gs!SHN

.

dont like?

shoo-shoo dont read babe.

.


"Maaf jam praktek saya sudah habis" Seorang dokter yang masih terbilang muda itu berbicara menatap kertas-kertas ditangannya tanpa menoleh sedikitpun kearah si pasien yang tiba tiba masuk –yeah padahal sudah jelas pintu ruangan dirinya sudah ditutup itu yang artinya jam praktek dokter tersebut sudah selesai.

"O –ow, apakah aku sia-sia datang kesini?"

Dan seketika wajah dokter Oh tersebut mengarahkan seluruh atensinya kepada orang didepannya, senyuman yang tadi masih tertera diwajahnya seketika luntur digantikan dengan wajah shocknya.

"A –a"

Sehun –nama dokter itu, refleks meremas dokumen kertas yang entah apa itu ketika oniks hitamnya bertabrakan dengan seseorang yang selama ini hanya bisa ia dengar suaranya serta wajahnya melalui sambungan telephone dan video call. Bagaimana tidak terkejut orang yang selama delapan bulan ini sedang melakukan tugas negara di negeri orang berdiri dengan tegapnya lengkap dengan seragam militernya dan jangan lupakan kacamata hitam yang bertengger di hidungnya semakin menambah kesan tampan dan berkharisma dalam diri pria di hadapannya ini.

"Jadi dokter apa kau bisa menyembuhkanku?"

Bruk

Bukannya menjawab pertanyaan tersebut Sehun langsung bergegas memeluk erat pada pria yang menyandang sebagai kapten dalam profesinya sebagai tentara itu, Kapten Kim JongIn.

Lama mereka berpelukan untuk saling melepas rindu hingga suara Jongin memecah keheningan tersebut, "Mau sampai kapan kau memelukku, hm?" Sehun melayangkan pukulan manisnya pada punggung pria yang masih ia dekap ini.

"Tidak taukah kau kalau aku merindukanmu?" Suara Sehun terbenam di dada Jongin, lelaki itu menarik wajah Sehun dan menghapus kristal bening yang turun dari mata Sehun.

"Apa kau tau bagaimana rasanya saat aku hanya bisa melihatmu hanya melalui ponsel sialan itu"

Sehun terkekeh pelan sambil melepas pelukannya dan sedikit menjauhkan dirinya pada Jongin kedua tangannya menarik Jongin untuk duduk pada sofa di ruang kerjanya.

"Bukankah kau akan kembali lusa?" tanya Sehun dengan senyuman yang tidak luntur dari wajahnya.

"Jadi kau tidak suka aku kembali lebih cepat?"

Sehun menggeleng cepat, "Bukan begitu, apakah kau kehabisan tugas atau kau didepak oleh atasanmu sehingga kau kembali lebih awal."

"Aku tidak mungkin di depak, sayang. Kau lupa aku ini salah satu pasukan khusus dan –ya aku yang memimpin bawahanku jika kami bertugas" Sehun tersenyum mendengar suara Jongin yang kali ini lebih nyata dihadapanya, ia membantu Jongin untuk melepas seragam atasannya yang sepertinya lelaki itu sedikit kegerahan, "Aku disuruh Kapten Ryu untuk pulang lebih cepat ia yang akan menggantikan aku untuk seminggu ini," Jongin tersenyum memandang wajah Sehun yang serius membukakan kancing seragam militernya, "Mereka tahu aku ini masih berstatus sebagai pengantin baru dan belum menikmati malam pertamaku sama sekali,"

"JONGIN!"

Sehun refleks memukul bahu Jongin mendengar ucapan polos tanpa dosa yang keluar dari bibir lelaki yang menyandang status sebagai suaminya tersebut.

"Apa aku salah berbicara?"

Wajah Sehun memerah malu, yah kalau diingat-ingat ucapan Jongin ada benarnya juga. Selama mereka sudah sah sebagai pasangan suami–istri mereka berdua sama sekali belum menikmati rasanya malam pertama itu, Yeah mungkin selama berhubungan dalam tahap berpacaran mereka pernah sesekali melakukannya tapi hal seperti itu akan terasa berbeda jika hubungan sudah sah dalam agama ataupun negara. Dan Sehun masih ingat saat-saat setelah resepsi pernikahan mereka selesai Jongin langsung mendapat telephone bahwa beberapa aggota PBB di Afghanistan disandera oleh beberapa kelompok teroris sehingga perintah negara tersebut mutlak harus ia jalani sebagai seorang yang wajib membela negara.

Awalnya Sehun kecewa saat Jongin yang meninggalkannya saat hari bahagia mereka itu, tapi hal itu sudah menjadi kewajiban profesinya, sehingga ia hanya tersenyum saat Jongin berpamitan kepada dirinya. Sehun mengira Jongin yang pergi waktu itu hanya memakan waktu sebulan ternyata perkiraannya salah, Jongin meninggalkan dirinya hingga baru menampakan dirinya beberapa menit yang lalu setelah delapan bulan pergi.

"Apa kau masih marah?"

Jongin membawa Sehun kembali kedekapannya, "Tidak, untuk apa aku marah? Bukankah itu sudah kewajibanmu dan ini sudah harus kutanggung selama aku masih berstatus seorang istri dari tentara kan? Aku harus rela ditinggal demi mengabdi pada negara."

Sehun tersenyum, ia semakin merapatkan tubuhnya pada Jongin dan menghirup wangi tubuh maskulin lelaki yang sangat ia rindukan disebelahnya ini. "Aah uri Sehunnie semakin dewasa ternyata eh?" canda Jongin.

"Ya, kau merusak suasana kapten Kim"

Dug

Lagi, Sehun mememukul tepat di bahu Jongin seketika lelaki tan tersebut langsung meringis kesakitan saat kepalan tangan Sehun memukul luka yang tersembunyi di balik bajunya itu. Melihat wajah serius Jongin yang kesakitan membuat Sehun sedikit panik,

"A –apa beneran sakit Jongin?"

"Jong jangan bercanda!"

"YA! Jongin katakan sesuatu padaku,"

Melihat wajah lucu Sehun saat panik membuat rasa sakit pada lukanya sedikit terlupakan, "Pffft –HAHAHAHAH"

Seketika wajah Sehun yang panik langsung tergantikan dengan memandang wajah Jongin datar andalannya dulu ketika Jongin masih berusaha mendekatinya.

"Jadi kau cuma bercanda? YA JONGIN MATI SAJA KAU!"

Jongin langsung mendekap mulut Sehun mengingat saat ini mereka masih dirumah sakit, "Sssh –sayang kau bisa membangunkan seluruh penghuni rumah sakit ini" Sehun menarik tangan Jongin dan langsung membersihkan mulutnya menggunakan lengan jubah dokternya.

"Apa aku sekotor itu dan hei Sehun ini benar-benar sakit," Jongin protes pada istrinya yang masih dalam mode ngambeknya

"Lihatlah"

Seketika Sehun membulatkan matanya melihat luka jahit yang melintang di bahu Jongin, "Kapan luka ini ada disini Jongin?" ia sedikit menyentuh jahitan luka dengan jari telunjuknya yang sepertinya sedikit mengering itu.

"Aku tidak ingat ah mungkin dua bulan yang lalu dan semalam ada satu prajurit saat latihan salah mendaratkan sasaran" Jongin mengalihkan wajahnya menatap wajah serius Sehun yang melihat lukanya, "So, lukanya kembali terbuka"

Sehun mendengus menatap wajah Jongin yang hanya berjarak beberapa senti dari wajahnya, "Kau sudah berjanji untuk tidak melukai dirimu Jongin," bisik Sehun pelan, "apa kau tahu aku begitu khawatir saat kau sedang bertugas."

"Sayang, dalam profesi yang kujalani mustahil jika aku tidak terluka. Luka seperti ini masih kecil sayang masih ada yang lebih besar daripada luka seperti ini ya contohnya kem–"

CUP

"Jagalah dirimu agar tidak terluka, " Sehun mengecup bibir Jongin pelan, "Dan kau cepatlah menghilang dari tubuh ini." Bibir Sehun beralih mengecup luka Jongin cukup lama dan mengusapnya pelan dengan ibu jarinya membuat Jongin terkekeh pelan. Ia membuka ikatan rambut Sehun sehingga rambut kecoklatan milik Sehun tergerai yang membuat istrinya itu berkali lipat lebih cantik.

Jongin tersenyum, bibirnya sedari tadi gatal untuk melumat pinklips miliknya itu. Dibawanya kedua bibirnya untuk mengecup bibir Sehun, ia beralih melumat lembut bibir tipis itu. Kedua tangannya ia alihkan untuk memegang pinggang Sehun, lelaki tan itu menarik Sehun agar duduk dipangkuannya. Jongin semakin kasar melumat kedua bibir Sehun, lama mereka bergulat dengan lidah pasangan. Sehun meremas lengan telanjang Jongin, wajahnya memerah saat matanya melirik tubuh atas Jongin yang sudah tidak berbalut apapun. Jongin menyeringai dalam ciuman panas mereka sesekali tangan jahilnya menyentuh buntalan padat Sehun, bokong montoknya.

Sehun benar-benar tidak sadar kapan tubuhnya diangkat oleh Jongin, saat ini mereka sudah pindah ke ranjang rumah sakit tempat yang biasa Sehun gunakan untuk memeriksa pasiennya dan kini sudah beralih fungsi untuk tempat making love mereka. Great.

Jongin menurukan kedua bibir tebalnya ke arah leher putih Sehun sesekali ia mengecup dan memberi jilatan, Sehun menatap ruangan sekitar yang sudah tertutup dengan kain putih atau gorden yang akan melindungi kegiatan panas mereka. Ini yang Sehun suka dari Jongin bergerak dengan cepat tanpa ia sadari. Entah Sehun benar-benar terbuai sentuhan Jongin atau memang dirinya yang memang sudah lama tidak dijamah lelaki diatasnya ini.

Sehun meremas surai hitam Jongin ketika bibir pria itu membuat beberapa mark pada lehernya bibirnya benar benar tidak henti-hentinya melenguh kenikmatan dengan kegiatan Jongin. Tangan nakal milik Jongin benar-benar bergerak lembut saat meremas kedua payudara Sehun dibalik blouse biru pastel yang masih dikenakan Sehun,

"Ahh Jongh–" desahan Sehun semakin liar saat tangan Jongin menelusup kedalam rok hitam Sehun dan mengelus paha bagian dalam wanita itu dengan ujung jari telunjuknya, seluruh bulu kuduk Sehun meremang merasakannya.

Dengan menggunakan mulutnya Jongin menaikkan baju yang dikenakan Sehun, tangannya yang berada dibawah semakin bergerak cepat menelusup kedalam dalam Sehun yang sudah basah.

"Apa kau begitu merindukanku hm?" Ucap Jongin tepat berada didepan gundukan Sehun yang masih berbalut bra hitam sambil menekan kacang Sehun yang terselip diantara bibir vaginanya.

"Aghhh" Sehun benar dibuat frustasi oleh Jongin ia berulangkali menggigit bibirnya kala jari jari Jongin mulai menelusup masuk kedalan liang hangatnya.

"Jongin please–"

Kedua gundukan Sehun yang sedari tadi teriak minta dikeluarkan akhirnya terwujud juga, Jongin mupeng menatap kedua benda kembar favoritnya terhidang didepannya, "Amazing" bisik Jongin tepat didepan puting Sehun yang menegang, "Sudah berapa lama aku mengabaikan kalian" Sehun yang geli mendengar suara Jongin menyapa kulitnya sedikit menjauhkan dadanya.

"Wae?" tanya Jongin menatap Sehun dengan wajah polos, wanita itu memutar kedua matanya malas tidak sadarkah pria ini jari yang berada dibawah sana masih terus mengerjai bagian bawah Sehun.

"Simpan dulu rasa kagummu Jongin, bisakah lebih cepat" ujar Sehun gemas.

"Baiklah princessku" Jongin kembali menyambar bibir tipis Sehun dengan kasar kedua tangannya ia gunakan untuk meremas dada sintal Sehun sesekali ia menarik gemas puting Sehun yang memerah. Jika saja payudara Sehun buatan yeah mungkin saja puting itu terlepas dari tempatnya mengingat bibir Jongin dengan tenaga extranya mengulum dada Sehun. Tangan satunya Jongin gunakan untuk memberi service pada kewanitaan Sehun.

Desahan Sehun dibungkam oleh bibir tebal Jongin, wanita itu melampiaskan kenikmatan yang diberi Jongin dengan meremas lengan berotot Jongin, "Ahhhh" Sehun merem melek dibuat Jongin, kedua payudaranya benar-benar dimanjakan oleh tangan dan mulut Jongin.

Lelaki itu seperti bayi yang tak pernah diberi susu oleh ibunya, bibirnya tak henti-hentinya berusaha untuk menelan payudara Sehun yang dibilang berukuran lumayan besar, "Nyahh pelan-pelan lah agh– dia tak akan lari" Sehun menarik rambut Jongin. Setelah dirasa puas dengan menandai marks kebiruan pada kedua gunung kembar favoritnya Jongin menurunkan kedua bibirnya mengecup perut rata Sehun, ia mengigit pelan daerah dekat pusar istrinya itu.

"It's show time, baby" Jongin sedikit menaikan tubuhnya dan menarik tangannya dari dalam rok Sehun, ia menatap wajah Sehun yang memerah dan penuh peluh serta pakaian yang belum terlepas seutuhnya bra hitam yang tersingkap keatas benar-benar seksi dan jangan lupakan rambut kecoklatan itu begitu berantakan. Jongin benar-benar akan menghabisi Sehun disini, tempat Sehun biasa bekerja untuk memeriksa pasiennya.

"Eung Daddy please"

Shit.

Dengan wajah super imut serta tatapan hornynya Sehun meminta seperti itu pada Jongin, membuat libido lelaki itu semakin naik berada di puncaknya. Penis miliknya sedari tadi sudah berkedut dibalik celana yang ia pakai, ingin cepat-cepat bertarung rupanya.

Jongin menarik kasar rok yang dikenakan Sehun serta dan membuangnya asal, ia membasahi bibir bawahnya yang kering dengan lidahnya. Tatapannya tak pernah lepas dari g-string hitam yang merupakan pasangan dari bra Sehun.

"A beautiful view" ujar Jongin sambil bersiul.

"Oppa~" Tatapan mesum Jongin membuat diri Sehun malu, ia menutup kedua pahanya namun segera ditahan oleh tangan Jongin, "Kenapa ingin ditutup?" tanya Jongin tanpa mengalihkan pandanganya pada g-string Sehun yang sedikit berantakan karena ulah tangannya tadi.

Jongin turun dari ranjang rumah sakit sempit yang hanya memuat satu orang itu, ia sedikit berlutut untuk menghadap pada vagina Sehun yang berkedut-kedut. Bibirnya berjalan mengecup paha Sehun hingga sampai kepangkal, ia menggunakan lidahnya saat menyapa vagina Sehun yang hanya tertutup sebagian kain berwarna hitam itu.

Giginya dengan terampil mengesampingkan kain berenda hitam itu hingga terpampang keseluruhan vagina indah Sehun yang menampilkan sedikit bulu-bulu halus yang membuat dagu Jongin sedikit tergelitik, "Kau benar-benar merawat dia, sayang" Jongin memejamkan matanya menghirup aroma khas milik Sehun itu kemudian ia mengecupnya menggunakan bibirnya, kembali lidahnya menjamah liang Sehun dengan telaten membuat Sehun mengerang dan menaikkan sedikit pinggulnya keatas.

"Rrrh Jongh–" Sehun bingung melampiaskan kenikmatan lidah Jongin yang menggerayangi kemaluannya, "GOD –ahh " Sehun semakin menggelinjang kala Jongin mulai menggunakan tangannya untuk membantu lidahnya memberi service kepadanya.

Dirasa Sehun ingin orgasme Jongin dengan cekatan menempatkan mulutnya tepat dihadapan lubang yang selama delapan bulan ini ia rindukan, "Ahhhh Jongin" Lelaki tan itu tersenyum puas saat Sehun mencapai puncaknya.

"Ok babe now turn me," Masih dengan nafas terengah Sehun mengangguk dan turun dari ranjang sempit itu, perempuan itu melepas semua pakaian yang menempel ditubuhnya ia menyisakkan g-string yang tidak ada tempatnya serta menggunakan stiletto hitamnya.

Dengan senyum menggodanya ia mendorong Jongin hingga terduduk di ranjang rumah sakit, "Ssh –kali ini biarkan dokter yang bekerja dan memeriksa pasiennya," Jongin tersenyum kecil melihat Sehun dalam mode naughtynya.

"Baiklah dokter jadi bisakah aku diperiksa sekarang?" Jongin ikut bermain dalam permainan yang dibuat Sehun, "Tentu pasienku tersayang" Sehun langsung menyambar bibir tebal Jongin dengan tergesa, kedua tangannya bekerja untuk melepas belt Jongin dan menarik resleting celananya. Sehun menjamah penis Jongin yang menggembung besar dibalik celana dalam yang masih menempel di tubuh Jongin, ia mendekatkan tubuhnya pada Jongin dan memberi ciuman pada rahang Jongin air liurnya turun turut membasahi kulit tan Jongin.

"Apakah dia kesakitan?" Jongin hanya mengangguk menjawab pertanyaan Sehun ia memejamkan matanya kala Sehun mengulum putingnya dan mengigitnya kecil, "Baiklah saatnya pengobatan"

Sehun berlutut dihadapan Jongin setelah ia menurunkan celana Jongin, ia beberapa kali mengecup tonjolan besar Jongin yang berada dianntara pahanya. Sehun mengadahkan wajahnya menatap Jongin yang juga melihat kearah dirinya.

Wajah Sehun langsung tertampar oleh penis menegang Jongin sesaat setelah dia menurunkan celana dalam Jongin sebatas paha, "Wow, long time no see baby" Sehun mengecup kepala penis Jongin yang memerah, ia menggunakan lidahnya untuk menyapa lollipop kesukaannya itu.

"Kita harus menjalani beberapa treatment" Sehun berbicara pada benda yang mengacung tegak dihadapannya soalah-olah benda tersebut memang benar-benar pasiennya, "Eum apa aku harus memulai dengan tangan atau mulut, oppa?" tanya Sehun dengan wajah super polosnya.

"Terserah kau Sehun asal dia bisa sembuh," Jongin mengusak rambut Sehun pelan dan tersenyum tipis.

"Baiklah kita pakai treatment 3in1" ujar Sehun senang membuat lelaki yang berstatus sebagai suaminya itu mengernyit heran.

Fuck,

Sehun benar-benar seperti porn-actress yang handal saat memulai treatment 3in1 yang tadi seperti dikatakannya, perempuan itu sukses membuat Jongin melayang. Pengobatan 3in1 yang dimaksud Sehun disini adalah, menjepit batang penisnya menggunakan payudara miliknya dan menyisakkan ujung kepalanya mulutnya juga bekerja menyedot lubang saluran.

Sehun menaik turunkan wajah serta tubuhnya untuk memberikan service kepada Jongin, payudaranya semakin ia rapatkan menjepit batang penis Jongin yang semakin keras. Tangan Jongin menarik tubuh Sehun keatas membuat Sehun ingin protes namun langsung dibungkam oleh bibir tebal Jongin.

"Aku tidak ingin memuntahkannya disini," bisik Jongin tepat dibibir Sehun sambil memasukkan jari tengahnya kedalam lubang Sehun, membuat wanita itu mengangguk dan menggumam kata yes.

Jongin langsung membalikkan tubuh Sehun dan menarik tali g-string serta menunggingkan tubuh jenjang dihadapannya ia memberi beberapa spank pada butt Sehun hingga terciplak telapak tangan Jongin yang memerah pada butt Sehun. Ia menggesekkan penisnya pada belahan butt Sehun membuat wanita yang sedang menungging itu beberapa kali mengeluarkan kata please.

"Daddy cepatlah –Aah" Sehun kembali memejamkan matanya kala kepala penis Jongin menggoda clitorisnya yang sudah memerah tangan Jongin juga tak tinggal diam ikut mencubitnya.

"Ahh Oppa! Please~" Sehun sudah tidak sanggup lagi berdiri jika Jongin masih terus mengerjainya.

"Baiklah, sepertinya sudah tidak tahan, eh?"

JLEBB

"AKHH–"

"Shit,"

Sehun meremas seprai putih rumah sakit yang sudah berantakan dihadapannya sebagai pelampiasan saat penis Jongin langsung menghujam lubang vaginannya, berbeda dengan Jongin lelaki itu menggumam kalimat kotor saat dinding dinding vagina Sehun memberikan pijatan dan menjepit penisnya.

"S –Sehun kenapa kau senikmat ini," Jongin mulai menghajar vagina Sehun dengan kuatan super miliknya,

Tidak ada kata lembut dalam kamus Jongin jika sudah behubungan dengan vagina Sehun.

"Oh shit baby" Baik Sehun maupun Jongin sama sama mendongakkan kepala mereka merasakan kenikmatan yang mereka rasakan.

"Ooh yeah Daddy, penismu memang yang terbaik" Jongin semakin mempercepat tempo gerakan pinggulnya kalimat yang keluar dari bibir Sehun seakan mantra yang membuat dirinya semakin bergairah untuk menghajar istrinya yang berada dibawahnya ini.

Punggung Sehun dipenuhi marks yang dibuat oleh Jongin tangannya menaikkan sebelah kaki Sehun keatas tempat tidur membuat akses dirinya semakin luas, payudara Sehun seakan pemandangan sebagai cheerleaders untuk menambah semangat Jongin dalam bekerja.

Lama meka saling memberikan kenikmatan sambil diiringi dengan kalimat kotor yang terucap dari bibir masing-masing,

"Jo –Jongin aku ingin"

Sehun memejamkan matanya saat Jongin menunduk dan berbisik tepat di telinganya, "Yes baby, together," Tubuh Sehun semakin tersentak kedepan saat Jongin dengan gerakan brutalnya menerobos liang Sehun.

"JONGINNN"

"Shhh baby–"

Keduanya sama-sama terengah saat mencapai puncaknya, helaan nafas yang memburu mendominasi ruangan tersebut. Peluh terus bercucuran dari tubuh mereka. Beruntung ruangan tempat Sehun bekerja terletak diujung koridor dan lagipula ini sudah tengah malam, mustahil juga jika ada orang yang memergoki mereka kecuali beberapa perawat yang jaga malam mondar-mandir disekitar untuk melihat keadaan pasien rawat inap.

Jongin menurunkan kaki Sehun kelantai, perlahan ia mengeluarkan penisnya dari vagina Sehun sambil mengecup punggung telanjang Sehun yang basah penuh dengan keringat. Sehun membalik tubuhnya menghadap ke Jongin, ia tersenyum dan mengelus pipi Jongin serta mengecup pipi lelaki itu.

"I love you," bisiknya pelan serta mengecup rahang tegas kesukaannya itu, Jongin tersenyum dan mengecup pelipis kiri Sehun dengan lembut, "Love you more and more baby."

"Aku mengira malam pertama kita sebagai pengantin akan dihabiskan di tempat yang romantis, Jongin" ujar Sehun terkekeh sambil mengambil pakainnya kembali.

"Setidaknya kau akan terus mengingat kejadian ini terus saat memeriksa pasienmu, sayang" Ia mengecup bahu Sehun lembut saat istrinya itu memakai kembali branya, "Ah atau kau mau kita mengulang malam pertama kita ditempat romantis?"

Sehun refleks menatap Jongin heran, "Maksudmu?"

Jongin merenggangkan tubuhnya sedikit kelelahan setelah menghajar istrinya itu, "Aku off sampai dua minggu sayang, em mungkin kita bisa gunakan baik-baik waktu empat belas hari itu untuk membuat bayi?" ia terkekeh melihat wajah istrinya yang memerah.

Diluar dugaannya ternyata Sehun merespon ucapannya ia mengalungkan lengannya pada leher Jongin, "Eum tawaran yang menggiurkan," Sehun menempelkan dahi mereka, "Selama ini aku menggendong anak orang lain aku juga ingin menggendong anakku sendiri, Jongin" Sehun adalah dokter umum dan yah ia terkadang sebagai dokter yang memeriksa anak-anak.

Jongin tahu Sehun sangat menyukai anak-anak,

"Jadi?" tanya Jongin sambil mengecup bibir Sehun.

"Aku kesepian jika kau tinggal berbulan-bulan. So, Ayo kita buat anak yang banyak. Bercinta seharian penuh sampai aku hamil,"

"Buat aku hamil oppa~" tangan Sehun membentuk bentuk abstrak pada dada bidang milik suaminya itu.

Oke Sehun, sepertinya kau benar-benar membangkitkan jiwa kesetanan dari Jongin lagi.

. . .

OMG, ini apa;_;

Saya lagi baper karna DOTS jadi saya nistakan otp kesayangan disini

So, review please?