Disclaimer : Naruto milik Masashi Kishimoto
Author : Hani Yuya
Judul : My Little Princess
Rate : M (for lime)
Pairing : SasuSaku, Slight ItaSaku.
Gendere : Au,Ooc,Romance,Comedy,Lime
Warning: Sedikit adegan lime di dalamnya, bagi yang tAk suka langsung klik back. Ok. DLDR
Tap... Tap... Tap...
Suara derap langkah yang nampak terburu-buru menaiki tangga rumah menuju sebuah kamar kecil yang terletak tak jauh dari sana.
Braakk
Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu seorang wanita separuh baya itu masuk ke dalam kamar dan langsung menuju tempat tidur yang masih dihuni seorang gadis bertubuh mungil yang sedang terlelap tidur di atasnya dengan selimut yang menutupi seluruh tubuh kecilnya dari ujung kaki sampai ujung kepala.
Sreettt
Wanita paruh baya itu menyingkap selimut yang menutupi tubuh putri tunggalnya, tampak jelas seorang gadis bersurai pink pendek sebahu yang meringkuk memeluk guling dengan iris matanya yang masih setia menutup.
"Sakura, bangun... ada hal penting yang harus Kaa san dan Tou san bicarakan denganmu" Ucap Mebuki, wanita paruh baya bersurai kuning ini.
"Ngggg..." Hanya leguhan kecil yang keluar dari mulutnya.
Mebuki menggeram kesal melihat putri semata wayang yang mengacuhkannya. Mebuki berjalan menuju jendela kamar yang masih tertutup gorden, sehingga cahaya matahari terhalang masuk karenanya.
Sreetttt
Dibuka gordennya lebar-lebar, cahaya matahari langsung menyeruak masuk menyinari isi kamar. Kamar yang tadinya gelap kini menjadi terang karena terpantul cahaya matahari yang menyilaukan mata.
"NGGG..." Lagi-lagi hanya leguhan yang keluar dari mulutnya, namun dengan nada yang lebih tinggi. Sakura mulai merasa terganggu oleh sinar matahari yang menyeruak masuk ke kelopak matanya yang masih tertutup.
Mebuki mendesah pelan dan menggeleng-gelengkan kepalanya melihat Sakura yang masih menutup matanya. Mebuki berjalan mendekat ke ranjang putrinya dan mendekatkan wajahnya ke telinga Sakura. Dengan sekali tarikan nafas Mebuki berteriak persis di depan telinga Sakura dengan suara yang cukup memekakkan telinga.
"SAKURA BANGUUUNNN!"
"KYAAA" BRUUK.
Refleks Sakura bangun dan terjatuh dari atas kasur dengan posisi badan telungkup di atas lantai.
"Ittaaiii" Ringisnya memegang jidat lebarnya yang terbentur lantai.
"Salah sendiri kenapa susah sekali dibangunkan!" Ucap Mebuki kesal.
Sakura melirik Mebuki kesal dan menggembungkan mulutnya"Kaa- san selalu mengganggu tidurku".
"Tck, Kaa- san tidak mau mendengar ocehanmu Sakura. Cepat mandi dan temui kami di ruang tamu, Jiraiya- Jiisan (kakek) datang ingin memberitaumu sesuatu hal yang penting" ucapnnya melengos pergi. Namun baru sampai pintu kamar"Jangan lama-lama atau jatah uang sakumu untuk bulan ini Kaa san potong" lanjutnya. Lalu meninggalkan Sakura yang melongo di tempat dengan mulut yang menganga.
"Tck, Kaa san selalu mengancamku!" Gumamnya, lalu bergegas pergi ke kamar mandi.
Haruno Sakura seorang gadis yang berasal dari kalangan biasa, hidup berkecukupan. Gadis yang baru tumbuh menginjak masa remaja ini di usianya yang ke 18 tahun, yang sebentar lagi, hanya tinggal menghitung hari dia lulus dari pendidikan Sekolah Menengahnya dan berencana melanjutkan ke universitas.
Gadis cantik bersurai pink dengan manik emerald yang indah bahkan memikat semua orang yang melihatnya. Namun di usianya yang dibilang remaja ini tubuhnya tak berkembang sama sekali, masih sama seperti anak umur 12 tahun, dengan tinggi badan hanya145 cm. Sering kali orang menganggapnya masih duduk di sekolah dasar.
"Ada apa Jii- san?" Sakura memposisikan duduk di samping ibunya.
Jiraiya tersenyum melihat cucunya yang masih imut sampai sekarang."Ehem, baiklah kita mulai pembicaraannya. Sakura kau akan aku jodohkan dengan cucu teman dekat Jii-chan"
Sakura mengernyit "Memangnya Jii- chan punya teman dekat, setauku tidak ada?"
Jiraiya menggaruk kepala bagian belakangnya yang tidak gatal. Sakura menatap tajam Jiraiya dengan manik emeraldnya. Mebuki dan Kizashi menghela nafas panjang karena mereka berdua sudah tau kebenaran yang disembunyikan Jiraiya.
"Tou- san cepat katakan pada Sakura, nanti siang mereka akan datang menjemputnya ke sini kan. Aku tak bisa berkomentar lagi, Nasi sudah menjadi bubur" Ucap Kizashi pasrah.
Sakura semakin bingung mendengar penuturan ayahnya, tanya tanda besar memenuhi pikirannya."Jii- san cepat jelaskan padaku!" Ucapnya penuh penekanan.
Jiraiya menghela nafas pasrah"Baiklah, sebenarnya ini murni salah Baa-chanmu Tsunade. Dia kalah dalam bermain judi dengan konglomerat Uchiha Madara, orang terkaya di Konoha ini."
"Lalu apa hungannya denganku?" Potong Sakura.
"Masalahnya ketika Tsunade mabuk terlalu banyak minum sake, dia membuat surat perjanjian akan menyerahkan cucunya kepada lawan mainnya jika dia kalah. Dan tak kusangka Uchiha Madara menyetujuinya, kalian semua tau kan dia selalu kalah dalam berjudi. Hahaha" Setelah berucap Jiraiya malah tertawa geli. Membuat Sakura menggeram kesal.
Brakkk
Sakura menggebrak meja kasar, manik emeraldnya berkilah marah"Ini tidak lucu Jii- chan! Aku tidak mau, mereka akan menjadikanku pembantu dirumahnya. Kami- sama aku masih ingin menjalani hidupku seperti remaja lainnya" Sakura memijit keningnya yang sedikit pusing.
"Kau tenang saja, Uchiha Madara tidak akan menjadikanmu pembantu, melainkan akan menjodohkanmu kepada salah satu cucunya. Kau beruntung sekali Sakura" Ucap Jiraiya bangga.
"AKU TIDAK MAU" Teriak Sakura lalu beranjak pergi meninggalkan semuanya.
"Sakura kau mau kemana?" Teriak Mebuki namun tak dihiraukan oleh Sakura.
.
.
.
Sakura tertunduk lemas dan melangkahkan kakinya tanpa tujuan, setiap menit Sakura menghela nafas frustasi memikirkan cara membatalkan perjanjian yang dibuat neneknya.
Brruukk
Karena melamun tanpa sadar dia bertubrukan dengan seseorang, keduanya terjatuh. Sakura langsung berdiri dan membantu seorang anak laki-laki yang ditubruknya tadi.
"Maaf kau tak apa-apa kan?" Sakura mengulurkan tangannya.
"Hn" Tangannya menyambut uluran tangan Sakura.
Deg
Manik emeraldnya bertatapan langsung dengan manik Onyx anak laki-laki berambut raven. Sontak Sakura diam membatu melihat keindahan manik Onyx yang hitam sekelam malam. Dadanya berdetak kencang tak menentu.
Sakura menggeleng-gelengkan kepalanya mengenyahkan perasaan aneh yang menghinghapinya, bagaimana mungkin dia jatuh hati pada pandangan pertama dengan bocah laki-laki yang bahkan lebih pendek darinya. Sakura merutuki dirinya yang mendadak menjadi aneh ini, dia tak mau jadi pedhofil. Ya, jelas-jelas dilihatnya bocah raven ini pasti masih duduk disekolah dasar. "Kau mau kemana adik kecil?" tanya Sakura ramah.
Bocah raven itu memandang Sakura dari ujung kaki sampai ujung kepala. Dia mengulurkan tangan memperkenalkan dirinya"Sasuke" ujarnya.
Sakura menyambut tangannya "Namaku Sakura, salam kenal Sasuke chan"
Sasuke mendecih"Panggil aku Sasuke 'kun', Sakura. Kita seusia kan? Jangan menganggapku anak kecil" Ujarnya.
Penuturan Sasuke sukses membuat Sakura cengo'Jadi, dia anggap aku seusia dengannya. Jadi dimatanya aku sama seperti anak SD.'
Ctakk
Seperempat siku-siku muncul di dahi Sakura"Dengar ya adik manis, meski tubuhku kecil dan pendek sama denganmu namun 10cm lebih tinggi darimu. Kutegaskan 'AKU BUKAN BOCAH' umurku sudah '18 TAHUN ' ingat itu!" Teriaknya, Sakura menunjuk bocah raven dengan jari telunjuknya.
Sasuke memandang Sakura datar seakan tak peduli dengan tatapan tajam Sakura padanya. Greepp... tiba -tiba kedua tangan Sasuke menyentuh dada Sakura "Jangan bercanda, bahkan di bagian ini pun masih rata seperti anak SD" Seringainya.
Bola mata Sakura membulat"Kyaaa... dasar bocah mesum, hentai" Teriaknya seraya mundur beberapa langkah menjauhi Sasuke. 'Anak ini berbahaya, lebih baik aku pergi. Kalau tidak, aku tak tau apa yang akan terjadi padaku nanti' innernya. Sakura langsung membalikkan badannya.
"Hei, mau pergi kemana kau Sakura?"
Sakura berbalik "Panggil aku Sakura 'san' bocah. Tck, dasar tidak sopan!" Sakura mendecih. Dan langsung melengos pergi meninggalkan Sasuke yang terkekeh geli melihat tingkah laku Sakura.
"Hn, Menarik" Gumamnya, lalu mengambil foto berukuran mini dari balik jasnya, foto gadis bersurai pink yang sedang tersenyum.
Tak berapa lama kemudian, beberapa pria berjas hitam rapih menghampiri bocah raven itu. Salah satunya pria setengah baya yang mempunyai manik Onyx serupa dengan Sasuke dan wajah tegas tak laput dimakan usia.
"Bagaimana Sasuke, kau tertarik padanya?" Tanya Madara.
Sasuke nenyunggingkan seringainya"Hn, kurasa begitu"
"Baiklah kita lanjutkan perjalanan kerumahnya" Perintahnya. Dan Sasuke hanya menganggukkan kepala mengikuti sang kakek berjalan dibelakangnya dan masuk ke dalam mobil limousin, lalu duduk manis disana.
Sejak tadi seringainya tak pudar dari wajahnya. Mengingat sebentar lagi akan ada mainan baru yang akan mengisi hari-harinya yang membosankan baginya.
'Sebentar lagi kau akan menjadi milikku Sakura'
.
.
.
Brakkk
Sakura Membuka paksa pintu rumahnya, rasa kesal masih menyelubungi hatinya. Sudah kesal dengan masalah yang ditimbulkan oleh neneknya ditambah lagi dia harus bertemu dengan bocah mesum. Hari ini adalah hari sial baginya. Sakura langsung berlari menuju kamarnya.
Mebuki, Kizashi dan juga Jiraiya yang sejak tadi masih belum selesai bicara hanya memandang heran Sakura yang pulang dengan muka lebih masam daripada sebelumnya.
Tok... Tok... Tok...
Selang tak berapa lama Sakura pulang, terdengar suara ketukan pintu rumahnya. Mebuki langsung beranjak dari duduknya melihat siapa yang bertamu.
Alangkah terkejutnya dia saat melihat banyak orang memakai jas hitam rapih berjejer kiri kanan sampai pintu rumahnya. Dan seorang pria paruh baya yang masih terlihat tampan itu berjalan ditengahnya, semua pria yang memakai jas hitam itu langsung membungkukkan badannya saat sang pria paruh baya berjalan menuju pintu masuk melewati mereka.
Mebuki langsung mengalihkan pandangannya ke arah seorang bocah laki-laki masih berusia 12 tahun yang berjalan di samping pria paruh baya itu dengan kedua tangan dimasukkan di kantung celananya dengan elegan. Meski masih kecil rambut ravennya yang mencuat kebelakang serta manik Onyxnya yang tegas membuat semua orang berpendapat kalau dia pasti dari kalangan atas.
'Wah, jika besar nanti pasti dia akan jadi rebutan para wanita' inner mebuki.
"Selamat siang nona Mebuki" Ucap Madara seraya membungkukkan badan dihadapan Mebuki. Mebuki sontak membalas salam dari Madara."Aku rasa Tsunade san sudah memberitahu anda bahwa kedatangan kami disini ingin menjemput Sakura" lanjutnya tegas.
Mebuki hanya bisa menenguk ludah, dan menyuruh Madara masuk ke dalam rumahnya.
"Kita bicarakan di dalam tuan silahkan masuk"
Madara dan Sasuke masuk ke dalam rumah yang bisa dibilang hanya sebesar kamar tidurnya. Manik Onyxnya meneliti sekeliling mencari sosok gadis kecil bersurai pinknya.
"Maaf, Mebuki ba-san dimana Sakura?" Tanyanya pada Mebuki.
"Oh, dia ada di kamarnya, jalanlah lurus kedepan, setelah kau menaiki tangga tak jauh dari sana, pintu sebelah kiri adalah kamarnya" Ucap Mebuki menjelaskan.
Sasuke mengangguk dan mengucapkan terima kasih lalu langsung pergi ke kamar Sakura. Bibirnya menyungging keatas saat mendapati pintu kamar sang gadis yang terbuka lebar, menampakkan sosok sang gadis yang tertidur di atas kasur.
Sasuke masuk dan mendekati sang gadis, diperhatikan intens wajahnya yang terlelap tidur. Tangannya terulur membelai wajah putih sang gadis yang masih terlihat imut meski diusia remajanya.
"Cantik" Gumamnya pelan. Tangannya berhenti di bibir menggoda sang gadis yang basah dan tertutup. Perlahan Sasuke mendekatkan wajahnya, sampai tak ada jarak dikeduanya. Dan...
Cuuuppp
Sasuke mencium bibir sang gadis sekilas namun tak ada reaksi dari sang gadis hanya leguhan yang keluar dari bibir mungilnya.
"Nggg..."
"Tch, dasar tidak peka" Sasuke mendekatkan mulutnya di telinga Sakura"Kalau kau tak bangun juga aku akan memperkosamu lho. Sakura" Bisiknya sensual. Namun tetap tak ada perlawanan dari Sakura.
"Hn, baiklah kau yang memancingku" Sasuke menyeringai.
Sasuke memposisikan dirinya di atas Sakura, di cium kembali bibir semanis cerry sang gadis. Bahkan mengemutnya seperti permen. Tangannya bergerak liar menyelusuri tubuh sang gadis.
"Nggg... " Sakura merasa sedikit terganggu, namun lagi-lagi hanya leguhan yang keluar dari mulutnya. Dan tak sengaja membuka mulutnya, Sasuke tak membuang kesempatan itu, dia memasukkan lidahnya di dalam mulut Sakura, mengabsen setiap gigi putihnya. Tangannya pun sudah menyusup masuk kedalam celah baju Sakura.
"Nggg...mmm" Sakura mulai merasa ada yang aneh, nafasnya sesak. Perlahan manik emeraldnya terbuka. Matanya membulat, melihat seorang diatas tubuhnya dengan berani menciumnya dan menyelinap masuk memegang dadanya.
Sontak Sakura mendorong tubuh Sasuke sampai Sasuke jatuh dari ranjangnya. Meninggalkan tali saliva yang menetes dari celah bibirnya.
"Ittaiii..." Ringis Sasuke.
Wajah Sakura memerah seperti tomat kesukaan Sasuke. Sakura langsung turun dari tempat tidurnya, betapa terkejutnya dia ,Ternyata yang mencium dan menggerepe tubuhnya bocah mesum yang tadi ditemuinya. Sakura menggeram kesal "KAAUUU,... BOCAH HENTAII... KENAPA BISA ADA DIKAMARKU, HAH!" Teriak Sakura seraya melemparkan bantal kearahnya. Namun dapat dihindari oleh Sasuke.
"Hn" Sasuke berdiri dan jalan mendekati Sakura.
"Jangan mendekat bocah hentai, kau tau tadi itu ciuman pertamaku! Kenapa malah dengan bocah mesum sepertimu sich. Aku ingin berciuman dengan cwo keren, bukan bocah. Aarrgghh ,SIAL" Sakura menarik rambutnya frustasi.
Sasuke tak suka dibilang hentai oleh Sakura,dan menurutnya dia pun termasuk cwo keren. Sasuke melangkah maju menyudutkan Sakura ke tembok di belakang punggungnya.
"Dengar ya Sakura, aku pun termasuk cwo keren banyak yang tergila-gila padaku, dan beberapa tahun lagi aku akan tumbuh melebihi tinggi badanmu, menjadi cwo nomer satu di Konoha. Seharusnya kau bersyukur karena aku menyerahkan ciuman pertamaku padamu" Ucapnya percaya diri.
"Hahaha..." Sakura terkekeh geli. "Kau terlalu percaya diri, Sasuke- chan"
Sasuke menautkan alisnya dan menggeram kesal "Berhenti memanggilku dengan suffix 'Chan' Sakura, atau kucium kau!"
Sontak Sakura terdiam melihat manik Onyx Sasuke menatapnya tajam. Menandakan dia tak main-main.
Sasuke menyeringai"Lagipula kita sudah dijodohkan dan akan segera ditunangkan, lalu setelah aku berusia 18 tahun kita akan menikah" Ucapnya seraya mengelus wajah sang gadis.
Sakura terbelalak tak percaya "Kau bohong?!" Ucapan sang kakek terngiang dikepala Sakura "Jangan-jangan nama margamu Uchi... " Belum sempat Sakura melanjutkan bicaranya. Seorang memutusnya...
"Ya, Uchiha Sasuke saat ini berusia 12 tahun. Dia yang akan kujodohkan denganmu, tadinya aku ingin menjodohkanmu dengan cucu sulungku. Namun sayangnya dia sedang tak disini, nah persiapkan dirimu. Mulai besok kau akan tinggal bersama kami dan 1 minggu lagi kalian akan kuikat dengan tali pertunangan" Ucap Madara mempertegas.
Mulutnya menganga dan tak berkutik sedikitpun, tubuhnya merosot duduk. Tenaganya seperti hilang entah kemana. 'Kami sama, aku akan menikah dengan pria lebih muda 6 tahun dariku. Hiks, ini tidak adil bagiku" Innernya menjerit.
Namun Sasuke hanya terkekeh geli melihat reaksi Sakura, Sasuke berjongkok menjajarkan tubuhnya dengan Sakura. Diangkat wajah sang gadis ke atas "Dengar Sakura, setiap kata yang kuucapkan tidak pernah main-main. Dan aku tak akan pernah menarik semua ucapanku. Camkan itu" Sasuke memamerkan evil smirk miliknya.
Bulu kuduk Sakura langsung berdiri mendengar penuturan Sasuke, apalagi melihat evil smirknya. 'Kami sama, tolong aku' Sakura hanya bisa menjerit dalam hati.
.
.
.
TBC
Yo,minna...aku buat ff baru lagi. hehehe R&R
Top of Form
Bottom of Form