THIS FANFIC IS YAOI!

IF YOU DONT LIKE IT GET OUT OF THIS FANFIC!

I'M SERIOUSLY WARNING YOU!

GET OUT!

...

Author : Mei. D. Aida

Genre : Romance, Hurt/Comfort, Drama, Historical Fiction (?)

Lenght : ?

Warning : Yaoi aka Boys Love, OOC, OC, Di penuhi dengan penghianatan yang dilakukan cast, Author labil, dan TYPO (maklum author pemuja typo).

Cast : Xi Luhan, Xi Lena (OC), Huang Zi Tao, Oh Sehun, Chanyeol, Kai, Kris and other

Rated : T yang akan naik tingkat menjadi M-esum

...

Fanfiction ini diadaptasi atau di remake dari sebuah film dan buku best seller dengan judul The Other Boleyn Girl. Didalam buku dan film setting cerita adalah tahun 1500-an. AKAN TETAPI di fanfiction ini setting nya adalah pada abad masa kini,abad 21. Ai mengubah hampir 90 persen isinya. Jadi fanfiction ini masih murni 90 persen dari otak Mei. D. Aida (author gak jelas)

...

Summary

Xi Lena, Xi Luhan dan Huang Zi Tao adalah tiga bersaudara keluarga bangsawan Xi yang menghabiskan masa kecilnya bertiga penuh kegembiraan sebagaimana layaknya kakak beradik. Menginjak remaja, Luhan terlebih dahulu ditunangkan dengan seorang bangsawan yang memiliki derajat yang sama dengannya. Sedangkan Lena disiapkan sebagai alat politik keluarga Xi untuk memikat sang Pangeran Korea Selatan,Oh Sehun.

Enjoy the story ©

...

THE OTHER XI

Keesokan paginya

"Brengsek kau!"

Sehun biasanya pengamat yang baik, diberkati refleks cepat dan perasaan melindungi diri yang bagus, namun tidak seperti biasanya, benaknya tersangkut ke satu topik –senyum Luhan dipagi hari-dan ia tidak memperhatikan keadaan sekeliling saat memasuki ruang kantornya

Karena itu, ia tidak melihat Kris

Ataupun tinju namja tersebut

Chapter 6

"apa-apaan ini?!"

Kris kembali melayangkan satu pukulan sebelum Sehun sempat berbicara kembali

Kekuatan pukulan tersebut menghempas tubuh Sehun ke dinding, membuat bahunya menjadi tidak begitu sakit dibandingkan pipinya, yang mungkin sekarang sudah membiru

"sejak kau berumur tiga belas tahun" Kris mengepalakan tangannya "aku tau kau akan menjadi namja yang dipenuhi dengan sifat keegoisan, tapi ini-"

"ini" Kris melanjutkan, suaranya bergetar karena amarah "ini bahkan lebih rendah lagi Sehun-ah"

'sejak aku berumur tiga belas tahun?' Sehun tersenyum dan memikirkan sesuatu yang mendekati kekecewaan mendengar hal itu.

Baiklah. Paling tidak Kris benar soal itu. Sejak dulu ia memang tumbuh menjadi sosok yang dingin dan egois jika berurusan tentang kerajaan dan perusahaan.

Tapi ia baru menyadari bahwa Kris, satu satunya orang yang dipercayainya sejak dulu, sudah begitu membenci dirinya sejak berumur tiga belas tahun. Belakangan kebencian tersebut bahkan tak terelakkan dan Sehun baru menyadarinya sekarang.

Sehun berdiri terhuyung samar samar menyadari bahwa pintu ruangan nya terbuka dan menampilkan sosok Suho di ambang pintu

"apa yang terjadi?" Suho berdiri diantara keduanya, namja tidak tau apa yang terjadi, tapi untuk saat ini, ia mencoba untuk mencegah hal yang ingin dilakukan oleh Kris, maupun apa yang mungkin akan dilakukan oleh Sehun

"kau tidak tau? Sepupumu ingin menghancurkan segalanya" Kris menatap Sehun, amarahnya belum reda dan itu dapat terlihat jauh lebih jelas dari sebelumnya

"apa yang kau bicarakan?"

"ia menginginkan tunanganku" desis Kris

"huh?" Suho menunjukkan ekspresi bingung

"Luhan. Xi Luhan"

'Xi Luhan?'

Suho berdehem, ia tidak perlu penjelasan lagi setelah mendengar nama itu. Suho tentu memiliki ingatan yang baik, terutama nama yang selalu Sehun ucapkan dan selalu menjadi topik pembicaraan antara ia dan sepupunya tersebut beberapa hari belakangan.

Ia beralih menatap wajah Sehun untuk menemukan memar biru di pipi nya. Menghela nafas berat, Suho tau bahwa hal ini pasti terjadi. Suatu saat ia sudah menduga, Kris akan meledak dan melayangkan beberapa pukulan terhadap sepupunya.

Tapi ia tidak pernah menyangka bahwa Kris akan melakukannya saat di kantor Sehun, dan ia tidak menyangka bahwa akan berlangsung secepat ini. Ini bahkan baru beberapa hari semenjak Xi bersaudara tinggal di istana

"kau pikir dengan menjadikan nya gundik dan memindahkanku ke China, aku akan memutuskan pertunanganku?" Kris tersenyum "aku tidak akan membatalkan nya Oh Sehun, kau dengar itu?"

Sehun memilih tidak mengatakan apa apa. Ia tidak punya balasan atau ejekan untuk Kris saat ini, jadi ia hanya diam. Dan lagipula, semua tuduhan itu memang memindahkan Kris ke China dengan memberikan surat perintah yang di kirim pagi tadi.

Itu yang membuat namja tersebut berani memukul wajah Sehun dan membuat kekacauan yang tengah berlangsung saat ini.

Sehun menjauhkan tangannya dari sudut bibirnya yang kini mengeluarkan sedikit darah. Pandangan namja tersebut masih kabur. Oh sial. Tampaknya Kris benar benar mengerahkan seluruh tenaganya untuk satu pukulan tadi. Sehun bahkan dibuat sedikit pusing karena hal itu.

Kini beberapa orang berdiri tak jauh dari pintu ruang kantor Sehun yang terbuka, mungkin berharap cemas bahwa akan terjadi sebuah perkelahian, yang tentu saja tidak akan terjadi.

Karena pada dasarnya Sehun takkan pernah memukul Kris, tak peduli betapa pun pantasnya namja tersebut mendapatkannya. Ia adalah seorang yang kompeten di perusahaan, setara dengan Sehun, ia tidak mungkin melakukan hal bodoh dengan membalas pukulan tersebut. Terutama di lingkungan kantor seperti ini dengan pintu ruangannya yang terbuka lebar

"tutup pintunya" Sehun berucap tenang setelah berhasil mengembalikan keseimbangannya. Dan sebagai pihak penengah, Suho dengan berbaik hati melangkah cepat menutup pintu kantor Sehun.

"jadi apa yang kauinginkan?"

"Xi Luhan. Aku tidak menginginkan apapun selain tunanganku sendiri. Kau tentu tau itu"

Sehun terdiam cukup lama. Ia tau ia tdak bisa mengabulkan hal itu. Tadi pagi ia baru saja melihat sesuatu yang lebih indah dari bunga manapun yang ada di dunia-senyum Luhan dipagi hari.

Semua orang boleh berpendapat bahwa ia mungkin sudah gila sekarang. Tapi Sehun masih ingin terus melihat hal itu. Dan hal yang lebih terlampau konyol lagi, ia bahkan mendambakan melakukan hal apapun asalkan hal tersebut dilakukannya bersama Luhan. Tidak perduli apapun itu.

"Kau harus memilih gundik lain atau melaksanakan pernikahanmu dengan segera Sehun-ah. Kau sudah bertunangan, kau lupa?"

Sehun merasakan jemarinya kaku mendengar ucapan itu. Tangan kanannya mungkin sudah mengepal sekarang karena mendengar hal itu.

Ia tau bahwa pertunangannya dengan Lena belum secara resmi dilakukan didepan media dan pesta pertunanganpun tersebut belum berlangsung. Tapi harus ia akui bahwa seluruh kalangan atas sudah mengetahui perihal hubungannya dengan Lena. Dengan kata lain, ia terjebak oleh keputusannya sendiri

"apa sekarang kau ingin menentang perintah kerajaan?"

"perintah?" Kris mendengus "kau sebut ini perintah? Tidak ada yang tau bahwa Luhan seorang gundik. Semua orang mengetahui bahwa kau bertunangan dengan saudara kembarnya, Xi Lena." Kris tersenyum

"Apa yang kira kira terjadi jika semua orang mengetahui hal ini?" Kris berdiam untuk beberapa saat "kau mungkin memiliki kekuasaan Sehun-ah. Tapi aku sudah bertunangan dengan Luhan sejak berumur 15 tahun. Kau lupa?"

"lalu? kau pikir aku tidak bisa melanjutkan perintah tersebut?"

"..."

"Ini adalah hal yang aku, seorang pangeran Korea Selatan tetapkan. Seorang pangeran. Apa kau berpikir aku tidak bisa memiliki nya?"

"memiliki nya?" Wajah Kris memerah. Tapi bukan berarti Sehun pernah mengira hal itu tidak mungkin terjadi. Sehun bahkan dapat memprediksikan bahwa keputusannya untuk memindahkan Kris ke China pasti akan membuat namja tersebut marah besar.

Selain itu ia juga mengerti bahwa Kris memerah karena ucapannyabarusan. Memang benar bahwa Luhan memegang status gundik sekarang, Sehun jelas sangat membenci dirinya karena harus menempatkan malaikat tersebut pada posisi rendah seperti itu.

Tapi itu hanya sementara. Hanya sementara.

Saat namja mungil tersebut benar benar mengandung anak Sehun. Dan seorang putra mahkota telah lahir dengan sehat ke dunia, maka kelak semuanya akan terbongkar dan Luhan sudah dapat dipastikan mengisi posisi tersebut.

Posisi sebagai permaisuri kerajaan Korea Selatan. Tentu dalam hal ini sedikit berbeda karena Luhan adalah seorang pria, bukan wanita

Young Min mungkin menolak saat Sehun menginginkan Luhan menggantikan posisi Lena sebagai tunangannya dengan alasan bahwa seluruh dunia sudah terlanjur tau bahwa Sehun dan Lena akan melangsungkan pertunangan.

Lagipula status Luhan sampai saat ini juga masih berstatus sebagai tunangan Kris. Young Min tidak dapat menerima tawaran Sehun karena Luhan sudah menjadi milik Kris, dan ia memiliki beberapa kerja sama dengan Wu corp sejak lama.

Tapi suatu saat nanti keadaan akan berubah jika Luhan mengandung, terlebih jika anak yang ia kandung adalah anak Sehun. Ia hanya harus menunggu sampai Luhan benar benar menerimanya. Maka posisi permaisuri tersebut jelas merupakan posisi Xi Luhan. Itu tidak dapat dibantah maupun diubah.

Sehun hanya butuh sedikit waktu sampai Luhan menerimanya.

Seharusnya Kris sampai saat ini tidak dapat menentang rencana yang ia susun diam diam dan dengan sangat hati hati, karena Sehun ikut mengandalkan kekuasaannya sebagai pangeran untuk menjadikan Luhan sebagai gundik.

Tapi saat ini rencana tersebut tampaknya tidak akan berjalan dengan baik karena Kris mulai menentang hal saja ia tidak mengirimkan surat perintah penugasan ke China pagi tadi. Kris mungkin tidak akan semarah akui ini kelalaiannya karena bertindak terlalu cepat

"Kau pikir kau bisa memiliki Luhan?" Kris tertawa, sejenis tawa yang mengejekkan yang dapat terdengar jelas di telinga Sehun.

"tentu saja. Mengapa tidak bisa?" jawab Sehun acuh

Kris terdiam. Itu mungkin sedikit kelewat batas. Baiklah itu benar benar kelewat batas, dan kelihatannya Kris menyetujui, karena namja tersebut sedang berjalan untuk mencengkram jas Sehun dengan kedua tangan nya sekarang

"dengarkan aku Oh Sehun" Kris mengeratkan genggamannya dan Suho hanya dapat mengawasi keduanya dari jarak terbatas

"kau pikir kau bisa mendapatkan Luhan? aku tidak akan membiarkannya, kau dengar? Lagipula, aku tau kau menginginkan anak laki laki untuk pewaris Korea Selatan" Kris kembali tersenyum remeh "aku hanya perlu menunggu sampai kau melakukan kesalahan"

"aku tidak akan melakukan kesalahan" Sehun menjawab tegas seolah ia tidak akan membiarkan hal tersebut terjadi

"tidak. Kau akan melakukan kesalahan dan aku akan memiliki Luhan kembali. Kau dengar itu? Aku akan memiliki Luhan kembali"

BRUK

Sehun melayangkan satu pukulan telak kewajah tampan Kris saat mendengar ucapan namja tersebut. Kris terhuyung kebelakang, seperti halnya Sehun beberapa saat lalu dan tampaknya Sehun sama sekali tidak peduli atas dampak yang baru saja ia lakukan. Nyatanya kalimat itu sudah cukup membuat dirinya kehilangan akal sehat hingga bisa berbuat seperti itu pada orang kepercayaannya.

"Aku tidak akan memukulmu lagi. Hanya satu pukulan, karena aku menghormati usia dan pekerjaanmu selama ini" cetus Sehun sebeku es. Suaranya terdengar datar dan dingin dengan ancaman yang bahkan bisa dipahami oleh orang tolol sekalipun

"Akan kupastikan bahwa kau tidak akan memiliki Luhan kembali" ia tidak ragu mengatakan hal tersebut, ia bahkan tidak berniat membantu Kris yang masih berada di lantai kantornya akibat pukulannya beberapa saat lalu.

"kaupikir kau bisa melakukan nya Sehun-ah?" Kris tersenyum, sedikit meremehkan karena ia memang berniat seperti itu sejak dulu.

"tentu saja" Sehun berbalik keluar dari pintu yang terbuka dan bicara dengan nada rendah kepada Kris "akan kupastikan"

.

.

.

"bagaimana rasanya?" Sehun menatap Suho yang tengah menyesap teh nya. Suho,sepupu Sehun tersebut memutuskan untuk mengantar Sehun pulang setelah perkelahian yang berlangsung.

"apa?"

"bagaimana rasanya dipukul oleh orang kepercayaan mu. Apakah sakit?"

'Sakit? Tidak.'

Hal yang lebih mendominasi adalah rasa kekecewaan, jika Sehun ingin mengakuinya. Pukulan Kris memang tidak seberapa, tapi kebencian yang ada di kedua mata nya jelas menunjukkan bahwa Kris memang membencinya sejak dulu.

Hal ini membuat Sehun kecewa terhadap namja tersebut, terlebih terhadap dirinya sendiri.

Sejak dulu, pemilihan tentang orang kepercayaan pangeran adalah hal yang sangat penting : karena baik buruknya mereka bergantung kepada kebijaksanaan sang pangeran. Kesan pertama yang di dapatkan oleh seorang penguasa adalah dengan melihat orang orang yang ada disekelilingnya.

Ketika mereka -orang kepercayaan pangeran- adalah orang orang yang kompeten dan setia, maka dapat dipastikan bahwa Sehun adalah sosok pangeran yang bijak karna memilih orang yang tepat. Namun apabila yang justru terjadi adalah kebalikan dari sebelumnya, maka dapat dipastikan bahwa Sehun telah melakukan kesalahan pertama dengan memilih orang kepercayaannya.

Hal ini membuatnya sedikit kecewa terhadap dirinya sendiri

"tidak terlalu buruk" Sehun menjawab tenang

"kau memindahkan Kris terlalu cepat. Bukankah ku bilang sebulan setelah Luhan tinggal di istana? Aku tidak pernah ingat mengatakan dua hari setelah Luhan pindah"

Sehun tersenyum. Semua rencana yang ikut diisusun oleh Suho tanpa sengaja dipercepat olehnya. Sebenarnya Sehun tidak ingin Luhan lebih mendekatkan dirinya dengan Kris. Selain itu, salahkan juga senyum Luhan saat ia baru saja keluar dari kamarnya pagi tadi. Hal itu sedikit membuat Sehun hilang akal

"Aku tidak sengaja melakukannya hyung"

"aku tau. Dan bagaimana kau akan menjelaskan situasinya dengan Luhan?" Suho bangkit dari sofa. Ia sempat berbalik untuk menatap Sehun "aku tidak mengerti kenapa kau melakukannya dengan cepat Sehun-ah. Tapi ini sungguh diluar rencana"

"tapi kupikir ini hal yang baik" Sehun tersenyum "Kris akan pindah ke China, setidaknya aku berhasil memindahkan namja itu untuk sementara waktu"

"hanya sebulan" Suho mengoreksi

"tapi tetap saja. Ini hal yang baik"

.

.

.

"kau pendiam sekali hari ini" komentar Kyungsoo

Luhan tersenyum lemah ke arah sepupunya. Mereka tengah membawa anjing pemberian Kai, Monggu, berjalan jalan di taman, ditemani -secara teoritis- Baekhyun. Tetapi Baekhyun kemudian bertemu salah satu dari banyak kenalannya, dan mereka meninggalkan Baekhyun lima menit yang lalu saat merasa bahwa keduanya tengah diabaikan ditengah pembicaraan.

Dan mengenai Baekhyun sendiri, ia telah mengetahui semuanya dari tunangan Kyungsoo. Seharusnya hal 'ini' hanya diketahui oleh beberapa kerabat terdekat bangsawan Xi saja, tapi namja tan itu tidak dapat mencegah ucapannya dan lihatlah yang terjadi sekarang.

Baekhyun bahkan mengakui bahwa Kai bukanlah tipe orang yang dapat menutup mulut nya dengan baik. Namja mungil tersebut berangkat secepat mungkin sesaat setelah mendengar berita tentang Luhan. Ia bahkan baru tiba di Seoul tadi malam.

"kau baik-baik saja?"

"hm, hanya lelah" jawab Luhan "dan sulit tidur" itu mungkin pernyataan yang tidak sepenuhnya benar, tapi disisi lain Luhan juga tidak berbohong.

Semalam, Luhan berbaring berjam-jam tanpa bisa tidur, mempelajari bagian terdalam hati kecilnya nya dengan teliti dan hati hati. Ia juga merasakan detak jantungnya yang berdetak di atas rata rata, tidak biasanya, dan dengan irama yang tidak wajar.

Dalam usahanya untuk tidur, Luhan menolak memandangi langit-langit di kamarnya, itu merupakan prinsipnya sejak dulu. Hal ini dilakukan karena menurut Luhan, saat seseornag berusaha untuk tidur, mata yang terbuka merupakan pengakuan kekalahan yang jelas.

Tapi tetap saja, tak peduli ke mana matanya memandang -ataupun menutup- mustahil melarikan diri dari betapa fatal perbuatan yang ia lakukan semalam bersama Sehun.

Sehun.

Oh Sehun.

Kata kata itu bergema bagaikan erangan menyedihkan di kepala Luhan.

Dalam daftar para pria yang seharusnya tidak Luhan cium, namja itu berada di peringkat teratas, bersama Profesor Grey, Kai, dan tukang pembersih cerobong.

Sejujurnya, Luhan menduga namja itu bahkan berada di peringkat yang lebih tinggi daripada tukang pembersih cerobong.

Siapa yang dapat menyangka bahwa semalam ia tengah dibodohi oleh pikirannya sendiri dan meminta namja tersebut untuk menciumnya.

Tidak cukup sampai di situ, Luhan bahkan seolah meminta lebih kepada Sehun. Dan jangan lupakan kejadian pagi tadi, saat ia dengan jelas tersenyum ke arah Sehun tanpa sadar saat baru saja keluar dari kamar.

"sial" Luhan mengumpat dan menekankan jemarinya ke pelipis. Kepalanya mendadak sakit.

Ya, tentu, ia rasa pantas saja jika kepalanya sakit saat ini. Ia terlalu berpikir keras semalam penuh. Terlalu keras, dan tentang hal hal yang seharusnya tidak dilakukannya.

Luhan tidak dapat menyangkal bahwa ciuman itu berdampak besar pada hati kecilnya. Ia bahkan tidak mengerti sejumlah kehangatan yang menjalar hingga kedaun telinga maupun hati kecilnya sesaat setelah ia berciuman dengan Sehun.

"Kau berhenti berjalan" Kyungsoo berbalik saat ia tidak mendengar derab langkah kaki Luhan disamping nya "ada apa? Kau baik baik saja?"

"dia menciumku" Luhan menggeleng "aniyo. Aku yang memintanya menciumku. Kyungsoo-ah apa yang harus kulakukan, hm?"

"siapa kau cium hyung?" Kyungsoo menghela nafas "kumohon, bisakah kau jelaskan padaku secara perlahan"

Perlahan? Bagaimana ia menjelaskannya secara perlahan?

"Sehun. Oh Sehun"

"Sehun?"

"hm"

"hyung! Kau baru mengatakan padaku sekarang?!" suara Kyungsoo meninggi "setidaknya kau bisa mengatakan padaku sepuluh menit yang lalu!"

Luhan menunduk, ia tau bahwa mencium Sehun adalah tindakan yang fatal, tidak, ia bahkan pihak yang meminta ciuman tersebut terjadi, dan sekarang Kyungsoo meninggikan suaranya pada Luhan. Oh tidak Ini buruk. Mengatakan hal ini pada sepupunya sungguh sangat buruk.

Tapi tunggu...

"huh? Sepuluh menit yang lalu?" Luhan tampak bingung "apa maksudmu?"

"aku baru saja menghubungi istana"

"ya aku tau" Luhan megangguk. Kyungsoo mengatakan bahwa ia memiliki janji dengan Kai sore ini. Ia seharusnya pulang dengan Baekhyun, tapi tentu saja situasinya berbeda karena Baekhyun bersama dengan seorang kenalannya sekarang. Jadi Kyungsoo menelphone istana untuk mengirimkan mobil untuk menjemput Luhan. Ia tau bahwa ia akan dijemput oleh salah satu pelayan istana kerajaan. Lalu apa masalahnya sekarang?

"Sehun yang akan menjemputmu hyung" Kyungsoo berkata "Sehun yang mengangkat dan ia yang akan menjemputmu" ucap Kyungsoo penuh penyesalan saat mengatakannya "mianhae"

Membeku ditempat, Luhan meraih pinggir bangku taman untuk menempatkan dirinya untuk duduk "kau melakukan apa?" Ia menatap Kyungsoo kembali "bisa kau ulangi?"

Kyungsoo tidak menjawab, ia dengan cemas menoleh ke arah kiri secara cepat "sial. Dia disini"

Luhan ikut menoleh dan melihat sosok Sehun yang berada lima meter dari jaraknya sekarang. Daebak. Kyungsoo bahkan lebih dulu merasakan kehadiran namja tersebut ketimbang Luhan yang dapat melihat dengan jelas, atau mungkin memang tidak, karena Luhan sedang memikirkan sesuatu saat ini. Wajar –mungkin- jika ia tidak melihat Sehun yang melangkahkan kaki ke arahnya. Saatdirinya tengah memikirkan cara untuk menghindari sosok itu setelah apa yang dilakukannya semalam.

"kau ingin pulang sekarang?" Sehun berusaha tersenyum saat berada dihadapan Luhan. Tapi sepertinya memar di sudut bibirnya membuat ia sedikit kesusahan untuk tersenyum saat ini.

"wahhh..." Kyungsoo berdecak kagum "seseorang pasti memukulmu"

Sehun terdiam sejenak mendengar hal itu, kedua matanya menatap Kyungsoo sambil mengingat sebuah fakata bahwa setau Sehun, sepupu keluarga Xi yang merupakan tunangan Kai ini tidak dapat melihat sebelumnya. Jadi bagaimana ia dapat tau bahwa seseorang baru saja memukulnya

"aku mendengar ringisan di awal dan akhir kalimat" Kyungsoo tersenyum "sudut bibirmu pasti terluka hingga membuatmu sulit bicara, bukan begitu?"

"ya, benar"

"kau harus membawanya pulang sekarang. Kai akan menjemputku beberapa menit lagi"

.

.

.

Sehun terlebih dulu keluar dari mobil disusul oleh Luhan yang berjalan beberapa langkah dibelakangnya. Ia menunggu Luhan didepan pintu agar namja tersebut masuk terlebih dulu.

Awalnya, Sehun tidak berani menunjukkan wajahnya tapi demi Tuhan, Luhan sungguh keras kepala. Pemuda itu bahkan tidak berhenti menatap wajahnya –yang memar- dengan tatapan kebingungan yang mengemaskan.

Luhan tau menatap seseorang merupakan hal yang tidak sopan, tapi sesampainya di ruang tengah, ia tidak dapat menahan diri untuk tidak bertanya pada Sehun "aku tidak ingin bertanya tapi wajahmu-"

"Kris memukulku"

"memukul?" alis Luhan terangkat "ia memukulmu?"

"hm. Dengan satu pukulan" Sehun tersenyum kecil, ia tidak tau mengapa ia tengah tersenyum, tapi ya, mungkin dengan mengetahui bahwa Luhan menghawatirkannya, hal itu dapat membuat Sehun sedikit merasa di perhatikan

"ini tidak akan berbekas" Sehun menenangkan. Sehun tau, ia kini telah berhasil mencuri perhatian namja dihadapannya ini, hal itu bahkan terlihat dari ekspresi wajah Luhan saat ini.

"sakit?" Luhan mengamati luka diwajah Sehun dengan teliti

"hm. Ini sakit"

Luhan menghela nafas. Tanpa beripikir panjang, ia menarik lengan Sehun ke kamarnya yang ada dilantai dua. Menyuruh namja tersebut untuk duduk di pinggir kasur miliknya sementara ia mengambil tas hitam kecil yang berisi peralatan medis yang ia taruh didalam kaca dikamar mandinya.

"Bisa kau memberitahu nilai rasa sakitnya dari skala 1 sampai 10?" Luhan kembali dari arah kamar mandi, kemudian mengambil kasa dan memegang pipi Sehun untuk melihat kembali memar di sudut bibir itu. "apakah 3? atau mungkin 4?"

"Tidak. Ini 8" jawab Sehun datar.

"Apa?"Luhan menatap Sehun bingung

"nilai rasa sakitnya 8. Kau tidak mendengarku?"

"luka kecil seperti ini berskala 8?" Luhan menggeleng pelan. Namun Sehun dapat melihat bahwa namja tersebut tengah tersenyum sekarang

"kau tertawa?"

"Maafkan aku" Luhan masih tertawa. Tapi sungguh, nyatanya itu hal yang mengelikan yang pernah Luhan dengar. Bagaimana bisa Sehun memberi nilai 8 untuk luka sekecil ini. Luka itu bahkan tidak lebih dari 3 centi.

"aku tak bermaksud, tapi itu sungguh berlebihan"

"Kau tau ini sangat sakit" cetus Sehun. Ia duduk lebih tegak agar Luhan dapat melihat memar tersebut. "lihatlah lebih dekat. Ini sangat sakit" Tapi hal itu membuat Luhan justru lebih tertawa daripada sebelumnya. Ia, Sehun, ikut tersenyum saat melihat Luhan tertawa lebih keras dari sebelumnya.

Xi Luhan, namja itu memiliki tawa yang luar biasa, menurut Sehun. Mustail bagi Sehun tidak tersenyum selagi ia melihat Luhan tertawa lepas seperti ini. Itu membuatnya sedikit takjub dan terpesona diwaktu yang bersamaan.

"Maafkan aku" tawa itu terhenti "Yifan...dia pasti tidak bermaksud seperti itu"

"Kau masih suka membelanya?"

Luhan tersenyum, namun ada sesuatu yang bernada sendu di dalamnya. Luhan mengetahui bahwa Kris pasti tidak bermasud melakukannya, apalagi berniat untuk memukul Sehun seperti ini. Tapi ia juga pasti kecewa melihat perlakukan tunangannya tersebut.

"Kau masih suka membelanya setelah apa yang pernah dilakukannya?" Sehun menunggu, tapi sungguh ia sama sekali tidak mengharapkan jawaban apapun dari Luhan. Ia tidak dapat membayangkan alasan mengapa Luhan meminta maaf padanya sekarang dan alasan mengapa namja itu masih membela Kris.

"Kami bertunangan sejak lama. Tentu aku akan membelanya"

"itu alasan yang memuakkan." Sehun mendengus "Cih...bertunangan sejak lama? Itu saja?"

"..."

"bukankah itu sedikit tidak adil?" Sehun mengadah keatas dan menatap Luhan yang membeku "kau bahkan tidak memberiku kesempatan untuk menyukaimu setelah apa yang kulakukan semalam. Hanya dengan alasan kau sudah bertuangan sejak lama? Itu saja?" Sehun tersenyum

Luhan perlahan mengambil langkah mundur,ia merasa bahwa ia kesulitan bernafas saat Sehun terus menyerangnya dengan semua perkataannya yang memang merupakan sebuah fakta bahwa Luhan tengah bersikap tidak adil terhadap dirinya.

"aku belum selesai bicara" Sehun menghentikan gerakan namja tersebut dengan menahan tangannya. "kau belum boleh pergi sebelum aku selesai bicara" itu terdengar seperti sebuah perintah dan keharusan. Menusuk , hingga membuat Luhan tercekat.

Sehun memejamkan mata. Menarik nafas dengan berani lalu bangkit dari tepi kasur dan mendudukan namja mungil itu di tepi kasur yang didudukinya beberapa saat lalu, kemudian , secara perlahan, Sehun menempatkan posisi berlutut dengan satu kaki menempel pada lantai, ia berlutut dihadapan Luhan dengan menatap kedua manik mata namja mungil itu dengan kesungguhan.

"Saranghae" Sehun mengucapkannya tanpa keraguan.

Sehun tidak pernah bermain main dengan kata kata itu sebelumnya, bahkan untuk semua yeoja yang pernah ia temui, Sehun tidak pernah mengumbar kata itu pada siapa pun. Hingga detik ini hanya seorang yang bermarga Xi bernama Xi Luhan yang dapat membuat Sehun pada akhirnya mengatakan perasaannya untuk pertama kalinya. Ia bahkan berlutut untuk mengucapakannya, tanpa keraguan dalam perkataannya.

"Saranghae" Sehun menggulang

PENYAKIT YANG MENYERANG SISTEM PERNAFASAN

-TBC-

(3,733)

Annyeong~

Ada yang kangen sama ff ini?

Ngga.

Wkwkkwkw. Akhir-akhir ini Ai lagi rajin nulis readernim~~ Kenapa coba? Ya karena ini berhubung dengan berpulangnya Luhan ke Korea. Yehet~

Sumpah demi apa coba. Waktu berita itu kesebar Ai sampe ga bisa tidur sampe jam 3 subuh. Nungguin berita lain sampe jam 3 subuh readernim. Wkwkwk. Nah berhubung Sehun akhirnya ikut pulang dari liburannya dari Jepang dan otomatis bakal di Korea. Njirrr...semangat buat nulis ff ini langsung bangkit dan berkobar kobar gara-gara OTP kesayangan berada di satu wilayah setelah hampir satu tahun 4 bulan Luhan ngga ada kunjungan ke Korea.

Sayang banget sama Hunhan~ *kibar benner*

Untuk chap depan diusahakan NC keluar. Agak gugup juga. Wkwkwk. Stay tuned guys~~

Just give me some review again,okay? Okay Ai rasa udah cukup. Cepet tobat ya silent reader. Untuk reader yang baru aja baca ff Ai. Welcome to the dark side ~

.

.

.

*bow*

BIG THANKS TO

ALL REVIEW AND SILENT READER