saling memiliki dan menjaga, dari sekarang sampai selamanya dalam susah atau senang sesuai hukum Tuhan sampai maut memisahkan kita. Inilah janji setiaku yang tulus. Byun Baekhyun" ucap Chanyeol dengan suara yang lantang pada Baekhyun di hadapan Pastur dan banyak orang yang hadir disana.
"Dan aku memilihmu untuk menjadi pasangan hidupku saling memiliki dan menjaga, dari sekarang sampai selamanya dalam susah atau senang aku akan selalu berada disampingmu sesuai hukum Tuhan sampai mau memisahkan kita. Inilah janji setiaku yang tulus. Park Chanyeol" Baekhyun pun mengucapkan itu dengan tenang dan lancar sambil menampilkan senyumannya pada lelaki yang akan menjadi suaminya ini.
"Saya sahkan kedua mempelai adam ciptaan Tuhan ini dalam sebuah ikatan pernikahan. Mulai sekarang kalian sah menjadi suami istri dan kalian boleh mencium pasangan kalian masing-masing" ucap sang Pastur setelah mengesahkan keduanya dan langsung di sambut oleh tepuk tangan meriah dari seluruh orang yang datang ke acara pernikahan mereka di sebuah gereja itu.
Baekhyun tersenyum dan meneteskan airmatanya terharu dan bahagia karena ia akhirnya dapat hidup bahagia dengan lelaki yang sangat mencintainya itu. Chanyeol menangkup wajah Baekhyun dan menghapus jarak di antara mereka.
Baekhyun dan Chanyeol sama-sama memejamkan kedua matanya saat mereka merasakan bibir mereka telah menempel dengan sempurna. Chanyeol mengecup lama bibir Baekhyun sambil menggenggam tangan milik Baekhyun. Menautkan jemari mereka dengan erat.
Chanyeol agak menunduk dan Baekhyun agak mendongak untuk meladeni ciuman Chanyeol. Semua orang yang sedang duduk menyaksikan momen itu menunjukkan ekspresi mereka masing-masing.
Seperti Kris yang saat ini tengah tersenyum miris saat melihat Baekhyun, sosok lelaki yang ia cintai selama ini telah bahagia bersama orang lain. Hati Kris sedikit sakit melihat Baekhyun yang sedang bertautan mesra dengan Chanyeol. Kris sedikit kecewa menyadari bahwa bukan dirinya lah yang dapat membahagiakan Baekhyun. Tapi Kris percaya bahwa Chanyeol dapat memberikan Baekhyun kebahagiaan yang lebih daripada dirinya. Kris yakin bahwa Chanyeol adalah orang yang baik bukan seorang penjahat seperti dirinya. Chanyeol lah memang orang yang paling tepat untuk bersanding dengan Baekhyun. Kris bahagia bila melihat sosok yang selalu ia lindungi itu juga bahagia.
Sedangkan lelaki yang sedang duduk di sebelah Kris itu tersenyum lebih miris saat melihat ekspresi Kris. Ya, jujur saja ia sudah jatuh dalam pesona Kris dan kini ia menyadari bila ia menyukai lelaki yang berada disebelahnya itu.
"Kris.."
Kris langsung menolehkan kepalanya pada lelaki disampingnya yang memanggilnya dengan lirih itu. Namun lelaki bermata panda itu masih betah menundukkan kepalanya. Membuat Kris mengernyit heran.
"Ada apa Tao?" tanya Kris dengan suara yang lirih juga.
"umm, aku ingin bicara denganmu. Bisakah kita keluar sebentar?" Tao masih tidak mau menatap lawan bicaranya itu lalu beranjak darisana begitu saja. Dan Kris langsung mengikuti pria bermata panda itu dibelakangnya.
Disinilah mereka sekarang. Dibawah sebuah pohon besar yang berada di belakang gereja tersebut.
Tao masih terdiam membelakangi Kris. Matanya bergerak resah kesana-kemari karena bingung memikirkan apa kata-kata yang tepat untuk ia sampaikan pada Kris. Sedangkan Kris masih terdiam menunggu apa yang akan dilakukan oleh Tao.
"Apa yang ingin kau-"
"hiks hiks"
Ucapan Kris terpotong ketika Tao dengan tiba-tiba malah menangis itu. Kris menghampiri Tao dan menepuk pelan bahu Tao.
"Kenapa kau malah menangis?"
Tangan Kris reflek membawa tubuh Tao kedalam pelukannya dan mencoba menenangkan polisi manis itu dengan mengusap-usap punggung Tao. Kris merasakan getaran aneh saat tubuh hangat Tao berada di pelukannya dan malah memeluk tubuhnya balik dengan erat.
"hiks maafkan aku Kris.. hiks sepertinya aku menyukaimu. Ahh lupakan, bagaimana aku harus menjelaskan ini huweee" Tao langsung menjauhkan tubuh nya dari Kris dan malah berjongkok sambil menangis menyembunyikan wajahnya.
Kris yang awalnya terkejut kini malah tertawa melihat tingkah kenakan polisi manis didepannya ini. Kris tersenyum menawan berjalan menghampiri Tao dan berjongkok juga mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh Tao.
"Kau tadi mengatakan apa? kalau bicara itu yang jelas" Kris menyembunyikan tawanya saat ia berhasil menggoda lelaki bermata panda itu.
Tao langsung menolehkan kepalanya kepada Kris sambil mencebikkan bibirnya lucu dan menghapus airmatanya dengan kasar.
"Jadi kau tidak mendengarkan apa yang barusan aku ucapkan?" tanya Tao mencoba untuk memastikan.
Kris hanya menjawabnya dengan gelengan.
"haishh syukurlah" Tao mendesah lega sambil mengusap-usap dadanya.
Duk
"A-aw.. a-apa yang k-kau lakukan Kris?"
Tao tergagap melihat wajah dingin Kris yang telah membuatnya terduduk di tanah karena Kris terus merayap merangkak mengunci tubuhnya dengan tubuh Kris. Namun Kris tetap diam tidak menjawab dan malah mendekatkan wajahnya pada wajah Tao yang sudah memerah itu.
"Kau dilihat dari jarak sedekat ini, kau manis juga ya" perkataan Kris barusan sukses membuat wajah Tao semakin memerah.
Tao membuang wajahnya ke arah lain asalkan bukan ke wajah tampan Kris. Tao sungguh tidak tahan dengan posisi ini, ini membuat tangannya yang menopang tubuhnya menjadi pegal. Saat Tao hendak mendorong dada Kris, tubuhnya malah limbung ke belakang dan Kris malah dengan sengaja menjatuhkan tubuhnya di atas tubuh Tao.
"Maaf karena aku juga menyukaimu, Huang Zi Tao" dan Kris langsung menempelkan bibirnya pada bibir kucing Tao begitu saja. Kris sedang memejamkan matanya menikmati manis bibir Tao yang tipis itu, sedangkan Tao masih mengerjap-ngerjapkan matanya mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi pada dirinya.
Sedetik kemudian Tao tersenyum dan memejamkan matanya juga merasakan sensasi ciuman pertamanya itu dengan Kris.
.
.
Puk
"Ayah?" ucap Chanyeol saat Tuan Park menepuk bahunya dari belakang saat ia sedang berbincang dengan teman-temannya dan dengan Baekhyun yang tentu saja berada disampingnya.
"Chanyeol, terima kasih kau telah menjadi anak yang baik dan membanggakan Ayah. Tapi Ayah memiliki satu permintaan untukmu. Tolong kau jaga seseorang yang kau cintai itu dengan segenap hati, jiwa dan ragamu. Jangan sampai kau melukainya dan akhirnya menyesal. Ayah sangat bahagia melihatmu akhirnya bisa menikah dengan Baekhyun. Lelaki yang sangat kuat dan pemaaf ini memang sangat cocok bila bersanding denganmu. Ayah harap kau bisa bahagia selamanya dengan Baekhyun"
Tuan Park mengenggam tangan Chanyeol dan tangan Baekhyun lalu menyatukan kedua tangan itu dan tersenyum.
"Ayah menyayangi kalian" lanjut Tuan Park lalu memeluk Chanyeol dan Baekhyun bersamaan.
"Aku juga sangat menyayangimu Ayah, dan aku akan menepati permintaan Ayah"
Baekhyun hanya tersenyum melihat sepasang Ayah dan anak itu lalu mencium pipi Tuan Park.
"Terima kasih Tuan Park"
"Ne.. Chanyeol Baekhyun, Ayah harus kesana sebentar, banyak saudara yang sedang menunggu Ayah disana. Nikmatilah acara kalian" ucap Tuan Park sambil pamit pada ChanBaek dan teman-temannya.
"Wow, aku jadi ingin segera menyusulmu Chan. Aku sudah tidak sabar untuk menikahi Kyungsoo ku" ucap Jongin sambil merangkul bahu sempit Kyungsoo, sedangka Kyungsoo hanya tersipu malu.
"Kalau begitu, cepat laksanakan pernikahan kalian besok Kkamjong haha" canda Chanyeol yang langsung di hadiahi jitakan dari Jongin.
"Mana mungkin aku melakukannya bila Kyungsoo ku ini belum siap eoh?" tanggap Jongin dengan wajah yang menyebalkan.
'Aku bersedia menikah dengan mu, Jongin. Aku mencintaimu' eja Kyungsoo sambil menunduk malu pada Jongin.
"Jinjja?" Jongin membulatkan matanya melihat gerakan tangan Kyungsoo.
Kyungsoo hanya menanggapinya dengan menganggukkan kepalanya.
"Baiklah kita menikah besok, aku juga mencintaimu!"
'Baiklah, untukmu'
Jongin berteriak antusias sambil memeluk tubuh mungil Kyungsoo sedangkan Chanyeol dan Baekhyun menampilkan wajahnya seperti ini -_-.
.
.
"Huahh aku tidak menyangka bisa menikah dengan orang pemalas seperti mu Oh Sehun!" Luhan menggerutu sambil membersihkan apartemen mereka yang sangat berantakan karena semalam mereka habis menonton tim bola kesayangan mereka sampai pagi.
"Hey! bangun! bantu aku membereskan ini!" Luhan menendang-nendang pantat Sehun yang masih terlelap di sofa itu.
"Akh!"
Tiba-tiba Sehun meringis sambil menutupi wajahnya, membuat Luhan panik dan langsung memperhatikan wajah kesakitan Sehun.
"K-kau kenapa Sehun? jangan membuatku takut" Luhan berusaha melepas tangan Sehun yang sedang menutupi wajahnya itu.
"akh sungguh sakit!" Sehun masih meringis kesakitan.
"M-mana yang sakit? t-tunjukkan padaku Sehun" Luhan berlutut dihadapan Sehun yang masih berbaring di sofa itu dengan wajah yang khawatir dan keringat sudah muncul di dahinya.
Secepat kilat Sehun membuka wajahnya lalu menunjuk bibirnya sambil tersenyum bodoh pada Luhan.
"Ini, bagian ini yang sakit Lu"
Luhan langsung jengkel pada Sehun ternyata lelaki albino itu sedang mengerjainya. Dan Luhan langsung beranjak dari sana meninggalkan Sehun, namun seperti biasa Sehun selalu saja menahan tangannya. Dan sedetik kemudian Sehun menarik tangan Luhan dan Luhan yang tidak menjaga keseimbangan tubuhnya langsung limbung dan terjatuh diatas tubuh Sehun.
Sehun tidak mungkin melewatkannya begitu saja. Sehun langsung melumat bibir Luhan dengan kasar, sedangkan Luhan malah memukul-mukul dada Sehun. Akhirnya ciuman itu terlepas.
"Apa yang kau-"
Bugh
Tubuh Luhan terhempas ke sofa yang ada di belakangnya dan kini Sehun malah menindihnya.
"mpphh!"
Sehun melumat lagi bibir Luhan, namun kali ini lebih lembut. Sehun terus membungkam bibir Luhan sampai pria bermata rusa itu merasa tenang sekarang dan tidak memberontak lagi. Malah kini Luhan menikmati lumatan Sehun di bibirnya dan mengalungkan tangannya di leher Sehun.
"bukankah sudah ku katakan jika kau pasti akan menerima cinta ku ini, Lu?" ucap Sehun di sela ciuman mereka.
Luhan tidak menjawab, ia hanya menganggukkan kepalanya dan mendesah kecil.
.
. Aku menyimpan banyak cerita, banyak kenangan Kini kau milikku Waktu telah berlalu Aku mencintaimu Aku mencintaimu Byun Baekhyun.. . .
Saat itu adalah pertama kalinya aku melihatmu
Seolah-olah kau datang meruntuhkan duniaku
Aku tidak mengerti apa artinya itu
Tapi aku hanya merasa sedih
Kau yang membuatnya
Saat aku belum bisa mengucapkan selamat tinggal
Saat aku mulai mencintaimu
Kau malah mengucapkannya
Hatiku benar-benar sakit
Air mataku pun mengalir
Jangan katakan selamat tinggal
Jangan katakan lagi
Jangan ucapkan selamat tinggal padaku
Waktu telah terlewati
Kita akan bersama selamanya
Jadi jangan tinggalkan aku
Aku yang sungguh-sungguh mencintaimu
Hingga mati
KELAR JUGA AKHIRNYA!
FF ini Yuta persembahkan untuk kalian dan juga untuk ChanBaek.
Didasari oleh kebaperan(?) yang Yuta alami setelah mendengar lagu Davichi.
Yuta ucapin banyak-banyak terimakasih buat kalian yang sudah menyempatkan waktunya untuk FF abal-abal ini.
Semoga kalian ga baper juga kaya Yuta kkkk~
Terimakasih juga buat Davichi yang sudah membawakan semua lagunya dengan perasaan dan emosi yang mewakili setiap perasaan wanita.
Terimakasih terutama untuk EXO, karena kalian yang menjadi semangat dalam hidup Yuta ^^
Gimana tanggapan kalian tentang FF ini?
Hinaan bakal Yuta terima kok ^^
Dan satu untuk readers yang pengen Yuta ucapin..
"Baiklah, untukmu"
(a/n : katakan kalimat diatas dengan wajah yang polos dan senyuman yang lembut macam Kyungsoo, dan eyesmilenya jangan lupa xD)
buahahahah! :v
REVIEW REVIEW REVIEW ^^